Anda di halaman 1dari 72

KUP Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan


SKP dan STP
Materi
Pembahasan
SKP dan STP
• SKPKB
• SKPKBT
• SKPN
• SKPLB
• SKPPKP
• STP
• Imbalan Bunga

se mua ilust r asi dalam slide be r sumbe r dar i Canva . com


Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang
terutang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, dengan tidak
menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajak

Wajib Pajak yang telah menghitung dan membayar besarnya pajak


yang terutang secara benar sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, serta melaporkan dalam SPT, tidak
perlu diberikan surat ketetapan pajak atau pun Surat Tagihan Pajak

Pasal 12 ayat 1 dan 2 UU KUP


Apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti
jumlah pajak yang terutang menurut SPT tidak benar,
Direktur Jenderal Pajak menetapkan jumlah pajak yang
terutang

Pasal 12 ayat 1 dan 2 UU KUP


5 tahun
Besarnya pajak yang terutang yang diberitahukan oleh
Wajib Pajak dalam SPT menjadi pasti sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,
apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat
terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian
Tahun Pajak, atau Tahun Pajak tidak diterbitkan surat
ketetapan pajak, kecuali Wajib Pajak melakukan tindak
pidana di bidang perpajakan dalam Masa Pajak, bagian
Tahun Pajak, atau Tahun Pajak dimaksud

Pasal 13 ayat 4 UU KUP


Surat SKPKB
Ketetapan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

Pajak SKPKBT
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan

SKPN
Surat Ketetapan Pajak Nihil

SKPLB
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
Penerbitan Surat ketetapan pajak diterbitkan untuk suatu Masa Pajak,
Surat Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sesuai dengan Masa

Ketetapan Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak yang dilakukan

Pajak penelitian, Pemeriksaan, atau Pemeriksaan Ulang

Surat ketetapan pajak untuk Bagian Tahun Pajak atau


Tahun Pajak diterbitkan sesuai dengan SPT Tahunan PPh

Surat ketetapan pajak untuk Masa Pajak diterbitkan sesuai


dengan Masa Pajak yang tercakup dalam SPT Masa PPh
atau PPN

Pasal 3 PMK 145/PMK.03/2012 stdd PMK 18/PMK.03/2021


Nota Surat ketetapan pajak harus diterbitkan berdasarkan
Penghitungan nota penghitungan

Nota penghitungan dibuat berdasarkan laporan hasil


penelitian, laporan hasil Pemeriksaan, atau laporan
hasil Pemeriksaan Ulang

Pasal 4 PMK 145/PMK.03/2012 stdd PMK 18/PMK.03/2021


Surat Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan surat
Ketetapan ketetapan pajak dalam bentuk elektronik dan

Pajak menandatanganinya secara elektronik atau

Elektronik menerbitkan surat ketetapan pajak dalam bentuk


tertulis dan menandatanganinya secara biasa, yang
semuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama

Dalam hal surat ketetapan pajak dibuat dalam


bentuk elektronik, maka tidak dibuat surat ketetapan
pajak dalam bentuk tertulis

Pasal 4A PMK 145/PMK.03/2012 stdd PMK 18/PMK.03/2021


Mengapa SKPKB
bisa terbit?
5 tahun
" Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan SKPKB dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak
atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau
Tahun Pajak setelah dilakukan tindakan pemeriksaan "
Pasal 13 ayat 1 UU KUP
Sebab
• terdapat pajak yang tidak atau kurang dibayar;
• SPT tidak disampaikan dalam jangka waktu penyampaian SPT dan
diterbitkan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya

SKPKB sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran;


• terdapat PPN dan PPnBM ternyata tidak seharusnya
dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenai
tarif 0% (nol persen);
• terdapat kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 atau
Pasal 29 UU KUP yang tidak dipenuhi sehingga tidak dapat
diketahui besarnya pajak yang terutang;
• kepada Wajib Pajak diterbitkan NPWP dan/atau dikukuhkan
sebagai PKP secara jabatan; atau
• PKP tidak melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP dan/atau
ekspor BKP dan/atau JKP dan telah diberikan pengembalian Pajak
Masukan atau telah mengkreditkan Pajak Masukan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6e) UU PPN

Pasal 13 ayat 1 UU KUP


Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPKB
Sanksi sesuai angka 1 dan 5, ditambah dengan sanksi administrasi
SKPKB berupa bunga sebesar tarif bunga per bulan yang
sesuai angka ditetapkan oleh Menteri Keuangan dihitung sejak saat
1 dan 5 terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian
Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan
diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, dan
dikenakan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan serta
bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan

Pasal 13 ayat 2 UU KUP


Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPKB
Sanksi sesuai angka 6, ditambah dengan sanksi administrasi
SKPKB berupa bunga sebesar tarif bunga per bulan yang
sesuai angka ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dihitung sejak saat
6 jatuh tempo pembayaran kembali berakhir sampai dengan
tanggal diterbitkannya SKPKB, dan dikenakan paling lama
24 (dua puluh empat) bulan serta bagian dari bulan
dihitung penuh 1 (satu) bulan

Pasal 13 ayat 2a UU KUP


Jumlah pajak dalam SKPKB sesuai angka 2, 3, dan 4,
Sanksi ditambah dengan sanksi administratif berupa:
SKPKB • bunga dari PPh yang tidak atau kurang dibayar dalam 1
sesuai angka (satu) Tahun Pajak;
2, 3, dan 4 • bunga dari PPh yang tidak atau kurang dipotong atau
dipungut;
• kenaikan sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari
PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar; atau
• kenaikan sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari
PPh yang dipotong atau dipungut tetapi tidak atau
kurang disetor

Pasal 13 ayat 3 UU KUP


Dalam hal terdapat penerapan sanksi administrasi
berupa bunga dan kenaikan berdasarkan hasil
pemeriksaan PPN dan PPnBM sebagaimana
dimaksud pada angka 1 dan 3, hanya diterapkan satu
jenis sanksi administrasi yang tertinggi nilai besaran
sanksinya

Pasal 13 ayat 3a UU KUP


Mengapa SKPKBT
bisa terbit?
5 tahun
" Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan SKPKBT dalam jangka
waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya
Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak apabila ditemukan
data baru yang mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang
terutang setelah dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka
penerbitan SKPKBT "
Pasal 15 ayat 1 UU KUP
Data Baru
Data baru adalah data atau keterangan mengenai segala
sesuatu yang diperlukan untuk menghitung besarnya jumlah
pajak yang terutang yang oleh Wajib Pajak belum diberitahukan
pada waktu penetapan semula, baik dalam SPT dan lampiran-
lampirannya maupun dalam pembukuan perusahaan yang
diserahkan pada waktu pemeriksaan.

Selain itu, yang termasuk dalam data baru adalah data yang
semula belum terungkap, yaitu data yang:
• tidak diungkapkan oleh Wajib Pajak dalam SPT beserta
lampirannya (termasuk laporan keuangan); dan/atau
• pada waktu pemeriksaan untuk penetapan semula Wajib
Pajak tidak mengungkapkan data dan/atau memberikan
keterangan lain secara benar, lengkap, dan terinci sehingga
tidak memungkinkan fiskus dapat menerapkan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan dengan benar
dalam menghitung jumlah pajak yang terutang

Penjelasan Pasal 15 ayat 1 UU KUP


Pemeriksaan SKPKBT diterbitkan berdasarkan hasil Pemeriksaan
Ulang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
Ulang undangan di bidang perpajakan

Pemeriksaan Ulang dilakukan karena adanya:


• keterangan tertulis dari Wajib Pajak atas kehendak
sendiri, atau
• data baru yang mengakibatkan penambahan
jumlah pajak yang terutang termasuk data yang
semula belum terungkap

Pasal 2 PMK 145/PMK.03/2012 stdd PMK 18/PMK.03/2021


Sanksi Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam
SKPKBT ditambah dengan sanksi administrasi berupa
SKPKBT kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah
kekurangan pajak tersebut

Kenaikan tidak dikenakan apabila SKPKBT itu


diterbitkan berdasarkan keterangan tertulis dari Wajib
Pajak atas kehendak sendiri, dengan syarat Direktur
Jenderal Pajak belum mulai melakukan tindakan
pemeriksaan dalam rangka penerbitan SKPKBT

Pasal 15 ayat 2 dan 3 UU KUP


Mengapa SKPN bisa
terbit?
Nihil
" Direktur Jenderal Pajak, setelah melakukan pemeriksaan,
menerbitkan SKPN apabila jumlah kredit pajak atau jumlah
pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang,
atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak atau tidak
ada pembayaran pajak "

Pasal 17A UU KUP


Penerbitan PPh
apabila jumlah kredit pajak sama dengan pajak yang
SKPN terutang atau pajak yang tidak terutang dan tidak ada
kredit pajak

PPN
apabila jumlah kredit pajak sama dengan jumlah pajak
yang terutang, atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit
pajak. Jika terdapat pajak yang dipungut oleh Pemungut PPN,
jumlah pajak yang terutang dihitung dengan cara jumlah Pajak
Keluaran dikurangi dengan pajak yang dipungut oleh Pemungut
PPN tersebut

PPnBM
apabila jumlah pajak yang dibayar sama dengan jumlah
pajak yang terutang atau pajak tidak terutang dan tidak ada
pembayaran pajak

Penjelasan Pasal 17A UU KUP


Mengapa SKPLB
bisa terbit?
Penerbitan SKPLB
1 hasil penelitian kebenaran pembayaran
pajak terhadap permohonan pengembalian
2 hasil Pemeriksaan terhadap:
• SPT terdapat jumlah kredit pajak atau jumlah
kelebihan pajak yang seharusnya tidak pajak yang dibayar lebih besar daripada
terutang sebagaimana dimaksud dalam jumlah pajak yang terutang sebagaimana
Pasal 17 ayat (2) UU KUP terdapat dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) UU KUP;
pembayaran pajak yang seharusnya tidak atau
terutang; atau • permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17B UU KUP terdapat jumlah
kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar
lebih besar daripada jumlah pajak yang
terutang

Pasal 2 ayat 8 PMK 145/PMK.03/2012 stdd PMK 18/PMK.03/2021


Penerbitan PPh
apabila jumlah kredit pajak lebih besar daripada jumlah
SKPLB pajak yang terutang

Pasal 17 (1)
UU KUP PPN
apabila jumlah kredit pajak lebih besar daripada jumlah
pajak yang terutang. Jika terdapat pajak yang dipungut
oleh Pemungut PPN, jumlah pajak yang terutang dihitung
dengan cara jumlah Pajak Keluaran dikurangi dengan
pajak yang dipungut oleh Pemungut PPN tersebut

PPnBM
apabila jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada
jumlah pajak yang terutang

Penjelasan Pasal 17 ayat 1 UU KUP


Penerbitan Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan
pemeriksaan atas permohonan pengembalian
SKPLB kelebihan pembayaran pajak, selain permohonan
pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari
Pasal 17B Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C
dan Pasal 17D UU KUP, harus menerbitkan surat
UU KUP ketetapan pajak paling lama 12 (dua belas) bulan
sejak surat permohonan diterima secara lengkap

Apabila setelah melampaui jangka waktu


sebagaimana dimaksud di atas, Direktur Jenderal
Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan
pengembalian kelebihan pembayaran pajak
dianggap dikabulkan dan SKPLB harus diterbitkan
paling lama 1 (satu) bulan setelah jangka waktu
tersebut berakhir

Pasal 17B ayat 1 dan ayat 2 UU KUP


Apakah kelebihan
pembayaran pajak
harus diperiksa?
DJP dapat melakukan penelitian atas
Penelitian permohonan pengembalian kelebihan
Kelebihan pembayaran pajak dari Wajib Pajak atas:
Pembayaran • pengembalian kelebihan pembayaran pajak
apabila terdapat pembayaran pajak yang
Pajak seharusnya tidak terutang sesuai Pasal 17
ayat 2 UU KUP; atau
• permohonan pengembalian pendahuluan
kelebihan pembayaran pajak sesuai Pasal
17C dan Pasal 17 D UU KUP serta Pasal 9
ayat 4c UU PPN
Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk menilai kelengkapan pengisian Surat
Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya termasuk
penilaian tentang kebenaran penulisan dan
penghitungannya

Pasal 1 UU KUP
Berdasarkan permohonan Wajib Pajak, Direktur
Penelitian Jenderal Pajak, setelah meneliti kebenaran
Pasal 17 (2) pembayaran pajak, menerbitkan SKPLB apabila
UU KUP terdapat pembayaran pajak yang seharusnya
tidak terutang, yang ketentuannya diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan

Pasal 17 ayat 2 UU KUP


Penelitian
Permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak
yang seharusnya tidak terutang dapat diajukan dalam hal:

Pasal 17 (2)
• terdapat pembayaran pajak yang bukan merupakan objek
pajak yang terutang atau yang seharusnya tidak terutang;

UU KUP • terdapat kelebihan pembayaran pajak oleh Wajib Pajak yang


terkait dengan pajak dalam rangka impor;
• terdapat kesalahan pemotongan atau pemungutan yang
mengakibatkan pajak yang dipotong atau dipungut lebih besar
daripada pajak yang seharusnya dipotong atau dipungut;
• terdapat kesalahan pemotongan atau pemungutan yang
bukan merupakan objek pajak; atau
• terdapat kelebihan pemotongan atau pemungutan Pajak
Penghasilan terkait penerapan P3B bagi Subjek Pajak Luar
Negeri

Pasal 2 PMK 187/PMK.03/2015


Siapa yang bisa
mengajukan
pengembalian
pendahuluan kelebihan
pembayaran pajak?
Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak
(Pengembalian Pendahuluan) adalah pengembalian kelebihan
pembayaran pajak yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17C atau Pasal 17D UU KUP, atau Pasal 9 ayat
(4c) UU PPN

Pasal 1 PMK 39/PMK.03/2018 stdd PMK 209/PMK.03/2021


SKPPKP
Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan
Kelebihan Pajak (SKPPKP) adalah surat keputusan yang
menentukan jumlah pengembalian pendahuluan
kelebihan pajak untuk Wajib Pajak tertentu

Direktur Jenderal Pajak menerbitkan SKPPKP setelah


melakukan penelitian atas permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak dari:
• Wajib Pajak Kriteria Tertentu;
• Wajib Pajak Persyaratan Tertentu; atau
• Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah

Pasal 1 dan 2 PMK 39/PMK.03/2018 stdd PMK 209/PMK.03/2021


Wajib Pajak • tepat waktu dalam menyampaikan SPT;
• tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua
Kriteria jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah
memperoleh izin mengangsur atau menunda
Tertentu pembayaran pajak;

(Pasal 17C • laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau


lembaga pengawasan keuangan pemerintah
UU KUP) dengan pendapat wajar tanpa pengecualian selama
3 (tiga) tahun berturut-turut; dan
• tidak pernah dipidana karena melakukan tindak
pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun
terakhir

Pasal 3 ayat 2 PMK 39/PMK.03/2018 stdd PMK 209/PMK.03/2021


Wajib Pajak • Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan
usaha atau pekerjaan bebas yang menyampaikan
Persyaratan SPT Tahunan PPh lebih bayar restitusi;
• Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha
Tertentu atau pekerjaan bebas yang menyampaikan SPT

(Pasal 17D Tahunan PPh lebih bayar restitusi dengan jumlah


lebih bayar paling banyak Rp100 juta;
UU KUP) • Wajib Pajak Badan yang menyampaikan SPT
Tahunan PPh lebih bayar restitusi dengan jumlah
lebih bayar paling banyak Rp1 miliar; atau
• PKP yang menyampaikan SPT Masa PPN lebih
bayar restitusi dengan jumlah lebih bayar paling
banyak Rp5 miliar

Pasal 9 ayat 2 PMK 39/PMK.03/2018 stdd PMK 209/PMK.03/2021


PKP Berisiko
• perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa efek di
Indonesia;

Rendah
• BUMN dan BUMD;
• PKP yang telah ditetapkan sebagai Mitra Utama Kepabeanan;

(Pasal 9 (4c) • Pengusaha Kena Pajak yang telah ditetapkan sebagai Operator
Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator);

