Anda di halaman 1dari 14

Ferly Wirawan12013000703

Angel Tjong12014000644
Kezya Gacilya Rongre12014000763
Irene Hanna Florence12014000780

2017
Peran Kerangka Konseptual
1. Structured General Theory of Accounting
- Kerangka Konseptual dibuat sebagai sebuah teori akuntansi yang terstruktur, baku, dan
diaku, diadopsi, dan digunakan dalam pelaporan keuangan secara umum
- Contoh: Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan dan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan untuk Perusahaan di Indonesia
2. Menyatakan Ruang Lingkup dan Tujuan Pelaporan Keuangan
- Dalam Kerangka Konseptual membahas mengenai apa saja yang menjadi bagian dari
Pelaporan Keuangan, dan tujuan dibuatnya Laporan Keuangan
3. Menjelaskan Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan dan Elemen Dasar Akuntansi
- Karakteristik Kualitatif:
o Fundamentals: Relevance & Faithful Representation
o Enhance: Comparability, Verifiability, Timeliness, Understandability
Menurut IASB dalam “Conceptual Framework for Financial Reporting” 2016
- Elemen Dasar Akuntansi:
o Aset, Liabilitas, Ekuitas, yang terkait dengan Pelaporan Posisi Keuangan Entitas
o Penghasilan dan Beban, yang terkait dengan Pelaporan Kinerja Finansial Entitas
4. Recognition, Measurement, & Disclosures
- Recognition: Proses pencantuman sebuah item yang termasuk dalam Laporan Posisi
Keuangan atau Laporan Kinerja Finansial, yang sesuai definisi
- Measurement: Proses kuantifikasi dalam satuan moneter mengenai asset, liabilitas, ekuitas,
income dan expense sebuah entitas
- Disclosures: Penjelasan mengenai item-item tertentu dalam laporan keuangan yang relevan
untuk pengambilan keputusan pengguna laporan keuangan, contohnya CALK

Kerangka Konseptual Menurut FASB


Seperangkat sistem berkesinambungan dan logis yang saling mengaitkan Pencapaian Tujuan dengan
Prinsip-Prinsip Fundamental, ditujukan untuk menciptakan sebuah standar yang konsisten dan
memberikan kejelasan mengenai sifat dasar, fungsi, dan batasan-batasan Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan.

1
Tujuan dari kerangka konseptual
Pada tahun 1978,FASB Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1 (paragraf 34)
menyatakan bahwa dasar tujuan pelaporan keuangan eksternal bagi entitas bisnis:

Pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor, dan pemakai
lainnya dalam pengambilan keputusan investasi, kredit dan yang serupa secara rasional.

IASB dan FASB mempertimbangkan kerangka tujuan utama pelaporan keuangan adalah untuk
mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pengguna. Informasi tersebut akan dipilih salah satu
dasar kegunaannya dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan ini terlihat ingin dicapai akan
pelaporan yaitu:

1. Berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.


2. Berguna dalam menilai prospek arus kas.
3. Tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya dan perubahan di dalamnya.

Dalam rangka menyediakan informasi keuangan yang berguna, seorang akuntan harus bisa memilih
informasi mana yang akan diberikan. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan hirarki dari
kualitas untuk membuat informasi yang berguna. Dasar karakteristik kualitatif berisi: dimengerti oleh
pembuat keputusan, relevan,reliabilitas dan komparabilitas ( dan komponen lainnya seperti materialitas,
penggambaran yang sebenarnya, netralitas, kebijaksanaan dan kelengkapan). Penyusunan hirarki dari
karakteristik kualitatif terdapat dalam SFAC No. 2

2
Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi

Users of
Decision makers and their characteristics
Accounting
(for example, understanding or prior knowledge)
Information

Pervasive Benefits > Costs


constraint

User-specific Understandability
qualities
Decision usefulness

Primary
decision-spesific
Relevance Reliability
qualities

Timelines
Verifiability Representationa
Ingridients of l faithfulness
Predictive Feedback
primary value value
qualities
Neutrality

