Anda di halaman 1dari 2

Pada sistem perpajakan self assesment, Direktorat Jenderal Pajak mengharapkan bahwa Wajib Pajak

memenuhi kewajiban perpajakan dengan baik dan benar. namun tidak semua wajib pajak melakukan
hal itu. Maka dari itu, DJP masih memerlukan tindakan penelitian. penelitian ini merupakan langkah
awal dalam memantau kepatuhan wajib pajak dan unsur pendidikan dan pembinaan terhadap wajib
pajak.

Penelitian SPT yaitu serangkaian kegiatan menilai kelengkapan dan kebenaran pengisian SPT dan
lampirannya. petugas pajak memastikan :

• apakah isiannya benar baik formal maupun materiil


• apakah masih ada pajak yang terutang
• dan lainnya

Diasumsikan bahwa saudara amad telah memiliki NPWP, apabila belum ia harus mendaftarkan diri
atau mendapatkan NPWP yang diterbitkan secara jabatan oleh KPP. Atas tidak disampaikan nya SPT
PPh oleh saudara amad yang mana hal itu merupakan kewajibannya sebagai wajib pajak, maka
petugas pajak dari KPP melakukan penelitian atas penghasilan yang telah diperoleh saudara amad
setiap tahunnya. kewajiban PPh dimulai pada saat saudara amad memperoleh penghasilan di atas
penghasilan tidak kena pajak.

Setelah dilakukan penelitian penghasilan saudara amad dan diindikasikan bahwa ada pajak yang
terutang belum dibayar maka petugas pajak melakukan pemeriksaan pajak. Berdasarkan pasal 29 ayat
1 UU KUP ayat 1, yaitu: "Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan". Dalam pemeriksaan oleh
petugas pajak, Wajib Pajak harus membantu petugas untuk melakukan penelitian atas indikasi pajak
yang terutang tersebut seperti yang disebutkan pada pasal 29 ayat 3 UU KUP, yaitu :

"Wajib Pajak yang diperikasa wajib”:

• memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya,
dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha,
pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak
• memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang dipandang perlu dan
memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan; dan/atau
• memberikan keterangan lain yang diperlukan

Pemeriksaan pajak terhadap wajib pajak diakhiri dengan penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan
Pajak yang isinya adalah koreksi dan hasil perhitungan pemeriksaan pajak terhadap perhitungan
besarnya pajak terutang. Laporan tersebut akan digunakan pihak Kepala KPP untuk menerbitkan surat
ketetapan pajak kurang bayar sesuai dengan Pasal 13 UU KUP. serta untuk menerbtkan Surat Tagihan
Pajak dalam hal hasil pemeriksaan pajak menunjukkan adanya sanksi administrasi yang harus
dikenakan.

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas pajak, dan terdapat kekurangan pajak terutang
disebabkan dengan hal-hal sebagai berikut:

• apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang tidak atau
kurang dibayar
• apabila kepada Wajib Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan

Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar ditambah dengan
sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan paling lama 24 (dua puluh empat)
bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau
Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar. (Pasal 13 UU KUP
ayat 1 a dan 1 e) Apabila kekurangan pajak terutang disebabkan dengan hal-hal sebagai berikut:
• apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (3) dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya
sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran
• apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (3) dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya
sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran
• apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 atau Pasal 29 tidak dipenuhi
sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang; atau Jumlah pajak dalam Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud ditambah dengan sanksi administrasi
berupa kenaikan sebesar:
• 50% (lima puluh persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dibayar dalam satu
Tahun Pajak
• 100% (seratus persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau
kurang dipungut, tidak atau kurang disetor, dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang
disetor; atau
• 100% (seratus persen) dari Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang dibayar. (Pasal 13 UU KUP ayat 1 b, 1 c, 1 d)

Namun, apabila amad diduga melakukan tindakan melawan hukum sebagaimana diatur dalam pasal
38 atau 39 UU KUP, Berdasarkan pasal 39 UU KUP ayat 1 huruf a, yaitu: “Setiap orang yang tidak
menyampaikan Surat Pemberitahuan; sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan
denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling
banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.” maka pemeriksa pajak
mengumpulkan berbagai dokumen yang diduga menyalahi ketentuan untuk kemudian dijadikan barang
bukti adanya perbuatan melawan hukum dan terhadap wajib pajak diusulkan untuk
dilakukan"pemeriksaan bukti permulaan".

Pemeriksaan bukti permulaan bertujuan untuk mendapatkan bukti permulaan adanya dugaan
terjadinya tindak pidana di bidang pepajakan. lalu pemeriksa pajak mencari lebih banyak petunjuk, dan
alat bukti lainnya untuk memperkuat dugaan adanya perbuatan hukum di bidang perpajakan, serta
menghitung pajak terutang sebagai kerugian negara. apabila semuanya telah mencukupi maka akan
dilanjutkan dengan penyidikan oleh para penyidik pajak.

Terimakasih.

Referensi :

- BMP PAJA3335
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasila

Anda mungkin juga menyukai