n
i)
12
M n=M 0 1+
n
i
365
atau
M n=M 0 (1+
n
i)
360
Apabila uang pokok P dibungakan secara majemuk dengan suku bunga i% per periode,
maka perhitungan bunga majemuk dapat diperoleh dengan
M n=M 0 (1+i)n
2. Anuitas
Anuitas adalah serangkaian pembayaran atau penerimaan berkala, biasanya sama
besarnya, yang dibayar atau diterima pada interval waktu yang sama. Premi asuransi,
pembayaran sewa, pembayaran secara cicilan, pembayaran uang pensiun, adalah
beberapa contoh pembayaran atau penerimaan secara anuitas.
Berdasarkan waktu pembayaran, anuitas dibagi menjadi 2, yaitu anuitas yang dibayar
pada permulaan interval pembayaran (annuity due), dan anuitas yang dibayarkan di
akhir interval awal (ordinary annuity).
Anuitas sederhana yang biasa atau biasa disebut sebagai anuitas akhir adalah suatu
anuitas yang dibayar pada tiap akhir interval pembayaran. Nilai akumulasi atau nilai
akhir dari anuitas biasa dengan beberapa kali pembayaran adalah ekuivalensi nilai dari
semua pembayaran anuitas tersebut yaitu dari permulaan hingga akhir pembayaran
anuitas dilakukan pada suatu suku bunga tertentu, yaitu:
n
(1+i) 1
S n=R
i
1v n
i
Anuitas due atau biasa disebut sebagai anuitas awal adalah suatu anuitas yang
pembayarannya dilakukan pada tiap awal atau permulaan interval pembayaran. Nilai
akumulasi (nilai akhir) dan nilai sekarang dari anuitas due adalah berturut-turut sbb :
S n=R
(1+i)n1
d
an =R
1v
d
3. Algoritma
Input: M0, i, n, R.
Perhitungan:
dan
an
2. bulanan 3.
if jenis==1
for k=1:n
B=i*M0*k;
Mn=M0+B;
end
else if jenis==2
B=i*M0*b/12;
Mn=M0+B;
else
B=i*M0*h/365;
Mn=M0+B;
end
end
disp(['nilai akhir=' num2str(Mn)]);
disp('anuitas');
disp('-------');
i=0.06;
n=5;
R=500000;
v=1/(1+i);
anuitass=input('masukkan jenis anuitas=1.present value 2.nilai
akumulasi=');
jenis=input('masukkan pilihan anuitas= 1.anuitas awal 2. anuitas
akhir=');
disp(['Tingkat Suku Bunga = ' num2str(i)]);
disp(['Jumlah Periode = ' num2str(n)]);
disp(['pembayaran periodik = ' num2str(R)]);
if anuitass==1
if jenis==1
an=R*(1-v^n)/(1-v)
else
an=R*(1-v^n)/i
end
else
end
if jenis==1
sn=R*(((1+i)^n)-1)/1-v
else
sn=R*(((1+i)^n)-1)/i
end
5. Output
MODUL II
METODE BINOMIAL ITERASI DALAM PERHITUNGAN NILAI
OPSI VANILLA
1. Metode Binomial untuk Opsi Vanilla.
Opsi (option) adalah suatu kontrak antara writer dan holder yang memberikan hak,
bukan kewajiban, kepada holder untuk membeli atau menjual suatu aset pokok
(underlying asset) pada atau sebelum suatu tanggal tertentu untuk suatu harga tertentu.
Call option pada sebuah saham merupakan sebuah perjanjian hak, tetapi bukan
obligasi, untuk membeli saham tersebut pada suatu hari tertentu, T yang akan datang,
yang diistilahkan sebagai strike date atau jatuh tempo (date of expiration), dengan
harga tertentu K, yang diistilahkan sebagai strike price atau exercise price. Sebaliknya,
put option pada sebuah saham merupakan sebuah perjanjian hak untuk menjual saham
pada suatu hari tertentu yang akan datang dengan harga tertentu pula.
Holder dapat meng-exercise (merealisasi hak) opsi tipe Eropa (European-style
option) hanya pada saat jatuh tempo T, sedangkan opsi-opsi tipe Amerika (Americanstyle option) dapat di-exercise pada sembarang waktu sebelum jatuh tempo.
Harga saham di pasar bebas pada waktu tertentu yang akan datang tidak dapat
dipastikan oleh seseorang. Harga saham dapat mengalami perubahan turun naik setiap
detiknya. Padahal, harga saham tersebut pada waktu tertentu sangat diperlukan oleh dua
pihak,
sebagai perjanjian transaksi jual beli saham pada waktu yang akan datang. Banyak
pendekatan numerik yang dilakukan oleh para ilmuan untuk memperkirakan harga
saham di pasar bebas pada waktu tertentu dengan memodelkan gerakan fluktuasi harga
saham,
sehingga
mereka
dapat
menentukan
harga
option
yang
mungkin
Selang waktu [0,T] dibagi menjadi N sub selang yang sama panjang dengan titik
bagi
S(tj) adalah harga saham pada saat tj. Asumsi yang digunakan adalah
1. Dalam selang waktu t, harga saham S dapat naik menjadi Su dan turun menjadi
Sd dengan 0 < d < 1 < u.
2. Peluang harga saham naik p dan peluang harga saham turun 1-p
3. Ekspektasi return harga saham saham dengan risk-free interest rate r.
E[Sj+1]=Sjert
Dengan menyamakan ekspektasi serta variansi model diskrit dan kontinu,
diperoleh berbagai pilihan yang mungkin, dua di antaranya yang sering digunakan
adalah:
ud = 1 dan p =
Solusi untuk pilihan ud =1 diberikan oleh:
1
d= = 21
dan
u
u= + 21 ,
dengan
p=
r t
d
ud
1 ( r t (r + ) t )
e
+e
2
2
1 )
dengan
,
dan untuk European put option
,
dan
r t
V ji =e
( S ji K )
V ji =max
dan untuk American put option diperoleh
r t
+ , e
( p V j +1,i+1 + ( 1 p ) V j ,i+1 )
( K S ji )
V ji =max
T
,u,d , p ;
N
S00 = S0;
for j=1:N+1;
for i=1:j
S(i,j)=S0*u^(i-1)*d^(j-i);
hold on
plot (j-1,S(i,j),'r');
plot(j-1, K, 'b-x');
end
end
text(N+1,K,'K');
legend('Harga Saham','Strike Price');
%Menampilkan Hasil
disp(['Harga Saham Sekarang = ' num2str(S0)]);
disp(['Strike Price = ' num2str(K)]);
disp(['Waktu Jatuh Tempo = ' num2str(T)]);
disp(['Volatilitas = ' num2str(Vol)]);
disp(['Tingkat Suku Bunga = ' num2str(r)]);
disp(['Jumlah Periode = ' num2str(N)]);
disp(['Harga Opsi Call Tipe Eropa yang Sesuai = ' num2str(C_E(1,1))]);
disp(['Harga Opsi Put Tipe Eropa yang Sesuai = ' num2str(P_E(1,1))]);
4. Output
5. Buatlah kode matlab untuk mencari nilai opsi Amerika dengan menggunakan
metode binomial iterasi.
MODUL III
METODE BINOMIAL CRR DALAM PERHITUNGAN NILAI
OPSI EROPA
dengan
e r t d
ud
1 ( r t (r + ) t )
e
+e
. Untuk
2
2
t n ,n> 1 .
Diperoleh :
1 ( r t ( r + ) t ) 2
e +e
1
2
u=
1 ( r t ( r+ ) t )
e +e
+
2
u=
1 r t ( r+ ) t
(e +e
) + 1 ( e2 r t +2 e
2
4
+ e2 ( r+ ) t ) 1
) (
( r + ) t
1
r t
1
2 r t (
1+
+ 1+
+
1+
+2 1+ 2 t ) +1+2 ( ( r + 2 ) t ) 1
2
1!
1!
