Anda di halaman 1dari 5

NAMA : DESSI RAMADANI

NIM : 041674435
UPBJJ BOGOR
TUGAS 3 Analisis Informasi Keuangan

JAWABAN:
1. Apa yang menyebabkan kondisi keuangan perusahaan terpuruk pada
akhir tahun 2020?

Berdasarkan kasus Pada Tahun 2020 merupakan tahun yang menantang


bagi Perusahaan. Dikarenakan proses transformasi yang telah
menunjukkan hasil positif di Triwulan-I 2020.
Penyebab terjadinya kondisi keuangan perusahaan terpuruk pada tahun
2020 yaitu karena pandemi Covid-19 yang memberikan pengaruh negatif
terhadap industri secara keseluruhan, termasuk bisnis Perusahaan. Dampak
pandemi Covid-19 terhadap Perusahaan mulai terasa pada awal Triwulan-II
2020. Volume penjualan Perusahaan mengalami penurunan signifikan
sebesar 39% pada Triwulan-II 2020 yang dikarenakan rendahnya
permintaan baja di industri hilir maupun pengguna.
Hal tersebut menuntut Perusahaan untuk melakukan inisiatif-inisiatif
tambahan agar Perusahaan dapat menjaga kontinuitas pasokan produk baja
untuk memenuhi kebutuhan nasional serta dapat meningkatkan kinerjanya.
Dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19 terdapat beberapa inisiatif
strategis yang dilakukan Perusahaan yaitu sebagai berikut:
1) Mendukung kebijakan Pemerintah melalui penerapan protokol Covid-19
di lingkungan kerja, menyediakan sistem remote working, dan
menyediakan rumah sakit rujukan untuk tindakan pengobatan bagi pasien
tanpa gejala dan gejala ringan dan termasuk pasien yang positif.
2) Melakukan optimalisasi proses bisnis dengan manajemen rantai pasok
dengan memastikan stabilitas pasokan dari pemasok utama serta
optimalisasi pasokan untuk disesuaikan secara dinamis antara proyeksi
permintaan dan perubahan indeks harga.
3) Upaya peningkatan pendapatan melalui komunikasi intensif dengan
konsumen untuk mengumpulkan pemahaman pasar dan pergeseran
permintaan serta upaya pemberian relaksasi pembayaran kepada
konsumen sebagai upaya pemulihan pasar dan industri melalui dukungan
pendanaan Pemerintah.
4) Program efisiensi biaya yang terus dilakukan seperti inisiatif efisiensi di
seluruh lini, implementasi harga gas alam sebesar US$6/MMBTU, serta
negosiasi dengan supplier dan mitra dalam rangka penurunan biaya
energi.

Selain dari sisi operasional, dampak pandemi Covid-19 juga


mempengaruhi timeline rencana pelunasan hutang restrukturisasi Tranche
B. Grup memiliki pinjaman yang akan jatuh tempo di tahun 2021 sebesar
USD 323 juta termasuk pinjaman Tranche B sebesar USD 244 juta.
Pembayaran pinjaman Tranche B ini yang sebelumnya telah dijadwal
ulang dari sebelumnya jatuh tempo September 2020 menjadi
September 2021, sesuai kesepakatan dengan pemberi pinjaman tanggal 26
Oktober 2020.

Kebijakan akuntansi sebelum 1 Januari 2020


Pada setiap akhir tahun pelaporan, Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti
yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami
penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan
nilainya dan kerugian penurunan nilai diakui, jika dan hanya jika, terdapat
bukti yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari
satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut
(“peristiwa kerugian”) dan peristiwa kerugian tersebut berdampak pada
estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset
keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
Bukti penurunan nilai termasuk indikasi bahwa debitur atau kelompok
debitur sedang mengalami kesulitan keuangan signifikan, terjadi wanprestasi
atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga, terdapat kemungkinan bahwa
debitur akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya
atau data yang dapat diobservasi yang mengindikasikan adanya penurunan
yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa depan, seperti perubahan
dalam tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestas.
2. Untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan “Musyarakah” dari BNI Syariah,
PT Krakatau Steel Tbk dituntut untuk memenuhi sejumlah kriteria terkait
kinerja keuangan mereka. Sebutkan dan jelaskan seluruh kriteria tersebut!

8. , Grup sedang menjalankan transformasi bisnis yang dibagi menjadi empat


poin utama, yaitu:
a. Melakukan perbaikan internal (Operational Excellence) yang akan
berdampak positif terhadap kinerja keuangan Perusahaan, terutama di
area:
1. Perbaikan pemasaran dan penjualan Tujuan dari perbaikan pemasaran
dan penjualan adalah untuk memperbaiki volume penjualan dengan
melakukan pengenalan konsumen dengan lebih baik. Perusahaan
melakukan perbaikan strategi go-to-the market untuk memahami
kebutuhan, kemampuan teknis dan keuangan serta preferensi
konsumen terhadap bauran pemasaran produk Perusahaan. Dengan
pemahaman konsumen yang lebih baik, Perusahaan dapat menyusun
strategi pemasaran dan penjualan yang efektif untuk memperbaiki
volume penjualan Perseroan.

Strategi go-to-the market dibedakan menjadi beberapa teknis


pendekatan sebagai berikut:
• Penjualan langsung
Meningkatkan persentase margin keuntungan atas penjualan
produk baja lembaran panas (Hot Rolled Coil/“HRC”) dan baja
lembaran dingin (Cold Rolled Coil/“CRC”) dengan cara
meningkatkan persentase Gain Share of the Wallet yang
difokuskan pada pelanggan utama. Share of wallet adalah porsi
penjualan produk Perseroan dibandingkan dengan porsi penjualan
pesaing baik produsen lokal maupun impor. Dengan pemahaman
konsumen yang lebih baik, Perusahaan mampu meningkatkan
share of wallet untuk konsumen-konsumen yang menjadi target
dengan memberikan perbaikan bauran pemasaran menjadi lebih
menarik.
 Penjualan melalui distributor
Membuat program yang ditujukan untuk lebih meningkatkan
efektivitas pola hubungan Perusahaan dengan distributor, dengan
memberikan reward and recognition sesuai ukuran bisnis, loyalitas
dan prestasi penjualan mereka. Melalui program ini Perusahaan
ingin membina hubungan bisnis jangka panjang yang saling
menguntungkan dengan distributor untuk memastikan volume
penjualan yang stabil dan berkelanjutan.
• Penjualan dengan project basis
Menawarkan produk secara terintegrasi untuk memenangkan
tender penjualan dengan project basis dengan cara menawarkan
produk dan jasa yang dihasilkan Group di dalam satu paket
terintegrasi sehingga meningkatkan nilai tambah yang diberikan
kepada pelanggan.
• Harga jual produk
Meminimalkan Price Leakage sehingga dapat meningkatkan
margin penjualan. Price Laekage adalah kebocoran penjualan yang
diakibatkan oleh tidak terstandarisasinya term and conditions
penjualan Perusahaan. Perusahaan akan menetapkan standardised
terms and condition untuk kelas atau konsumen yang berbeda.
2. Perencanaan penjualan dan operasi
• Portofolio produk
Membuat portofolio produk secara segmentasi sehingga Perusahaan
dapat lebih fokus menerapkan strategi penjualan dan layanan yang
sesuai dengan kebutuhan masing-masing pelanggan pada setiap
segmennya
• Baseload planning
Mengoptimalkan perencanaan produksi berdasarkan baseload
planning. Dengan adanya baseload planning, jumlah produksi
ditetapkan berdasarkan kebutuhan pemenuhan order dari sales forecast
yang lebih akurat yang disusun menggunakan program go-to-the
market di atas, sehingga sangat andal dipergunakan untuk penyusunan
perencanaan dan operasi yang baik dan berkelanjutan.
• Production balancing
Melakukan production balancing untuk mencegah bottleneck. Melalui
perbaikan sales forecast yang lebih akurat, production balancing dapat
dilakukan lebih baik dengan meminimalkan production mismatch dan
barang jadi yang berpotensi menjadi free stock.
• Shipment planning
Melakukan pengaturan rencana penjualan agar pengiriman dapat
berjalan dengan lancar setiap hari dengan melakukan manajemen
jaminan pelanggan, ketersediaan gudang pelanggan dan kesiapan
armada angkutan.
3. Operasi
• Strategi pembelian Memperluas dan meningkatkan strategi kontrak
jangka panjang baik pembelian atas bahan baku dan bahan habis pakai
untuk mendapatkan jaminan atas kepastian pasokan dan harga. Tujuan
dari kontrak jangka panjang adalah menjamin ketersediaan material
untuk operasi pabrik yang berkelanjutan serta memungkinkan
dilakukannya perencanaan pengadaan, pengapalan dan manajemen
persediaan untuk menurunkan biaya.
• Efisiensi atas pabrik-pabrik yang sudah ada Melakukan efisiensi atas
pabrik-pabrik yang sudah ada dengan memberhentikan operasional
pabrik seperti pabrik Blast Furnace, pabrik DR, dan pabrik Wire Rod
Mill, menurunkan biaya produksi melalui efisiensi proses produksi
dan optimalisasi kapasitas produksi. Program yang dilakukan adalah
meningkatkan overall equipment effectiveness / “OEE” dengan cara
memperbaiki produktivitas dan rasio hasil produksi (yield).
• Digitalisasi Membangun kapabilitas digital untuk sistem
pengambilan keputusan berbasis data serta membangun platform
digital untuk memposisikan Perusahaan sebagai penyedia berbagai
kebutuhan baja.
Berikut beberapa sistem yang sedang dibangun adalah:
• Digital control tower Adalah sebuah integrasi data dan teknologi,
yang didedsain sebagai jalan mengkonversi data mentah menjadi
informasi real time yang berguna bagi pengambilan keputusan yang
proaktif, memfasilitasi penyampaian informasi beserta tindakan
korektif dan aksi preskriptif / pencegahan yang diperlukan, dan
meningkatkan kualitas waktu koordinasi antar unit bisnis dalam
Perusahaan.
• Sales force effectiveness tool Adalah sebuah alat bantu bagi Personil
Unit Penjualan untuk mempercepat proses administrasi penjualan dan
memonitor progres order / pesanan pelanggan.
• Sistem initiative tracking Adalah sebuah realisasi dari perjalanan
proses digitalisasi End-to End Order to Cash (O2C) untuk
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah utama yang dihadapi
pelanggan (Customer Pain Points) dengan tujuan untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan dan market share Perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai