Kegunaan Keputusan
2. Keandalan
Keandalan menunjuk pada kualitas informasi yang sesuai dengan kebutuhan para
penggunanya. Keandalan bergantung pada derajat kejujuran di dalam penyajian kejadian.
Keandalan akan membedakan pengguna satu sama lainnya tergantung pada keluasan
pengetahuan tentang aturan yang digunakan untuk mempersiapkan informasi. Dengan
kata lain, di antara pengguna yang berbeda, informasi dengan derajat keandalan yang
berbeda akan ditemukan. dalam konteks kerangka konseptual, untuk menjadi andal maka
informasi harus dapat diuji, netral dan disajikan dengan jujur.
Keterujian memiliki keterkaitan erat dengan pemenuhan kualitas berdasarkan
standar yang telah disepakati. Terpenuhi atau tidaknya tersebut dinyatakan setelah
dilakukan pengukuran terhadap pekerjaan dan hasilnya. Hal ini termasuk dalam
konsensus dan ketiadaan dari bias pengukuran. informasi yang teruji dapat menghasilkan
kembali substansi oleh pengukur bebas yang menggunakan metode pengukuran sama.
Ulasan bahwa keterujian menunjuk hanya pada cara yang benar dan dari proses
menghasilkan informasi bukan pada kesesuaian metode pengukuran yang digunakan.
Penyajian jujur dan kelengkapan menunjuk pada penyesuaian, antar data
akuntansi dan data kejadian yang disangka benar untuk dipertunjukkan jika pengukuran
menggambarkan ‘apakah hal tersebut benar untuk dipertunjukkan’, maka dapat
dinyatakan bahwa informasi tersebut bersifat jujur dan lengkap.
Netralitas menunjuk pada ketiadaan bias dalam penyajian laporan akuntansi atau
informasi titik oleh karena itu, informasi yang netral adalah bebas dari bias untuk
mencapai berbagai hasil yang diinginkan atau meyakinkan keterangan tentang cara
bertingkah laku titik Hal ini bukan untuk menyatakan bahwa personel yang
mempersiapkan laporan, tetapi berarti bahwa tujuan seharusnya tidak berpengaruh hasil
ketetapan.
3. Kualitas-Kualitas Sekunder
Keterbandingan dan konsistensi adalah kualitas kedua yang dianjurkan oleh
Statement FASB terkait Konsep No 2 tentang Laporan Keuangan. suatu frase ”Dapat
Dibandingkan” mendeskripsikan kegunaan metode yang sama dari waktu ke waktu
dengan penyajian yang tetap. Catat, bahwa prinsip konsistensi menyatakan sebuah
keterangan metode akuntansi tidak dapat diubah setelah diadopsi. Lingkungan sekitar
dapat mendikte perubahan yang lebih diinginkan di dalam kebijakan akuntansi atau
tekniknya jika dibenarkan sebagaimana mestinya.
4. Pertimbangan Biaya Dan Manfaat
Pertimbangan biaya dan manfaat dikenal sebagai keterbatasan pervasif. Apakah
yang dimaksud keterbatasan pervasif? Sudah menjadi hal otomatis bahwa informasi
akuntansi keuangan akan dicari jika manfaat yang diperoleh dari informasi melebihi
biayanya. Oleh karenanya, sebelum mempersiapkan dan mendiseminasikan informasi
keuangan manfaat dan biaya dalam penyiapan informasi harus dibandingkan terlebih
dahulu. setelah pertimbangan biaya dan manfaat, maka bahasan selanjutnya adalah
mengenai tentang materialitas.
5. Materialitas
Materialitas dipandang sebagai ambang pengakuan, karena pada dasarnya,
materialitas adalah pertimbangan yang harus diberikan atau tidak tentang informasi yang
signifikan dan berdampak besar pada suatu keputusan. Pertanyaan krusial dan penting
adalah ”siapa yang memutuskan aturan materialitas dan bagaimana?”
Di dalam implementasinya, karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik juga
terlihat sebagai sebuah hirarki. Perhatikan gambar 3.4 posisi dasar disebut dengan
”perwujudan” yang terdiri dari regulasi dan pelaporan. Regulasi merupakan pedoman
bagi seluruh proses pengelolaan organisasi yang menentukan batas-batas pekerjaan
organisasi. Sedangkan, pelaporan merupakan instrumen akuntabilitas kegiatan organisasi.
Lalu lihat posisi di atas perwujudan. Pada posisi di atas ”perwujudan” terdapat
”operasional”, di mana sebuah tahapan yang didalamnya terdiri dari pelaksanaan
transaksi-transaksi publik. Transaksi dilakukan berdasarkan regulasi yang ada dan
dilaporkan sesuai standar pelaporan organisasi.
Kemudian posisi di atas operasional adalah ”pokok-pokok” (fundamental) yang
berisi elemen-elemen akuntansi sektor publik (perencanaan publik , penganggaran publik,
realisasi anggaran publik, pengadaan barang dan jasa publik, pelaporan keuangan sektor
publik audit sektor publik, dan pertanggungjawaban publik) dan karakteristik kualitatif
(mudah dipahami relevan terandalkan dan dapat dibandingkan). Setelah elemen-elemen
akuntansi sektor publik dengan transaksi transaksinya dapat memenuhi karakteristik
kualitatif yang ada maka tujuan organisasi akan dapat diwujudkan. tujuan organisasi
berada dalam posisi puncak dengan tujuan kesejahteraan publik.
TUJUAN Kesejah
-teraan
publik
ASP Kualitatif
Gambar 3.4