Disusun Oleh:
JURUSAN KOMUNIKASI
2023
BAB I
PENDAHULUAN
PT Alpen Food Industry yang beralamat di jalan selayar II blok H, No. 10, telanjung,
Cikarang Barat, adalah perusahaan asal singapura yang bergerak dalam produksi makanan dan
minuman yang terbuat dari susu yakni Es Krim bermerek AICE. Perusahaan ini telah berdiri
sejak tahun 2013
dengan produksi Es Krim merek Barones. Lalu berganti nama menjadi Es Krim AICE pada
tahun 2015. Pada tahun 2017 PT. Alpen Food Industry telah berkembang menjadi perusahaan
dengan kapasitas produksi rata-rata 50 ribu Box (Setiap Box terdiri dari 30 - 50 unit Es Krim)
perhari. AICE juga
mendominasi pasar Es Krim dengan menyabet juara pertama versi Excellent Brand Award
(EBA) 2017, dengan preferensi dari konsumen mencapai 76,14% jauh mengalahkan merk Es
Krim lainnya. AICE juga telah berhasil mendirikan pabrik baru di Surabaya.
Dibalik harga murah produk es krim yang di unggulkan oleh Aice ternyata ada jerit pilu para
buruh yang hanya dibayar dengan upah rendah oleh pihak perusahaan.Mereka yang telah rela
membayar Rp 2 juta hingga Rp 3,5 juta untuk bisa bekerja di PT. Alpen Food Industry ini
mengalami banyak ketidakadilan, bahkan untuk sekadar menerima hak-hak dasar pekerja.
Pertama, semua buruh dikontrak serupa pekerja harian. Meski gaji pokok sebesar Rp 3,5 juta,
namun terdapat potongan dengan perhitungan gaji pokok dibagi jumlah hari kerja. Pemotongan
ini bahkan tetap berlaku jika buruh tidak hadir meskipun dengan alasan sakit. Padahal UU No.
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dengan jelas menyatakan bahwa jika pekerja
berhalangan karena sakit, upah haruslah tetap dibayarkan. Selain itu masih banyak masalah-
masalah yang dialami oleh para buruh seperti outsourcing, buruh yang tidak juga diangkat
sebagai pegawai tetap meski telah dikontrak lebih dari 4× dan masih banyak lagi.
Seperti yang kita ketahui peran Humas sangatlah vital dalam penanggulangan masalah seperti
ini selain itu, tujuan utama humas juga adalah untuk menjaga reputasi positif merek dan menjaga
hubungan strategis dengan publik, calon pelanggan, mitra, investor, karyawan, dan pemangku
kepentingan lainnya yang mengarah pada citra positif merek dan membuatnya tampak jujur,
sukses, penting, dan relevan. Lantas bagaimanakah proses analisa serta tindakan kita sebagai
humas dalam penanggulangan masalah seperti ini?.
1.2 VISI & MISI PERUSAHAAN
A. Visi :
Menjadi Raja Es Krim Asia Tenggara (Menjadi Brand Es Krim paling populer di Asia Tenggara)
B. Misi :
1. Mengedepankan Inovasi dan Kualitas serta Menyebarkan Gaya Hidup Sehat & Trendi untuk
menjadikan Hari-Hari Lebih Indah “Have an Aice Day”
1.3 PRODUK
PT.Alpen Food Industry merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi makanan
berupa es krim, dengan merek dagang Aice. didirikan pada tahun 2015, PT Alpen Food Industry
berkomitmen untuk menjadikan merek dagangnya sebagai salah satu merek populer dalam
industri es krim di Indonesia
Merek es krim Aice sangat digandruni oleh banyak kalangan, karena harganya yang sangat
murah meriah dengan beragam varian rasa yang unik dan melimpah membuat produk es krim
aice laku keras di pasaran Rata-rata harga es krim hanya sekitar Rp 2.000 hingga Rp 8.000 saja.
Pilihan rasa buah-buahan yang segar dan unik menjadi salah satu daya tarik. Tak heran jika Aice
dengan segera menjadi salah satu es krim favorit.
