PENDAHULUAN
Memasuki era globalisasi pada saat ini, sumber daya manusia yang
memelihara sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan salah satu
pada kondisi merugi apabila tidak memiliki sumber daya manusia yang tidak
berkompeten.
Sumber daya manusia merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh setiap
manusia merupakan elemen yang selalu ada dalam setiap perusahaan atau
1
2
dan perusahaan serta berkeinginan untuk mencoba mencari pekerjaan yang lebih
sangat tinggi (turnover intention). Apalagi kondisi pandemic seperti saat ini yang
membuat dan memaksa perusahaan untuk berpikir keras agar dapat bertahan dan
dalam operasional yang menuntut karyawannya agar lebih produktif lagi. Hal ini
yang menjadi salah faktor terjadinya turnover pada perusahaan Gulung Jenebora
Balikpapan.
Gambar 1.1.
Turnover Keluar Masuk Karyawan
Gulung Jenebora Balikpapan Tahun 2017-2021
tahun 2017 sampai dengan tahun 2021. Pada awal tahun 2017 total karyawan
tahun 2017 total karyawan sebanyak 77 karyawan, pada awal tahun 2018
sebanyak 77 karyawan dan pada akhir tahun 2018 tersisa karyawan sebanyak 73
karyawan, pada awal tahun 2019 sebanyak 73 karyawan dan pada akhir tahun
pada awal tahun 2020 sebanyak 74 karyawan akan tetapi pada akhir tahun 2020
68 karyawan dan awal tahun 2021 terdapat karyawan sebanyak 68 karyawan dan
pada saat ini jumlah karyawan sebanyak 61 karyawan. Setiap tahun mengalami
terjadi karena karyawan yang keluar dengan beralasan mendapat kerjaan di tempat
lain.
dalam perusahaan. Dimana karyawan yang terampil dan mampu bekerja dengan
baik sangat sulit di dapatkan karena perusahaan harus mengeluarkan biaya yang
cukup tinggi, terlebih lagi untuk mempertahankan yang sudah ada agar tetap
karyawan dalam bekerja apabila karyawan merasa puas akan kompensasi yang
diterima tentunya karyawan akan lebih termotivasi untuk bekerja lebih baik lagi
sehingga keinginan karyawan untuk keluar akan rendah dan menekan angka
hasil penelitian yang terdahulu. Adapun gap dimaksud adalah sebagai berikut :
Adapun penelitian lain yang dilakukan oleh Octaviani, Irma Sari, (2019)
Kerja Terhadap Turnover Intention Pada PT. Pertama Logistic Service. Dengan
dan signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Krisyanto, Edy (2017) dengan
Intention Karyawan PT. Garuda Karya Mandiri. Dengan hasil yang menunjukan
yang dilakukan oleh Soleha, Siti, (2017) dengan judul Pengaruh Gaya
Pizza Hut Palu dengan hasil menunjukkan variabel kepuasan kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap turnover intention. penelitian yang dilakukan oleh
Pada Konsultan Design PT. Grahacipta). Dengan hasil yang menunjukan bahwa
Kompensasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Turnover Intention Pada Pizza Hut
positif dan signifikan terhadap turnover intention. Penelitian yang dilakukan oleh
Pada Konsultan Design PT. Grahacipta). Dengan hasil yang menunjukkan bahwa
intention.
6
Jenebora Balikpapan”.
Balikpapan ?
permasalahan yang telah di kemukakan diatas. Hasil dari penelitian ini akan
digunakan dalam penyusun skripsi yang menerapkan salah satu syarat untuk
menempuh ujian skripsi program studi manajemen pada sekolah Tinggi Ilmu
7
Sedangkan Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini sesuai dengan
Balikpapan.
pihak - pihak yang berkepentingan. Secara guna penelitian ini berguna bagi :
1. Bagi Penulis
2. Bagi Perusahaan
penelitian.
membaginya kedalam lima bab. Adapun pokok-pokok yang dibahas pada masing-
BAB I : PENDAHULUAN
populasi dan sampel, lokasi penelitian, sumber dan jenis data, teknik
penyimpangan klasik.
