Mengapa ketika kita berinvestasi sangat disarankan untuk tidak menaruh ke dalam satu
aset tetapi justru disarakan untuk mendiversifikasi aset kita?
Tinjauan materi :
Menghitung return saja untuk suatu investasi tidaklah cukup. Risiko dari investasi juga
perlu diperhitungkan. Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisahkan,
karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua faktor ini.
Returna ekspektasian dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar
risiko yang harus ditanggung, semakin besar return yang diharapkan atau
diekspektasikan.
Risiko didefinisikan sebagai penyimpangan atau deviasi dari hasil yang diekspektasikan.
Dari tinjauan materi di atas, juga dapat dicari similaritas dengan contoh seperti di
bawah ini :
Pada reksa dana, nasabah pada dasarnya membeli Unit Penyertaan yang berisi
beberapa jenis saham sekaligus. Keuntungan reksa dana lainnya adalah diversifikasi
dan alokasi aset secara instan tanpa harus mengeluarkan biaya yang mahal. Dana utang
(debt fund) memungkinkan pemodal untuk berinvestasi dalam instrumen utang seperti,
instrumen pasar uang (money market instrument), dan surat obligasi pemerintah atau
korporasi. Kemudian ada juga reksa dana seimbang (balanced fund) yang menawarkan
pemodal eksposur ke ekuitas dan instrumen utang.
Merupakan hal yang normal jika nasabah ingin berinvestasi pada instrumen investasi
yang menawarkan potensi imbal balik tertinggi. Namun, hal ini dapat menyebabkan
nasabah meletakkan seluruh telur di dalam satu keranjang. Ketika dinilai berdasarkan
basis risiko-pendapatan (risk-return basis), besar risiko yang kamu tanggung akan
setara atau jauh lebih besar dengan besar potensi pendapatan.
Dari kedua tinjauan materi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa, dengan
melakukan diversifikasi aset, akan menurunkan risiko dan meningkatkan return
ekspektasian.