UU PPN) • pabrikan atau produsen selain PKP diatas, yang memiliki


tempat untuk melakukan kegiatan produksi;
• PKP yang memenuhi persyaratan tertentu (jumlah LB restitusi
paling banyak Rp5 miliar);
• Pedagang Besar Farmasi yang memiliki Sertifikat Distribusi
Farmasi atau Izin Pedagang Besar Farmasi dan Sertifikat Cara
Distribusi Obat yang Baik;
• Distributor Alat Kesehatan yang memiliki Sertifikat Distribusi
Alat Kesehatan atau Izin Penyalur Alat Kesehatan atau
Sertifikat Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik; atau
• perusahaan yang dimiliki secara langsung oleh BUMN dengan
kepemilikan saham lebih dari 50% yang laporan keuangannya
dikonsolidasikan dengan laporan keuangan BUMN induk

Pasal 13 ayat 2 PMK 39/PMK.03/2018 stdd PMK 209/PMK.03/2021


PKP yang Kegiatan tertentu yang dimaksud meliputi:
• ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
melakukan • penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
kegiatan penyerahan Jasa Kena Pajak kepada Pemungut
Pajak Pertambahan Nilai;
tertentu dan • Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
ditetapkan penyerahan Jasa Kena Pajak yang Pajak
sebagai PKP Pertambahan Nilainya tidak dipungut;
• ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud;
Berisiko Rendah dan/atau
• ekspor Jasa Kena Pajak

Pasal 13 ayat 3 PMK 39/PMK.03/2018 stdd PMK 209/PMK.03/2021


Untuk dapat mengajukan permohonan pengembalian (kecuali
Wajib Pajak Persyaratan Tertentu), Wajib Pajak harus
ditetapkan sebagai Wajib Pajak Kriteria Tertentu atau PKP
Berisiko Rendah oleh DJP
permohonan WP Kriteria Tertentu
Jangka
waktu PPh : 3 bulan
penerbitan PPN : 1 bulan
SKPPKP permohonan WP Persyaratan Tertentu
PPh OP : 15 hari
PPh Badan : 1 bulan
PPN : 1 bulan
permohonan PKP Berisiko Rendah
PPN : 1 bulan
*penyelesaian dihitung sejak permohonan diterima lengkap
Apakah WP yang sudah
memperoleh SKPPKP
dapat diperiksa?
Wajib Pajak Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan pemeriksaan
terhadap Wajib Pajak Kriteria Tertentu, dan
Kriteria menerbitkan surat ketetapan pajak, setelah melakukan
pengembalian pendahuluan kelebihan pajak atau
Tertentu setelah menerbitkan SKPPKP

(Pasal 17C Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan, Direktur


UU KUP) Jenderal Pajak menerbitkan SKPKB, jumlah
kekurangan pajak ditambah dengan sanksi
administrasi berupa kenaikan sebesar 100% dari
jumlah kekurangan pembayaran pajak

Pasal 17C ayat 4 dan 5 UU KUP


Wajib Pajak Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan pemeriksaan
terhadap Wajib Pajak persyaratan tertentu dan
Persyaratan menerbitkan surat ketetapan pajak setelah melakukan
pengembalian pendahuluan kelebihan pajak atau
Tertentu setelah menerbitkan SKPPKP

(Pasal 17D Jika berdasarkan hasil pemeriksaan Direktur Jenderal


UU KUP) Pajak menerbitkan SKPKPB, jumlah pajak yang kurang
dibayar ditambah dengan sanksi administrasi berupa
kenaikan sebesar 100% (seratus persen)

Pasal 17D ayat 4 dan 5 UU KUP


PKP Berisiko Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan pemeriksaan
terhadap PKP Berisiko Rendah dan menerbitkan surat
Rendah ketetapan pajak setelah melakukan pengembalian
pendahuluan kelebihan pajak atau setelah
(Pasal 9 (4c) menerbitkan SKPPKP

UU PPN) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan, Direktur


Jenderal Pajak menerbitkan SKPKB, jumlah
kekurangan pajak ditambah dengan sanksi
administrasi berupa bunga sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 ayat (2) UU KUP