Secondary and
Comparability
interactive qualities
(including consistency)

Threshold for
recognition Materiality

SFAC No. 2 dan IASB Framework menjelaskan karakteristik kualitatif. Kepahaman mengacu pada
kemampuan user untuk memahami informasi. User diasumsikan memiliki pengetahuan mengenai
aktivitas bisnis, ekonomi dan akuntansi serta kesediaan untuk mempelajari informasi. Informasi memiliki
kualitas yang relevan dalam mempengaruhi keputusan ekonomi dengan membantu user mengevaluasi
kejadian masa lalu, sekarang dan masa depan atau mengkonfirmasi atau mengoreksi evaluasi masa lalu.
Agar menjadi reabilitas, transaksi atau kejadian informasi keuangan harus disajikan secara tepat tanpa
kesalahan material atau error.

3
Kerangka IASB dikembangkan mengikuti jejak dari pembuat standar Amerika Serikat, FASB, pada periode
1987-2000 FASB menerbitkan laporan konsep tujuh mencakup topik-topik berikut:

1. Tujuan dari pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis dan organisasi non-profit.
2. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi yang berguna.
3. Unsur-unsur laporan keuangan.
4. Kriteria untuk pengakuan dan pengukuran unsur-unsur.
5. Penggunaan arus kas dan menyajikan informasi nilai dalam pengukuran akuntansi.

Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual


Perkembangan dari kerangka konseptual dipengaruhi oleh dua isu:

1. Pengaturan standar dengan pendekatan berbasis prinsip (Principles-based) dan berbasis aturan(
Rule-based)

Kerangka kerja konseptual memiliki peranan penting dalam proses pengaturan standar yang
menyediakan kerangka kerja sebagai bagian dari pengembangan standar koheren berdasarkan prinsip
konsistensi. IASB bertujuan untuk memproduksi pendekatan berbasis prinsip dan sebagai arahan dalam
kerangka kerja konseptual. Kerangka kerja konseptual menyajikan ide dasar yang mendukung
perkembangan standar dan mendukung penggunanya menginterpretasikan standar yang ada. Ketika
IASB menggunakan pendekatan berbasis prinsip, standar seperti IAS 39 dikritisisasi lebih menggunakan
pendekatan berbasis aturan.

Nobes mengidentifikasi enam contoh dimana standar IASB memiliki aturan teknis yang lebih detail
seperti akuntansi sewa, imbalan kerja karyawan, aset keuangan, hibah pemerintah, subsidiary dan
akuntansi ekuitas. Dia beragrumen bahwa aturan dibutuhkan karena sarat dari prinsip atau
menggunakan prinsip yang tidak sesuai. Pendekatan berbasis aturan memiliki beberapa kelebihan
seperti meningkatkan komparabilitas dan verifibilitas. Pendekatan berbasis standar bisa menurunkan
kesempatan manajemen laba. Namun mereka mengijinkan struktur spesifik untuk bekerja sesuai aturan.

Standar Akuntansi di Amerika Serikat lebih menggunakan standar berbasis aturan karena memiliki
persyaratan yang detail yang harus diikuti untuk menyesuaikan dengan standar akuntansi. Sarbanes-
Oxley Act merekomendasikan standar akuntansi untuk menggunakan pendekatan berbasis prinsip dan
harus memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Kerangka kerja konseptual berbasis aplikasi yang selalu diperbaiki dan konsisten
b. Menyatakan dengan jelas tujuan dari standar
c. Menyajikan detail dan struktur pengoperasian dan pengaplikasian dengan konsisten
d. Meminimalisasi penggunaan pengecualian dari standar
e. Mengurangi penggunaan persentase yang mengizinkan insinyur keuangan dalam
penyalahgunaan standar

4
Sarbanes-Oxley Act memperkenalkan banyak perubahan untuk meningkatkan kualitas dari pelaporan
keuangan dan audit. Peraturan pelaporan keuangan juga merubah pendekatan standar,
memperkenalkan pendekatan berbasis prinsip seperti tujuan FASB sebagai kondisi dari program
konvergensi IASB/FASB.

