Anda di halaman 1dari 5

DISKUSI KELOMPOK

TUGAS DASAR RISET

VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Riset

Dosen Pembimbing : Ns. Devi Nurmalia, S.Kep.,M.Kep.

Disusun Oleh :

Ivo Trias Nugraeni 22020113120002


Diana Puspa Wardhani 22020113120034
Rutlita Yessi Malau 22020113130070
Dinar Kurniadi Permana 22020113140090
Pipit Ayu Marsela 22020113140103

A.13.1

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014
Pertanyaan :

1.Apa itu face validity?


2. Apa yang di maksud dgn pengumpulan data penutup dan bagaimana cara untuk
mengumpulkannya?
3. Ada beberapa macam validitas (yg dr kedua kelompok), apa perbedaan dari setiap uji
validitas tersebut?
4. Apa perbedaan validitas secara logika dan empirical?
5. Sebutkan kelebihan dan kelemahan dari setiap uji validitas yg di sebutkan!
6. Uji validitas yang mana yg sebaiknya dilakukan(yg paling tepat) ? Alasannya!
7. Dalam penelitian apakah bisa dilakukan hanya uji validitas saja atau uji reliabilitas saja?
Jelaskan.
8. Bagaimana maksudnya perhitungan item dibandingkan dengan score total ?

1. Validitas muka/tampang (face validity)

Validitas ini sesungguhnya hanya didasarkan pada penilaian terhadap format tampilan dari
alat ukur yang ada. Validitas ini dianggap telah terpenuhi apabila penampilan alat ukur
atau tes telah meyakinkan dan memberi kesan mampu mengungkapkan apa yang hendak
dikukur.

2. Pengumpulan data penutup

Pengumpulan data berakhir setelah peneliti meninggalkan lokasi penelitian, dan tidak
melakukan pengumpulan data lagi. Batas akhir penelitian tidak bisa ditentukan
sebelumnya seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dalam proses penelitian itu sendiri.
Akhir masa penelitian terkait dengan masalah, kedalaman dan kelengkapan data yang
diteliti. Peneliti mengakhiri pengumpulan data setelah mendapatkan semua informasi yang
dibutuhkan atau tidak ditemukan lagi data baru.

3. Perbedaan :
1. Pengujian Validitas Tes Secara Rasional
Validitas rasional adalah validitas yang diperoleh atas dasar hasil pemikiran,
validitas yang diperoleh dengan berpikir secara logis.
a. Validitas Isi (Content Validity)
Valditas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi
(konsep) yang harus diukur. Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu
mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur.
Validitas isi dari suatu tes hasil belajar adalah validitas yang diperoleh
setelah dilakukan penganalisisan, penelususran atau pengujian terhadap isi yang
terkandung dalam tes hasil belajar tersebut. Validitas isi adalah yang ditilik dari
segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar yaitu: sejauh mana tes
hasil belajar sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isisnya telah dapat
mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi atau bahkan pelajaran
yang seharusnya diteskan (diujikan).
Misalnya test bidang studi IPS, harus mampu mengungkap isi bidang
studi tersebut, pengukuran motivasi harus mampu mengukur seluruh aspek yang
berkaitan dengan konsep motivasi, dan demikian juga untuk hal-hal lainnya.
Menurut Kenneth Hopkin penentuan validitas isi terutama berkaitan dengan
proses analisis logis, dengan dasar ini Dia berpendapat bahwa validitas isi
berbeda dengan validitas rupa yang kurang menggunakan analisis logis yang
sistematis, lebih lanjut dia menyatakan bahwa sebuah instrumen yang punya
validitas isi biasanya juga mempunyai validitas rupa, sedang keadaan sebaliknya
belum tentu benar.
b. Validitas konstruksi (Construct Validity)
Validitas konstruksi juga dapat diartikan sebagai validitas yang ditilik
dari segi susunan, kerangka atau rekaannya. Adapun secara terminologis, suatu
tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai tes yang telah memiliki validitas
konstruksi, apabila tes hasil belajar tersebut telah dapat dengan secara tepat
mencerminkan suatu konstruksi dalam teori psikologis.
2. Pengujian Validitas Tes Secara Empirik
Validitas empirik adalah ketepatan mengukur yang didasarkan pada hasil
analisis yang bersifat empirik. Dengan kata lain, validitas empirik adalah validitas
yang bersumber pada atau diperoleh atas dasar pengamatan di lapangan.
a. Validitas ramalan (Predictive validity)
Validitas ramalan adalah suatu kondisi yang menunjukkan seberapa
jauhkah sebuah tes telah dapat dengan secara tepat menunjukkan
kemampuannya untuk meramalkan apa yang bakal terjadi pada masa
mendatang.
Contohnya apakah test masuk sekolah mempunyai validitas ramalan atau
tidak ditentukan oleh kenyataan apakah terdapat korelasi yang signifikan antara
hasil test masuk dengan prestasi belajar sesudah menjadi siswa, bila ada, berarti
test tersebut mempunyai validitas ramalan.
b. Validitas bandingan (Concurrent Validity)
Tes sebagai alat pengukur dapat dikatakan telah memiliki validitas
bandingan apabila tes tersebut dalam kurun waktu yang sama dengan secara
tepat mampu menunjukkan adanya hubungan yang searah, antara tes pertama
dengan tes berikutnya.

4. Perbedaan :

1. Pengujian Validitas Tes Secara Rasional


Validitas rasional adalah validitas yang diperoleh atas dasar hasil pemikiran,
validitas yang diperoleh dengan berpikir secara logis.
2. Pengujian Validitas Tes Secara Empirik
Validitas empirik adalah ketepatan mengukur yang didasarkan pada hasil analisis
yang bersifat empirik. Dengan kata lain, validitas empirik adalah validitas yang bersumber
pada atau diperoleh atas dasar pengamatan di lapangan.

5. Kelebihan dari uji validitas :

Pengujian Validitas Tes Secara Rasional : validitas yang diperoleh dengan berpikir secara
logis, sesuai dengan referensi yang telah ada.
Pengujian Validitas Tes Secara Empirik : Pengujian ini sesuai dengan pengamatan di
lapangan, jadi sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Kita melihat kondisi yang
ada di lapangan.

6. Uji validitas mana yang tepat


Uji validitas mana yang tepat, menurut kami kita harus melihat dulu jenis penelitiannya,
kemudian kita dapat menentukan uji validitas mana yang tepat. Contoh : Contohnya
apakah test masuk sekolah mempunyai validitas ramalan atau tidak ditentukan oleh
kenyataan apakah terdapat korelasi yang signifikan antara hasil test masuk dengan prestasi
belajar sesudah menjadi siswa, bila ada, berarti test tersebut mempunyai validitas ramalan.
7. Dalam penelitian apakah bisa dilakukan hanya uji validitas saja atau uji reliabilitas
saja

Bisa, kita melihat penelitiannya terlebih dahulu. Selain itu tidak harus menggunakan uji
validitas dan uji reliabilitas apabila penelitian sebelumnya telah menggunakan kebakuan
uji tersebut.

8. Reliabilitas seimbang (equivalence reliability)


Menerapkan banyak indikator yang dapat dioperasionalisasikan ke semua konsepsi
pengukuran. Kesetaraan keandalan akan menggunakan dua instrumen untuk mengukur
konsep yang sama pada tingkat kesulitan yang sama. Reliabilitas atau tidaknya pengujian
akan ditentukan dari hubungan dua skor instrumen, atau lebih dikenal dengan hubungan
antara variabel bebas (independen variable) dengan variabel terikat (dependen variable).
Jadi dalam hal ini ada dua soal yang paralel, artinya masing-masing soal disusun
tersendiri, jumlah butir soal sama, isi dan bentuk sama, tingkat kesukaran sama, waktu
serta petunjuk untuk mengerjakan soal juga sama.

Anda mungkin juga menyukai