9
penelitian, hasil analisis data dan pengujian hipotesis, hasil pengujian asumsi
Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan atas penelitian yang telah
TINJAUAN PUSTAKA
Dengan suatu tujuan bahwa hasil dari pembahasan peneliti terdahulu akan
dijadikan sebagai bahan kajian atau acuan oleh peneliti dalam rangka untuk
pada penelitian yang menggunakan variabel serupa atau yang relevan dengan
variabel yang akan diteliti di dalam penelitian ini, Penelitian terdahulu yang
Turnover Intention Pada Pizza Hut Palu”. Ukuran sampel yang digunakan dalam
penelitian adalah 53 responden. Alat uji yang digunakan pada penelitian ini adalah
SPSS Ver 23. Dengan hasil penelitian, kompensasi (X1) dan variabel kepuasan
kerja (X2) secara simultan berpengaruh positf dan signifikan sedangkan secara
parsial diperoleh hasil variabel kompensasi (X1) dan variabel kepuasan kerja (X2)
Komunikasi Organisasi dan Stres Kerja Terhadap Turnover Intention pada PT.
10
11
adalah 107 responden. Alat uji yang digunakan pada penelitian ini adalah SPSS
Ver 25. Dengan hasil penelitian, variabel gaya kepemimpinan otoriter (X1),
variabel komunikasi organisasi (X2) dan variabel stres kerja (X3) secara simultan
dan variabel stres kerja (X3) berpengaruh positf dan signifikan terhadap turnover
intention.
penelitian adalah 117 responden. Alat uji yang digunakan pada penelitian ini
adalah SPSS Ver 23. Dengan hasil penelitian, variabel kompensasi (X1), variabel
kepuasan kerja (X2) dan variabel komitmen organisasional (X3) secara simultan
variabel kompensasi (X1) dan variabel kepuasan kerja (X2) tidak berpengaruh
Alat uji yang digunakan pada penelitian ini adalah SPSS Ver 23. Dengan hasil
penelitian, variabel gaya kepemimpinan otoriter (X1) dan variabel kepuasan kerja
(X2) secara simultan berpengaruh positf dan signifikan sedangkan secara parsial
12
diperoleh hasil variabel gaya kepemimpinan otoriter (X1) berpengaruh positf dan
penelitian adalah 55 responden. Alat uji yang digunakan pada penelitian ini adalah
SPSS Ver 25. Dengan hasil penelitian, variabel gaya kepemimpinan otoriter (X1),
variabel beban kerja (X2) dan variabel job insecurity (X3) secara simultan
terhadap turnover intention sedangkan variabel beban kerja (X2) dan job
penelitian terdahulu, pada jumlah sampel yang berbeda, lokasi penelitian yang
berbeda, dan waktu yang berbeda. Sehingga nantinya akan menghasilkan hipotesis
yang berbeda.
13
Tabel 2.1.
