Anda di halaman 1dari 3

1.

Underpricing adalah praktik penawaran saham di bawah harga pasar yang seharusnya,
sehingga investor yang membeli saham tersebut dapat memperoleh keuntungan yang
signifikan saat harga saham naik ke harga pasar yang seharusnya. Dalam banyak kasus,
underpricing dapat dianggap sebagai strategi yang baik bagi perusahaan yang mengeluarkan
saham baru dan investor yang membeli saham tersebut.

Untuk perusahaan, underpricing dapat menjadi strategi yang baik karena dapat membantu mereka
memperoleh dana yang lebih besar dari penjualan saham. Dalam banyak kasus, perusahaan yang
menawarkan saham di bawah harga pasar dapat menarik minat investor yang lebih besar dan
memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan dana yang lebih besar dari penjualan saham.

Namun, bagi investor yang membeli saham di pasar perdana, underpricing dapat menjadi sumber
ketidakadilan. Ketika investor membeli saham di pasar perdana, mereka biasanya membeli saham di
atas harga yang ditawarkan oleh perusahaan, yang berarti mereka membayar lebih dari harga pasar
yang seharusnya. Sebagai hasilnya, investor yang membeli saham di pasar perdana seringkali merasa
dirugikan oleh underpricing.

Di sisi lain, underpricing dapat menguntungkan investor yang memperoleh saham pada saat IPO dan
menjualnya saat harga pasar naik. Dalam hal ini, mereka dapat memperoleh keuntungan yang
signifikan dari peningkatan harga saham yang diharapkan.

Secara keseluruhan, underpricing dapat memiliki dampak yang berbeda-beda tergantung pada
perspektifnya. Meskipun underpricing dapat membantu perusahaan memperoleh dana yang lebih
besar dan dapat menguntungkan investor yang memperoleh saham pada saat IPO, investor yang
membeli saham di pasar perdana dapat merasa dirugikan.

2. Pernyataan tersebut benar jika obligasi yang dimiliki adalah obligasi yang diterbitkan oleh
pemerintah atau perusahaan yang memiliki kredibilitas yang baik dan stabil. Obligasi semacam ini
biasanya memiliki tingkat bunga tetap dan jangka waktu tertentu, dan bila dipegang sampai jatuh
tempo, investor akan menerima kembali nilai pokok dari obligasi serta bunga yang dijanjikan.
Sehingga, investor dapat memperoleh pendapatan tetap dan risiko kehilangan nilai investasi juga
relatif rendah.

Namun, pernyataan tersebut salah jika obligasi yang dimiliki adalah obligasi yang memiliki risiko
kredit yang tinggi atau jatuh tempo yang sangat panjang. Obligasi semacam ini dikenal sebagai "junk
bond" atau "high yield bond". Obligasi jenis ini biasanya diterbitkan oleh perusahaan yang memiliki
kredibilitas yang kurang baik dan memiliki risiko gagal bayar yang lebih tinggi. Karena itu, tingkat
bunga yang diberikan lebih tinggi dari obligasi berkualitas tinggi untuk menarik minat investor.
Namun, obligasi jenis ini memiliki risiko tinggi untuk mengalami penurunan nilai dan investor
mungkin mengalami kerugian jika perusahaan yang menerbitkan obligasi gagal membayar kembali
nilai pokok dan bunga pada saat jatuh tempo.

Dalam kesimpulannya, meskipun obligasi dapat memberikan pendapatan tetap dan memiliki risiko
kehilangan nilai yang relatif rendah dalam beberapa kondisi, namun jenis obligasi yang dimiliki harus
dipilih dengan hati-hati sesuai dengan tujuan investasi dan toleransi risiko.
5. Portofolio optimal adalah portofolio yang memberikan tingkat pengembalian tertinggi untuk
tingkat risiko tertentu atau risiko terendah untuk tingkat pengembalian tertentu. Dalam teori
portofolio, portofolio optimal merupakan bagian dari konsep portofolio-efisiensi.