Information for decision making and the decision-theory approach

Secara luas, dapat dikatakan bahwa data akuntansi diperuntukkan dalam hal pembuatan keputusan atau
mengevaluasi tujuan dari entitas tertentu. Informasi akuntansi untuk pembuatan keputusan berangkat
dari fungsi “stewardship”. Saat ini informasi akuntansi digunakan untuk mengetahui apa yang dilakukan
steward (pelayan) hingga manajer dengan sumber daya ekonomi yang dipercayakan oleh para investor.
Informasi inilah yang digunakan investor untuk mengevaluasi bagaimana kinerja manajer dan suatu
entitas.

Sedangkan dalam decision theory, mengatakan bahwa informasi yang digunakan untuk pembuatan
keputusan lebih dari sekedar information on stewardship. Pertama, pengguna informasi keuangan
diperluas untuk masuk pada semua penyedia sumber seperti investor dan kreditor. Kedua, informasi
akuntasi dilihat sebagai input data untuk memproyeksikan models of users. Pertanyaan selanjunya yang
akan muncul adalah informasi akuntansi seperti apa yang dapat memprediksi kinerja dan posisi masa
depan? Ketiga, mengingat stewardship erat kaitannya dengan masa lalu untuk melihat apa yang telah
berhasil dilakukan, sedangkan “prediction” cenderung melihat ke arah masa depan. Informasi akuntansi
untuk pihak ekternal tentu saja menyediakan informasi mengenai apa yang sudah terjadi, namun masa
depan tidak dapat dihindari ketika pembuatan keputusan dikatakan sebagai tujuan dari adanya
informasi akuntansi tersebut.

*The Decision-Theory Process

Proses diatas memetakan bahwa output yang akan dihasilkan berupa proses pembuatan keputusan. Hal
tersebut menafsirkan bahwa pendekatan decision-theory seharusnya menjadi “blueprint” untuk
konstruksi dari banyaknya praktik individual sistem. Ketika individual system menyediakan informasi
yang berguna, makan teori dapat dikatakan valid dan efektif. Terdapat banyak isu yang menjelaskan
bagaimana pengembangan dari kerangka konseptual di level nasional menjadi sebuah poblematika

5
sendiri. Oleh karena itu, penulis menyarankan keranhka knseptual saat ini mencar sebuah a
constitution-based framework untuk akuntansi disbanding dengan fokus pada konsep penyokong dan
perniagaan setiap harinya.

International developments : the IASB dan FASB Conceptual Framework

Pada Oktober 2004, FASB dan IASB bekerja sama untuk mengembangkan kerangka konseptual. FASB
menyatakan bahwa proyek tersebut akan melakukan:

a. Fokus pada perubahan dalam environment sejak orginal frameworks pertama kali diisukan, demikian
juga terhadap kelalaian di original frameworks, dengan tujuan untuk dapat menciptakan framework
yang berkembang, utuh, dan dapat mencakup frameworks yang telah ada secara efektif dan efisien  

b. Memberikan prioritas untuk menujukan dan mendiskusikan tiap isu di setiap fase yang memiliki
kemungkinan menguntungkan dewan pengurus dalam jangka pendek; yakni cross-cutting issues yang
memberi dampak tertentu dalam proyek mereka, baik untuk standar baru maupun standar yang sudah
direvisi. Sekaligus, tahap dari proyek tersebut akan dilakukan secara simultan dan Dewan pengurus akan
mengharapkan keuntungan dari terlaksananya proyek tersebut.

c. Mulanya, mempertimbangkan konsep yang dapat diaplikasikan di private sector business entities.
Selanjutnya, dewan pengurus akan bergabung dalam mempertimbangkan aplikasi dari konsep tersebut
ke private sector not-for-profit organizations. Representatif dari dewan pengurus public sector standard-
setting akan memonitor proyek tersebut, dan di kasus-kasus tertentu akan mempertimbangkan dampak
potensial dari diskusi private sector untuk public entities.

Pada 30 Juni 2009, dewan pengurus telah menerbitkan dan menerima komentar tentang sebuah
Exposure Draft (ED) yang berkaitan dengan fase Tujuan dan Kualitatif Karakteristik.

1. Entity vs proprietorship perspective

Pelaporan keuangan pada nyatanya memiliki tujuan yang berbeda. Standar merekomendasikan bahwa
laporan keuagan seharusnya dibuat untuk perspektif entitas bukan perspektif dari pemilik dari entitas
tersebut. Karena perspektif yang diadopsi sangat penting dalam memberikan efek dalam fase Reporting
Entity.

2. Primary user group

Dewan pengurus mengusulkan bahwa primary user group untuk tujuan umum dari pelaporan
keuangan adalah present dan potential capital providers, seperti equity investors, lenders, dan other
creditors. Namun, perlu dicatat bahwa memiliki bermacam-macam primary group dapat mempersulit
hubungan antara entitas dan pengguna individu. Responden lainnya fokus kepada primary ser group dan
efek yang ajan diakui oleh kebutuhan pihak ketiga lainnya seperti chatitied dan corporat governance
groups.

6
3. Decision usefulness and stewardship

Menurut dewan pengurus, tujuan dari pelaporan keuangan seharusnya “cukup luas untuk
mencakup semua keputusan yang dibuat oleh equity investors, lenders, dan kreditor lain dengan
kapasitas mereka sebagai capital providers, termasuk keputusan alokasi sumber daya dan keputusan
yang dibuat untuk menjaga dan mempertinggi nilai investasi mereka”. Namun banyak responden yang
memperhatikan bahwa tujuan dari stewardship tidaklah cukup terpenuhi, sementara peran dari
financial statement dalam menyediakan informasi dapat digunakan untuk memproyeksi future cash flow
sangatlah diharapkan.

4. Qualitative characteristic

IASB Framework  mencantukam empat prinsip qualitative characteristics, yakni understability, relevance,
reliability, dan comparability. Sedangkan dalam Exposure  Draft  dicantumkan bahwa qualitative
characteristics yang membuat informasi menjadi berguna adalah relevance, faithful representation,
comparability, verifiability, timeliness, dan understability, dan  pervasive  constraints dari
financial  reporting  adalah materiality dan cost. Selain itu, qualitative characteristics juga
dibedakan menjadi fundamental (relevance,  faithful  representation) atau enhancing (comparability,
verifiability, timeliness, dan understability) tergantung bagaimana mereka memberi dampak terhadap
laporan keuangan. Banyak pihak yang menyetujui hal ini, namun banyak juga yang menyarankan agar
understability dan verifiability lebih ditinggikan porsinya, demikian juga untuk substance.

LO 4. A Critique of Conceptual Framework Project  

Perkembangan kerangka kerja konseptual tidak lepas dari kritik berbagai pihak. Kritik ini
membuat perkembangan kerangka kerja konseptual mengalami perkembangan yang lambat serta
memicu terselenggaranya proyek IASB/FASB.

Dalam melakukan analisis atas kritik yang terjadi, terdapat dua pendekatan yang bisa digunakan
yaitu pendekatan ilmiah (scientific approach) dan pendekatan profesional (professional approach).
Kerangka konseptual yang menggunakan pendekatan ilmiah harus menjelaskan validasi framework
secara logis dan empiris. Sedangkan, pendekatan secara profesional berfokus untuk menyarankan
tindakan terbaik dengan melakukan tindakan yang profesional.

Scientific criticisms:

 Prescriptive

 unspecified rules and conventions

 do not resolve contemporary disclosure issues

7
 vague definitions

 do not address measurement issues

 risk of mechanical decision making

 framework may become an end in itself

 overreliance on definitions

Ontological and Epistemological Assumptions

Ketidakbiasan atau netralitas dapat diartikan sebagai sebuah kualitas informasi yang
menghindari penggunanya mengarah pada kesimpulan yang memberikan keamanan pada kebutuhan
atau keinginan tertentu. Filosofi tentang netralitas ini timbul karena anggapan bahwa kita bisa
mengamati, mengukur, dan mengkomunikasikan realitas akuntansi secara objektif.

Solomon menjelaskan kebebasan dari bias sebagai financial  map  making, dimana suatu peta
yang baik adalah peta yang dapat menunjukkan seluruh fakta yang ada.

Namun, Feyerabend sebagai seorang filsuf ilmu berpendapat bahwa kejujuran ilmiah tidak lah


absolut. Kejujuran ilmiah hanya mengarah pada pernyataan tentang kenyataan yang dibangun, yaitu
pernyataan yang diberikan hanya ketika bukti sesuai dengan penjelasan dan persetujuan mengenai
metodologi ilmiah. Hal ini dapat membuat teori yang menjadi dasar suatu framework dipertanyakan
apakah teori tersebut netral, independen, dan bebas dari bias.

Hines mengklaim penelitian mainstream accounting didasarkan pada prinsip “taken-for-


granted”. Konsep akal sehat dan asumsi yang bertentangan dengan pertanyaan tentang bagaimana
realitas sosial muncul, dipertahankan dan dilegitimasi.

Circularity of reasoning

Salah satu tujuan dari kerangka kerja konseptual adalah memberikan panduan kepada akuntan
dalam menjalankan praktik akuntansi sehari-hari. Jika kerangka kerja konseptual dilihat secara
sederhana, maka setidaknya akuntan harus mengikuti sebuah langkah ilmiah yaitu, prinsip dan praktik
diperoleh dari teori yang berlaku secara umum.

Pandangan dangkal dari kerangka kerja konseptual menunjukkan bahwa akuntan setidaknya
mengikuti satu jalur ilmiah yaitu, menyimpulkan prinsip-prinsip dan praktek dari teori umum.

Namun, ada kalanya kerangka kerja konseptual tidak berlaku umum secara penuh karena
terjebak dalam lingkaran internal. Ilustrasi yang bisa digunakan adalah standar reliability dalam
Pernyataan FASB No.2 yang sangat bergantung pada pencapaian kualitas lainnya seperti penyajian yang

8
meyakinkan, netralitas, dan dapat diverifikasi.Contohnya adalah information qualities pada laporan
keuangan yang bergantung pada kriteria kualitas lainnya. FASB framework mencoba untuk membuka
atau menjastifikasi circularity tersebut dengan merujuk pada keinginan dari seorang akuntan yang
memiliki banyak pengetahuan untuk menginterpretasikan laporan keuangan tersebut. Karakteristik
kualitatif sering dinyatakan dalam hal kualitas lain yang non-dioperasionalkan.

An Unscientific Discipline

Apakah akuntansi adalah ilmu?

preskriptif oleh alam dan nilai sarat

kerangka konseptual mungkin berusaha untuk mengadopsi deduktif pendekatan (ilmiah), namun
pendekatan ini dipertanyakan jika akuntansi tidak memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan untuk
memulai dengan, akuntansi telah banyak digambarkan sebagai seni atau kerajinan selain deskripsi
ilmiah. pada tahun 1981 , Stamp Mengatakan:

  “Sampai kami yakin dalam pikiran kita tentang sifat akuntansi, adalah sia-sia untuk profesi untuk
menginvestasikan sumber daya yang besar dalam mengembangkan kerangka konseptual untuk
mendukung standar akuntansi.”

