Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Portofolio

Portofolio merupakan investasi pada lebih dari satu saham (sekuritas). Maksudnya adalah
penanaman investasi yang dilakukan pada lebih dari satu perusahaan atau pada beberapa
perusahaan. Investor melakukan portofolio dengan tujuan untuk meminimalkan resiko,
sehingga investor harus dapat memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan, serta
seberapa jauh penyimpangan yang akan terjadi dari hasil yang diharapkan.

Konsep Dasar
Ada tiga konsep dasar yang perlu diketahui sebagai dasar untuk memahami pembentukan
portofolio optimal yaitu antara lain :

1. Portofolio efesien dan portofolio optimal

 Portofolio efisien
Portofolio efisien diartikan sebagai portofolio dengan return tertinggi pada risiko
tertentu, atau portofolio dengan risiko terendah pada return tertentu. Investor perlu
mempertimbangkan dan menentukan sekuritas apa saja yang membentuk portofolio
dan dapat mencapai efisiensi maksimal. Indikator portofolio efisien adalah:
1. mampu memberikan expected return terbesar dengan risiko yang sama
2. mampu memberi risiko terkecil dengan expected return yang sama
Penentuan portofolio yang efisien dilakukan dengan cara memilih tingkat expected
return tertentu dan meminimumkan risiko nya, atau menentukan tingkat risiko
tertentu dan kemudian memaksimumkan expected returnnya.
 Portofolio Optimal
Portofolio efisien merupakan portofolio yang baik, tetapi bukan yang terbaik.
Portofolio yang terbaik adalah portofolio yang optimal. Portofolio efisien hanya
mempunyai satu dari faktor terbaik, yaitu faktor expected return atau faktor
risikonya. Sementara, portofolio yang optimal adalah portofolio yang memiliki
kombinasi expected return dan risiko yang terbaik.
Pembentukan portofolio optimal dapat dilakukan dengan dua metode:
1. Pendekatan Markowitz
2. Pendekatan Single Index Model (Model Indeks Tunggal)

2. Fungsi Utilitas dan kurva indeferen

 Fungsi Utilitas
Fungsi utilitas dapat diartikan sebagai suatu fungsi matematis yang menunjukkan
nilai dari semua alternatif yang ada. Semakin tinggi suatu nilai alternatif pilihan,
semakin tinggi utilitas alternatif tersebut. Dalam konteks manajemen portofolio,
fungsi utilitas menunjukan preferensi seorang investor terhadap berbagai pilihan
investasi dengan masing-masing risiko dan tingkat return harapan.
 Kurva Indeferen
Fungsi utilitas dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai kurva indiferen.
Gambar 5.1. di bawah ini menunjukkan tiga kurva indeferen yang dilambangkan
sebagai u1,u2 dan u3. Garis horizontal menggambarkan risiko, sedangkan garis
vertikal menggambarkan return harapan. Setiap kurva indiferen menggambarkan
suatu kumpulan portofolio dan return yang diharapkan dan risikonya masing-masing.
Setiap titik-titik yang terletak di sepanjang suatu kurva indiferen menggambarkan
kombinasi return dan risiko suatu investasi yang akan memberikan utilitas yang sama
bagi investor. Misalnya pada kurva indeferen u1, terdapat dua titik u1a dan u1b yang
masing-masing menunjukkan kombinasi return diharapkan dan risiko tertentu. Titik
u1a mempunyai return diharapkan dan risiko yang lebih kecil daripada titik u1b.
Fungsi utilitas dalam konteks portofolio menunjukkan preferensi investor terhadap
pilihan investasi. dengan risiko dan return masing-masing. Penggambarannya dapat
dilakukan melalui indifference curve. Kurva ini digambarkan dengan garis horizontal
yang menunjukkan risiko dan garis vertikal memperlihatkan return yang diharapkan.
Satu indifference curve menggambarkan suatu kumpulan portofolio dengan return
dan risiko masing- masing. Setiap titik sepanjang indifference curve menggambarkan
kombinasi expected return dan risiko yang memberikan utilitas sama bagi investor.
Semakin jauh dari sumbu horizontal maka semakin besar pula utilitasnya bagi
investor. Gambar dibawah menunjukkan kurva indiferen dari investor berkaitan
dengan preferensi return dan risiko yang mereka harapkan. Seorang investor
memiliki preferensi yang sama terhadap setiap titik dalam kurva indiferen, karena
titik-titik tersebut menggambarkan seberapa besar tingkat risk averse seorang
investor. Kemiringan (slope) positif kurva indiferen menggambarkan bahwa investor
selalu menginginkan return yang lebih besar sebagai kompensasi atas risiko yang
lebih tinggi yang harus mereka tanggung.

Gambar diatas menunjukkan bahwa semakin jauh kurva indiferen dengan garis
horizontal menandakan bahwa semakin tinggi utilitas bagi seorang investor. Semakin
tinggi utilitas suatu kurva indiferen berarti semakin tinggi tingkat return yang
diharapkan pada setiap tingkat risiko. Dalam gambar diatas terlihat bahwa kurva
indiferen u3 mempunyai nilai utilitas yang paling tinggi dibandingkan dua kurva
indiferen lainnya.
3. Aset Berisiko dan Aset Bebas Risiko

Dalam berinvestasi, investor bisa memilih menginvestasikan dananya pada berbagai


aset,baik aset yang berisiko maupun aset yang bebas risiko, ataupun kombinasi dari
kedua asettersebut. Pilihan investor atas aset–aset tersebut akan tergantung dari
sejauh mana preferensiinvestor terhadap risiko. Semakin enggan seorang investor
terhadap risiko, maka pilihaninvestasinya akan cenderung lebih banyak pada aset –
aset yang bebas risiko

 Aset Berisiko
Aset berisiko adalah aset-aset yang tingkat return aktual nya di masa depan masih
mengandung ketidakpastian. Salah satu contoh aset berisiko adalah saham. Misalnya
seorang investor hari ini membeli saham PT Gudang Garam dan akan tetap
memegangnya untuk jangka waktu 1 tahun ke depan. Pada saat investor tersebut
membeli saham PT Gudang Garam, dia tidak tahu pasti berapa return aktual yang
akan diperolehnya 1 tahun lagi. Return yang akan diperolehnya sangat tergantung
dari harga saham PT Gudang Garam tersebut 1 tahun mendatang dan berapa dividen
yang akan dibayarkan perusahaan tersebut. Oleh karena itu, saham PT Gudang
Garam bisa digolongkan dalam aset berisiko.
 Aset Bebas Risiko
Aset bebas risiko merupakan aset yang tingkat return-nya di masa depan sudah bisa
dipastikan pada saat ini, dan ditunjukkan oleh varians return yang sama dengan nol.
Salah satu contoh aset bebas resiko adalah obligasi jangka pendek yang diterbitkan
pemerintah. Untuk kasus di Indonesia, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia merupakan salah satu contoh aset bebas risiko. Jika
investor misalnya membeli SBI jangka waktu 3 bulan dengan tingkat bunga 15%,
maka bisa dipastikan bahwa pada waktu SBI tersebut jatuh tempo, investor akan
memperoleh return sebesar 15% Tetapi, akan lain halnya jika investor tersebut
membeli obligasi pemerintah yang berjangka panjang, misalnya 30 tahun. Investor
boleh yakin bahwa pemerintah akan membayar bunga obligasi sebesar yang
dijanjikan, tapi investor harus siap menanggung risiko penurunan harga obligasi jika
misalnya tingkat suku bunga yang berlaku mengalami peningkatan, selama
menunggu waktu 30 tahun ke depan.

Sumber

Eduardus Tandelilin, 2010, Portofolio dan Investasi, Yogyakarta, Kanisius.


https://pengertiandefinisi.com/pengertian-portofolio-dilihat-dari-beberapa-bidang/
http://nila.lecture.ub.ac.id/files/2015/03/12nd_Single-Index-Model.pdf
https://slideplayer.info/slide/3760313/

Anda mungkin juga menyukai