Alat dan
No. Penelitian Variabel Unit Hasil Penelitian
Analisis
1 Rahmat, et al.,(2019): Dependent: Regresi Secara Parsial:
“Pengaruh Kompensasi dan Turnover Intention Linier -
X1 berpengaruh positif dan signifikan Y
Kepuasan Kerja Terhadap (Y) Berganda -
X2 berpengaruh positif dan signifikan Y
Turnover Intention Pada Independent: Secara Simultan :
Pizza Hut Palu” Kompensasi (X1) -
X1, X2 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Y
Kepuasan Kerja(X2)
2 Octaviani, IrmaSari, et al., Dependent: Regresi Secara Parsial:
(2019): Turnover Intention Linier -
X1 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Y
“Pengaruh Gaya (Y) Berganda -
X2 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Y
Kepemimpinan otoriter, Independent: Gaya -
X3 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Y
Komunikasi Organisasi Kepemimpinan otoriter Secara Simultan:
danStress Kerja Terhadap (X1) -
X1, X2, X3 berpengaruh positif dan signifikan
Turnover Komunikasi Organisasi terhadap Y
Intention PadaPT. Pertama (X2)
Logistic Service” Stres Kerja (X3)
3 Gracia, BungaAstra Dependent: Regresi Secara Parsial:
(2016): Turnover Intention Linier -
X1 berpengaruh negatif dan tidak signifikan
“Analisis Pengaruh (Y) Berganda terhadap Y
Kompensasi, Kepuasan Independent: -
X2 berpengaruh negatif dan tidak signifikan
Kerja, Komitmen Kompensasi (X1) terhadap Y
Organisasional Terhadap Kepuasan Kerja(X2)
-
X3 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Y
Turnover Intention (Studi Komitmen Secara Simultan:
Pada KonsultanDesign PT. Organisasional(X3)
-
X1, X2, X3 berpengaruh positif dan signifikan
Grahacipta)” terhadap Y
4 Krisyanto, Edy(2017): Dependent: Regresi Secara Parsial:
“Pengaruh Gaya Turnover Intention Linier -
X1 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Y
Kepemimpinandan Kepuasan (Y) Berganda -
X2 berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
Kerja TerhadapTurnover Independent: Gaya Y
Intention Karyawan PT. Kepemimpinan (X1) Secara Simultan:
Garuda Karya Mandiri” Kepuasan Kerja(X2) -
X1, X2 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Y
5 Solehah, Siti, et al., (2019): Dependent: Regresi Secara Parsial:
“Pengaruh Gaya Turnover Intention Linier -
X1 berpengaruh negatif dan tidak signifikan
Kepemimpinan otoriter, Beban (Y) Berganda terhadap Y
Kerja, Job Insecurity Independent: Gaya -
X2 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Y
Terhadap Turnover Intention Kepemimpinan -
X3 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Y
Karyawan PT. Federal otoriter (X1) Secara Simultan:
Internasional Finance Beban Kerja(X2)
-
X1, X2, X3 berpengaruh positif dan signifikan
cabangBatam” Job Insecurity (X3) terhadap Y
6 Darmawan, Riki (2022): Dependent: Regresi Secara Parsial:
“Pengaruh Gaya Turnover Intention Linier -
X1 berpengaruh negatif dan tidak signifikan
Kepemimpinan Otoriter, (Y) Berganda terhadap Y
Kepuasan KerjaDan Independent: Gaya Dan Asumsi -
X2 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Y
Kompensasi Terhadap Kepemimpinan Klasik,Uji -
X3 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Y
Turnover Intention otoriter (X1) F,Uji T Secara Simultan:
Karyawan Di Gulung Kepuasan Kerja(X2)
-
X1, X2, X3 berpengaruh positif dan signifikan
Jenebora Balikpapan”. Kompensasi (X3) terhadap Y
2.2.1. Manajemen
sesuatu yang dikerjakan oleh individu atau kelompok. Manajemen perlu dilakukan
guna mencapai tujuan atau target dari individu ataupun kelompok tersebut secara
pencapai tujuan dengan bekerja sama melalui orang-orang dan sumber organisasi
lainnya.
dan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang di tetapkan.
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang ada dalam
manusia selalu berperan aktif dan selalu dominan dalam setiap aktifitas organisasi,
organisasi.
balasan jasa dan pengelolaan terhadap individu anggota organisasi atau kelompok
kerja.
dan peranan sumber daya yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif
lebih baik.
kadar atau intensitas dari keinginan untuk keluar dari perusahaan, banyak alasan
keinginan untuk berpindah, belum sampai pada tahap realisasi yaitu melakukan
intention.
terjadinya turnover intention sebagai berikut : 1). Usia, 2). Lama Kerja, 3).
mengarahkan anggota organisasi tesebut agar bekerja secara optimal dan guna
mencapai tujuan bersama, berikut gaya kepemimpinan menurut beberapa para ahli
sebagai berikut.
