Anda di halaman 1dari 5

RAHASIA

DESKRIPSI MASALAH
PRAKTIK LAYANAN KONSELING
PERORANGAN

No. Kode : 31 Pertemuan Ke :1


Tanggal : 17 Februari 2022 Jenis Layanan : Konseling Perorangan

IDENTITAS KLIEN
Nama : N.R.H
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 23 tahun
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Status Perkawinan : Bercerai

MASALAH :
Kecemasan dan depresi setelah bercerai

GAMBARAN MASALAH :
Klien N.R.H berusia 23 tahun menjelaskan bahwa dirinya dihantui dengan rasa cemas dan
putus asa dengan hidupnya. Klien menceritakan awal mula rasa cemas dan putus asa
setelah dua minggu bercerai. Klien menjelaskan bahwa kehidupan berkeluarganya berusia
1,5 tahun. Ia merasa malu dan takut dengan status janda akibat perceraiannya. Klien
membayangkan dirinya akan menjadi cemoohan orang lain dan dirinya menjadi aib bagi
keluarganya. Setelah itu, klien merasakan rasa takut dan cemas yang membuatnya
kesulitan untuk konsentrasi dalam beraktivitas. Ia merasa gagal dan cenderung mengindari
diri dari aktivitas bersosialisasi dengan orang. Setelah kejadian itu, klien juga menceritakan
hampir setiap malam seringkali kesulitan untuk tidur dan membuatnya mengalami
insomnia. Ia menjelaskan seolah-olah terjaga setiap malam dan tidak merasakan istirahat
yang akhirnya membuatnya letih dan merasa tidak semangat dalam beraktivitas. Untuk itu,
klien mendatangi psikiater dan mulai mengkonsumsi obat Benzodiazepine minimal 3-4
tablet setiap hari untuk menghilangkan rasa cemasnya. Klien menjadi ketergantungan
terhadap obat setiap kali ingin tidur. Setiap kali klien mengingat momen dengan suaminya
ketika berada di rumah seperti kamar atau ruangan tamu seringkali membuat klien
merasakan sesak nafas dan berkeringat dingin sehingga untuk menghilangkannya dengan
cara minum obat penenang. Klien menginginkan hidupnya menjadi lebih terarah, mampu
bangkit dari kegagalan setelah pernikahannya dan tidak bergantung lagi dengan obat-
obatan penghilang rasa cemas.

HUBUNGAN AWAL :
Klien adalah alumni mahasiswa di tempat konselor bekerja. Klien datang secara sukarela
ke pusat konseling dan meminta konselor membantunya untuk memecahkan
permasalahannya. Konselor meminta konseli untuk terlebih dahulu mengisi “Intake
Inform” sebagai bagian awal informasi bagi konselor dalam mempelajari kasus yang
RAHASIA

DESKRIPSI MASALAH
PRAKTIK LAYANAN KONSELING
PERORANGAN

konseli keluhkan. Selain itu, konselor meminta konseli untuk mengisi asesmen
“Depression Anxiety Stress Scale (DASS)” dan Quality of Life Inventory (QoLI) sebagai
dasar untuk mengetahui tingkat stress, kecemasan, depresi dan tingkat kepuasan hidup.

PENGKAJIAN KEADAAN AWAL:


1. Dikaji tentang kondisi kesehatan mental dan kepuasan hidup ditemukan bahwa
klien berada pada tingkat stres sedang, kecemasan sangat parah dan depresi sedang.
Untuk profil kepuasan hidup, klien berada pada tingkat kepuasan hidup sangat
rendah
2. Dikaji tentang apa yang mengganggu klien selama beberapa minggu ini terungkap
bahwa klien merasakan kecemasan dan takut terkait dengan kehidupannya pasca
bercerai dengan suaminya. Terungkap bahwa klien merasa gagal dengan dirinya
dan merasa kehilangan harapan terhadap masa depannya
3. Dikaji tentang bagaimana hubungan klien selama berkeluarga bersama mantan
suaminya terungkap bahwa klien merasa tidak pernah dihargai sebagai istri. Klien
menjelaskan bahwa awal mula hubungannya karena perjodohan oleh orang tuanya.
Terungkap juga bahwa klien sebetulnya merasa belum siap untuk berkeluarga akan
tetapi berkat dorongan dari Ibunya akhirnya memutuskan untuk menikah saat masih
kuliah
4. Dikaji tentang bagaimana hubungan suaminya dengan keluarganya terungkap
bahwa hubungannya tidaklah terlalu harmonis. Klien mengungkapkan bahwa
mungkin ini disebabkan oleh hubungan jarak jauh karena suaminya kerja di Jakarta,
sementara klien berada di ciamis karena belum tuntas studi
5. Dikaji tentang tentang apa yang klien pikirkan mengenai situasi dan status baru
setelah perceraian terungkap bahwa klien menganggap bahwa dirinya sudah gagal
dan merasa tidak berharga karena tidak mampu mempertahankan kehidupan
berkeluarga
6. Dikaji tentang perasaan klien mengenai setelah bercerai terungkap bahwa klien
merasakan kecemasan dan takut mendapatkan penilaian negatif dari orang lain.
Klien menjadi sulit untuk konsentrasi dalam beraktivitas.
7. Dikaji tentang tindakan klien ketika berada dalam kecemasan terungkap bahwa
klien cenderung menghindari diri dari sosialisasi dengan orang lain. Klien
mengungkapkan sudah menggunakan cara seperti tidur di rumah neneknya karena
setiap kali di rumahnya selalu terbawa pada pengalaman yang menyakitkan dengan
suaminya
8. Dikaji terkait perasaan menyakitkan dengan suaminya terungkap bahwa klien
merasa tidak dihargai dan tidak mendapatkan rasa sayang selayaknya istri. Klien
menceritakan momen ketika sakit parah dan harus dirawat di rumah sakit, suaminya
dating dari Jakarta sambil marah-marah dan malah menjatuhkan talak dan
ditinggalkan sendirian di rumahnya padahal sedang sakit. Dari saat itu, rumahnya
menjadi tempat yang dihindari dan klien pindah ke rumah neneknya untuk
menenangkan diri
9. Dikaji terkait pandangan klien terhadap dirinya terungkap bahwa klien merasakan
kehilangan semangat dan merasa terpuruk dengan masa depannya. Klien
mengungkapkan bahwa dirinya merasa tidak layak untuk Bahagia
10. Dikaji terkait dengan tujuan dan harapan klien melalui sesi konseling terungkap
RAHASIA

DESKRIPSI MASALAH
PRAKTIK LAYANAN KONSELING
PERORANGAN

bahwa klien ingin menjadi lebih mampu mengendalikan diri, mendapatkan


“kesempatan kedua” dalam hidup dan tidak bergantung lagi pada obat-obatan
ketika merasakan kecemasan.

PENETAPAN APA YANG AKAN DIUBAH:


1. Membantu klien mengidentifikasi keyakinan inti (Core Belief) pikiran yang
terdistorsi seperti self talk “saya gagal dan tidak layak Bahagia” dan memahami
pola skema kognitif yang terjadi pada klien
2. Membantu klien dalam melatih keterampilan mengubah self talk negatif menjadi
self talk positif, adaptif dan memberdayakan diri
3. Membantu klien menemukan kekuatan diri yang lebih memberdayakan diri untuk
agar memiliki pandangan positif terhadap dirinya
4. Memperkuat pandangan positif terhadap diri klien melalui afirmasi positif sebagai
bagian dari upaya bantuan diri (self help) peningkatan motivasi

TUJUAN PERUBAHAN:
1. Klien memahami bahwa keyakinan inti yang terdistorsi sebagai sumber dari
gangguan emosi yang dialaminya
2. Klien memiliki keterampilan dalam mengubah self-talk negatif yang menjatuhkan
dirinya menjadi lebih adaptif terhadap situasi
3. Klien mampu mengakses kondisi positif yang memberdayakan diri
4. Klien mampu mengaplikasikan latihan relaksasi dan afirmasi positif sebagai teknik
bantuan diri untuk mengelola kecemasan

RENCANA USAHA MENCAPAI TUJUAN:


Terdapat tahapan yang dilakukan dalam membantu klien mencapai tujuannya
1. Tahapan pertama adalah mengidentifikasi situasi terakhir klien mengalami
kecemasan kemudian mengajarkan klien mengenai pola skema kognitif yang
muncul dalam situasi itu
2. Tahapan kedua adalah mengubah keyakinan inti negatif menjadi menjadi keyakinan
baru yang adaptif. Fokus tahapan ini membantu mengubah “Saya merasa gagal dan
tidak layak bahagia” menjadi keyakinan baru yang lebih adaptif
3. Tahapan ketiga adalah membantu klien untuk mengakses kondisi terbaik klien
dengan membantu klien memvisualisasikan momen keberhasilan saat klien berhasil
keluar dari masalahnya dan mencapai tujuan yang diinginkannya dalam hidup
4. Tahapan keempat adalah melatih latihan pernapasan perut dan afirmasi positif yang
diambil dari hasil visualisasi pengalaman keberhasilan.

PELAKSANAAN USAHA:
Setelah melakukan tahapan pengantaran, penjajakan, dan penafsiran, maka konselor
melakukan tahap pembinaan dengan menerapkan prosedur konseling kognitif dan
penggunan teknik rational emotive imagery.
1. Tahapan pertama, penerapan konseling kognitif. Terdapat beberapa Langkah-
langkah yang dilakukan sebagai berikut :
a. Meminta klien untuk mengingat pengalaman atau peristiwa terakhir rasa
cemas yang akhrinya mengkonsumsi obat terakhir dialami atau dirasakan.
RAHASIA

DESKRIPSI MASALAH
PRAKTIK LAYANAN KONSELING
PERORANGAN

Ditemukan bahwa peristiwa yang terakhir adalah seminggu yang lalu. Klien
menceritakan situasinya “Saat berada di rumah sendirian”
b. Bertanya kepada klien “Apa yang ada dalam pikiran klien saat itu ?”. Klien
menjelaskan “Saya gagal dan merasa bodoh”.
c. Bertanya kepada klie mengenai perasaan apa yang muncul Ketika berpikir itu.
Dan klien menjawab “Merasa cemas dan putus asa”.
d. Bertanya kepada klien, tindakan yang dilakukan ketika perasaan itu muncul.
Klien melaporkan “Meminum obat untuk menghilangkan rasa cemas”
e. Tahapan selanjutnya konselor menggunakan metode “Socratic Method” untuk
menantang keyakinan inti negatif dan mengubah menjadi positif. Secara
umum, proses konseling kognitif dijabarkan dalam lembar berikut :

Situasi Pikiran Lama Perasaan Tindakan


“Saya orang yang “Merasa putus asa Sulit untuk tidur dan
gagal dan bodoh” dan cemas” akhirnya meminum obat
“Saat anti depresan agar bisa
sendirian di tidur
rumah”
Pikiran Baru Perasaan Baru Tindakan Baru
“Setiap orang pernah
gagal dan saya “Lebih tenang dan “Fokus pada pekerjaan dan
memutuskan menjadi terkendali” mulai merencanakan
orang yang belajar kehidupan masa depan
dari itu” yang lebih baik”

“Saya berharga dan


mampu bahagia
karena saya layak
mendapatkannya”

2. Menerapkan teknik “rational emotive imagery”. Pada tahap kegiatan dan


pelaksanaan, konselor melakukan langkah berikut:
a. Mengajarkan klien mengenai rational self talk (positive self talk) dalam situasi
cemas. Klien menjelaskan rational self talk dalam situasi cemas adalah “Saya
berharga dan layak bahagia”
b. Meminta klien untuk menutup mata dan mengakses kondisi terakhir dengan
membayangkan peristiwa terakhir mengalami rasa cemas. Kemudian
menjelaskan skema kognitif / kerangka A-B-C (pikiran-perasaan-tindakan)
c. Mengajarkan klien teknik “Stop Berpikir” diikuti dengan “Rational self talk”.
Klien melakukannya secara lantang dengan mengatakan secara langsung “Stop
Berpikir seperti itu. Saya berharga dan mampu bahagia karena saya layak
mendapatkannya”.
d. Konselor memandu secara berulang-ulang dan melakukan eksplorasi perasaan
RAHASIA

DESKRIPSI MASALAH
PRAKTIK LAYANAN KONSELING
PERORANGAN

dan tindakan ketika klien melakukan teknik “Rational emotive Imagery”

2. Melatih latihan pernafasan perut (Deep Breathing) sebagai strategi koping dalam
menangani kecemasan
a. Konselor melatih secara bertahap mengenai latihan pernafasan perut
b. Konselor memandu konseli untuk fokus pada perut dan menarik nafas secara
perlahan-lahan dan bertahap
c. Latihan pernafasan perut dilakukan dengan melakukan hitungan 1 sampai 3
sambil menarik nafas dan mengeluarkannya
3. Tahapan pemberian tugas (Homework Assignment)
a. Konselor berdiskusi dengan klien mengenai tugas rumah yang akan dilakukan
oleh konseli
b. Konselor memberikan lembar tugas rumah berupa latihan “Rational Self Talk”
dalam kehidupan sehari-hari dan setiap kali rasa cemas itu muncul

PENILAIAN :

Laiseg
Acuan : Klien memiliki pandangan positif bahwa dirinya “Saya merasa
berharga dan layak bahagia”
Kompetensi : Klien mampu mempraktikan pengubahan self talk negative
menjadi positif ketika berada dalam situasi cemas
Usaha : Klien melakukan self-talk positif sebagai upaya bantuan diri
dalam situasi cemas
Rasa : Klien merasa lebih tenang dan mampu mengendalikan diri
dalam situasi yang memunculkan rasa cemas
Kesungguhan : Klien akan berkomitmen untuk mengaplikasikan upaya
bantuan diri dalam kehidupan sehari-hari

TINDAK LANJUT :
Sesi kedua fokus pada evaluasi pekerjaan rumah yang dilakukan (homework assignment).
Konselor fokus pada pengubahan keyakinan rasional (irrational beliefe) dengan
menggunakan teknik kognitif.

Tasikmalaya, 17 Februari 2022


Calon Konselor

Gian Sugiana Sugara

Anda mungkin juga menyukai