PUSAT LABA
Dosen Pengampu:
Dr. Sarwani, SE, M.Si, Ak, CA
Disusun oleh:
KELOMPOK 4
BANJARMASIN
2022
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul Pusat Laba
dengan baik dan tepat pada waktunya. Walaupun dalam proses penyelesaiannya
kami menghadapi sedikit kesulitan. Tak lupa Shalawat serta salam kami curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya.
Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas dari Bapak Dr. Sarwani, SE, M.Si, Ak, CA. pada mata kuliah Sistem
Pengendalian Manajemen pada program S1 Akuntansi. Selain itu untuk
memberikan informasi dan mengkaji materi tentang Pusat Laba. Kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan makalah ini, terutama kepada dosen pada mata kuliah Sistem
Pengendalian Manajemen yang telah memberikan serta menjelaskan bahan kajian
yang akan dibahas. Kami sadar akan masih banyaknya kekurangan dalam makalah
ini yang jauhdari kata sempurrna, namun kami telah berusaha memberikan yang
terbaik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi para
pembaca atas segala perhatian dan partisipasinya kami ucapakan terimakasih.
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur
organisasi yang baik. Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur
pusat pertanggungjawaban(Responsibility centers). Pusat pertanggungjawaban
adalah unit organisasi yang dipimpin olehmanajer yang bertanggungjawab
terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yangdipimpinnya. Suatu organisasi
merupakan kumpulan dari berbagai pusat pertanggung jawaban. Adapun Tujuan
dibuatnya pusat pertanggungjawaban tersebut adalah:
1.Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilai kinerja manajer dan
unitorganisasi yang dipimpinnya
2.Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi
3.Memfasilitasi terbentuknya goal congruence
4 Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi
sehinggamengurangi beban tugas manajer pusat.
5.Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan.
6.Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien.
7.Sebagai alat pengendalian anggaran.
BAB II
PEMBAHASAN
Hampir semua unit bisnis diciptakan sebagai pusat laba kerena manajer
yang bertanggung jawab atas unit tersebut memiliki kendali atas perkembangan
produk, proses produksi, dan pemasaran. Para manajer tersebut berperan untuk
mempengaruhi pendapatan dan beban sedemikian rupa sehingga dapat dianggap
bertanggung jawab atas laba bersih. Meskipun demikian wewenang seorang
manajer dapat dibatasi dengan berbagai cara, yang sebaiknya dicerminkan dalam
desain dan operasi pusat laba.
1. bisnis
2. Unit-unit fungsional: Pemasaran, manufaktur, dsb
3. Unit-unit pendukung: Unit pemeliharaan, tehnologiinformasi,
transportasi, layanan, konsumen, dsb
4. Kantor cabang / perwakilan
membuat atau membeli. Selisih antara harga jual produk dengan estimasi
biaya pemasaran merupakan pertimbangan utama meskipun hanya
merupakan laba semu.
3. Unit pendukung dan pelayanan
Unit Pendukung Pelayanan (pemeliharaan, TI, transportasi, teknik, konsultan,
layanan konsumen dan aktivitas pendukung). Beban yang digunakan
merupakan pertimbangan utama, jadi manajer harus mampu menentukan
biaya pelayanan yang ekonomis meskipun berasal dari pemasok luar.
4. Organisasi lainnya
Yang dimaksud dengan organisasi lainnya dalam hal ini adalah kantor
cabang. Suatu perusahaan dengan operasi cabang yang bertanggung jawab
atas pemasaran produk di wilayah geografis tertentu seringkali menjai pusat
laba secara alamiah.
2. Laba langsung
Laba langsung divisi dihitung dengan cara mengurangkan pendapatan
divisi dengan semua biaya yang langsung terjadi dalam divisi yang
bersangkutan, tanpa memperhatikan terkendali atau tidak, variabel maupun
tetap. Dalam konsep laba ini tidak memperhatikan alokasi biaya oleh kantor
pusat. Konsep ini cocok untuk menilai profitabilitas suatu divisi dalam jangka
panjang. Dalam jangka panjang divisi dapat menghasilkan laba langsung
sebagai bentuk kontribusi suatu divisi kepada perusahaan secara keseluruhan.
Laba yang diukur dengan konsep ini tidak mencerminkan prestasi manajer
divisi dan prestasi ekonomi divisi.
optimum, sedang ambisi pusat laba tidak dikecewakan, digunakan harga transfer
dua jenis.
Dalam harga transfer dua jenis, pusat laba produsen diwajibkan menjual
produknya kepada pusat Iaba konsumen berdasarkan harga transfer yang lebih
rendah daripada harga pasar. Akan tetapi, untuk keperluan akuntansi, transaksi
tersebut dicatat dengan cara yang berikut:
Dalam harga transfer dua tahap pusat laba konsumen dibebani dengan tiga
komponen, yaitu biaya tetap, biaya variabel, dan laba pusat Iaba produsen. Biaya
variabel dibebankan kepada pusat Iaba konsumen dalam jumlah yang
proporsional dengan jumlah pembelian (dalam unit), sedangkan biaya tetap
dibebankan kepada pusat laba konsumen tanpa memandang jumlah pembelian
pusat laba konsumen dari pusat Iaba produsen. Biaya tetap ini merupakan
pembayaran jasa kepada pusat Iaba produsen oleh pusat Iaba konsumen karena
pusat Iaba produsen telah menyediakan sebagian dari fasilitas produksinya untuk
memenuhi kebutuhan pusat Iaba konsumen.
Harga transfer adalah harga yang harus dibayar olch pusat Iaba konsumen
kepada pusat Iaba produsen untuk barang/jasa yang diterimanya. Secara implisit
menyebutkan bahwa harga transfer dapat ditentukan berdasar harga pasar. Selain
harga pasar dapat juga digunakan dasar lain yaitu biaya penuh, dan harga
negosiasi.
1. Harga Pasar
Dalam persaingan sempurna, produsen tidak dapat mengubah harga jika
sebuah perusahaan mempunyai pusat laba yang menghasilkan produk yang
menjadi masukan pusat laba lain dari perusahaan yang sama dan di luar
perusahaan juga terdapat produsen barang serupa, maka demi efisiensi,
14
perusahaan harus menggunakan harga pasar sebagai harga transfer? Kalau sebuah
pusat laba hanya dapat beroperasi dengan menjual barang kepada pusat laba lain
dengan harga yang lebih tinggi daripada harga pasar, maka pusat-Iaba-produsen
tersebut harns dihentikan operasinya. Sebaliknya kalau pusat Iaba konsumen
hanya dapat untung dengan membeli keperluan masukannya dari pusat laba
produsen dengan harga di bawah harga pasar, maka pusat Iaba konsumen tersebut
juga harus ditutup.
2. Biaya Penuh
Komponen penentuan harga transfer berdasar biaya penuh terdiri dari
bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya administrasi, biaya penjualan, dan laba.
Kalau sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pusat laba yang masing-masing
menggunakan keluaran pusat Iaba hulu sebagai masukan, maka penggunaan biaya
penuh sebagai penentu harga transfer dapat membuat pusat laba hulu dapat
menjadi pelimbahan biaya dan laba pusat laba hulu.
3. Harga Negosiasi
Oleh karena pusat laba bebas untuk bernegosiasi dengan pihak luar dalam
membeli atau menjual produk, maka tidak ada alasan bagi pusat laba untuk tidak
bernegosiasi dengan sesama pusat laba di dalam sebuah perusahaan. Sebagai salah
satu bahan negosiasi adalah laba yang harus dicapai pusat laba dan laba yang
sejauh ini telah dicapainya.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pusat laba adalah suatu unit organisasi yang didalamnya
pendapatan dan beban diukur secara moneter. Dalam menetapkan suatu pusat
laba, suatu perusahaan mendelegasikan kewenangannya dalam pengambilan
keputusan ke tingkat yang lebih rendah yang memiliki informasi yang
relevan dalam membuat trade-off pengeluaran/pendapatan. Mengukur laba
dalam suatu pusat laba melibatkan penilaian berkaitan dengan bagaimana
pendapatan dan pengeluaran diukur, kuncinya adalah memasukkan beban dan
pendapatan dalam laporan manajer pusat laba yang dipengaruhi oleh tindakan
manajer tersebut.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/11/jurnal-pusat-labaunit-bisnis.html
http://jurnal.unila.ac.id/radengunawans/files/2010/07/Bab-8.pdf.
http://silfisulfiyah.blogspot.com/2011/03/pusat-laba.html.