1.AICE Funky
2.AICE Bingo
3.AICE Nanas
4.AICE Semangka
5.AICE Es Segar
Adapun masalah yang akan dibahas pada makalah ini yang diantaranya;
BAB II
PEMBAHASAN
A. Organisasi Humas
Kemunculan humas pada suatu perusahaan biasanya dimulai dari pekerjaan sederhana yang
diberikan menajemen kepada satu atau beberapa orang karyawan. Misalnya, menajemen
meminta beberapa orang untuk membalas surat-surat yang berasal dari pelanggan atau konsumen
yang ditujukan kepada perusahaan. Seseorang yang ditugaskan menyambut para tamu,klien atau
rekanan yang sering berkunjung ke perusahaan, mendampingi mereka ketika meninjau fasilitas
perusahaan, atau seseorang yang ditugaskan untuk menerima pengaduan keluhan dari karyawan
atau masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan
Menajemen perusahaan biasanya baru akan merasakan pentingnya bagian humas jika muncul
persoalan yang dinilai serius dengan membutuhkan komunikasi yang cukup intensif dengan
pihak-pihak eksternal. Misalnya jika terjadi musibah atau bencana yang menimpa perusahaan
atau ditemukanya produk perusahaan yang rusak sehingga produk harus ditarik dari pasar,
pemutusan hubungan kerja besar besaran dan sebagainya.
Direktur Utama
1) Merancang dan menyusun strategi yang akan digunakan dalam praktik bisnis
3) Memimpin dan mengepalai setiap rapat umum, baik rapat internal maupun
3) Menjalin kerja sama dengan divisi lain agar dapat memenuhi kebutuhan pasar.
perusahaan.
2) Bertanggung jawab penuh guna efektif on-boarding konsumen atau klien baru.
umum.
4) Memberikan informasi yang terkini yang berkaitan dengan kegiatan klien atau
pasar.
Public Relations
Mandarin Translator
perbedaan bahasa.
Human Resources
3) Menjalin hubungan yang baik dengan karyawan. 4) Melakukan dan mengawasi kegiatan
training bagi karyawan baru.
A. Analisis Situasi
Faktor Internal:
1. Aice adalah perusahaan lisensi dari Singapura dan memiliki tim yang berpengalaman
20 tahun di industri es krim.Aice didirikan pada bulan November 2014, berkantor
pusat di Singapore. Aice berkomitmen untuk menjadi “Merek es krim yang paling
populer” di Asia Tenggara dan untuk memberikan kualitas, kenikmatan, kesegaran,
kebahagiaan, inovasi produk es krim kepada konsumen.Aice telah memperoleh
Sertifikat Halal dan Implementasi Sistem Jaminan Halal dengan nilai A (Sangat Baik)
yang dikeluarkan oleh lembaga yang menjadi Pusat Halal International yaitu LPPOM
MUI.
2.
3. Saat ini produk dari es krim Aice sangat beragam seperti varian mochi, mango slush,
Milk tea boba, Chocolate Max, Sandwich series, Strawberry sundae, Durian cup,
Belgian chocho berry, Sweet corn, Avocado sundae.
4. Aice mempunyai lebih dari 4000 karyawan yang tersebar di 3 pabrik yang berlokasi
di bandung, bekasi dan mojokerto. Dengan anggaran sebesar 500 milyar per tahun,
Aice juga membuka kemitraan untuk menjadi agen dagang Aice sebagai salah satu
fokus penjualan dan keuntungan yang diperoleh dengan strategi yang memberikan
keuntungan yang lebih besar kepada penjual/distributor sehingga banyak toko atau
retail yang tertarik untuk menjual produk mereka, tercatat PT. Alpen Food Undurry
memiliki sekitar 80.000 otlet dan tenant diseluruh indonesia.
5. Terkait dengan prosedur dalam penanganan konflik, berdasarkan model Thomas
(1992) dan instrumen Thomas-Kilmann Conflict Mode (TKI), dapat dianalisis bahwa
manajemen PT. Alpen Food Industry mengadopsi tiga jenis resolusi konflik. Pertama,
manajemen mengadopsi model conflict avoidance (2017-2019), yang diamati dari
tindakan manajemen menunda konfrontasi, namun tidak kooperatif terhadap pihak
serikat pekerja. Sebagai contoh, perusahaan memberikan sanksi sepihak kepada
pekerja yang terlibat aksi mogok kerja. Setelah adanya tekanan dari luar dan
pemberitaan di media, manajemen beralih ke strategi competition dengan argumentasi
dan pembelaan diri. Sebagai contoh, pihak Humas PT. AFI sempat menyalahkan
pekerja yang tidak bekerja sesuai SOP dalam menjawab isu pelanggaran prosedur K3
sertapenanganan kecelakaan kerja yang minim (Sari, 2019).