1. Pengertian Kepemimpinan
manusia, material dan finansial guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, sehingga orang lain itu mau
melakukan kehendak pimpinan meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak
disenanginya.
19
Kepemimpinan Moralis.
gaya kepemimpinan yang tidak pernah meminta atau mau menerima masukan dari
orang lain atau bawahannya untuk mengambil keputusan yang mana anggota
Pemimpin sebagai penguasa tunggal. Memandang dirinya lebih dalam segala hal,
dipandang rendah.
dengan arahan dari pimpinan sehingga peran anggota organisasi menjadi pasif.
sebagai berikut : 1). Cara Komunikasi, 2). Pemberi Motivasi, 3). Kemampuan
dalam kehidupan organisasi modern. Hal ini berarti bahwa organisasi dikelola
berbagai keinginan dan kebutuhan karyawan sangat menentukan sikap dan prilaku
dalam bekerja.
Menurut Robbins (2015:30) kepuasan kerja adalah suatu sikap umum yang
yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya
mengenai kepuasan kerja bukan hal sederhana, baik dalam arti konsepnya maupun
ragam. Meskipun demikian tetap relevan untuk mengatakan bahwa kepuasan kerja
merupakan suatu cara pandang seseorang baik yang bersifat positif maupun
dapat berupa sikap positif atau negatif, puas atau tidak puas.
22
kerja yaitu:
3. Pengaruh Kepuasan
2.2.6. Kompensasi
1. Pengertian Kompensasi
yang diterima karyawan dari hasil kerja atau sebagai balas jasa yang sudah
23
sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.
merupakan kesesuaian segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas
jasa atas kerja mereka dengan jenis dan kondisi pekerjaannya, yang termasuk
merupakan segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk
kerja mereka, semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak
langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan
kepada perusahaan.
adalah sebagai berikut: 1). Ikatan kerja, 2). Kepuasan kerja, 3).Pengadaan efektif,
24
4). Motivasi, 5). Stabilitas karyawan, 6). Disiplin, 7). Pengaruh serikat buruh, 8).
Pengaruh pemerintah,
karyawan) dan memotivasi karyawan agar dapat memberikan kinerja yang terbaik
bagi perusahaan.
3. Jenis-Jenis Kompensasi
sesuatu hal yang sangat penting. Hubungan antar variabel atau sering di kenal
hubungan antar dua variabel yaitu variabel bebas (Independen) dengan variabel
seperti ini memandang dirinya lebih dalam segala hal, dibandingkan dengan
didukung oleh penelitian terdahulu yaitu Octaviani, Irma Sari, et al., (2019) yang
dalam bekerja. Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yaitu Rahmat, et al.,
(2019) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positf dan signifikan
salah satu fungsi yang penting dalam manajemen sumber daya manusia (MSDM),
karena kompensasi merupakan salah satu aspek yang paling sensitif di dalam
hubungan kerja. Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yaitu Rahmat, et al.,
(2019) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positf dan signifikan
kepuasan kerja dan kompensasi maka semakin tinggi turnover intention dan
menjadi salah satu sumber kenyamanan karyawan dalam bekerja sehingga mereka
Pemimpin sebagai penguasa tunggal. Memandang dirinya lebih dalam segala hal,
dipandang rendah. Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yaitu oleh
Octaviani, Irma Sari, et al., (2019) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
turnover intention
27
kepuasan kerja juga salah satu faktor penyebab terjadinya keinginan untuk keluar
meninggalkan perusahaan. Kepuasan kerja sangat erat kaitannya dengan apa yang
kepuasan kerja bukan hal sederhana, baik dalam arti konsepnya maupun dalam
merupakan suatu cara pandang seseorang baik yang bersifat positif maupun
bersifat negatif tentang pekerjaannya. Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu
yaitu Rahmat, et al., (2019) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh
positf dan signifikan terhadap turnover intention. Artinya semakin tinggi kepuasan
kerja, maka semakin tinggi turnover intention dan sebaliknya semakin rendah
yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Hal ini
didukung oleh penelitian terdahulu yaitu Rahmat, et al., (2019) yang menyatakan
turnover intention.
yang penting. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independen) yang
Gambar 2.2.
Kerangka Berpikir
Sumber : Data oleh Penulis (2022)
H2 (+)
H3 (+)
H4 (+)
H
H11
Keterangan:
= Dependent Variabel
= Independent Variabel
Dari gambar diatas dapat diamati bahwa sebagai variabel terikat turnover
intention (Y) dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan otoriter, kepuasan kerja
Jenebora Balikpapan.
30
kadar atau intensitas dari keinginan untuk keluar dari perusahaan, banyak
4) Kompensasi (X3)
yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.
BAB 1 III
BAB
METODOLOGI PENELITIAN
suatu variabel dengan memberi tanda arti atau menspesifikasikan kegiatan atau
tersebut. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel, yaitu variabel
bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Untuk lebih jelas mengenai
berikut :
atau variabel yang dapat dipengaruhi variabel lain. Variabel dalam penelitian ini
otoriter, kepuasan kerja dan Kompensasi. Adapun variabel turnover intention (Y)
dalam penelitian ini secara operasional diukur menggunakan indikator yang sesuai
(2019); Gracia, Bunga Astra (2016); Krisyanto, Edy (2017); dan Solehah, Siti, et
33
34
dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan otoriter, kepuasan kerja dan
terdahulu oleh Octaviani, Irma Sari, et al (2019); Krisyanto, Edy (2017); dan
a) Keputusan terpusat
d) Subyektifitas pemimpin
terdahulu oleh Rahmat, et al (2019); Gracia, Bunga Astra (2016); dan Krisyanto,
3) kompensasi (X3)
penjualan
penelitian ini dapat lebih efektif dan efisien. Adapun batasan masalah dalam
Jenebora Balikpapan.
kesimpulannya.
sampel akan tetapi melakukan sensus kepada seluruh populasi karyawan yang ada
likert Sugiyono (2017:92), “dengan angka (skor) tertinggi adalah 5 untuk semua
jawaban yang paling mendekati ideal dan angka (skor) 1 untuk jawaban yang
Tabel 3.1
Daftar Kriteria Penilaian Jawaban Kuesioner
No Kategori Jawaban Kriteria Nilai/Skor Jawaban
.
1 Sangat Setuju SS 5
2 Setuju S 4
3 Netral N 3
4 Tidak Setuju TS 2
5 Sangat Tidak Setuju STS 1
Sumber : Sugiyono (2017:93)
pada bagian kepegawaian, yang terletak di Jl. Jenderal Sudirman NO. 429,
Data dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan sekunder. Data
responden.
skripsi atau jurnal ilmiah, dan segala macam bacaan yang berhubungan dengan
sifatnya dapat melengkapi data primer yang dapat mendukung untuk menyusun
penelitian ini.
berdasarkan jenis dan sifatnya dan data terbagi menjadi dua yaitu data kualitatif
dan data kuantitatif . Data kualitatif adalah data yang berupa kalimat atau
pernyataan bukan berupa angka dan datanya berskala nominal dan ordinal.
Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka dan datanya
kuantitatif dan data kualitatif hanya untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan
1. Wawancara
pendahuluan agar mengetahui permasalahan yang harus diteliti dan juga ingin
respondennya sedikit.
2. Kuesioner
3. Observasi
yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh
penelitian, maka kuisioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin
praktek belum tentu data yang terkumpul adalah data yang valid.