4
1!
u e t
1
d= e t
u
. Maka,
1
r )
(
2
1 1
+
t
2
p=
r t
r t
d e e
= t t
ud
e e
2 2
dengan
,
dan untuk European put option
,
dan
V jM =er t ( pV j+1, i+1 + ( 1 p ) V j , i+1 )
Pada American Option, kita bisa meng-exercise sebelum jatuh tempo, t T ,
sehingga perlu juga untuk menghitung nilai-nilai option untuk ti dimana i = M-1, M-2,
,0, karena ada kemungkinan nilai-nilai option di waktu-waktu tersebut lebih baik dari
pada pada waktu jatuh temponya. Sehingga diperoleh American call option.
+ , er t ( p V j +1,i+1 + ( 1 p ) V j ,i+1 )
( S ji K )
V ji =max
dan untuk American put option diperoleh
+ , er t ( p V j +1,i+1 + ( 1 p ) V j ,i+1 )
( K S ji )
V ji =max
T
,u,d , p ;
N
S00 = S0;
, j = 0,1,,n. (untuk opsi Amerika juga dihitung
(0<i<n dan j = 0,1,i.);
Vjn
Vji untuk opsi eropa dan (##) untuk opsi Amerika);
Output: V00 adalah hampiran untuk V(S0).
3. Contoh Pengolahan dengan MATLAB
%Input Data
So = 100; %Harga Saham Sekarang
K = 90; %Harga Eksekusi
T = 2; %Waktu Jatuh Tempo
Vol = 0.3; %Volatilitas
r = 0.045; %Tingkat Suku Bunga
n = 50; %Jumlah Periode
%Membagi interval [0,T] menjadi subinterval delta_t dengan panjang
yang sama
delta_t = T/n;
u = exp(Vol*sqrt(delta_t)); %Proporsi saham ketika akan naik
d = 1/u; %Proporsi saham ketika akan turun
p=1/2+(1/2)*(((r-(1/2)*(Vol^2))/Vol)*sqrt(delta_t)); %Peluang bebas
resiko ketika saham akan naik
4. Output
MODUL IV
METODE BINOMIAL EKSAK (KOMBINATORIK) DALAM PERHITUNGAN
NILAI OPSI EROPA
Sd = d S0
Cd
r t
( p C u+ ( 1p ) C d ) .
Diperoleh, C=e
Untuk 2 langkah :
Cuu
p
Cu
Cud
C
1-p
Diperoleh,
Cd
Cdd
p2 ( S u 2K )
C=e2 r t
1p
+
2
2r t
C=e
( 2j ) p j
j=0
Untuk 3 langkah,
Cuuu
Cuu
p
Cu
Cuud
Cud
Cudd
1-p
Cd
Cdd
Cddd
C=e3 r t [ p3 C u uu+ 3 p 2 ( 1 p ) C u u d +3 p ( 1p )2 C u d d + ( 1 p )3 C d d d ]
+
3
+ + ( 1 p ) (S d 3K )
++3 p ( 1 p )2 ( Su d 2K )
++3 p2 (1p ) (S u2 dK )
p3 ( S u 3K )
e3 r t
()
C=e3 r t 3 p j (1 p)3 j ( S u j d 3 jK )
j=0 j
+
n
nr t
C=e
( nj ) p j
j=0
()
b ( j ; n , p )= n p j
j
(k ; n , p) b ( j ; n , p )
j=0
perobaan.
Maka,
1 p
()
1 p
k1
()
( nk +1 ; n ,(1 p) ) = n p j
j=0 j
kegagalan dalam n kali perobaan.
()
ln
a=
( SKd )
ln
( ud )
Dengan x =bilangan bulat terkecil yang lebi h besar atau sama dengan x .
Maka,
n j
+= S u d K ; j a
0 ; j< a
j n j
( S u d K )
Sehingga diperoleh,
1 p
()
C=enr t n p j
j=a j
1 p
()
...(*)
()
j=a
j=a
C=S b( j ; n , pu er t )K ern t b( j; n , p)
C=S ( a ; n , pu er t ) K ern t ( a ; n , p )
Dan opsi put Eropa :
P=K er t ( na+ 1; n , 1 p ) S ( na+1; n ,1p )
1 p
=
a1
enr t n p j
j=0 j
()
(**)
sigcall=sum(sigma1);
CE=exp(-r*T)*sigcall;
%Opsi Put%
sig1=nchoosek(N,0)*p^0*(1-p)^(N-0)*(K- S0*u^0*d^(N-0));
for j=1:a-1
sig2(j)=nchoosek(N,j)*p^j*(1-p)^(N-j)*(K- S0*u^j*d^(N-j));
end
sigma=[sig1 sig2];
sigput=sum(sigma);
PE=exp(-r*T)*sigput;
disp('Nilai Opsi Call Tipe Eropa dengan Metode Eksak');
disp('-------------------------------------------------------------');
disp(['Harga Opsi Call Tipe Eropa Eksak yang Sesuai = ' num2str(CE)]);
disp(['Harga Opsi Put Tipe Eropa Eksak yang Sesuai = ' num2str(PE)]);
4. Output
5. Buatlah Contoh lain Kode Matlab untuk menghitung nilai opsi eropa dengan
metode binomial eksak.
MODUL V
METODE BLACK SCHOLES DALAM PERHITUNGAN NILAI
OPSI EROPA
1. Metode Black-Scholes
Model Black-Scholes merupakan model yang digunakan untuk menentukan harga opsi
yang telah banyak diterima oleh masyarakat keuangan. Model ini dikembangkan oleh
Fischer Black dan Myron Scholes. Model ini penggunaannya terbatas karena hanya
dapat digunakan pada penentuan harga opsi tipe Eropa (European option) yang
dijalankan pada waktu expiration date saja, sedangkan model ini tidak berlaku untuk
opsi tipe Amerika (American option), karena American option dapat dijalankan setiap
saat sampai waktu expiration date. Selain itu, model ini hanya dapat diterapkan pada
saham yang tidak memberikan dividen sepanjang jangka waktu opsi. Hal tersebut
merupakan kekurangan dari model Black-Scholes, yang dapat diabaikan apabila
opsinya merupakan call option dan tidak membayar dividen.
Model Black-Scholes menggunakan beberapa asumsi, yaitu opsi yang digunakan
adalah opsi tipe Eropa (European option), variansi harga saham bersifat konstan selama
usia opsi dan diketahui secara pasti, proses acak dalam memperoleh harga saham, suku
bunga bebas risiko, saham yang digunakan tidak memberikan dividen, dan tidak
terdapat pajak dan biaya transaksi.
Rumusan untuk harga opsi call Eropa berikut:
r ( Tt )
C ( S , t ) =SN ( d 1 ) K e
SN ( d 2 ) ()
dengan
ln
d 1=
T t
ln
d 2=
( KS )+(r + 12 ) (T t )
( KS )+(r 12 ) ( T t )
2
T t
1
N (x )=
e
2
Dari persamaan put-call parity, diperoleh nilai opsi put Eropa berikut :
P ( 0 ) +S ( 0 )=C ( 0 )+ K er T
P ( 0 )=C ( 0 )+ K er T S ( 0 )
2. Pseudo Code Model Binomial
Input: S0, K, T, r, (volatilitas), N.
Perhitungan:
d 1 ,d 2 , N ( d 1) , N ( d 2 ) ;
Opsi call eropa (*) dan opsi put eropa (**)
Output: Solusi eksak nilai opsi call (C) dan put (P) eropa.
