Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nanda Cahyo Kuncoro

NIN : 042713751
Matkul : Studi Kasus Perpajakan

1. Dalam Hal ini PT. Sukses Selalu telah melakukan pelanggaran terhadap pasal 4 ayat 1 Undang
Undang KUP “Wajib Pajak wajib mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan dengan
benar, lengkap, jelas, dan menandatanganinya” hal ini dibuktikan dengan laporan SPT yang
selalu lebih bayar dan ternyata setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan adanya dokumen
yang tidak dibukukan sehingga laporan SPT milik PT. Sukses selalu seharusnya berstatus
Kurang Bayar. Dan juga berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 197/PMK.03/2017
tentang Bentuk Dan Tata Cara Pencatatan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi, syarat-syarat
penyelenggaraan pencatatan pajak adalah sebagai berikut:

a. Pencatatan harus dilakukan secara teratur dan mencerminkan keadaan yang


sebenarnya dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang rupiah,
serta harus disusun menggunakan bahasa Indonesia.
b. Pencatatan dalam satu tahun harus dilakukan secara kronologis.
c. Dalam pencatatan pajak, harus menggambarkan peredaran atau penerimaan bruto
dan/atau jumlah penghasilan bruto yang diterima dan/atau diperoleh. Selain itu juga
harus menggambarkan penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan yang
pengenaan pajaknya bersifat final.

Maka PT. Sukses Selalu seharusnya dapat memahami yang dilakukan oleh Pemerika Pajak
sehubungan dengan ketentuan yang berlaku yaitu Undang-Undang KUP nomor 28 tahun 2007
perubahan ketiga atas Undang-Undang nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Dan
Tata Cara Perpajakan. Hal ini untuk memastikan bahwa pemenuhan kewajiban perpajakan
yang dilakukan oleh PT.Sukses Selalu berpotensi merugikan negara atau tidak.

2. Deskripsi masalah yang ditemukan adalah adanya kealphaan PT.Sukses selalu yang tidak
menyampaikan Laporan SPT dengan benar. Hal ini di dukung dengan adanya bukti bahwa
adanya setumpuk dokumen mengenai penjualan yang jumlahnya tidak dibukukan sehingga
membuat Laporan SPT PT. Sukses Selalu menjadi Lebih Bayar. Padahal seharunya berstatus
Kurang Bayar. Maka sesuai dengan pasal 38 ayat 2 Undang Undang KUP yaitu

“menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau
melampirkan keterangan yang isinya tidak benar

sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dan perbuatan tersebut
merupakan perbuatan setelah perbuatan yang pertama kali sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13A, didenda paling sedikit 1 (satu) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan
paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar, atau dipidana
kurungan paling singkat 3 (tiga) bulan atau paling lama 1 (satu) tahun.”

Dimana merujuk pasal 13A

“Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan atau
menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau
melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara, tidak dikenai sanksi pidana apabila kealpaan tersebut pertama kali
dilakukan oleh Wajib Pajak dan Wajib Pajak tersebut wajib melunasi kekurangan pembayaran
jumlah pajak yang terutang beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 200% (dua
ratus persen) dari jumlah pajak yang kurang dibayar yang ditetapkan melalui penerbitan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar.”

Atas temuan tersebut maka semua hasil pemeriksaan akan dituangkan dalam LHP Pajakyang
kemudian diteruskan ke kepala kantor pelayanan pajak untuk diterbitkan Surat Ketetapan Pajak
(SKPKB) atas Laporan SPT Tahun 2018 disertai sanksi administrasi.

Untuk Alternatifnya adalah Berdasarkan Pasal 8 Undang Undang KUP yaitu PT. SUkses Selalu
dengan kemauan sendiri dapat membetulkan SPT yang telah disampaikan dengan
menyampaikan penyataan tertulis, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan
tindakan pemeriksaan.

3. Jika saya adalah Pimpinan perusahaan maka saya akan sepenuhnya menerima proses
pemeriksaan yang dilakukan oleh pemeriksa pajak sebagai bentuk kepatuhan saya sebagai
wajib pajak. Namun dalam hal adanya proses pemeriksaan yang sekiranya keberatan atas
penetapan kurang bayar yang merupakan hasil pemeriksaan maka, Wajib pajak dapat
mengajukan keberatan sesuai dengan Pasal 25 Undang-Undang KUP .

Namun jika wajib pajak menerima hasil pemeriksaan maka bisa dengan alternative yaitu
melakukan pembetulan Laporan SPT sesuai dengan ketentuan Pasal 8 Undang Undang KUP

Anda mungkin juga menyukai