Anda di halaman 1dari 2

1.

Kerjasama yang terjalin erat seringkali menimbulkan rasa kepercayaan


terhadap pihak outsourcing dan partner bisnis. Apa yang akan terjadi jika kita
terlalu mempercayai pihak outsourcing dan partner bisnis kita?

2. Beberapa gangguan rantai pasok (supply chain disruption) dapat terjadi


secara rutin, baik gangguan yang memberi dampak besar seperti bencana
alam, mogok kerja, atau serangan teroris, maupun gangguan yang memberi
dampak kecial seperti kerusakan mesin, stockouts pemasok, atau masalah
kualitas. Apa yang dapat dilakukan perusahaan untuk meminimalisir dampak
dari gangguan tersebut?

Jawaban :
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

1. Terlalu mempercayai pihak outsourcing dan partner bisnis dapat meningkatkan


ketergantungan perusahaan terhadap pihak ketiga dalam jaringan suplai global tersebut. Hal
tersebut meningkatkan risiko terhadap disruption dikarenakan masalah yang terjadi dalam
satu bagian dapat dengan mudah memengaruhi bagian lain dari keseluruhan rantai pasokan,
sehingga dapat dengan cepat berdampak pada keseluruhan aktivitas rantai pasokan itu
sendiri

2. Perusahaan perlu untuk merancang dan mengembangkan suatu pendekatan yang dapat
meminimalkan risiko terhadap disruption tanpa harus mengorbankan efisiensi. Berikut
beberapa pendekatan yang dapat dilakukan (Kouvelis et al., 2012):
A. Memperbaiki tingkat akurasi pada peramalan permintaan.
Peramalan permintaan yang tidak akurat berdampak pada tidak cocoknya jumlah supply
dan demand. Untuk itu, perusahaan perlu melakukan pendekatan kuantitatif untuk
meningkatkan tingkat akurasi dan reliabilitas terhadap hasil peramalan. Perusahaan
juga perlu untuk mempertimbangkan error dalam peramalan permintaan (forecast
demand error) untuk mengembangkan perencanaan ke depan. Penyesuaian terhadap
peramalan seperti lead time, waktu transit, kapasitas dan sebagainya juga diperlukan
supaya hasil lebih akurat.
B. Mengintegrasi dan menyinkronkan antara perencanaan dengan eksekusi. Pada
beberapa kasus, eksekusi tidak selalu sama dengan perencanaan karena perlunya
adjustment dengan kondisi yang terjadi saat itu. Namun, adjustment tersebut seringkali
tidak disampaikan kepada pembuat perencanaan (planner) sehingga berdampak pada
kurangnya integrasi antara pengembang dan pengeksekusi perencanaan. Dengan
adanya koordinasi dan integrasi yang baik antara keduanya, maka permasalahan yang
berakibat pada ketidaksesuaian antara supply dan demand dapat dihindari.
C. Mengurangi rata-rata dan variasi lead time.
Pendekatan ini dapat mengurangi tingkat ketidakpastian dalam rantai pasokan
Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan yaitu; menghilangkan aktivitas yang tidak
memberikan nilai tambah, meningkatkan reliabilitas dan validitas pada proses
manufaktur, administratif dan logistik, memberikan perhatian pada proses, sumber
daya dan material yang kritis atau krusial
D. Berkolaborasi dan bekerja sama dengan partner dalamsupply chain.
Mengaplikasikan kolaborasi ini tidaklah mudah. Menumbuhkan rasa saling percaya,
melakukan kesepakatan dalam hal bagaimana membagi keuntungan, dan saling
berupaya untuk meninggalkan mindset lama merupakan langkah yang diperlukan.
Selanjutnya, antar partner dalam rantai pasokan perlu untuk bekerja sama dalam
membuat suatu keputusan dan menyelesaikan masalah, serta sharinginformasi
mengenai strategi, perencanaan dan kinerja.
E. Meningkatkan awarenessperusahaan terhadap aktivitas supply chain.
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya disruption, perusahaan sebaiknya
mengetahui apa yang terjadi pada aktivitas rantai pasokannya.
F. Membangun fleksibilitas dalam rantai pasokan.
Fleksibilitas dapat diterapkan dalam banyak hal yaitu fleksibilitas dalam desain produk,
fleksibilitas dalam hal pengadaan barang (sourcing), dan fleksibilitas dalam aktivitas
manufaktur. Fleksibilitas dalam desain produk dapat dilakukan dengan menerapkan
standar dan penggunaan common part sehingga mempermudah dalam merespons
perubahan demanddan gangguan dalam hal pengiriman. Fleksibilitas dalam sourcing
dapat dilakukan dengan melakukan kontrak pembelian yang fleksibel dan menggunakan
spot market untuk melakukan pembelian
G. Strategi penundaan ( postponement strategy).
Dengan menerapkan strategi ini, kemungkinan produksi produk yang tidak diinginkan
pasar dapat diminimalisir sehingga dapat mengurangi risiko ketidakcocokan antara
supplydan demand
H. Investasi dalam hal teknologi.
Investasi untuk teknologi yang tepat merupakan upaya untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya disruption dan meningkatkan kinerja rantai pasokan. Teknologi berbasis web
dan teknologi RFID merupakan contoh penggunaan teknologi yang dapat memberikan
informasi yang terintegrasi dan real-time.

Sumber: Guritno, Adi Djoko.(2019).Manajemen Rantai Pasokan.Edisi2.Tangerang


Selatan: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai