Anda di halaman 1dari 16

TEHNIK PENGUJIAN VALIDITAS TES

DAN
VALIDITAS ITEM TES HASIL BELAJAR

Kelompok :1
Devi Anggrayni C1986201004
Muhammad Ramdani A C1986201075
Salma Rahmawati C1986201102
Siti Ausuro C1986201123
Siti Ayu Lestari C1986201021
Wafda Wardah A C1986201022
A. TEHNIK PENGUJIAN VALIDITAS TES HASIL BELAJAR

Penganalisisan terhadap hasil tes belajar sebagai suatu totalitas dapat


dilakukan dengan dua cara.
- Pertama,penganalisisan yang dilakukan dengan jalan berfikir secara
rasional atau penganalisisan dengan menggunakan logika (logical
analysis).
- Kedua,penganalisisan yang dilakukan mendasarkan diri kepada
kenyataan empiris,dimana penganalisisan dilaksanakan dengan
menggunakan empirical analysis.
1. Pengujian validitas tes secara rasional

Tes belajar yang setelah dilakukan penganalisisan secara rasional


ternyata memiliki daya ketepatan mengukur, disebut tes hasil belajar
yang telah memiliki validitas logika (logical validity). Istilah lain untuk
validitas logika adalah validitas rasional,validitas,ideal atau validitas da
sollen.
Validitas rasional adalah validitas yang diperoleh atas dasar hasil
pemikiran ,validitas yang diperoleh dengan berfikir secara logis.
Dengan demikian maka suatu tes hasil belajar dapat dikatakan telah
memiliki validitas rasional
LANJUTAN....

Apabila setelah dilakukan penganalisisan secara rasional ternyata bahwa hasil tes
hasil belajar itu memang ( secara rasional ) dengan tepat telah dapat mengukur apa
yang seharusnya diukur.
Untuk dapat menentukan apakah hasil tes belajar sudah memiliki validitas rasional
ataukah belum, dapat dilakukan penelusuran dari dua segi ,yaitu segi
isinya( =content) dan segi susunan atau konstruksinya (construct).
a. Validitas isi ( content validity )

● Validitas isi dari suatu tes hasil belajar adalah validitas yang diperoleh
setelah dilakukan penganalisisan, penelusuran atau pengujian terhadap
isi yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut. Validitas isi adalah
validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur
hasil belajar yaitu: sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat pengukur
hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara
representatif terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang
seharusnya diteskan (diujikan).
b. Validitas Konstruksi ( construct validity)

Secara etimologis, kata "konstruksi" mengandung arti susunan, kerangka atau rekaan.
Dengan demikian, validitas konstruksi dapat diartikan sebagai validitas yang ditilik dari
segi susunan, kerangka atau rekaannya.
Adapun secara terminologis, suatu tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai tes yang
telah memiliki validitas konstruksi, apabila tes hasil belajar tersebut - ditinjau dari segi
susunan, kerangka atau rekaannya.
istilah "konstruksi dalam teori psikologis" ini perlu dijelaskan, bahwa para ahli di
bidang psikologis mengemukakan teori yang menyatakan bahwa jiwa dari seorang
peserta didik itu dapat "dirinci" ke dalam beberapa aspek atau ranah tertentu. Benjamin
S. Bloom misalnya merincinya dalam tiga aspek kejiwaan yaitu aspek kognitif
(cognitive domain) aspek afektif (afective domain) dan aspek psikomotorik
(psychomotoric domain).
2. Pengujian validitas tes secara Empirik

Dimaksud dengan validitas empirik adalah ketepatan mengukur yang didasarkan


pada hasil analisis yang bersifat empirik. Dengan kata lain, validitas empirik
adalah validitas yang bersumber pada atau diperoleh atas dasar pengamatan di
lapangan.
Untuk dapat menentukan apakah tes hasil belajar sudah memiliki validitas
empirik ataukah belum, dapat dilakukan penelusuran dari dua segi, yaitu dari segi
daya ketepatan meramalnya (predictive validity) dan daya ketepatan
bandingannya (concurrent validity).
a. Validitas Ramalan ( Predictive Validity)

● Setiap kali kita menyebutkan istilah "ramalan", maka didalamnya akan


terkandung pengertian mengenai "sesuatu yang bakalterjadi di masa
mendatang" atau "sesuatu yang pada saat sekarangini belum terjadi, dan
baru akan terjadi pada waktu-waktu yang akandatang". Apabila istilah
"ramalan" itu dikaitkan dengan validitastes, maka yang dimaksud dengan
validitas ramalan dari suatu tesadalah suatu kondisi yang menunjukkan
seberapa jauhkah sebuahtes telah dapat dengan secara tepat menunjukkan
kemampuannyauntuk meramalkan apa yang bakal terjadi pada masa
mendatang.
LANJUTAN...