3. Contoh Pengolahan Data dengan MATLAB
%Perhitungan Nilai Opsi Eropa dengan Metode Black-Scholes
%Input Data
S0 = 100; %Harga Saham Sekarang
K = 98; %Strike Price
T = 1; %Waktu Jatuh Tempo
Vol = 0.3; %Volatilitas
r = 0.06; %Tingkat Suku Bunga
N = 50; %Jumlah Periode
d1=(log(S0/K)+((r+0.5*Vol^2)*T))/(Vol*sqrt(T));
d2=(log(S0/K)+((r-0.5*Vol^2)*T))/(Vol*sqrt(T));
Nd1=normcdf(d1,0,1);
Nd2=normcdf(d2,0,1);
CBS=(S0*Nd1)-(K*exp(-r*T)*Nd2);
PBS=CBS-S0+(K*exp(-r*T));
disp('Nilai Opsi Call Tipe Eropa dengan Metode Black Scholes');
disp('-------------------------------------------------------------');
disp(['Harga Opsi Call Tipe Eropa BS yang Sesuai = ' num2str(CBS)]);
disp(['Harga Opsi Put Tipe Eropa BS yang Sesuai = ' num2str(PBS)]);
4. Output
MODUL VI
METODE BINOMIAL TIAN (FLEKSIBEL) DALAM PERHITUNGAN NILAI
OPSI VANILLA
1. Metode binomial tian (binomial fleksibel)
Model binomial fleksibel merupakan modifikasi dari model binomial Cox, Ross,
and Rubinstein (CRR) dengan menambahkan suatu parameter kemiringan. Pada
perhitungan harga opsi vanila, parameter ini menempatkan salah satu titik harga saham
tepat pada nilai strike price. Dengan cara ini, diperoleh keakuratan hasil yang lebih baik
dibandingkan model binomial CRR. Melalui model binomial fleksibel dapat
dikembangkan suatu metode ekstrapolasi untuk memprediksi harga opsi.
Pada model binomial Tian, parameter kecondongan ( ), dipilih sedemikian rupa
sehingga salah satu titik pada binomial yang dihasilkan pada saat jatuh tempo, dapat
tepat berimpit di strike price.
Sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut:
i 0=
=ln
((
ln
( SK )
0
1
N+
2
t
( KS )(2i N ) t
0
u=e t +
d=e( t +
t )
2. Algoritma
Masukkan: r, , S0, T, K, n.
Perhitungan:
t=
T
,i , ,u ,d , p ;
n 0
S00 = S0;
4. Output
MODUL VII
METODE TRINOMIAL HULL-WHITE DALAM PERHITUNGAN NILAI
OPSI VANILLA
1. Metode trinomial Hull-White
Pada model binomial diasumsikan bahwa harga saham hanya dapat bergerak naik
atau turun pada setiap langkahnya. Pada kenyataannya, harga saham tidak hanya dapat
bergerak naik atau turun tapi juga dapat bernilai konstan (tetap). Untuk meningkatkan
akurasi dalam menentukan harga opsi, maka dibangun suatu model lain yaitu model
trinomial dimana setiap interval waktu harga saham () dapat mengalami kenaikan
, penurunan , atau tetap ( = 1) dengan masing-masing pergerakan memiliki
probabilitas pu, pd, dan pm. Model trinomial dapat didefinisikan sebagai berikut:
S ( t ) u dengan probabilitas p u
S ( t+ t )= S ( t ) dengan probabilitas p m
S ( t ) d dengan probabilitas pd
dimana
pu + p m + pd =1
model diskrit maka harga saham hanya dapat bergerak dari satu titik ke titik lain yang
telah ditentukan sebelumnya. Gambar model trinomial di bawah ini menunjukkan jalurjalur yang mungkin diikuti oleh harga saham di setiap interval waktu .
u p u+ p m +d p d=e
( ) 12t
1
t
p = ( r )
6
2 12
1
2
pu= + r
6
2
d=e 3 t
dengan,
( S ji K )
; untuk opsi call Amerika
V ji =max
+ , er t ( pu V j +2,i+1 + pmV j +1,i+1 + pd V j ,i+ 1)
( K S ji )
V ji =max
2. Algoritma
Masukkan: r, , S0, T, K, n.
Perhitungan:
t=
T
,u , d , p ;
n
S00 = S0;
MODUL VIII
METODE TRINOMIAL BOYLE DALAM PERHITUNGAN NILAI
OPSI VANILLA
1. Metode Trinomial Boyle
Prinsip perhitungan menggunakan metode trinomial sama dengan metode binomial.
Yang membedakan hanyalah model pergerakan harga sahamnya. Pada model trinomial,
terdapat tiga kejadian yaitu harga saham naik, tetap, dan turun. Selain itu, dengan besar
N yang sama seperti binomial, kemungkinan harga saham saat maturity time akan
berjumlah 2N+1, lebih banyak N+1 buah dari binomial.
Selang
bagi
tj
dengan
subselang dengan
t j= j. t
t=
T
N . Titik-titik
S j =s ( t j )
( j=0,1, , N ).
harga
Asumsi:
1. Dalam selang waktu t
S Su
S S ;
rt
S Sd
3.
pm=1p u pd
pd
, peluang
Dengan demikian, perhitungan harga opsi dengan metode trinomial akan lebih baik
daripada metode binomial dengan banyak langkah yang sama.
Pada metode trinomial boyle diasumsikan bahwa probabilitas harga saham tetap
= 1/2 atau dapat dituliskan menjadi:
1
1
pm= dan pu + pd =
2
2
d=e 2 t
( ) 8t
1
t
p = ( r )
(8)
4
2 8
1
2
pu= + r
4
2
dengan,
( S ji K )
V ji =max
r t
+ , e
( K S ji )
V ji =max
2. Algoritma
Masukkan: r, , S0, T, K, n.
Perhitungan:
t=
T
,u , d , p ;
n
S00 = S0;
MODUL IX
METODE TRINOMIAL KAMRAD RITCKHEN DALAM PERHITUNGAN
NILAI OPSI VANILLA
1. Metode Trinomial kamrad-Ritchken
Diketahui model harga saham lognormal (kontinu) :
1
) t + t Z
(
S ( t+ t )=S e 2
2
t=
Atau
S ( t + t )S ( t ) St e St
=
=e r t 1=r t
S
S (t)
t
(r 12 ) t + t Z
2
S ( t+ t )=S t e
=S t e
(t )
1
(t ) N ( r 2 , 2 t )
Dengan,
.
2
v dengan probabilitas pu
(t) = 0 dengan probabilitas pm
v dengan probabilitas p d
(a )
dimana v dipilih v = t ,
S ( t ) +
t dengan probabilitas pu
0 dengan probabilitas pm
t dengan probabilitas p d
ln S ( t+ t )=ln
e t dengan probabilitas p u
S ( t+ t )=S ( t ) + 0 dengan probabilitas pm
e t dengan probabilitas pd
Dari ekspektasi dan variansi harga saham, diperoleh nilai- nilai :
1 2
(r ) t
1
2
pu= 2 +
2
2
1
(r 2 ) t
1
2
pd = 2
2
2
pm=1
Dengan,
1
2
2. Algoritma
Masukkan: r, , S0, T, K, n.
Perhitungan:
t=
T
, ,u , d , p u , pd , pm ;
n
S00 = S0;
MODUL X
METODE TRINOMIAL KAMRAD RITCKHEN DALAM PERHITUNGAN
NILAI OPSI BARRIER
1. Opsi barrier
Opsi barrier merupakan salah satu jenis opsi exotic. Opsi exotic adalah suatu opsi
yang merupakan perkembangan dari opsi vanilla dan berisi turunan-turunan yang
lebih kompleks. Pada dasarnya opsi barrier mirip dengan opsi vanilla, baik opsi
Amerika maupun opsi Eropa, namun keberlakuan (masa hidup) opsi ini bergantung
pada pergerakan harga saham pada interval waktu [0, ].
Opsi ini akan hidup (atau mati) jika pada interval waktu [0, ] harga saham
pernah menyentuh level tertentu yang disebut barrier. Barrier merupakan suatu
pembatas pada level tertentu yang telah ditentukan sebelumnya oleh writer. Barrier
tersebut berfungsi sebagai pengaman tambahan yang berguna untuk mengurangi
risiko bagi writer. Namun sebaliknya, barrier merupakan sebuah risiko tambahan bagi
holder. Adanya risiko tambahan ini menyebabkan harga opsi barrier lebih murah
dibandingkan opsi standar. Opsi barrier dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
Opsi barrier knock-out yang terdiri dari:
Up-out, pada jenis ini harga saham awal (S 0) berada di bawah barrier (S0 < )
dan jika harga saham naik hingga menyentuh barrier maka opsi tersebut mati.
Down-out, pada jenis ini harga saham awal (S0) berada di atas barrier (S0 > )
dan jika harga saham turun hingga menyentuh barrier maka opsi tersebut mati.
Opsi barrier knock-in yang terdiri dari:
Up-in, pada jenis ini harga saham awal (S0) berada di bawah barrier (S0 < )
dan jika harga saham naik hingga menyentuh barrier maka opsi tersebut hidup.
Down-in, pada jenis ini harga saham awal (S0) berada di atas barrier (0 > )
dan jika harga saham turun hingga menyentuh barrier maka opsi tersebut hidup.
1
t
2
2
2
pm=1
1
2
dimana
1
=r 2
2
dan mempengaruhi penentuan jarak layer harga dalam pohon trinomial. Ketika =
1, pohon trinomial tersebut menjadi pohon binomial dan ketika =
3 , pohon
trinomialnya menjadi pohon trinomial standard yang diberikan oleh Hull. Penentuan
nilai , Leritan (2001) menggunakan metode yang membuat penggunaan dari
sejumlah pergerakan ke bawah secara berurutan yang menuju ke lettice paling rendah
dalam pohon trinomial. Rumus diberikan
S
ln 0
B
=
0 t
di mana
else
C(T) = 0
Hitung harga opsi (Backward T-t)
If S(t) > B
C ( i , j )=er t [ pu C ( i , j+ 1 )+ p m C (i+1, j+1 ) + pd C ( i+2, j+1 ) ]
else
C(T) = 0
Output: C(1,1)
4. Algoritma
%Input Data
So = 90; %Harga Saham Sekarang
K = 87; %Harga Eksekusi
B = 70; %Barrier
T = 1; %Waktu Jatuh Tempo
Vol = 0.3; %Volatilitas
r = 0.06; %Tingkat Suku Bunga
n = 10; %Jumlah Periode
t = 0; %Waktu t0
delta_t = T/n; %Membagi interval [0,T] menjadi subinterval delta_t
dengan panjang yang sama
nu=(log(So/B))/(Vol*(sqrt(delta_t)));
n0 = floor(nu);
lamda = nu/n0; %stretch parameter
u = exp(lamda*Vol*sqrt(delta_t)); %Proporsi saham ketika akan naik
d = 1/u; %Proporsi saham ketika akan turun
pu = (1/(2*lamda^2))+((r-0.5*Vol^2)*sqrt(delta_t)/(2*lamda*Vol));
%Peluang saham naik
pd = (1/(2*lamda^2))-((r-0.5*Vol^2)*sqrt(delta_t)/(2*lamda*Vol));
%Peluang saham turun
pm = 1-pu-pd; %Peluang saham tetap
disc = exp(-r*delta_t); %Faktor diskon yang akan digunakan pada metode
backward
%Harga Saham pada Saat T
S(1,1)=So;
for j=2:n+1;
S(1,j)=S(1,j-1)*u;
for i=2:(2*(j-1))+1;
S(i,j)=S(i-1,j)*d;
end
end
%gambar
figure(1)
for i=1:n+1;
for j=1:(2*i)-1;
hold on
plot (i-1,S(j,i),'.r');
x=i-1:0.05:n+1;
plot(x,B,'b-');
x1=i-1:0.05:n+1;
plot(x1,K,'g-');
end
text(n+0.5,B+1,'Barrier');
text(n+0.5,K+1,'Strike Price')
end
%Payoff Opsi pada Saat T
for i=1:(2*(n+1))-1
if S(i,n+1)>B
C(i,n+1) = max(S(i,n+1)-K,0);
else
C(i,n+1)=0;
end
end
%Harga Opsi Down-out
for j=n:-1:1
for i=1:(2*j)-1
if S(i,j)>B
C(i,j)=disc*((pu*C(i,j+1))+(pm*C(i+1,j+1))+
(pd*C(i+2,j+1)));
else
C(i,j)=0;
end
end
end
%Harga Opsi Vanilla
for i=1:(2*(n+1))-1
C_Vanilla(i,n+1)=max(S(i,n+1)-K,0); %Opsi Call Vanilla
end
for j=n:-1:1
for i=1:(2*j)-1
C_Vanilla(i,j)=disc*((pu*C_Vanilla(i,j+1))+
(pm*C_Vanilla(i+1,j+1))+(pd*C_Vanilla(i+2,j+1)));
end
end
%Harga Opsi Down-in
E=C_Vanilla(1,1)-C(1,1);
%Tampilan hasil
disp('Dengan Menggunakan Parameter-parameter ini:');
disp(['Harga Saham Saat t0 = ' num2str(So)]);
disp(['Harga Eksekusi = ' num2str(K)]);
disp(['Harga Barrier = ' num2str(B)]);
disp(['Waktu Jatuh Tempo = ' num2str(T)]);
disp(['Volatilitas = ' num2str(Vol)]);
disp(['Tingkat Suku Bunga = ' num2str(r)]);
disp(['Jumlah Periode = ' num2str(n)]);
5. Output
MODUL XI
SIMULASI MONTE CARLO UNTUK MENGHITUNG OPSI BARRIER DAN
OPSI ASIA
adalah
1
b =
X ia M )2
(
1M i=1
Berdasarkan teorema limit pusat untuk
M
X iMa
i=1
bM
N (0,1)
Akibatnya
M
X ia
i=1
bM
atau
N (0,1)
yang
2
M
b2
berlaku
aM a
N (0,1)
b M
Akan didapatkan taksiran interval untuk a. Perhatikan
P
(| | )
a M a
1.96 =0.95
b M
| | )
P 1.96
a M a
1.96 =0.95
b M
P a M 1.96
b
b
a a M +1.96
=0.95
M
M
dengan mengambil
P a M 1.96
bM
b bM ,
maka
a a M +1.96
bM
=0.95
Sehingga
diperoleh
selang
kepercayaan
bM
b
[aM 1.96
, a M +1.96
]
M
M .
95
untuk
adalah
S (T )=S 0
1
r ) T+ T z
(
e 2
dengan
Z N (0,1)
rT
maks{S 0
(e r 12 ) T + T zK , 0 }
S0
Nilai payoff untuk Barrier down juga terbagi dua yaitu Barrier down and out dan
Barrier down and in
1. Untuk Barrier down and out
C (S,T) = 0 jika S < B untuk suatu t [ 0, T ]
C (S,T) = 0 jika S B
dan
H up
H low
X=
S
S0
( )
akan
didapatkan
nilai
batasan
untuk
persamaaan
differensial
parsial
H low
atau S =
V
V 1 V
=
+
X 2 X2
ln
X min =
ln
X max =
H low
S0
( )
adalah
H up
S0
( )
Untuk jenis opsi barrier out, harga opsi akan bernilai nol apabila S =
H up
V
V 1 2 V
=
+
X 2 X2
terpenuhi
V ( , X min )=0
Ukan
V ( , X max )=0
V
V 1 2 V
=
+
X 2 X2
V
V 1 2 V
=
+
X 2 X 2 . Sedangkan
=0,
1
S ( ) d E , 0
T 0
P ( S , T )=maks E
1
S ( ) d , 0
T 0
1
C ( S , T )=maks S ( T ) S ( ) d , 0
T 0
1
P ( S , T )=maks S ( ) dS(T ) ,0
T 0
Pandang
T
S ( ) d t S j
0
j=1
S ( ) d= N1 t t S j= N1 S j
j=1
j=1
0
Sehingga penggunaan Monte Carlo untuk Asian Call Option memiliki payoff
Ci ( S ,T )=maks
1
N
S jK , 0
j=1
atau
Ci ( S ,T )=maks S ( T )
1
S ,0
N j=1 j
untuk I = 1,,M.
3. Algoritma
Dalam menentukan selang kepercayaan harga opsi, dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Input data yang dibutuhkan, yaitu :
M = banyaknya iterasi
N = banyaknya hari perdagangan saham dalam 1 tahun
n = time to maturity
r = interest rate
sigma = volatility
T = n/N