Anda di halaman 1dari 6

Portofolio Investasi: Pengertian, Macam,

hingga Contoh
Apa itu yang dimaksud dengan portofolio investasi? Portofolio investasi merupakan istilah yang
cukup familiar di antara investor keuangan. Pada portofolio ini terdapat penjelasan di mana saja
kamu telah mengalokasikan uang saat investasi. Di dalamnya juga terdapat berbagai obligasi,
reksadana, saham, dan instrumen keuangan lainnya. Bukan hanya itu, portofolio akan menjadi
pertimbangan dalam menilai instrumen investasi yang kamu punya.

Portofolio investasi merupakan kumpulan aset investasi individu, perusahaan, manajer investasi,
sampai lembaga keuangan. Biasanya portofolio ini berisi kumpulan uang tunai, komunitas,
reksadana, obligasi, dan saham yang dimiliki oleh investor. Aset yang tersimpan di dalamnya
akan berupa seperti, bentuk penanaman modal lain, karya seni, perhiasan, sampai real estate
yang bisa mendatangkan keuntungan di masa depan.

Macam-macam Portofolio Investasi Saham

Pengertian umum untuk portofolio investasi yang ada di atas telah menjelaskan secara umum
mengenai apa itu portofolio investasi. Nah, apa itu portofolio di saham? Portofolio saham adalah
kumpulan saham yang kamu investasikan dengan harapan menghasilkan keuntungan. Susunan
portofolio beragam dengan cakupan berbagai sektor ini bisa membuat kamu menjadi seorang
investor yang lebih tangguh.

Jika kamu masih penasaran akan portofolio investasi secara lebih khusus, maka kamu harus
mengetahui macam-macam portofolio investasi saham yang ada. Berikut adalah macamnya.

1. Income Portfolio

Portofolio pendapatan merupakan uang yang diterima dari investasi, dividen, bunga, dan
untungan kapital. Royalti yang diterima dari investasi properti juga dianggap sebagai sumber
portofolio pendapatan. Hal ini menjadi salah satu dari tiga kategori utama pendapatan.

Kategori lainnya adalah pendapatan aktif dan pendapatan pasif. Kebanyakan portofolio
pendapatan mendapatkan perlakuan pajak yang menguntungkan. Dividen dan keuntungan capital
diberi pajak dengan tingkat yang lebih rendah daripada pendapatan yang didapatkan. Sebagai
tambahan, portofolio pendapatan bukanlah subjek dari pajak social security atau mediocre.

Dari tiga kategori yang sudah disebutkan, pendapatan aktif merupakan pendapatan yang paling
yang mudah untuk dimengerti. Uang ini didapatkan dengan melakukan pekerjaan atau
menjalankan suatu jasa.

Ada yang lebih susah lagi, yaitu membedakan portofolio pendapatan dari pendapatan pasif.
Pendapatan pasif merupakan aliran pendapat mungkin berhubungan dengan usaha atau
pengeluaran awal tapi terus mendapatkan pembayaran selama waktu berjalan. Royalti buku dan
musik serta pembayaran sewa adalah contohnya.

Bunga dari akan tabungan adalah pendapatan pasif. Partnership terbatas, dimana seorang
individu memiliki bagian dari sebuah bisnis tetapi tidak berpartisipasi pada operasinya, akan
menghasilkan pendapatan pasif.

Portofolio pendapatan tidak datang dari investasi pasif dan juga tidak didapatkan lewat aktivitas
bisnis biasa. Pendapatan ini datang dari dividen, bunga, dan keuntungan kapital atau dari bunga
yang dibayar karena utang. Kategori pendapatan sangatlah penting untuk kepentingan pajak.
Kerugian dari pendapatan pasif biasanya tidak akan mempengaruhi portofolio aktif atau
pendapatan. Ada tiga hal yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan portofolio pendapatan.

Pertama adalah membeli saham dengan dividen yang memiliki tingkat pembayaran yang tinggi.
Investor bisa meningkatkan portofolio pendapatan mereka dengan membeli saham yang
membayar dividen di atas rata-rata. Dividend bisa dibayar secara langsung kepada pemilik
saham atau digunakan untuk membeli saham tambahan di suatu perusahaan.

Kedua adalah membeli dividen exchange traded fund. Membeli dividen ini akan melacak secara
spesifik saham apa saja yang membayar dividen secara tinggi dan menjadi salah satu itu cara
yang efektif akan biaya untuk meningkatkan portofolio pendapatan. Kriteria pilihan untuk
dividen lainnya bisa berfokus akan berapa banyak perusahaan sudah membayar dividen secara
berturut-turut atau perusahaan memiliki sejarah untuk meningkatkan pendapatan dividen mereka
setiap tahun.

Ketiga adalah write options. Investor bisa meningkatkan pendapatan portofolio mereka dengan
writing call option melawan saham yang ia miliki. Contohnya, misalkan seorang investor
memiliki 100 saham Microsoft dan sahamnya ini diperjualbelikan dengan harga $175 per saham.
Investor bisa setuju untuk menjual saham tersebut jika harganya naik sebanyak 10% sehingga
menjadi $192.5.

Untuk melakukannya investor akan menjual 1 call option dengan strike price dari $192.5 pada
$2. Dengan ini investor akan menerima opsi premium sebesar $200 ($2 x 100 saham). Pada masa
opsi tersebut berakhir, hal ini akan menjadi tidak berguna jika Microsoft memperjualkan
sahamnya di bawah $192.5, yang membuat investor bisa menyimpan premium tanpa obligasi di
masa depan. Namun jika Microsoft memperjualbelikan saham di atas strike price maka investor
boleh menjual saham mereka ke pembeli pada opsi sebesar $192.5, yang artinya mereka akan
menerima uang sebesar $19,250 ($192.5 x 100 saham), ditambah dengan opsi premium sebesar
$200.

2. Value Portfolio

Portofolio nilai akan mencari berinvestasi pada saham yang terlihat diberi harga di bawah nilai
aslinya berdasarkan karakteristik fundamental. Investasi nilai sering dibandingkan dengan
investasi pertumbuhan yang berfokus pada menyatukan perusahaan dengan prospek
pertumbuhan yang tinggi. Dana nilai dan investasi nilai sering disamakan dengan strategi yang
dikembangkan oleh investor Benjamin Graham dan Warren Buffett. Manajer nilai memilih
saham untuk dana nilai berdasarkan karakteristik dasar yang dihubungkan dengan nilai intrinsik
suatu saham.

Jangan nilai seringkali digunakan sebagai alokasi investasi jangka panjang yang memiliki
potensial untuk stabil dari waktu ke waktu. Investasi dana nilai sering juga dihubungkan dengan
investasi karena kesabaran yang dimiliki pemiliknya. Hampir semua keluarga dana besar
menawarkan dana nilai. Dana nilai sering dibagi menjadi beberapa komponen berbeda. Salah
satu kategori variasi yang paling terkenal adalah kapitalisasi pasar. Sebagai contoh, investor
mungkin akan memilih keluarga dana yang memiliki kapitalisasi dana nilai yang kecil, sedang,
dan besar.

Premis di belakang investasi nilai ini adalah pasar memiliki ketidakefisienan yang menyebabkan
beberapa perusahaan memperjualbelikan sahamnya pada tingkat di bawah nilai aslinya untuk
beberapa alasan berbeda. Manager dana nilai sangat terampil dalam mengidentifikasi
ketidakefisienan pasar ini. Pada teori, setelah pasar membenarkan ketidakefisienan ini, maka
investor nilai akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham. Saham nilai juga sering
dihubungkan dengan pembayaran dividen karena mereka berasal dari perusahaan yang stabilisasi
dengan baik dengan program distribusi dividen yang baik pula.

Ada beberapa contoh dana nilai:

• The Vanguard Equity-Income Fund Investor Shares

Saham ini berfokus pada perusahaan dengan kapitalisasi yang besar yang membayar investor di
atap rata-rata. Dana ini sangat cocok untuk investor yang ingin mendapatkan yield yang lebih
tinggi dan juga memiliki investasi jangka panjang.

• The ClearBridge Large Cap Value Fund

Dana yang satu ini merupakan dana yang yang dikelola secara aktif supaya bisa memberikan
apresiasi kapital dan pendapatan lewat nilai yang berfokus pada strategi investasi. Dana ini
menawarkan beberapa kelas saham. Dana ini juga membayar dividen yang konsisten.

• The Invesco S&P 500 Enhanced Value ETF

Dana ini melacak kinerja dari index S&P 500 Enhanced Value. Manajer nilai akan berinvestasi
setidaknya sebesar 90% dari aset dana di saham yang menjadi bagian dari indeks yang
digunakan. Saham di dalam indeks tersebut memiliki nilai yang tinggi sehingga mereka
seringkali undervalued pada analisis fundamental.

• The iShares Edge MSCI USA Value Factor ETF

Dana Indeks ini berusaha untuk mereplikasi holding dan return dari MSCI USA Enhanced Value
Index. Indeks ini juga masuk ke dalam saham kapitalisasi yang besar dan menengah dengan nilai
karakteristik yang ditukar pada nilai yang cukup rendah.
3. Growth Portfolio

Dana pertumbuhan merupakan portofolio berbagai saham yang berbeda, yang memiliki apresiasi
kapital sebagai tujuan utamanya dengan pembayaran dividen yang kecil atau tidak sama sekali.
Portofolio ini biasanya berisi perusahaan dengan pertumbuhan di atas rata-rata yang
menginvestasikan ulang pendapatan mereka untuk perluasan, akuisisi, atau penelitian dan
pengembangan.

Kebanyakan dana pertumbuhan menawarkan apresiasi kapital potensial yang lebih tinggi tetapi
biasanya risikonya juga di atas rata-rata. Mantera high risk high return yang dimiliki oleh dana
ini membuat dana ini cocok untuk mereka yang tidak berencana untuk pensiun dalam waktu
dekat.Investor membutuhkan toleransi untuk resiko dan periode penahanan dengan jangka waktu
5 sampai 10 tahun.

Penahanan dana pertumbuhan seringkali memiliki price to earning dan price to sales yang
berlipat ganda. Pertukaran dari investor ini ini akan memberikan pendapatan di atas rata-rata.
Dana pertumbuhan, sama dengan dana nilai dan dana blend, adalah salah satu dari banyaknya
jenis utama dari mutual funds. Volatilitas mereka lebih tinggi dibandingkan dengan dana pada
kategori nilai dan blend. Dana pertumbuhan biasanya akan dibagi sesuai dengan kapitalisasi
pasar.

Mutual fund pertumbuhan kapitalisasi besar adalah salah satu jenis mutual fund yang terbesar di
pasar saham. Dana pertumbuhan negara lain menjadi lebih umum untuk investor yang ingin
mendapatkan keuntungan karena pertumbuhan. Dana ini diinvestasikan pada saham internasional
sehingga akan membuat pertumbuhan pendapatan menjadi lebih kuat. Nama di internet yang
yang besar seperti Tencent, Baidu, dan Alibaba bisa ditemukan ke dalam top 10 holdings untuk
banyak dana pertumbuhan internasional.

contoh portofolio investasi secara lengkap yang bisa kamu ketahui.

a. Contoh Portofolio Investasi dengan Diversifikasi Produk

Investasi portofolio dan contohnya yang pertama akan kita bahas adalah contoh dengan konsep
diversifikasi produk.

• Diversifikasi Portofolio

Model ini dibuat untuk mereka yang ingin menggunakan uang tunai mereka dalam jangka waktu
1 tahun ke depan dan tidak ingin mengambil risiko kehilangan uang tersebut bahkan dengan
presentasi sekecil apapun. Model ini cocok untuk investor yang berkeinginan untuk mengakuisisi
bisnis, membeli rumah dan membayar kuliah. Pasar uang dan obligasi akan mendominasi 80%
dari jenis portofolio yang satu ini.
• Model Pendapatan Tetap

Portofolio ini dibuat untuk memberikan pendapatan kepada investor yang ingin mendapatkan
pendapatan tetap. Pendapatan dari investasi bisa didapatkan dari berbagai macam sumber.
Mereka yang berinvestasi dengan model ini akan memiliki pendapatan yang aman saat mereka
pensiun.

• Seimbang

Diversifikasi portofolio yang satu ini adalah hybrid pendapatan tetap dan pertumbuhan yang
membuatnya dikenal sebagai alokasi aset seimbang. Banyak orang yang menganggap jenis
portofolio ini adalah yang terbaik. Portofolio jenis ini akan membantu untuk menengahi
kebutuhan jangka panjang maupun kebutuhan pada saat ini. Investor akan memegang berbagai
investasi dengan kekuatan yang seimbang serta resikonya menjadi tidak terlalu tinggi.

• Pertumbuhan

Alokasi aset pada diversifikasi portofolio pertumbuhan dana dibuat untuk mereka yang baru saja
memulai karir dan ingin menciptakan kekayaan jangka panjang bagi diri mereka. Aset yang
dimiliki tidak diharapkan untuk langsung memberikan pendapatan pada saat ini. Pendapatan di
masa sekarang akan tergantung pada gaji yang diperoleh secara teratur.

b. Contoh Portofolio Investasi dengan Satu Produk yang Berbeda Jenis

Selanjutnya, kita akan membahas contoh portofolio dengan satu produk, tapi berbeda jenis.

• Pasar Uang

Jenis reksadana yang satu ini akan melakukan investasi pada instrumen investasi dengan masa
jatuh tempo yang kurang dari 1 tahun. Bentuk investasinya bisa berupa deposito berjangka,
sertifikat deposito, Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, dan berbagai jenis
investasi lainnya. Risiko reksadana yang satu ini memiliki risiko yang cukup rendah
dibandingkan dengan reksadana lainnya. Hal ini membuatnya cocok untuk digunakan sebagai
penjagaan likuiditas dan pemeliharaan modal.

• Pendapatan Tetap

Jenis reksadana yang satu ini akan menginvestasikan uang minimal 80% dari aset yang mereka
miliki dan dalam bentuk utang. Hal ini supaya tingkat pengembaliannya bisa stabil tapi risiko
nya lebih tinggi dibandingkan dengan reksa dana pasar uang.

• Campuran

Jenis reksadana yang satu ini akan mengalokasikan dana investasi ke portofolio yang bervariasi.
Investasinya dapat bentuk saham dan juga bisa dikombinasikan dengan obligasi. Ini dilakukan
supaya terjadi pertumbuhan harga dan pendapatan. Risiko dari reksadana yang satu ini sifatnya
moderat namun memiliki potensi pengembalian yang lebih tinggi daripada reksadana pendapatan
tetap.

• Saham

Pada contoh ini, investor akan menginvestasikan setidaknya 80% dari asetnya yang berbentuk
ekuitas. Hal ini dilakukan supaya pertumbuhan harga saham dalam jangka panjang bisa terjadi.
Reksadana yang satu ini akan lebih tinggi risikonya tetapi memiliki potensi pengembalian yang
lebih tinggi.

SUMBER:

https://www.qoala.app/id/blog/keuangan/investasi/portofolio-investasi/

Anda mungkin juga menyukai