6. Prinsip best compliance selalu berusaha dipenuhi oleh Aice Group. Aice Group
sebagai salah satu perusahaan es krim terbesar di Indonesia memegang teguh
komitmen melakukan pemenuhan dan penyempurnaan di bidang ketenagakerjaan
dengan menjalankan kegiatan usaha secara profesional dan mematuhi ketentuan
hukum yang berlaku, serta mengupayakan pemenuhan kualitas produknya
berdasarkan standar Good Manufacturing Practices (GMP) pada industri makanan
minuman
7. Berdasarkan pendekatan dalam menghadapi konflik, nampak bahwa manajemen pada
awalnya mengadopsi pendekatan tradisional dengan menghindari konflik. Namun
seiring berjalannya waktu dan dengan eskalasi konflik yang terjadi, perusahaan
mengenali bahwa konflik ini tidak bisa dihindari (unavoidable) karena memengaruhi
perilaku pekerja dalam organisasi. Nampak juga ada kekeliruan dalam mendiagnosis
konflik pada awalnya, sehingga dari tahun 2017 sampai 2020 tidak ada resolusi
bermakna yang dapat dicapai, dan karenanya konflik mengeskalasi sampai pada
tindakan unjuk rasa dan mogok kerja. Manajemen juga gagal memisahkan konflik
dari individu yang terlibat (depersonalizing), terbukti dengan adanya tindakan
diskriminasi berupa penangguhan bonus terhadap pekerja yang pada waktu itu sempat
melakukan mogok kerja di tahun 2017 dan 2018 (F-SEDAR, 2020). Pihak
manajemen dari tahun 2017 sampai 2020 nampak tidak berusaha memahami akar
konflik untuk mencari resolusi yang paling tepat seperti yang disarankan oleh
Madalina (2016)
8. Direktur Utama 1) Merancang dan menyusun strategi yang akan digunakan dalam
praktik bisnis 2) Mengorganisasi visi, misi, dan tujuan perusahaan secara keseluruhan
3) Memimpin dan mengepalai setiap rapat umum, baik rapat internal maupun rapat
dengan stakeholders. 4) Mengawasi praktik bisnis yang sedang berjalan. Director of
Business Development 1) Melakukan riset pasar ekonomi. 2) Mencaridan
mengidentifikasi peluang untuk mendapatkan konsumen baru dan menjaga relasi
dengan stakeholders3) Menjalin hubungan yang baik dengan karyawan.4)
Melakukan dan mengawasi kegiatan training bagi karyawan baru. Key Account
Manager 1) Merancang dan membuat proposal bisnis untuk mendapatkan peluang
baru maupun yang sudah ada. 2) Bertanggung jawab penuh guna efektif on-boarding
konsumen atau klien baru. 3) Memberikan laporan harian mengenai tingkat
kompetitor dan kegiatan pasar umum. 4) Memberikan informasi yang terkini yang
berkaitan dengan kegiatan klien atau pasar. Public Relations 1) Menjaga reputasi dan
citra perusahaan 2) Mengelola krisis yang sedang dialami oleh perusahaan 3)
Menjalin relasi yang baik dengan pemerintah, media, dan stakeholders.4)
Memberikan inovasi baru untuk perusahaan agar citra tetap terjaga.
9. Saluran yang digunakan sebagai media untuk berkomunikasi dengan pihak internal
lebih mengarah e komunikasi intrapersonal antara pihak buruh dengan pihak
perusahaan selain itu juga buruh sering menyuarakan pendapatnya lewat demo dan
mogok kerja
Faktor Eksternal
B. Penelitian Humas
Studi pustaka dalam teknik pengumpulan data ini merupakan jenis data sekunder yang
digunakan untuk membantu proses penelitian, yaitu dengan mengumpulkan informasi yang
terdapat dalam artikel surat kabar, buku-buku, maupun karya ilmiah pada penelitian
sebelumnya.Pada era modern saat ini, berbagai platform dan media online telah memberikan
banyak keuntungan kepada penggunanya. Terdapat banyak susunan atau kumpulan data yang
dapat diakses dan memberikan waktu yang efisien dalam proses pengambilan sampel.