Pasal 9 ayat 4e dan 4f UU PPN


Katanya ada restitusi
untuk turis asing ya?
Orang pribadi yang bukan subjek pajak dalam negeri
yang melakukan pembelian BKP di dalam daerah
pabean yang tidak dikonsumsi di daerah pabean dapat
diberikan pengembalian PPN yang telah dibayar
Pasal 17E UU KUP
Kenapa diterbitkan
STP?
Surat Tagihan Pajak (STP) adalah surat untuk
melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi
administrasi berupa bunga dan/atau denda

Pasal 1 UU KUP
Sebab
• PPh dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;
• dari hasil penelitian terdapat kekurangan pembayaran pajak

Diterbitkan
sebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung;
• Wajib Pajak dikenai sanksi administratif berupa denda

STP dan/atau bunga;


• pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP, tetapi tidak
membuat Faktur Pajak atau terlambat membuat Faktur Pajak;
• pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP yang tidak
mengisi Faktur Pajak secara lengkap, selain identitas pembeli
BKP atau penerima JKP serta nama dan tanda tangan dalam
hal penyerahan dilakukan oleh PKP pedagang eceran; atau
• terdapat imbalan bunga yang seharusnya tidak diberikan
kepada Wajib Pajak, dalam hal diterbitkan keputusan, diterima
putusan, atau ditemukan data atau informasi yang
menunjukkan adanya imbalan bunga yang seharusnya tidak
diberikan kepada Wajib Pajak
• terdapat jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar dalam
jangka waktu sesuai dengan persetujuan untuk mengangsur
atau menunda pembayaran pajak

Pasal 14 ayat 1 UU KUP


Sanksi
Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STP
sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan 2, ditambah

dalam STP dengan sanksi administratif berupa bunga sebesar tarif


bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa
Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan
diterbitkannya STP, dan dikenakan paling lama 24 (dua puluh
empat) bulan serta bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)
bulan

Terhadap pengusaha atau PKP sebagaimana dimaksud pada


angka 4 dan 5, masing-masing selain wajib menyetor pajak
yang terutang, dikenai sanksi administratif berupa denda
sebesar 1% (satu persen) dari Dasar Pengenaan Pajak

Pasal 14 ayat 3 dan 4 UU KUP


5 tahun
Surat Tagihan Pajak diterbitkan paling lama
5 (lima) tahun setelah saat terutangnya
pajak atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian
Tahun Pajak, atau Tahun Pajak
Pasal 12A PMK 145/PMK.03/2012 stdd PMK 18/PMK.03/2021
kecuali
• STP atas sanksi administratif Pasal 19 ayat (1) UU KUP diterbitkan
paling lama sesuai dengan daluwarsa penagihan SKPKB serta
SKPKBT, dan SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding,
serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah
pajak yang masih harus dibayar bertambah;

• STP atas sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal


25 ayat (9) UU KUP dapat diterbitkan paling lama 5 (lima) tahun
sejak tanggal penerbitan SK Keberatan, apabila Wajib Pajak tidak
mengajukan upaya banding; dan

• STP atas sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal


27 ayat (5d) UU KUP dapat diterbitkan paling lama dalam jangka
waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal Putusan Banding diucapkan
oleh hakim Pengadilan Pajak dalam sidang terbuka untuk umum

Pasal 12A PMK 145/PMK.03/2012 stdd PMK 18/PMK.03/2021


" Surat Tagihan Pajak mempunyai
kekuatan hukum yang sama
dengan surat ketetapan pajak "
Pasal 14 ayat 2 UU KUP
Surat Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan STP
Tagihan dalam bentuk elektonik dan menandatanganinya

Pajak secara elektronik atau dalam bentuk tertulis dan

Elektronik menandatanganinya secara biasa, yang semuanya


mempunyai kekuatan hukum yang sama

Dalam hal Surat Tagihan Pajak dibuat dalam bentuk


elektronik, maka tidak dibuat Surat Tagihan Pajak
dalam bentuk tertulis

Pasal 14A PMK 145/PMK.03/2012 stdd PMK 18/PMK.03/2021


Apakah SKP/STP
harus dikirim?
Pengiriman Surat ketetapan pajak dan STP harus dikirimkan
kepada Wajib Pajak
skp dan STP
Pengiriman dapat dilakukan:
• secara langsung;
• melalui pos dengan bukti pengiriman surat;
• melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa
kurir dengan bukti pengiriman surat; atau
• secara elektronik dalam hal surat ketetapan
pajak tersebut diterbitkan secara elektronik

Pasal 5 dan 14A PMK 145/PMK.03/2012 stdd PMK 18/PMK.03/2021


Apakah SKP/STP
dapat diterbitkan
atas tahun pajak
sebelum NPWP
terbit?
Penerbitan
Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan surat ketetapan
pajak dan/atau STP untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak,

skp/STP atau Tahun Pajak sebelum Wajib Pajak diberikan atau


diterbitkan NPWP dan/atau dikukuhkan sebagai PKP, apabila
diperoleh data dan/atau informasi yang menunjukkan adanya
kewajiban perpajakan yang belum dipenuhi oleh Wajib Pajak

Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan surat ketetapan


pajak dan/atau STP untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak,
atau Tahun Pajak sebelum dan/atau setelah penghapusan
NPWP atau pencabutan Pengukuhan PKP, apabila setelah
penghapusan NPWP atau pencabutan Pengukuhan PKP,
diperoleh data dan/atau informasi yang menunjukkan adanya
kewajiban perpajakan yang belum dipenuhi oleh Wajib Pajak

Pasal 13 PMK 145/PMK.03/2012 stdd PMK 18/PMK.03/2021


5 tahun
Surat ketetapan pajak dan/atau Surat Tagihan Pajak yang
dikenakan atas Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun
Pajak sebelum NPWP atau PKP diterbitkan dan setelah NPWP
atau PKP dihapus, diterbitkan dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun setelah saat terutangnya pajak, atau berakhirnya Masa
Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak
Pasal 13 PMK 145/PMK.03/2012 stdd PMK 18/PMK.03/2021
Bagaimana jika DJP
terlambat memroses
restitusi pajak?
Untuk menciptakan keseimbangan hak dan kewajiban bagi Wajib
Pajak melalui pelayanan yang lebih baik, diatur bahwa setiap
keterlambatan dalam pengembalian kelebihan pembayaran pajak
dari jangka waktu yang telah ditentukan, kepada Wajib Pajak
yang bersangkutan diberikan imbalan bunga
Sebab diberikan imbalan bunga
1 5
keterlambatan pengembalian kelebihan kelebihan pembayaran pajak karena SK
pembayaran pajak sebagaimana dimaksud Pembetulan, SK pengurangan atau
dalam Pasal 11 ayat (3) UU KUP pembatalan surat ketetapan pajak, atau SK
pengurangan atau pembatalan STP yang

2 keterlambatan penerbitan SKPLB


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B ayat
mengabulkan sebagian atau seluruh
permohonan Wajib Pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27B ayat (3) UU KUP,
(3) UU KUP
kecuali:
• kelebihan pembayaran pajak karena
3 keterlambatan penerbitan SKPLB
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B ayat
(4) UU KUP
Surat Keputusan Pembetulan yang
terkait dengan Persetujuan Bersama;
atau
• kelebihan pembayaran pajak karena
4 kelebihan pembayaran pajak karena
pengajuan keberatan, permohonan
surat keputusan pembatalan surat
ketetapan pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 36 ayat (1) huruf d UU KUP
banding, atau permohonan peninjauan
kembali, dikabulkan sebagian atau
seluruhnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27B ayat (1) UU KUP

Pasal 83 PMK 18/PMK.03/2021


Imbalan Imbalan bunga karena keterlambatan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud
Bunga dalam nomor 1 diberikan dengan tarif bunga per bulan
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dari jumlah
terkait kelebihan pembayaran pajak dan diberikan paling lama
Nomor 1 24 (dua puluh empat) bulan, serta bagian dari bulan
dihitung penuh 1 (satu) bulan

Jumlah bulan sebagai dasar pemberian imbalan bunga


dihitung sejak batas waktu penerbitan SKPKPP atau
SKPPIB berakhir sampai dengan tanggal penerbitan
SKPKPP atau SKPPIB