Uji validitas dilakukan sebagai ukuran apakah data yang telah didapat setelah
penelitian merupakan data yang valid (data yang diperoleh melalui kuisioner
Kuisioner terdiri atas 32 pertanyaan yang menyangkut variabel bebas, yaitu gaya
kepemimpinan otoriter (X1), kepuasan kerja (X2) dan kompensasi (X3) serta
stabilitas data atau temuan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk
mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif
Alat ukur yang reliable mempunyai tingkat reliabilitas tinggi yang ditentukan oleh
suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas atau Cronbach’s Alpha beskisar
antara 0-1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas yaitu mendekati angka satu maka
membuat kesimpulan yang berlaku atau generalisasi. Adapun analisis data yang
regresi linier berganda (Multi Regression Linier). Model analisis ini digunakan
unutuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terkait, dalam hal
ini meliputi gaya kepemimpinan otoriter, kepuasan kerja dan kompensasi terhadap
model regresi linier berganda menurut Sugiarto dan Harijono (2000:57), adalah
sebagai berikut:
42
Y= a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
Dimana:
X3 = 0
X2 = Kepuasan Kerja
X3 = Kompensasi
minimum, maximum, mean dan standar deviasi yang bertujuan untuk mengetahui
distribusi data. Selain uji analisis deskriptif akan dilakukan beberapa pengujian
variabel terikat gaya kepemimpinan otoriter (X1), kepuasan kerja (X2) dan
Jenebora Balikpapan.
43
Ukuran statistik ini yang dapat menggambarkan derajat hubungan antar suatu
dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan yang negatif. Ukuran yang
Tabel 3.2
Pedoman Untuk Memberikan
Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,000 – 0,199 Sangat Rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2012:250)
regresi yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini memenuhi asumsi klasik
atau tidak. Bila asumsi-asumsi tersebut terpenuhi, maka model regresi yang
atau disebut dengan BLUE (Best Liner Unbiased Estimator). Asumsi dasar klasik
satu asumsi model regresi linear tidak terdapat korelasi yang sempurna atau
Dalam pengertian sederhana setiap variabel bebas menjadi variabel terikat dan di
regres terhadap variabel bebas lainnya. Bila nilai VIF > 5 berarti terjadi
multikolinearitas dan sebaliknya bila nilai VIF < 5 berarti tidak terjadi
multikolinearitas.
apakah dalam model regresi terjadi ketidak samaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Hasil uji heterokestisitas ini dilihat dari tersebar atau
tidaknya titik-titik pada grafik yang akan muncul setelah pengolahan data.
45
titik-titik pada scatterplots regresi. jika titik-titik menyebar dengan pola yang
tidak jelasdi atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y maka tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.
untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara
t-1 (sebelumnya).
membandingkan nilai DW (d) dengan nilai bebas atas (du) dan batas bawah (dl)
Gambar 3.1.
Durbin-Watson Test
DW
pengujian, yaitu:
bebasnya, atau dapat diartikan apakah model regresi linear berganda yang
digunakan sesuai atau tidak sesuai dengan penelitian. Apabila dari hasil
perhitungan ternyata F hitung < F tabel pada taraf nyata 5%, maka H0 diterima Ha
ditolak. Artinya adalah variasi dari model regresi linear berganda tidak mampu
variabel tidak bebasnya. Jika hasil F hitung >F , maka H0 ditolak Ha diterima,
tabel
berarti dapat dikatakan bahwa variasi dari model regresi linear berganda mampu
menguji kebenaran koefisien regresi parsial. Uji t ini, bila t hitung < t tabel pada taraf
nyata 5%, maka hipotesis nol (H 0) diterima dan hipotesis alternatif (H a) ditolak.
Apabila demikian keadaannya berarti variabel bebas secara parsial kurang dapat
menjelaskan variabel tidak bebas dan sebaliknya apabila t hitung > t tabel maka
hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Keadaan demikian
ini dapat dikatakan bahwa variabel bebas secara parsial mampu menjelaskan