memang, cap menganggap bahwa akuntansi lebih erat selaras dengan hukum daripada ilmu fisik, karena
keduanya akuntansi dan profesi hukum berurusan dengan konflik antara kelompok pengguna yang
berbeda dengan kepentingan varrying dan tujuan. ia menjelaskan hukum sebagai disiplin normatif yang
presciptive di alam dan sepenuhnya konsep nilai-sarat

Positive research

telah berpendapat bahwa fokus dasar dari proyek kerangka konseptual - memberikan informasi
keuangan untuk membantu pengguna membuat keputusan ekonomi - mengabaikan temuan empiris
penelitian akuntansi positif

beberapa berpendapat bahwa pasar saham tampaknya tidak tertipu oleh teknik akuntansi kreatif,
penilaian aset dan kewajiban bukan masalah nyata dan bahwa pasar relatif efisien dalam bentuk semi-
kuat. Selanjutnya, teori keagenan menawarkan penjelasan untuk pengamatan banyak teknik akuntansi
yang berbeda

9
proyek kerangka konseptual mengabaikan temuan empiris dari penelitian akuntansi positif

dalam konflik satu sama lain

Bukti bahwa pasar modal tidak efisien

Jika kerangka konseptual bisa memastikan pengguna menerima informasi yang berguna ini akan
melayani tujuan yang berguna

The conceptual framework as a policy document

sebagai badan umum pengetahuan, kerangka kerja konseptual gagal sejumlah tes "ilmiah". bahkan jika
kita berpendapat bahwa realitas hanyalah konstruksi sosial pula, tidak ada proses deduktif yang melekat
dalam kerangka kerja untuk menerapkannya pada fenomena empiris dalam rangka untuk mengubah
realitas ke keadaan yang lebih disukai dalam hal tujuan diasumsikan.

alternatif untuk melihat kerangka kerja konseptual sebagai model normatif baik ilmiah atau deduktif
berasal adalah untuk menganggap mereka sebagai model kebijakan. Ijiri membedakan antara model
normatif dan kebijakan

perbedaan antara teori dan kebijakan penting. isu-isu kebijakan umumnya diselesaikan dengan cara
politik. ini dapat menjadi sangat penting ketika melihat kerangka kerja konseptual dalam hal penafsiran
mereka tentang realitas dan proses politik. kekuasaan politik dapat didefinisikan "sebagai kemampuan
individu atau kelompok untuk memaksakan definisi mereka tentang realitas pada individu lain atau
kelompok"

Sebagai badan umum pengetahuan, kerangka kerja konseptual gagal sejumlah tes 'ilmiah'

Perbedaan antara teori dan kebijakan penting

CF tidak diproduksi dalam kekosongan politik

CF mungkin hanya cerminan dari kehendak kelompok dominan

Professional values and self-preservation

10
penjelasan tentang kerangka kerja konseptual dalam hal pemeliharaan diri dan nilai-nilai profesional
mungkin pada muncul pertama kali menjadi kontradiksi. "Pemeliharaan diri" menyiratkan mengejar
kepentingan diri sendiri, sedangkan "nilai-nilai profesional" menunjukkan idealisme dan altruisme.

'Self-pelestarian'

menyiratkan mengejar kepentingan diri sendiri

'Nilai-nilai profesional'

menunjukkan idealisme dan altruisme

Gerboth

rasa tanggung jawab pribadi

Hines

legitimasi profesional

Conceptual framework for auditing standards

Auditing adalah disiplin berdasarkan logika Peran verifikasi tradisional telah berkembang menjadi risiko
audit bisnis Menurut Mautz dan Sharaf Auditing bukanlah subdivisi dari akuntansi melainkan suatu
disiplin berdasarkan logika. Pemikiran ini menjadi dasar bahwa auditor tidak dibatasi secara natural
dalam memverifikasi informasi akuntansi. Oleh karena itu pada sekitar tahun 1970 Mautz dan Sharaf
mengembangkan ASOBAC (statement of basic auditing concepts) yang diterbitkan oleh ikatan akuntan
amerika. ASOBAC berfokus pada proses pengumpulan bukti , dan evaluasi bukti. Seiring berjalannya
waktu perkembangan jasa audit mulai mengalami perubahan seiring berjalannya COSO, auditor semakin
berhati hati dalam mengaudit perusahaan dan mulai memperthatikan pengendalian internal. Klien
dengan pengendalian internal yang baik menyediakan kesempatan untuk mengefisienkan proses audit
dan memperkecil biaya. Tidak hanya rerangka konseptual yang diperhatikan tetapi juga memperhatikan
risiko bisnis. Di sini lebih mengutamakan bagaimana karakter bisnis dari organisasi klien dan bisa
membantu jasa konsultasi dalam standart akuntansi (menjadi audit internal) yang tugasnya meyakinkan
bahwa laporan keuangan sudah sah.

Dalam akuntansi juga hal yang perlu dilakukan auditor adalah memeriksa laporan keuangan dan
memberi pendapat. Tujuannya untuk meyakinkan laporan keuangan disusun sesuai aturan yang
berlaku .Karena ada kritikan maka ada masalah yang ditimbulkan yaitu, karena standarnya
banyak terdapat kelemahan (padahal tugas auditor adalah memberi pendapat tentang kesesuaian
laporan keuangan dengan standar) maka dengan pendapat wajar pun tidak dapat dijadikan pedoman

11
utama. Pekerja auditor tidak cukup hanya memberi pendapat kewajaran sehingga akuntan publik harus
melakukan hal - hal berikut agar laporan audit masih dapat digunakan:

1. Pengambil keputusan mendapat informasi yang lengkap

2. Harus mempertimbangkan atau melibatkan resiko bisnis klien

3. Menekankan kegiatan internal auditor yang bertujuan untuk lebih


meyakinkan keabsahan.

The role of A Conceptual Framework (Peran Kerangka Konseptual)

Peran kerangka kerja konseptual dari tingkat akuntansi, bertujuan untuk menyediakan struktur teori
akuntansi. Kerangka konseptual dapat dipandang sebagai teori akutansi yang terstruktur (Belkaoui,
1993), karena struktur kerangka konseptual sama dengan struktur teori akutansi yang didasarkan pada
proses penalaran logis. Yang dapat digambarkan dalam bentuk hierarki yang memiliki beberapa
tingkatan yaitu :

a) Pada tingkat tertinggi yang teoritis : Kerangka konseptual menyatakan ruang lingkup dan
tujuan pelaporan keuangan.

b) Pada tingkatan selanjutnya : Kerangka konseptual mengidentifikasi dan mendefinisikan


karakteristik kualitatif informasi keuangan (seperti relevansi, keandalan, komparatif, dan
dimengerti) dan elemen dasar akuntansi (seperti aktiva, kewajiban, ekuitas, biaya
pendapatan, dan keuntungan).

c) Pada tingkat operasional yang lebih rendah : Kerangka konseptual berkaitan dengan prinsip-
prinsip dan aturan-aturan (Rules) tentang pengukuran dan pengakuan elemen laporan
keuangan dan tipe informasi yang perlu disajikan.

Objectives of Conceptual Framework (Tujuan Kerangka Konseptual)

Tujuan kerangka konseptual adalah untuk memberikan pedoman dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan bertujuan umum (General purposes financial statements). IASB dan FASB
mempertimbangkan kerangka tujuan utama pelaporan keuangan adalah untuk mengkomunikasikan
informasi keuangan kepada pengguna. informasi tersebut akan dipilih salah satu dasar kegunaannya
dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan ini terlihat ingin dicapai akan pelaporan yaitu:

 Berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi

 Berguna dalam menilai prospek arus kas

 Tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya dan perubahan di
dalamnya.

12
13

Anda mungkin juga menyukai