Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043369314 Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA 4371/ Manajemen Rantai Pasokan Nama UPBJJ : UT – DKI Jakarta Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Jawaban : 1. Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan menurut Kouvelliset al. 2012, yaitu : a. Memperbaiki tingkat akurasi pada peramalan permintaan. Oeramalan permintaan yang tidak akurat berdampak pada tidak cocoknya jumlah supply dan demand. Untuk itu, perusahaan perlu melakukan pendekatan kuantitatif untuk meningkatkan tingkat akurasi dan realita terhadap hasil peramalan. Perusahaan juga perlu untuk mempertimbangkan error dalam peramalan permintaan (forecast demand error) untuk mengembangkan perencanaan ke depan. Penyesuaian terhadap peramalan seperti lead time, waktu transit, kapasitas dan sebagainya juga diperlukan supaya hasil lebih akurat. b. Mengintegrasi dan menyinkronkan antara perencanaan dengan ekseskusi. Pada beberapa kasus, eksekusi tidak selalu sama dengan perencanaan karena perlunya adjustment dengan kondisi yang terjadi saat itu. Namun, adjustment tersebut seringkali tidak disampaikan kepada pembuat perencanaan (planner) sehingga berdampak pada kurangnya integrasi antara pengembang dan pengeksekusi perencanaan. Dengan adanya koordinasi dan integrasi yang baik antara keduanya, maka permasalahan yang berakibat pada ketidaksesuaian antara supply dan demand dapat dihindari. c. Mengurangi rata – rata dan variasi lead time. Pendekatan ini dapat ketidakpastian dalam rantai pasokan. Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan yaitu : - Menghilangkan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah. - Meningkatkan reliabilitas dan validitas pada proses manufaktur, administratif dan logistic. - Memberikan perhatian pada proses, sumber daya dan material yang kritis atau krusial. d. Berkolaborasi dan bekerja sama dengan partner dalam supply chain. Mengaplikasikan kolaborasi ini tidaklah mudah. Menumbuhkan rasa saling percaya, melakukan kesepakatan dalam hal bagaimana membagi keuntungan, dan saling berupaya untuk meninggalkan mindset lama merupakan langkah yang diperlukan. Selanjutnya antar partner dalam rantai pasokan perlu untuk bekerja sama dalam membuat suatu keputusan dan menyelesaikan masalah, serta sharing informasi mengenai strategi, perencanaan dan kinerja. e. Meningkatkan awareness perusahaan terhadap aktivitas supply chain. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya discruption, perusahaan sebaiknya mengetahui apa yang terjadi pada aktivitas rantai pasokannya. Beberapa langkah yang dapat dilakukan yaitu : - Mengidentifikasi dan memilih indicator utama yang mempengaruhi kinerja rantai pasokan. - Mengumpulkan dan menganalisi data dari indicator tersebut. - Menentukan tingkat benchmark untuk indicator tersebut. - Melakukan monitoring terhadap indicator tersebut dengan membandingkanya dengan benchmark yang telah ditentukan. - Mengkomunikasikan penyimpangan yang terjadi dari pencapaian kinerja yang ditargetkan kepada manager yang berwenang pada saat itu. - Mengembangkan dan mengimplementasikan cara untuk mengatasi penyimpangan tersebut. f. Membangun fleksibilitas dalam rantai pasokan. Fleksibilitas dapat diterapkan dalam banyak hal yaitu fleksibilitas dalam desain produk, fleksibilitas dalam hal pengadaan barang (sourching) dan fleksibilitas dalam aktivitas manufaktur. Fleksibilitas dalam desain produk dapat dilakukan dengan menerapkan standard dan penggunaan common part sehingga mempermudah dalam merespons perubahan demand dan gangguan dalam hal pengiriman. Fleksibilitas dalam sourching dapat dilakukan dengan melakukan kontrak pembelian yang fleksibel dan menggunakan spot market untuk melakukan pembelian. Selain itu, fleksibiltas dalam hal kapasitas produksi perlu dilakukan untuk mempermudah aktivitas manufaktur berpindah dari produksi satu produk ke produk lain secara cepat. Perusahaan dapat menyegmentasi kapasitas produksinya menjadi kapasitas pokok dan kapasitas reaktif. Strategi late differentiation terhadap produk juga dapat dilakukan untuk meningkatkan fleksibiltas manufaktur. g. Strategi penundaan (postponement strategy). Dengan menerapkan strategi ini, kemungkinan produksi produk yang tidak diinginkan pasar dapat diminimalisir sehingga dapat mengurangi risiko ketidakcocokan antara supply dan demand. h. Investasi dalam hal teknologi. Investasi untuk teknologi yang tepat merupakan upaya untuk mengurangi kemungkinan terjadinya discruption dan meningkatkan kinerja rantai pasokan. Teknologi berbasis web dan teknologi RFID merupakan contok penggunaan teknologi yang dapat memberikan informasi yang terintegrasi dan real time. 2. Cara H&M mengatur ketersediaan produk optimalnya sehingga mampu menjadi pemimpin retail fashion yaitu : a. Biaya penimbunan barang (cost of overstocking the product) merupakan kerugian perusahaan dari setiap unit yang tak terjual di akhir musim penjualan. Dimana manager H&M untuk kelancaran produksi, H&M membeli sejumlah besar hanya beberapa jenis kain atau bahan (hanya empat atau lima jenis, tetapi dapat berubah dari tahun ke tahun). Dengan cara ini, produsen lain dapat mengirimkan kain dalam jumlah besar dengan cepat langsung ke pusat produksi H&M. Perusahaan membeli kain mentah dari berbagai pemasok dari berbagai negara yang mampu menyediakan bahan dalam jumlah dan kualitas yang sesuai. Pemasok – pemasok akan mengirimkan pesanan bahan dalam jumlah dan kualitas yang sesuai. Pemasok – pemasok akan mengirimkan pesanan bahan dalam waktu 5 hari sejak pesanan dilakukan. Terdapat keterbukaan informasi dan kerja sama yang baik antara pusat produksi dengan para pemasok yang juga menjadi kunci agar pemasok dapat mengirimkan pesanan dalam waktu yang cepat. b. Biaya kekurangan persediaan (cost of understocking the product) merupakan kerugian perusahaan setiap kehilangan penjualan dikarenakan tidak tersediannya persediaan. Cost pf understcoking seharusnya termasuk pada batas. Kehilangan dari sekarang hingga penjualan selanjutnya apabila pelanggan tidak kembali. Dimana manager H&M dalam membuat produk baru, agen perusahaan selalu memantau berbagai media social untuk mengamati arah mode pakaian yang dapat dilihat dari berbagai komunitas, para influencer dan para artis. Berdasarkan arah mode yang mulai berkembang para agen dengan cepat mengirim ide busana – busana tersebut ke kantor pusat. Selanjutnya kantor pusat akan mengirim ide ide tersebut ke para desainer untuk membuat sketsa desain yang akan diproduksi di pusat pusat produksi H&M. Item item baru kemudian diproduksi dan dikirim ke toko toko H&M dalam jangka waktu 4-6 minggu , dan item yang ada dapat diubah dalam 2 minggu. Proses produksi yang singkat menciptakan kelangkaan desain, tidak ada stok yang menumpuk di toko yang mendorong konsumen untuk langsung melakukan pembelian apabila tersedia item yang diinginkan. Persediaan setiap item produk yang dijual tidak dibuat dalam jumlah yang banyak karena model pakaian akan berganti dengan cepat. H&M memiliki 12 tingkat perputaran persediaan per tahun yang dua kali lebih cepat daripada toko toko pesaingnya. Siklus pesanan terfokus jangka pendek semacam ini membuat perkiraan menjadisangat akurat, jauh lebih akurat daripada pesaing yang mungkin memesan setiap bulan.
3. Praktik Customer Relationship Management dan Supplier Relationship
Management yang dilakukan di H&M yaitu : a. Pemenuhan pesanan (order fulfillment). Proses pemenuhan pesanan merupakan serangkaian aktivitas perusahaan untuk memenuhi pesanan konsumen dan menyediakan tingkat pelayanan yang dibutuhkan dengan biaya pengiriman yang terendah. Oleh karena itu, proses pemenuhan pesanan harus diintegrasikan dengan pemasaran, produksi dan perencanaan perusahaan agar lebih efektif. Lebih khususnya, system distribusi perusahaan dirancang untuk memberikan tingkat pelayanan yang cukup, dan system produksinya harus dibuat untuk menghasilkan tingkat output yang dibutuhkan dengan perencanaan pemasaran dan promosi yang mempertimbangkan output dan kemampuan pengiriman perusahaan tersebut. Permasalahan yang berhubungan dengan pemenuhan pesanan adalah lokasi pemasok, transportasi inbound dan outbound yang digunakan, lokasi fasilitas produksi dan pusat distribusi, serta system yang digunakan untuk memasuki, memproses, mengomunikasikan, memilih, mengirimkan dan mendokumentasikan pesanan konsumen. Proses pemenuhan pesanan ini harus diintegrasikan dengan manajemen hubungan dengan konsumen, manajemen customer service, manajemen hubungan dengan pemasok dan manajemen pengembalian untuk memastikan kebutuhan konsumen dapat dipenuhi. Tingkat pelayanan konsumen diperbaiki, pemasok membantu dalam meminimalisasi waktu siklus pemesanan, dan konsumen mendapatkan produk dengan kualitas terbaik. Pasar inti perusahaan adalah wanita berusia 24-35 tahun. Mereka menjangkau pasar ini dengan menempatkan toko mereka di pusat kota dan tempat tempat dengan konsentrasi wanita yang tinggi dalam rentang usia ini. Item pakaian diberi harga berdasarkan permintaan pasar, bukan berdasarkan biaya pembuatam. Waktu tunggu yang singkat untuk pengiriman item fashion unitk dikombinasikan dengan produksi yang singkat memungkinkan H &M menawarkan lebih banyak gaya dan pilihan kepada pelanggan, namu tetap menciptakan rasa urgensi untuk membeli karena item sering terjual habis dengan cepat. b. Manajemen Hubungan dengan Pemasok (Supplier Relationship Management). Manajemen hubungan dengan pemasok menggambarkan bagaimana perusahaan mengelola hubungannya dengan para pemasok. Perusahaan mengelola rantai pasokan dengan mencari pemasok dengan kinerja yang baik dan saling menguntungkan. Perusahaan memfokuskan pada hunungan yang baik dengan pemasok dalam hal memenuhi biaya, kualitas dan layanan konsumen untuk baha baku, komponen dan produk. Untuk produk yang tidak pokok, perusahaan biasanya melakukan pelelangan serta susunan penawaran atau katalog untuk memilih pemasok. Kegiatan dalam proses ini mencakup penyaringan dan pemilihan pemasok, negosiasai produk dan jasa, pengelolaan pemasok, serta pengawasan dan peningkatan kinerja pemasok. Manajemen hubungan dengan pemasok secara rutin berkomunikasi dengan bagian produksi untuk menciptakan feedback pada pemasok dan kinerja pembelian dan dengan bagian pemasaran untuk feedback ke konsumen. Pemasok perlu mengetahui pengembangan produk baru dan tujuan kinerja feedback. Untuk kelancaran produksi H&M membeli sejumlah besar hanya beberapa jenis kain atau bahan (hanya empat atau lima jenis, tetapi dapat berubah dari tahun ke tahun). Dengan cara ini, produsen kain dapat mengitimkan kain dalam jumlah besar dengan cepat langsung ke pusar produksi H&M. Perusahaan membeli kain mentah dari berbagai pemasok dari berbagai negara yang mampu menyediakan bahan dalam jumlah dan kualitas yang sesuai. Pemasok pemasok akan mengirimkan pesanana bahan dalam waktu 5 hari sejak pesanan dilakukan. Terdapat keterbukaan informasi dan kerja sama yang baik anatara pusat produksi dengan para pemasok yang juga menjadi kunci agar pemasok dapat mengirimkan pesanan dalam waktu yang cepat. c. Pengembangan Produk dan Komersialisasi (Product Development and Comercialization). Pengembangan produk dan komersialisasi adalah tindakan pengembangan produk baru untuk memenuhi perubahan permintaan konsumen dan memasarkan produk tersebut dengan cepat dan efisien. Dalam pengelolaan rantai pasokan , banyak konsumen dan pemasok yang terlibat dalam proses pengembangan produk baru untuk meyakinkan bahwa produk dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan pembelanjaan barang dapat memenuhi kebutuhan pabrik. d. Kegiatan dalam proses pengembangan produk dan komersialisasi mencakup metode dan dorongan untuk membangkitkan ide produk baru, pengembangan mekanisme feedback ke konsumen, pembentukan crossfunctional, tim pengembangan produk baru internal perusahaan, penilaian dan pemilihan ide produk baru berdasarkan pengaruh finansial, kebutuhan sumber daya yang sesuai dengan infrastruktur pabrik dan logistic, perancangan dan percobaan protoripe produk baru, menentukan saluran pemasaran dan terakhir, menilai keberhasilan dari setiap produk baru. Keberhasilan pengembangan produk baru bergantung pada konsumen dan pemasok eksternal, perusahaan maufaktur, serta pemasaran dan finansial internal. Dalam membuat produk baru, agen perusahaan selalu memantau berbagai media social untuk mengamati arah mode pakaian yang dapat dilihat dari berbagai komunitas, para influencer dan para artis. Berdasarkan arah mode yang mulai berkembang, para agen Dengan cepat mengirim ide busana busana tersebut ke kantor pusat. Selanjutnya kantor pusat akan mengirim ide ide tersebut ke para desainer untuk membuat sketsa desain yang akan diproduksi di pusat pusat produksi H&M. Item item baru kemudian diproduksi dan dikirim ke toko toko H&M dalam jangka waktu 4-6 minggu, dan item yang ada dapat diubah dalam 2 minggu. Proses produksi yang singkat menciptakan kelangkaan desain, tidak ada stock yang menumpuk di toko yang mendorong konsumen untuk langsung melakukan pembelian apabila tersedia item yang diinginkan. Persediaan setiap item produk yang dijual tidak dibuat dalam jumlah yang banyak karena model pakaian akan berganti dengan cepat dari pada toko toko pesaingnya. Siklus pesanan terfokus jangka pendek semacam ini membuat perkiraan menjadi sangat akurat, jauh lebih akurat daripada pesaing yang mungkin memesan setiap bulan.