Berdasarkan informasi dan pemberitaan yang berasal dari media online medium.co dengan
judul “Investigasi Tirtoid Menguak Eksploitasi Buruh Es krim Aice yang murah dan Penuh
Derita” (https://medium.com/@cleoellpatra/investigasi-tirtoidmenguak-eksploitasi-buruh-es-
krim-aice-yang-murah-dan-penuh-derita82f091646dad), PT AFI Aice dinyatakan telah
melakukan eksploitasi sumber daya manusia dan tidak memperhatikan kesejahteraan para
pekerja.
Kecelakaan kerja terulang kembali namun pihak perusahaan kembali mebantah dan tidak
mau disalahkan. Salah satunya buruh pabrik bernama Nunu, Nunu yang sedang membersihkan
mesin pemotong namun ia tiba-tiba terdapat darah yang mengucur dari tangannya.
Menurut pengakuan kerabat, tangan Nunu terpotong satu ruas jari. Perusahaan tersebut tidak
menyediakan P3K dan tidak berinsiatif menolong Nunu saat itu. Bahkan untuk meminjam mobil
perusahaan harus melalui serangkaian proses yang rumit.
Sylviana Zhong Xin Yun sebagai Humas AIce Grup Holdings Pte, Ltd menyalahkan Nunu
karena telah melanggar Standar Operasional Prosedur (SOP) dan standar keselamatan. Padahal
keseharian Nunu sebagai buruh, ia hanya memakai masker, seragam dan sepatu karet semata
kaki yang tentu masih jauh dari kata standar untuk buruh bagian produksi dan lingkungan kerja
yang berair serta di kepung gas ammonia.
Berdasarkan pemberitaan yang berasal dari media online inet.detik.com dengan judul
“Trending #BoikotAice, Ada Apa?” (https://inet.detik.com/cyberlife/d4934097/trending-
boikotaice-ada-apa), berdasarkan penelusuran detikINET, Rabu (11/3/2020) topik tersebut
mengajak publik tidak lagi memakan es krim Aice. Alasannya, perusahaan pembuat es krim
tersebut dituding tidak memperlakukan pekerjanya dengan layak
.Tagar tersebut ramai digunakan sehingga menjadi topik yang sedang ramai digunakan dan
menjadi nomor satu oleh para pengguna salah satu aplikasi media sosial, yaitu Twitter. Publik
merasa kecewa terhadap kebijakan yang telah dilakukan oleh pihak PT Aice
. Meskipun tagar tersebut sudah berlangsung sejak akhir Feburari, ajakan gerakan boikot
produk Aice Kembali muncul pada bulan September. Tagar terbaru pada bulan September yakni
#JanganBeliEskrimAice yang diartikan sebagai bentuk kekecewaan publik.
Berdasarkan pemberitaan yang dimuat dari media online blog.netray.id dengan judul
“Pengaruh Isu Ketidaksejahteraan Buruh Terhadap Citra Brand Aice“
(https://blog.netray.id/pengaruh-isu-ketidaksejahteraan-buruh-terhadap-citra-brandaice/), pada
pantauan yang dilakukan di aplikasi Twitter dapat diketahui bahwa aksi mogok kerja dan isu
minimnya kesejahteraan yang dimiliki oleh buruh berpengaruh terhadap citra yang dimiliki oleh
produsen es krim dengan merek Aice.
Melalui kumpulan cuitan di Twitter yang ditemukan terlihat bahwa sebelum tanggal 26
Februari 2020, warganet masih mengpresasi kinerja dan kenikmatan varian rasa yang diproduksi
oleh Aice Semenjak isu tersebut ramai dibicarakan di Twitter, sentimen untuk topik Aice
kemudian didominasi oleh sentimen negatif setelah sebelumnya selalu didominasi oleh sentimen
positif.
2.3 MERENCANAKAN PROGRAM HUMAS
A. Menajemen Strategis
Menurut Cutlip center broom, setidaknya ada 4 kegiatan yang meliputi kegiatan perencanaan
strategis yakni:
1) Membuat keputusan mengenai sasaran dan tujuan program;
-Pihak Buruh
-Pihak Perusahaan (PT. Alpen Foods Industry)
2) Melakukan identifikasi khalayak penentu;
Terkait permasalahan yang menimpa PT AFI maka setidaknya sasaran atau tujuan daripada
dibuatnya program, menyasar kepada pihak buruh, pada konteks ini mereklah yang paling
merasa tertindas serta hak-hak pekerja mereka yang seolah-olah direnggut oleh pihak
perusahaan. Selain itu sasaran program juga merujuk kepada pihak perusahaan itu sendiri, hal
demikian disebabkan oleh berbagai kritik publik serta boikot-boikot yang dilayangkan oleh para
buruh, sontak hal ini dapat mengakibatkan reputasi perusahaan terancam.
