Nim : 022002002034
Tugas 2
Analisis Fundamental
2). Uraikan / analisis : kaitan situasi makro ekonomi (siklus ekonomi, resesi,
recovery, growth) dengan industri.
Jawab :
• Siklus Ekonomi
Standar tata kelola yang tinggi dijalankan pada kegiatan bisnis Sampoerna. Kami meyakini
bahwa menjaga kepercayaan para konsumen dewasa, pelanggan, dan pemangku kepentingan
adalah faktor utama dalam membangun bisnis yang berkelanjutan, dan tata kelola perusahaan
yang baik tidak hanya sampai dengan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
Perseroan memastikan tata kelola perusahaan yang baik diterapkan pada seluruh badan
organisasi, dan pada saat yang sama, memastikan praktik keberlanjutan tetap dikembangkan dan
diimplementasi. Sebagai bagian dari komitmen kami untuk terus memperbaiki diri dan
memperkuat kualitas dari tata kelola, Perseroan mendirikan Komite Pemantau Manajemen
Risiko pada tahun 2020. Komite ini bertanggung jawab untuk mengawasi kebijakan dan praktik
manajemen risiko di perseroan.
• Resesi
Pada tahun 2020, pandemi COVID-19 menciptakan iklim pasar yang menantang
dengan diterapkannya protokol kesehatan dan pembatasan sosial di sebagian besar
wilayah Indonesia. Hal ini berdampak kepada tingkat permintaan domestik yang
berpengaruh negatif terhadap perekonomian nasional. Untuk pertama kalinya dalam
dua dekade, Indonesia memasuki masa resesi dengan kontraksi perekonomian sebesar -
5,3% dibandingkan setahun sebelumnya pada kuartal kedua. Meskipun telah
menunjukkan tanda-tanda pemulihan, pertumbuhan ekonomi 2020 mengalami
kontraksi -2,1% dari tahun sebelumnya, sementara tingkat pengangguran meningkat
kepada tingkat yang tertinggi sejak tahun 2011.
Pada masa krisis kesehatan ini, kesehatan dan keselamatan karyawan kami menjadi hal
yang utama, di samping itu kami secara aktif melakukan sosialisasi protokol kesehatan
kepada mitra dagang dan masyarakat luas. Upaya dan komitmen Perseroan diakui oleh
pemerintah yang telah memberikan izin melalui Kementerian Perindustrian untuk
melanjutkan kegiatan operasional bisnis dan produksi selama pembatasan sosial
berlangsung.
• Recovery
Pada tahun 2020, kami melaksanakan berbagai inisiatif sebagai wujud tanggung jawab
sosial kami kepada masyarakat melalui dukungan kepada Pemerintah dalam Program
Pemulihan Ekonomi Nasional yang mencakup, pertama, mempromosikan proses
produksi secara berkelanjutan dan membantu memperbaiki kondisi sosial ekonomi para
petani tembakau yang bekerja dengan kami, serta masyarakat sekitar mereka melalui
penerapan upaya pencegahan penyebaran COVID-19. Kedua, kami memanfaatkan Pusat
Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna (SETC) untuk melatih wirausahawan masa depan.
Ketiga, kami juga mendukung Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang
terdampak di Indonesia dalam menghadapi tantangan dan perubahan perilaku konsumen
pada masa pandemi melalui program-program kami.
Program Sampoerna Retail Community (SRC) telah membantu lebih dari 130.000 toko
kelontong tradisional dengan memberikan bantuan, program pelatihan dan kegiatan
virtual untuk membantu meningkatkan kemampuan usaha mereka dalam beradaptasi
dengan perubahan akibat pandemi. SRC juga memiliki peran penting dalam
pemberdayaan wanita Indonesia karena 57% dari anggota SRC adalah wanita. Melalui
program SETC dan SRC, kami bekerja sama dengan usaha kecil guna mewujudkan
tujuan menjadi pendorong utama kesuksesan usaha kecil dan menengah Indonesia,
sejalan dengan misi pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui
pemberdayaan usaha kecil di Indonesia.
• Growth
PENCAPAIAN PERSEROAN
Industri rokok menghadapi tantangan yang isebabkan oleh dua faktor utama, yakni: (i)
kenaikan signifikan pada cukai rokok sebesar 24% dan kenaikan 46% pada harga jual
eceran minimum pada bulan Januari 2020, yang merupakan kenaikan tertinggi dalam 10
tahun terakhir; dan (ii) dampak dari pandemi COVID-19.
Kedua faktor utama ini mengakibatkan penurunan sebesar 9,6% pada volume penjualan
industri menjadi 276 miliar unit pada tahun 2020. Volume penjualan Perseroan pada
tahun 2020 turun 19,3% menjadi 79,5 miliar unit, mencerminkan penurunan volume
industri rokok, ditambah dengan penurunan pangsa pasar sebesar 3,4 basis poin menjadi
28,8%. Berkurangnya pangsa pasar ini merupakan akibat dari beberapa dinamika pasar.
2. Pertumbuhan
Pada tahap pertumbuhan, kinerja serta operasionalisasi yang dijalankan
oleh perusahaan telah berhasil mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut
ditandai dengan penggunaan produk yang semakin banyak serta dicari-cari oleh
banyak orang. Hal tersebut menandakan jika produk bisnis yang diproduksi
sudah mulai dikenal keberadaannya hingga menciptakan stimulus yang dapat
menciptakan terdorongnya pertumbuhan perusahaan yang semakin membaik.
3. Guncangan
Pada tahap ini, perusahaan biasanya akan mengalami masa yang dapat
mampu menguji daya tahan serta kekuatan perusahaan dalam bersaing dengan
perusahaan kompetitor. Tahapan ini merupakan titik krusial yang mampu
memberikan peluang terciptanya kelambatan pertumbuhan yang salah satunya
didasari oleh persaingan yang semakin terasa dalam pasar. Pada dasarnya,
tahapan ini menimbulkan sejumlah tekanan bagi perusahaan untuk bisa
bertahan di tengah tekanan yang kompetitif. Untuk itu, diperlukan rangkaian
strategi yang pada akhirnya mampu mendorong perusahaan untuk tetap bangkit
dan bertahan dalam pasar. Ini merupakan sebuah tantangan karena tidak hanya
aspek eksternal saja yang patut diperhatikan, tetapi juga aspek internal dalam
perusahaan.
4. Kematangan
Pada tahap kematangan, kondisi pasar semakin membaik yang ditandai
dengan meningkatnya daya beli terhadap produk, sehingga mampu
menciptakan suasana positif dalam pasar yang menguntungkan para
perusahaan. Pada tahap ini, persaingan terjadi dengan semakin kuat, sehingga
menimbulkan beberapa perencanaan yang bertujuan untuk mendorong
perusahaan untuk semakin maju lagi kedepannya.
5. Penurunan
Pada tahap penurunan, gambaran yang terjadi berkaitan dengan
munculnya pertumbuhan industri yang bernilai negatif. Hal tersebut ditandai
dengan hadirnya perubahan yang terjadi di luar kendali perusahaan. Ini
merupakan salah satu dampak yang akan muncul jika pada tahap sebelumnya
perusahaan tidak mampu menciptakan peluang dalam mempertahankan
eksistensi.
4). Analisis terkait dengan 5 faktor persaingan !
Jawab :
Porter mengidentifikasi lima faktor yang menjadi kekuatan utama dalam bisnis yang
mampu membentuk lingkungan yang kompetitif, yaitu:
- Persaingan yang Kompetitif
Kekuatan yang pertama mengacu pada jumlah pesaing dan juga kemampuan
mereka dalam melemahkan perusahaan. Saat jumlah kompetitor semakin banyak,
maka jumlah produk dan layanan yang mereka tawarkan pun akan semakin banyak
juga, dan hal tersebut akan melemahkan kekuatan perusahaan.
- Kekuatan Pemasok
Bisnis yang dijalankan oleh suatu perusahaan pasti tidak akan bisa lepas dari
input barang atau jasa sebagai suatu bahan baku untuk proses produksi produk.
Untuk itu, kehadiran supplier memiliki peran yang penting dan bisa memberikan
pengaruh pada kekuatan kompetitif perusahaan.
- Kekuatan Pelanggan
Salah satu faktor penting dalam mencapai kesuksesan dalam berbisnis adalah
dengan tidak meremehkan kekuatan dari pelanggan. Tanpa mereka, perusahaan
tidak akan menghasilkan apa-apa. Semakin banyak pelanggan, kekuatan
perusahaan akan semakin besar, begitu juga sebaliknya.