2. Risiko Penipuan
a. Insentif dan tekanan untuk melakukan kecurangan
Kondisi industri yang kompetitif
Pesaing di bidang makanan:
- Produk biskuit dan wafer (Tango), biskuit coklat (Kraft), Oreo (Nabisco), Beng-
beng (Mayora), Richeese & Momogi, Tim Tam (Arnott’s)
- Produk kacang Sukro dan Tic tac (DK), Dua Kelinci
Pesaing di bidang minuman:
- Indomilk, Frisian Flag, Ultra Jaya, dan Danone
- Pepsi Cola, Teh Gelas (OT)
Ancaman kerugian
Pada Agustus 2021, Pabrik Kacang Garudafood di Pati mengalami kebakaran yang
mengakibatkan kerugian dalam kisaran senilai Rp 250 juta. Pada saat itu, manajemen
belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait penyebab dari kebakaran tersebut
dikarenakan belum diketahui pasti penyebabnya. Manajemen juga telah
mengidentifikasi estimasi nilai kerugian yang timbul dari peristiwa tersebut. Namun,
manajemen memberikan pernyataan bahwa telah melindungi seluruh asset melalui
asuransi.
Laba turun
Laba Garudafood turun 11,30% menjadi Rp278,34 miliar dari periode yang sama
tahun sebelumnya yang sebesar Rp313,82 miliar dikutip dari Keterbukaan Informasi
Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (31/10/2022). Meski demikian, penjualan bersih
perseroan hingga kuartal III tahun ini naik 22,84% menjadi Rp7,82 triliun dari
sebelumnya Rp6,36 triliun.
b. Sikap dan rasionalisasi untuk membenarkan penipuan
Secara berkala Unit Internal Audit menguji efektivitas sistem pengendalian internal
untuk memastikan kontrol internal Perseroan telah dilaksanakan dengan efektif.
Manajemen telah menilai kecukupan dari efektivitas pengendalian internal atas
pelaporan keuangan pada tanggal 31 Desember 2021, dan menyimpulkan bahwa
kontrol internal atas pelaporan keuangan telah efektif, di mana Unit Audit Internal
secara berkala mengirimkan tim untuk melakukan kegiatan audit di Perseroan dan
entitas anak di berbagai aspek operasional seperti di bidang pemasaran, penjualan,
pengelolaan sumber daya manusia dan manajemen keuangan. Jika terdapat adanya
temuan yang diperoleh oleh Unit Audit Internal akan disampaikan kepada manajemen
(Direksi) untuk ditindaklanjuti dan kepada Komite Audit yang merupakan instrumen
Perseroan yang mendukung Dewan Komisaris dalam tugasnya untuk mengawasi
kegiatan bisnis Perseroan dan entitas anak. Sehingga Perseroan dalam hal ini Direksi
dan/atau Dewan Komisaris menyatakan bahwa sistem pengendalian internal ini sudah
cukup efektif
3. Going Concern
a. Risiko kelangsungan usaha - indikator
Perseroan Garudafood melakukan berbagai upaya pengelolaan risiko pada semua
aspek kegiatan usaha, terutama untuk faktor risiko utama dan faktor-faktor risiko
yang mempunyai potensi dampak signifikan terhadap kinerja dan posisi keuangan.
Adapun risiko-risiko utama yang dihadapi oleh Garudafood yaitu :
● Risiko Kendali Mutu
● Risiko Kepatuhan terhadap regulasi
○ Kepatuhan Terhadap Hukum dan Peraturan
○ Kepatuhan Terhadap Hukum Teknologi Informasi
● Risiko Keuangan
● Risiko Manajemen Data
● Risiko Bisnis
○ Risiko Pasokan Bahan Baku dan Bahan Kemas
○ Risiko Yang Tidak Mampu Ditangani Langsung
○ Perencanaan Kelangsungan Kegiatan Usaha (Business Continuity Plan)
● Risiko Persaingan
● Risiko Penurunan Kekuatan Merek
● Risiko Manajemen
b. Risiko kelangsungan usaha - faktor mitigasi
Adanya unit Audit Internal sebagai perangkat tata kelola perusahaan yang baik
menjadi salah satu cara Perseroan untuk meninjau efektivitas sistem manajemen
risiko atas kegiatan usaha. Unit Audit Internal secara berkala mengirimkan tim untuk
melakukan kegiatan audit di Perseroan Garudafood dan entitas anak diberbagai aspek
operasional seperti dibidang pemasaran, penjualan, pengelolaan sumber daya manusia
dan keuangan Temuan yang diperoleh Unit Audit Internal akan disampaikan kepada
manajemen untuk ditindaklanjuti dan kepada Komite Audit untuk mendapatkan
perhatian Dewan Komisaris yang bertugas mengawasi jalannya kegiatan usaha
Perseroan dan entitas anak.
5. Teknologi Informasi
Aplikasi / Teknologi Informasi yang berjalan pada saat ini di PT GarudaFood terdiri dari
3 aplikasi yaitu sistem BOSnet untuk transaksi penjualan dan administrasi, sistem ERP
(SAP) untuk manajemen sistem, sistem akuntansi, manajemen produksi dan distribusi
serta sistem pendukung untuk mendukung integrasi proses bisnis.
Aplikasi penjualan dan administrasi
Output Invoice
Purchase order
Laporan penjualan/pembelian
Program SAP
Solusi/Pengembangan Sumber daya manusia yang lebih teliti dalam input data
Penyimpanan dokumen yang teratur dengan spesifikasi kode
tertentu agar memudahkan pencarian data
Aplikasi pendukung
Program HRIS
Solusi/Pengembangan Sumber daya manusia yang lebih teliti dalam input data
6. Prosedur Penutupan
Analisis Prosedur Penutupan pada PT GarudaFood
Dokumen yang digunakan untuk pencatatan laporan keuangan di PT GarudaFood terdiri
dari:
- Buku bank dan buku kas kecil
- Arsip nota invoice semua item belanja
- Arsip nota invoice uang yang diterima
- Pernyataan bank, slip setoran dan buku cek
- Buku dan catatan slip gaji karyawan
Laporan rekonsiliasi yang digunakan yaitu:
- Buku anggaran terkait semua penerimaan dan pembayaran
- Laporan rekonsiliasi bank
- Laporan rekonsiliasi kas kecil
- Buku catatan persediaan
Dokumen daftar dan jadwal penagihan
- Daftar aset tetap
- Jadwal penagihan utang
- Jadwal piutang
Dokumen pendukung lainnya
- Surat dari bank untuk mengkonfirmasi saldo
- Konstitusi organisasi
- Daftar anggota dewan pengurus dan staf
- Notulen rapat dewan pengurus