3) Menetapkan kebijakan atau aturan untuk menentukan strategi yang akan dipilih
Kebijakan yang dilakukan oleh PT AFI Aice adalah strategi komunikasi yang
memberikan yang terbaik dan berinovasi. Strategi komunikasi yang digunakan PT AFI
sosial
- Selain itu PT. AFI juga menambah jadwal program pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja,
mendorong tim Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) untuk menjalankan
safety patrol dan merekomendasikan hasil temuannya kepada manajemen, serta melakukan
upaya-upaya lain diperlukan untuk memastikan adanya jaminan kesehatan dan keselamatan
kerja seluruh karyawan. Upaya perbaikan-perbaikan tersebut merupakan inisiatif dari Aice
Group dan bukan merupakan bentuk pengakuan atas kesalahan sebagaimana dituduhkan olch
pihak-pihak lain.
B. Pernyataan Misi/Positioning
Misi utama Aice adalah ingin memberi keuntungan bagi masyarakat agar bisa dengan tenang
menikmati es krim berkualitas dengan harga terjangkau
Selain visi dan misi, Aice juga memiliki nilai-nilai yang diterapkan dalam perusahaan yaitu
sebagai berikut :
1. A+ Quality Aice ingin memberikan produk dengan kualitas terbaik.
2. Innovation Aice memiliki produk es krim yang unik, baik secara rasa maupun bentuk.
3. Cheerful Aice ingin membagi kebahagiaan kepada masyarakat Indonesia melalui es krim.
4. Share Aice ingin meningkatkan kesejahteraan para reseller-nya
Myers (1996) membedakan struktur persaingan ke dalam tiga tingkat, yaitu superioritas,
difrensiasi, dan paritas. Dapat diketahui bahwa pada pernyataan misi perusahaan Aice, Aice
mengusung struktur paritas yakni suatu kondisi dimana produk dari perusahaan sama sekali
tidak dapat dibedakan dengan produk dari perusahaan lainya contoh, mulai dari harga es krim
Aice yang sangat murah, berbeda dengan kompetitornya yang rata-rata harga produk es krim
dijual mulai diatas 5 ribu rupiah, konsumen dapat membeli es krim aice mulai dari 2 ribu
rupiah saja. Selain itu es krim Aice juga terkenal dengn varian rasa es krim yang unik seperti
varian Mochi, Durian, Jagung, Sampai produk yang terbaru Aice Histeria, Aice berani menjual
es krim premium berbasis cake dengan harga yang murah, beragam perbedaan yang ditawarkan
oleh Aice membuatnya tampak kelihatan berbeda dari para kompetitornya.
C. Target Khalayak
Berdasarkan permasalahan yang menimpa PT Alpen Foods Industry maka setidaknya
ada beberapa target khalayak yang dituju dalam terlaksananya program humas yakni;
1) Pihak buruh/karyawan
Target khalayak pertama menyasar kepada pihak buruh, pada konteks ini merekalah yang
paling merasa tertindas serta hak-hak pekerja mereka yang seolah-olah direnggut oleh pihak
perusahaan. Kasus yang sudah terjadi memakan banyak korban secara fisik dan batin. Tidak
mengutamakan keselamatan buruh yang sedang sakit, keselamatan buruh yang sedang
mengandung, penetapan karyawan tetap, upah yang tidak sesuai dengan perjanjian awal, dan
maraknya kecelakaan kerja yang dialami oleh buruh ketika sedang memproduksi es krim merek
Aice milik PT AFI.
2) Pihak perusahaan
Selain itu sasaran program juga merujuk kepada pihak perusahaan, seperti para staff, dewan
direksi,komisaris, hingga para pemegang saham. hal demikian disebabkan oleh berbagai kritik
publik serta boikot-boikot yang dilayangkan oleh para buruh, sontak hal ini dapat mengakibatkan
reputasi perusahaan terancam.
3) Masyarakat luas
Beberapa permasalahan yang terjadi pada pihak buruh dan PT AFI tidak dapat diselesaikan
secara langsung melainkan perlu adanya pengelolaan penyelesaian masalah dlam jangka waktu
yang cukup panjang. Efek samping yang ditimbulkan dari permasalahan yang terjadi adalah
turunnya reputasi baik milik PT AFI yang dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap
perusahaan tersebut. Masyarakat mulai mempertimbangkan kembali untuk memakan es krim
milik Aice karena mengingat polemik tidak adanya kesejahteraan buruh yang belum
usai.Bahkan, banyak ditemukan cuitan warganet yang ingin beralih pada merek es krim lain.
Maka dari itu, melihat adanya keseriusan mengenai isu yang terjadi pada PT AFI Aice, dapat
dilihat bahwa hal tersebut sangat berpengaruh pada keputusan warganet dalam memilih suatu
merek.
Maka dari itu, untuk membenahi dan menghentikan resiko penurunan reputasi, pihak perusahaan
harus menciptakan inovasi baru dan menaikkan kualitas meskipun kedua hal tersebut belum bisa
menjmin kesuksesan perbaikan reputasi. Pihak humas PT AFI harus melakukan manajemen
krisis yang melakukan pengawasan pada praktik bisnis.
D. Tujuan Program
1) Untuk mengembalikan citra perusahaan seperti sedia kala, dari yang awalnya dibawah 50%
menjadi sekurang-kurangnya 90% dalam waktu 6 bulan setelah program dimulai
2) Untuk meningkatkan jumlah masyarakat yang mengetahui bahwa saat ini PT AFI telah
merilis pernyataan resmi terkait berbagai upaya pembenahan terhadap kesejahteraan buruh,
melalui halaman web resmi milik perusahaanya. Dengan harapan akan meningkatkan jumlah
masyarakat yang mengetahui informasi tersebut yang saat ini masih berjumlah 10% menjadi
sekurang-kurangnya 80% dalam waktu 2 bulan setelah program dimulai
3) Untuk mengurangi jumlah masyarakat yang masih menganggap bahwa PT. AFI tidak peduli
dengan kesejahteraan para buruh di perusahaanya, yaitu dari 72% pada saat ini menjadi
kurang dari 10% dalam waktu 6 bulan setelah program diulai
4) Untuk meningkatkan presentase kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dari yang
awalnya dibawah 40% saat ini menjadi sekurang-kurangnya 70% dalam waktu lima bulan
setelah program dimulai, dengan harapan presentase tersebut akan meningkat sebesar 85%
dalam waktu lima bulan berikutnya serta menjadi 90% pada dua bulan berikutnya
5) Untuk meningkatkan jumlah buruh yang mengetahui bahwa saat inu perusahaan telah
melakukan perbaikan-perbaikan terhadap ketentuan peraturan perusahaan, mem buat
instruksi kerja yang jelas terkait proses pelaksanaan non-shift bagi pekerja perempuan yang
sedang hamil, menjalankan pemeriksaan uji Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
terhadap lingkungan kerja secara komprehensif, dan menambah jam operasional klinik
perusahaan sehingga kini beroperasi selama 24 (dua puluh empat) jam, yaitu dari 10%
menjadi 100% dalam waktu 8 minggu setelah program dimulai
6) Untuk mengurangi jumlah buruh yang menjadi korban akibat kelalaian manajemen
perusahaan yaitu dari 40% menjadi sekurang-kurangnya 0% dalam kurun waktu 12 bulan
kedepan setelah program dijalankan.
Selain itu Sylvana Zhong Xin juga telah melaporkan rencana komunikasi yang telah
dipersiapkan kepada pihak manajemen tertinggi di perusahaan. Sylvana meminta pihak
manajemen untuk selalu aware tentang dampak dari krisis yang baru saja terjadi
Untuk menghadapi situasi krisis yang sedang berlangsung pihak humas juga telah mengutus
juru bicara salah satunya adalah legal corporate PT. AFI yang bernama Simon Audry Holomoan.
PT. AFI juga beberapa kali mengadakan konferensi pers yang berada jauh dari lingkungan
perusahaan. Apabila masyarakat ingin menambahkan laporan secara daring, PT. AFI juga telah
menyediakan beberapa media sosial sebagai media pengaduan seperti website PT. AFI
(https://www.aice.co.id), Whatsapp juru bicara atau legal corporate PT AFI, hingga saluran
telepon secara langsung)
PT AFI juga bersikap terbuka terkait masalah yang dihadapi, melalui juru bicaranya yaitu
Legal corporate Simon Audry Holomoan