Portofolio-efisiensi menyatakan bahwa setiap tingkat risiko, investor dapat mencapai tingkat
pengembalian yang maksimal dengan memilih portofolio yang tepat dari sejumlah portofolio yang
mungkin. Dalam hal ini, portofolio yang terletak pada garis efisiensi (efficient frontier) akan
memberikan tingkat pengembalian tertinggi yang mungkin pada tingkat risiko tertentu atau risiko
terendah pada tingkat pengembalian tertentu. Dengan demikian, suatu portofolio efisiensi
memungkinkan investor untuk mencapai tingkat pengembalian yang optimal untuk tingkat risiko
tertentu.

Namun, suatu portofolio efisiensi belum tentu merupakan portofolio optimal. Hal ini karena
portofolio efisiensi hanyalah salah satu dari banyak portofolio yang mungkin dapat memberikan
tingkat pengembalian dan risiko yang sama dengan portofolio optimal. Portofolio optimal dapat
diperoleh dengan menyesuaikan preferensi risiko dan tujuan investasi yang berbeda-beda antar
investor.

Misalnya, suatu portofolio efisiensi dapat memenuhi preferensi risiko dan tujuan investasi satu
investor, tetapi tidak cocok dengan preferensi risiko dan tujuan investasi investor lain. Oleh karena
itu, investor perlu memilih portofolio yang tepat untuk memaksimalkan keuntungan investasi dengan
mempertimbangkan preferensi risiko, tujuan investasi, dan kondisi pasar saat ini.

Dalam kesimpulannya, portofolio optimal merupakan bagian dari konsep portofolio-efisiensi, namun
suatu portofolio efisiensi belum tentu portofolio optimal. Portofolio optimal harus dipilih dengan
hati-hati sesuai dengan preferensi risiko dan tujuan investasi masing-masing investor.

4. Konsep risiko portofolio yang diperkenalkan oleh Harry M. Markowitz pada tahun 1950 didasarkan
pada premis bahwa risiko portofolio dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas
tunggal ke dalam bentuk portofolio yang terdiversifikasi dengan baik.

Pertama, dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal, investor dapat mengurangi risiko yang
terkait dengan satu saham atau sekuritas. Dalam investasi tunggal, risiko sangat bergantung pada
kinerja perusahaan atau emiten tersebut. Namun, dengan memiliki portofolio saham yang terdiri dari
beberapa saham dari berbagai sektor, investor dapat mengurangi risiko yang terkait dengan satu
sektor atau saham tertentu.

Kedua, dengan memiliki portofolio yang terdiversifikasi dengan baik, investor dapat mengurangi
risiko sistematis atau risiko pasar yang tidak dapat dihindari. Risiko sistematis terkait dengan kondisi
pasar secara keseluruhan dan mempengaruhi seluruh saham pada pasar yang sama. Oleh karena itu,
tidak mungkin dihindari dengan hanya memiliki satu saham atau sekuritas. Namun, dengan memiliki
portofolio yang terdiri dari beberapa saham atau sekuritas dari berbagai sektor, investor dapat
mengurangi risiko sistematis dengan membagi risiko di antara beberapa sekuritas yang berbeda.

Ketiga, dengan menggunakan analisis portofolio yang cermat, investor dapat memilih saham atau
sekuritas yang saling mengimbangi risiko dan potensi keuntungan mereka. Dalam membangun
portofolio, investor dapat menggunakan model-model matematika yang rumit untuk mengukur risiko
dan potensi keuntungan dari setiap sekuritas dan memilih kombinasi yang paling optimal untuk
mencapai tujuan investasi mereka.
Dalam kesimpulannya, risiko portofolio dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas
tunggal ke dalam bentuk portofolio yang terdiversifikasi dengan baik. Dengan membagi risiko di
antara beberapa sekuritas yang berbeda dan memilih kombinasi yang paling optimal, investor dapat
mencapai tujuan investasi mereka dengan risiko yang lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai