Anda di halaman 1dari 3

Tugas 3

Mata Kuliah : Manajemen Rantai Pasok

Soal 1
Adanya gangguan (disruption) dalam rantai pasok menyebabkan munculnya
berbagai risiko. Risiko-risiko
tersebut perlu diminimalkan agar tidak terjadi kerugian yang lebih besar
bagi perusahaan. Oleh karena itu,
perusahaan perlu untuk merancang dan mengembangkan suatu pendekatan yang dapat
meminimalkan risiko
terhadap disruption tanpa harus mengorbankan efisiensi. Jelaskan beberapa
pendekatan tersebut.
Jawab :
Berikut beberapa pendekatan yang dapat meminimalkan risiko terhadap
disruption tanpa harus
mengorbankan efisiensi.
1) Memperbaiki tingkat akurasi pada peramalam permintaan.
Peramalan permintaan yang tidak akurat berdampak pada tidak cocoknya jumlah supply
dan demand.
Untuk itu, perusahaan perlu melakukan pendekatan kuantitatif untuk
meningkatkan tingkat akurasi dan
reliabilitas terhadap hasil peramalan. Perusahaan juga perlu untuk
mempertimbangkan error dalam
peramalan permintaan (forecast demand error) untuk mengembangkan
perencanaan ke depan.
Penyesuaian terhadap peramalan seperti lead time, waktu transit,
kapasitas dan sebagainya juga
diperlukan supaya hasil lebih akurat.
2) Mengintegrasi dan Menyinkronkan antara perencanaan dengan eksekusi.
Pada beberapa kasus, eksekusi tidak selalu sama dengan perencanaan karena
perlunya adjustment
dengan kondisi yang terjadi saat itu. Namun, adjustment tersebut seringkali
tidak disampaikan kepada
pembuat perencanaan (planner) sehingga berdampak pada kurangnya integrasi antara
pengembang dan
pengeksekusi perencanaan. Dengan adanya koordinasi dan integrasi yang baik antara
keduanya, maka
permasalahan yang berakibat pada ketidaksesuaian antara supply dan demand dapat
dihindari.
3) Mengurangi rata-rata dan variasi lead time.
Pendekatan ini dapat mengurangi tingkat ketidakpastian dalam rantai pasokan.
Beberapa aktivitas yang
dapat dilakukan yaitu:
a) Menghilangkan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah.
b) Meningkatkan reliabilitas dan validitas pada proses manufaktur,
administrative dan logistic.
c) Memberikan perhatian pada proses, sumber daya dan material yang krisis atau
krusial.
4) Berkolaborasi dan bekerja sama dengan partner dalam supply chain.
Mengaplikasikan kolaborasi ini tidaklah mudah. Menumbuhkan rasa saling percaya,
melakukan kesepakatan
dalam hal bagaimana membagi keuntungan, dan saling berupaya untuk meninggalkan
mindset lama
merupakan langkah yang diperlukan. Selanjutnya, antara partner dalam rantai
pasokan perlu untuk bekerja
sama dalam membuat suatu keputusan dan menyelesaikan masalah, serta sharing
informasi mengenai
strategi, perencanaan dan kinerja.
5) Meningkatkan awareness perubahan terhadap aktivitas supply chain.
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya disruption, perusahaan sebaiknya
mengetahui apa yang
terjadi pada aktivitas rantai pasokannya. Beberapa langkah yang dapat dilakukan
yaitu:

a) Mengidentifikasikan dan memilih indikator utama yang mempengaruhi kinerja


rantai pasokan.
b) Mengumpulkan dan menganalisis data dari indikator tersebut.
c) Menentukan tingkat benchmark untuk indikator tersebut.
d) Melakukan monitoring terhadap indikator tersebut dengan membandingkannya dengan
benchmark yang telah ditentukan.
e) Mengomunikasikan penyimpangan yang terjadi dari pencapaian kinerja yang
ditargetkan kepada
manajer yang berwenang pada saat itu.
f) Mengembangkan dan mengimplementasikan cara untuk mengatasi penyimpangan
tersebut.
6) Membangun fleksibilitas dalam rantai pasokan.
Fleksibilitas dapat diterapkan dalam banyak hal yaitu fleksibilitas dalam desain
produk, fleksibilitas dalam
hal pengadaan barang (sourcing), dan fleksibilitas dalam aktivitas manufaktur.
Fleksbilitas dalam desain
produk dapat dilakukan dengan menerapkan standar dan penggunaan common
part sehingga
mempermudah dalam merespons perubahan demand dan gangguan dalam hal pengiriman.
Fleksibilitas
dalam sourcing dapat dilakukan dengan melakukan kontrak pembelian yang fleksibel
dan menggunakan
spot market untuk melakukan pembelian. Selain itu, fleksibilitas dalam
hal kapasitas produksi perlu
dilakukan untuk mempermudah aktivitas manufaktur berpindah dari produksi satu
produk ke produk lain
secara tepat. Perusahaan dapat menyegmentasi kapasitas produksinya menjadi
kapasitas pokok dan
kapasitas reaktif. Strategi late differentiation terhadap produk juga dapat
dilakukan untuk meningkatkan
fleksibilitas manufaktur.
7) Strategi penundaan (postponement strategy).
Dengan menerapkan strategi ini, kemungkinan produksi produk yang tidak diinginkan
pasar dapat diminimalisir
sehingga dapat mengurangi risiko ketidakcocokan antara supply dan demand.
8) Investasi dalam hal teknologi.
Investasi untuk teknologi yang tepat merupakan upaya untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya
disruption dan meningkatkan kinerja rantai pasokan. Teknologi berbasis
web dan teknologi RFID
merupakan contoh penggunaan teknologi yang dapat memberikan informasi yang
terintegrasi dan real-
time.

Soal 2
Pelajari materi dalam modul 8 Kegiatan Belajar 2 BMP Manajemen Rantai
Pasokan. Berdasarkan uraian
kasus pada toko H & M tersebut, jelaskan bagaimana H & M mengatur tingkat
ketersediaan produk optimalnya
sehingga mampu menjadi pemimpin retail fashion !
Jawab :
Dalam mengatur H&M mengatur tingkat ketersediaan produk optimalnya sehingga
mampu menjadi
pemipin retail fashion karena H&M mengatur untuk mengganti desain
pakainnya setiap tiga minggu,
sementara pesaing mengubah deasinnya setiap dua atau tiga bulan.
H&M juga aktif memantau arah
perkembangan tren fashion dan dengan cepat mengikutinya. Setelah menentukan
jenis mode baru, dalam
jangka waktu 4 – 6 minggu H&M untuk diproduksi dan dikirim ke toko-toko H&M dan
item yang ada dapat
diubah dalam waktu 2 minggu.
H&M juga memproduksi item produk tidak dalam jumlah yang banyak karena merespon
perubahan
mode yang cepat. Dalam memperlancar proses produksinya, H&M membeli sejumlah besar
hanya beberapa
jenis kain atau bahan yang membuat produsen dapat mengirim kain dalam jumlah besar
dengan cepat secara langsung ke pusat produksi H&M dalam jangka waktu 5 hari.
Soal 3
Pelajari materi pada Modul 9 Kegiatan Belajar 1 dan 2 BMP Manajemen Rantai Pasokan.
Jelaskan praktik
Customer Relationship Management dan Supplier Relationship Management yang
dilakukan di H & M!
Jawab:
Praktik Customer Relationship Management yang dilakukan oleh H&M adalah dengan
membidik konsumen
utama mereka adalah wanita berusia 24 – 35 tahun. Mereka menjangkau pasar dengan
menempatkan toko
mereka di pusat kota dan tempat-tempat dengna konsetrasi wanita yang tinggi dalam
rentang usia tersebut.
Harga yang ditetapak untuk setiap item pakaian diberikan berdasarkan permintaan
pasar bukan berdasarkan
biaya pembuatan item pakaian tersebut. Waktu tunggu yang singkat untuk pengiriman
item fashion unik yang
dikombinasikan dengan produksi yang singkat memungkinkan H&M
menawarkan lebih banyak gaya dan
pilihan kepada pelanggan, namun tetap menciptakan rasa urgensi untuk membeli9
karena item sering terjual
habis.
Praktik Supplier Relationship Management yang dilakukan oleh H&M adalah
dengan keterbukaan informasi
dan kerja sama yang baik antara pusat produksi dengan para pemasok yang menjadi
kunci agar pemasok dapat mengirimkan pesanan dalam waktu yang cepat

Anda mungkin juga menyukai