Pasal 85 PMK 18/PMK.03/2021


Imbalan Imbalan bunga karena keterlambatan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud
Bunga dalam nomor 2 diberikan dengan tarif bunga per bulan
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dari jumlah
terkait kelebihan pembayaran pajak dan diberikan paling lama
Nomor 2 24 (dua puluh empat) bulan, serta bagian dari bulan
dihitung penuh 1 (satu) bulan

Jumlah bulan sebagai dasar pemberian imbalan bunga


dihitung sejak jangka waktu 1 (satu) bulan untuk
penerbitan SKPLB sesuai dengan ketentuan
sebagaimana diatur dalam Pasal 17B ayat (2) UU KUP
berakhir sampai dengan diterbitkannya SKPLB

Pasal 86 PMK 18/PMK.03/2021


Imbalan Imbalan bunga karena keterlambatan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud
Bunga dalam nomor 3 diberikan dengan tarif bunga per bulan
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dari jumlah
terkait kelebihan pembayaran pajak dan diberikan paling lama
Nomor 3 24 (dua puluh empat) bulan, serta bagian dari bulan
dihitung penuh 1 (satu) bulan

Jumlah bulan sebagai dasar pemberian imbalan bunga


dihitung sejak jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak
tanggal surat permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak diterima secara lengkap berakhir
sampai dengan saat diterbitkan SKPLB

Pasal 87 PMK 18/PMK.03/2021


Imbalan Imbalan bunga atas kelebihan pembayaran pajak karena
pengajuan keberatan, permohonan banding, atau
Bunga permohonan peninjauan kembali yang terkait dengan
SPT yang menyatakan lebih bayar sebagaimana
terkait dimaksud dalam nomor 4 diberikan dengan tarif bunga
Nomor 4 per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dari
jumlah kelebihan pembayaran pajak dan diberikan
paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, serta bagian
dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan

Jumlah bulan sebagai dasar pemberian imbalan bunga


dihitung sejak tanggal penerbitan SKPKB, SKPKBT,
SKPLB, atau SKPN sampai dengan diterbitkannya SK
Keberatan atau diucapkannya Putusan Banding atau
Putusan Peninjauan Kembali

Pasal 88 PMK 18/PMK.03/2021


Imbalan Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada nomor 4
diberikan terhadap kelebihan pembayaran pajak paling
Bunga banyak sebesar jumlah lebih bayar yang disetujui Wajib
Pajak dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan atas
terkait Surat Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar
Nomor 4 SPT yang menyatakan lebih bayar tersebut merupakan
SPT yang menyatakan lebih bayar dengan permohonan
pengembalian kelebihan pembayaran pajak

Pasal 83 ayat 2 dan 4 PMK 18/PMK.03/2021


Imbalan IImbalan bunga atas kelebihan pembayaran pajak
karena Surat Keputusan Pembetulan, surat keputusan
Bunga pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak,
atau surat keputusan pengurangan atau pembatalan
terkait Surat Tagihan Pajak, sebagaimana dimaksud dalam
Nomor 5 nomor 5 diberikan dengan tarif bunga per bulan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dari jumlah
kelebihan pembayaran pajak

Pasal 89 PMK 18/PMK.03/2021


Imbalan Jumlah bulan sebagai dasar pemberian imbalan bunga
sebagaimana dimaksud pada nomor 5 dihitung sejak:
Bunga • tanggal pembayaran SKPKB atau SKPKBT sampai
dengan tanggal diterbitkannya SK Pembetulan, atau
terkait surat keputusan pengurangan atau pembatalan surat
Nomor 5 ketetapan pajak
• tanggal penerbitan SKPLB atau SKPN sampai dengan
tanggal diterbitkannya SK Pembetulan, atau surat
keputusan pengurangan atau pembatalan surat
ketetapan pajak; atau
• tanggal pembayaran STP sampai dengan tanggal
diterbitkannya SK Pembetulan, atau surat keputusan
pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan Pajak

Pasal 89 PMK 18/PMK.03/2021


Wajib Pajak mengajukan permohonan
pemberian imbalan bunga kepada
Kepala KPP tempat Wajib Pajak
terdaftar atau tempat PKP dikukuhkan

Pasal 91 PMK 18/PMK.03/2021

Anda mungkin juga menyukai