● Dalam rangka mencari korelasi antara tes hasil belajar yang sedang diuji
validitas ramalannya dengan kriterium yang telah ditentukan itu, cara
sederhana yang paling sering digunakan adalah dengan menerapkan Teknik
Analisis Korelasional Product Moment dari Karl Pearson. Hipotesis nihil
(H) yang akan diuji, dirumuskan dalam susunan kalimat sebagai berikut:
"Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan, antara tes hasil belajar
yang sedang diuji validitas ramalannya (= variabel X), dengan kriterium
yang telah ditentukan (= variabel Y)."
b. Validitas Bandingan (Concurrent Validity)

● Tes sebagai alat pengukur dapat dikatakan telah memiliki validitas


bandingan apabila tes tersebut dalam kurun waktu yang sama dengan secara
tepat telah mampu menunjukkan adanya hubungan yang searah, antara tes
pertama dengan tes berikutnya. Validitas bandingan juga sering dikenal
dengan istilah: validitas sama saat, validitas pengalaman atau validitas ada
sekarang. Dikatakan sama saat, sebab validitas tes itu ditentukan atas dasar
data hasil tes yang pelaksanaannya dilakukan pada kurun waktu yang sama
(= jangka pendek).
LANJUTAN....
Dalam rangka menguji validitas bandingan, data yang
mencerminkan pengalaman yang diperoleh pada masa lalu
itu, kita bandingkan dengan data hasil tes yang diperoleh
sekarang ini. Jika hasil tes yang ada sekarang ini
mempunyai hubungan searah dengan hasil tes berdasar
pengalaman yang lalu, maka tes yang memiliki
karakteristik seperti itu dapat dikatakan telah memiliki
validitas bandingan.
B. TEHNIK PENGUJIAN VALIDITAS ITEM TES HASIL
BELAJAR

1.Pengertian Validitas Item


Dimaksud dengan validitas item dari suatu tes adalah, ketepatan mengukur yang
dimiliki oleh sebutir item (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes
sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir
item tersebut. Eratnya hubungan antara butir item dengan tes hasil belajar
sebagai suatu totalitas itu kiranya dapat dipahami dari kenyataan, bahwa semakin
banyak butir-butir item yang dapat dijawab dengan betul oleh testee, maka skor-
skor total hasil tes tersebut akan semakin tinggi.
● Sebaliknya, semakin sedikit butir-butir item yang dapat dijawab dengan
betul oleh testee, maka skor-skor total hasil tes itu akan semakin rendah
atau semakin menurun.Pernyataan tersebut merupakan petunjuk bahwa
semakin besar "dukungan" yang diberikan oleh butir-butir item (sebagai
bagian tak terpisahkan dari tes) terhadap tes hasil belajar (sebagai suatu
totalitas), maka tes tersebut akan semakin dapat menunjukkan
"kemantapannya". Sebaliknya, semakin Eratnya hubungan antara butir item
dengan tes hasil belajar sebagai suatu totalitas itu kiranya dapat dipahami
dari kenyataan, bahwa semakin banyak butir-butir item yang dapat dijawab
dengan betul oleh testee, maka skor-skor total hasil tes tersebut akan
semakin tinggi. Sebaliknya, semakin sedikit butir-butir item yang dapat
dijawab dengan betul oleh testee, maka skor-skor total hasil tes itu akan
semakin rendah atau semakin menurun.
● Pernyataan tersebut merupakan petunjuk bahwa semakin besar
"dukungan" yang diberikan oleh butir-butir item (sebagai bagian tak
terpisahkan dari tes) terhadap tes hasil belajar (sebagai suatu totalitas),
maka tes tersebut akan semakin dapat menunjukkan "kemantapannya".
Sebaliknya, semakin kecil " Dukungan " Yang diberikan oleh masing-
masing butir item terhadap tes sebagai suatu totalitas, maka tes menjadi
semakin " Kurang mantap"
2. Tehnik Pengujuan Validitas Item Tes Hail Belajar
sebutir item dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau dapat dinyatakan
valid, jika skor-skor pada butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau
kesejajaran arah dengan skor totalnya; atau dengan bahasa statistik: Ada korelasi positif
yang signifikan antara skor item dengan skor totalnya. Skor total di sini berkedudukan
sebagai variabel terikat (dependent variable), sedangkan skor item berkedudukan sebagai
variabel bebasnya (independent variable).
item-item yang ingin diketahui validitasnya, yaitu valid ataukah tidak, kita dapat
menggunakan teknik korelasi sebagai teknik analisisnya. Sebutir item dapat dinyatakan
valid, apabila skor item yang bersangkutan terbukti mempunyai korelasi positif yang
signifikan dengan skor totalnya.
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including


icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai