Anda di halaman 1dari 37

TUGAS AKHIR MATA KULIAH KONSELING

Dosen Pengampu: Azizah Fajar Islami S.Psi, M.Si

Disusun Oleh:

Meidy Andrean 1908015167

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JUNI 2022

JAKARTA
RINGKASAN PENANGANAN KASUS

A. Identitas Konselor dan Konseli

No. Identitas Konselor Konseli

1. Nama Meidy Andrean Sofia Isna Cholishoh

2. Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

3. Usia 22 Tahun 22 Tahun

4. Agama Islam Islam

5. Status Mahasiswa Mahasiswi

B. Keluhan yang dialami oleh klien:

Keluhan yang dialami oleh klien adalah klien merasa sewaktu-waktu cemas yang tidak
beraturan dan tidak bisa dikontrol seketika banyaknya fikiran dan suatu kondisi yang
membuatnya cemas yaitu pikiran yang berasal dari rasa sakit nya dia yang dia alami selama
gerd. Pikirannya itu membuat badannya tidak nyaman, walaupun sejatinya badan dia sudah
nyaman. Sehingga ada keluhan yang dijadikan point penting dalam klien ini adalah merasa
tidak nyaman dengan keadaan yang sekarang. Dimana asal mula ia mengalami penyakit gerd
atau asam lambungnya naik, sampai-sampai sesak itu agak menggangu juga badannya karna
sakitnya cukup lama rentang waktu sebulan, dengan begitu ia sulit untuk mengontrol
pikirannya sehingga kemana-mana itu menjadi tidak tenang, disebabkan sakit itu membuat
mentalnya down dan ada berpikiran mau meninggal. Jadi , intinya klien ini mengalami
anxiety ketika ada suatu factor penyebab yaitu dari masa lalunya pacaran, orang tua yang
sering berantem, dan ingin punya pasangan, dan juga memikirkan ketidaknyamanan dan
memikirkan tidak bebas karna banyak pantangan yang sebelumnya tidak seperti itu dan di
otak itu otomatis memikirkan tidak nyaman karena kondisi itu dan suatu hal itu yang
mengakibatkan badan menjadi tidak nyaman juga. Sehingga banyak pemikiran yang lainnya
seperti pemikiran ketiga tadi dalam satu waktu muncul yang menyebabkan kondisi cemasnya
semakin makin dan berpengaruh ke kesehatan fisiknya. Selain itu yang paling mempengaruhi
nya dalam keseharian adalah dari factor orang tuanya dengan mendidik yang tidak begitu
disukainya baik kekerasan verbal atau sikap yang kolot, sehingga kliennya masih kurang
terpenuhi rasa kasih sayangnya dan rasa penghargaan dirinya, yang mana selain itu juga klien
sering melihat orang tuanya berantem yang itu rentangnya secara sering, dimana secara tidak
langsung klien merasa tertekan dan berbeda secara sikap ke orang tuanya yang pendiem dan
tidak ingin menceritakan apa yang ia rasakan. Dimana sewaktu-waktu klien ini Ketika
kakanya sakit pun menjadi ada sebuah virus yang menular untuk merasa takut dalam
penyakitnya sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari salah satunya adalah ketika ulangan
atau belajarnya. Dan yang terakhir adalah masalah percintaan yang ia notabenenya orang
yang ditinggalkan dan tersakiti oleh mantan pacarnya sehingga mempunyai bekas luka
sampai sekarng yang mana mempengaruhi perubahan dirinya kala itu dalam perencanaan dan
target kehidupannya menjadi berantakan, sehingga sekarang sudah mulai cukup banyak
kegiatan dan belajar untuk lebih baik lagi. Dengan hanya merasa tidak nyaman saja tidak
terlalu akut bekas lukanya.

C. Tujuan Konseling

Dalam hal ini Adapun tujuan konseling yang dilakukan untuk membantu dan
memfasilitasi klien dalam merubah pola pikirnya yang irasional seperti takut meninggal,
tidak bisa sembuh dan tidak bisa beraktifitas seperti biasa menjadi rasional dengan mindset
yang terbuka dan memantik dirinya agar bisa menyelesaikan permasalahan terkait kecemasan
yang berlarut-larut kian mendatang dengan pikiran yang bercabang dari permasalahan nya
agar dapat bisa mengatasi dan melakukan perubahan yang diimplementasikan ke srategi self-
reinforcement.

D. Relationship Building

Konselor membangun rapport terlebih dahulu kepada konseli dalam melakukan sesi
konselingnya, dimana pertama-tama konselor mengucapkan salam, perkenalan,
menyampaikan kode etik dan kontrak lalu negoisasi harapan dengan berbagai macam struktur
pola komunikasi dan interpersonal yang dilakukan dalam tahap membangun hubungan atau
kesan yang baik di awal pertemuan.

E. Skala Kondisi Permasalahan saat ini

Skala kondisi saat ini adalah 6 karena klien tidak terlalu tinggi tingkat kecemasannya
sekarang-sekarang tidak seperti dulu, yang mana berdampak kepada psiks atau mental yang
down. Tapi untuk sesi ini klien merasa pernah merasakan kecemasan tapi tidak seperti dulu
atau yang sebelumnya. Sehingga kesimpulannya klien berada pada posisi tengah-tengah yang
dibilang sudah mengetahui cara untuk mengatasi permasalahannya tetapi perlu dibantu
dibukakan pemikirannya dengan brainstorming dan Teknik pendekatan membuka fikiran dari
dialog ataupun diskusi, dan titik permasalahannya di pikiran yang masih membekas membuat
cemas, namun ia sudah melakukan solusi juga sebelumnya cuman belum maksimal atau
hilang perasaan cemas itu seketika kambuh.

F. Sumber daya yang dimiliki klien untuk menyelesaikan masalahnya

Sumber daya yang dimiliki klien untuk menyelesaikan masalahnya adalah temannya
khususnya di kegiatan yang dia isi setiap hari, karna Ketika kesibukan yang ia kerjakan
sehari-hari dan cukup padat juga dihasilkan untuk masa depan atau karirnya itu akan memicu
dan menetralisir pemikiran yang irasional tadi dengan menjadi berpikir yang rasional dan
berkembang secara seluruh dimensi atau aspek diri, selain itu juga ia bisa melakukan me time
dengan melakukan kegiatan healing dan bertemu atau melihat banyak orang khususnya yang
bahagia agar terstimulus untuk meningkatnya emosi positif berupa happiness dan melakukan
kegiatan yang disukainya atau olahraga agar bisa lebih relaks dengan permasalahan yang
dihadapinya, dengna begitu akan menjernihkan pikiran dan membuatnya lebih baik lagi
ditambah dengan bersosialisai ataupun menjaga pola makan dan juga istirahat yang cukup
dalam kesehariannya.

G. Strategi Konselor

Dalam tahap konseling ini dilakukan beberapa tahapan untuk sebagai strategi untuk
memfasilitasi dan membantu klien menyelesaikan permasalahannya, Adapun tahapannya:

1. Tahapan Beginning
Pertama-tama konselor melakukan tahapan awal dengan membangun rapport terlebih
dahulu kepada klien sebagai indicator atau strategi untuk bisa bersikap santai dan
terbuka kepada konselor dari klien, sehingga tidak ada gap ataupun misscomunication
yang hasilnya kepada adanya kesan yang baik dan juga menyampaikan kode etik,
negoisasi harapan untuk sama-sama menyepakati dan menentukan tujuan awal dari
kegiatan konseling berlangsung.

2. Tahap Eksplore dan Understanding


Konselor melakukan dan menggali lebih dalam lagi permasalahan klien dengan
menanyakan ataupun yang berkaitan dengan dirinya, keluarganya, pengalaman masa
lalunya, keluhannya, dan permasalahan yang berkaitan dengan kondisinya. Di tahap
ini konselor melakukan penggalian lebih dalam dengan melakukan Teknik pertanyaan
dan macam2 pertanyaan yang bervariasi untuk menemukan permasalahannya dan
agar si klien bisa terbuka juga dengan tetap menjaga kontak mata dan juga focus
terhadap point penting dari cerita atau yang disampaikan klien. Juga menggunakan
Teknik wawancara dengan beberapa pertanyaan terbuka juga yang berkaitan dengan
permasalahan si klien agar bisa lebih menceritakan permasalahan yang memang itu
menjadi suatu titik permasalahannya, dengan menjadi pendengar yang aktif dan
bersikap empati terhadap klien untuk bisa lebih mengobservasi sesuai gesture maupun
data dari permasalahan yang disampaikan secara khusus maupun umum.

3. Tahap Fasilitas perubahan


Di tahap ini saya mencoba mereview ulang dan menyampaikan permasalahan yang
dialami klien berdasarkan hasil analisis saya lalu saya sampaikan, dan dilanjutkan
dengan penggunaan Teknik cognitive behavioural therapy. Dimana saya mencoba
membuka fikiran klien dengan melakukan brainstorming, memantik, sekaligus
menggunakan story telling agar si klien bisa berfikir rasional dan terbuka dari
permasalahan yang dialami terkait pikiran yang irasional seperti terkait ingin
meninggal, tidak focus terhadap materi, dan juga kekhawatiran yang lainnya yang itu
secara otomatis mengganggu aktifitasnya, padahal sakitnya sudah hilang sehingga
banyak pemikiran yang bercabang seperti permasalahan keluarga atau ortunya, masa
lalunya yang ia pikirkan. Sehingga di tahap ini saya mencoba untuk membuka
fikirannya. Ada beberapa tahap yang saya lakukan pada pendekatan cognitive
behavioural therapy ini dalam konseling. Yang pertama, tahap asesmen dimana klien
diberi pertanyaan untuk mencari atau mengidentifiaksi apa yang ia rasakan dan
fikirkan Ketika cemas terkait penyakitnya. Tahap kedua ini adalah restrukturisasi
kognitif, dimana pada sesi ini konselor mencoba memantik klien agar klien bisa
mengetahui dan menganalisis benang merahnya atau pemikiran yang paling
mempengaruhi dan yang paling kuat dalam permasalahannya. Konselor meminta
klien untuk mengidentifikasi pikiran-pikiran irasionalnya seperti tidak nyaman ketika
tiba-tiba, ingin meninggal, dan juga menyamakan kondisi nya dengan kakanya yang
memiliki penyakit sama sehingga banyak pemikiran yang berlebihan terkait
penyakitnya dan kesembuhannya, masih kurang percaya dirinya akan baik-baik saja.
Tujuannya agar si klien mampu mengerti sendiri bahwa pemikiran yang negatifnya itu
menajdi alasan ia selalu merasakan tidak nyaman dalam badannya atau penyakit yang
menjadi tidak sembuh yang selanjutnya dapat diubah dengan menanamkan pikiran-
pikiran positif. Tahap yang ketiga adalah modifikasi perilaku dimana saya juga selain
melakukan brainstorming, memantik, saya juga menampilkan video edukasi tentang
bangkit dimana kehidupan ini memiliki permasalahan yang harus dihadapi dengan
sikap optimis dan mindset yang tumbuh, di sesi itu saya menanyakan insight atau
pemahaman dari video yang sudah diliat oleh klien dan saya mendorong klien untuk
berpikir dampak negative yang terjadi Ketika terus memikirkan yang tidak seharusnya
dipikirkan, dengan begitu klien akan merumuskan alternatif atau langka yang dapat
dilakukannya. Selanjutnya sebagai tahap penutup saya memberikan relaksasi
pernapasan dan sama sama menyepakati Langkah atau komtimen dalam melakukan
perubahan dengan aktifitas atau kegiatan atau pemiliran, dan juga lingkungan dan
situasi yang harus dilakukannya seperti apa, intinya si klien sendiri lah yang menjadi
konselor bagi dirinya sendiri dalam menangani permasalahan yang ada.

H. Skala kondisi setelah konseling


Setelah melakukan konseling klien merasa tingkat kecemasannya berkurang di
tingkat angka 5, menandakan adanya pengurangan kecemasan setelah melakukan
konseling ini. Karna klien sudah memiliki strukturisai pemikiran baru dan terbuka
terkait kecemasan yang dialami yang disebabkan dari fikiran yang menumpuk dan
juga perasaan ga nyaman yang berlebihan sehingga ia mengkomitkan dan memahami
dampak negative dari hal itu kemudian memetakan perencanaan dan juga
merestrukturisasi pemikiran yang irasional terkait tidak bebas menjadi tidak terlalu
memikirkan hal itu seperti dari makanan apapun yang gabisa dimakan tidak akan
diinget-inget terus, apapun yang dilakuin sekarang biar kehidupan yang lebih baik,
bukan menghindari penyakitnya, tapi buat hidupnya lebih baik aja, dan akan memulai
hidup sehat seperti berolaharaga, bersosialisasi, melihat kebawah dan bertahan terus
bangkit dari ketidaknyamanan dengan berpikir positif dan beraada di circle yang
positif.

Pertemuan Konseling 1
Memberikan lembar informed consent kepada klien agar mengisinya. Melakukan
rapport dengan menanyakan kabar, asal, perkuliahan ataupun yang lainyya , negoisasi
hahrapan dan juga menggali permasasalahannya lebih dalam terkait keluhan yang
dialami klien dengna pertanyaan terbuka dan memahami permasalahan itu dengan
mendengarkan aktif. Di pertemuan pertama juga menyepakati Bersama-sama untuk
pertemuan berikutnya.

Pertemuan Konseling 2
Melakukan fasilitas perubahan dengan Teknik CBT yaitu brainstorming, story
telling, menampilkan video dan relaksasi pernapasan,evaluasi berupa pertanyaan dan
refleksi apakah ada perubahan yang dirasakan, memberikan motivasi dan penambahan
pemahaman terkait permasalahannya agar klien bisa bangkit dan kedepannya mampu
berpikir apa yang seharusnya dipikirkan dan terminasii Ketika klien sudah merasa
baik dan ada perubahan.

BAB I

PELAKSANAAN SESI KONSELING

A. Asesmen Permasalahan

1.1 Gambaran selama berlangsungnya konseling


Sesi konseling pertama dilakukan pada tanggal 17 Juni 2022 jam 14.00 bertempat di
café can ngopi yang berada di Bogor dekat akademi kebidanan. Dimulai dengan
pembukaan , membangun raport , dan juga membangun kesepakatan tentang konseling
yang dilakukannya dengan membuat kontrak, menyampaikan kode etik, dan negoisasi
harapan. Konseli ini juga datang dengan niat yang benar-benar ingin lebih baik lagi, dan
berkeinginan agar permasalahannya bisa terbantu dan menampilkan kesan yang baik di
tahap awal dengan merespon pertanyaan tidak terlalu singkat, bersikap terbuka, dan tidak
masalah di café pun walaupun di tempat yang umum konseli menjelaskan
permsalahannya dengan apa adanya. Konseli bersikap dan berkata atau berkomunikasi
dengan lembut dan nada suaranya yang pelan bisa dibilang mungkin memang ciri
khasnya seperti itu. Konseli juga merupakan seorang yang ingin menjelaskan Panjang dan
juga jelas terkait permasalahannya dan sesekali matanya melirik ke arah lain, terkadang
juga ada pertanyaan yang ia tidak fahami dan menjawab sangat singkat, saat menjelaskan
permasalahannya klien menyambung-nyambungkan perkaataannya itu setelah dipantik
baru lah lebih agak terbuka, dan bersikap realistsis tidak terlalu menyembunyikan atau
melebih-lebihkan. Di sesi pertama berlangsung konseli menggali permasalahannya,
tentang kecemasan yang dialami setelah sakit gerd, dan klien menceritakan pengalaman
yang pernah dialami selama di pondok dan pasca lulus dari pondok, maupun pacaran dan
juga keluhan atau curhatan mengenai keluarganya yang lebih kepada ortunya sering
bertengkar, lalu juga memikirkan kakanya yang sakit gerd, di akhir baru penutup dan
mengulangi atau mereminder kembali di pertemuan berikutnya akan dilaksanakan pada
tanggaltangan, dan di sesuaikan lagi dengan jadwal yang ada.
Di sesi kedua pada tanggal 28 juni 2022 pukul 14.30 WIB di tempat yang sama yaitu café
can ngopi. Dengan masing-masing menggunakan pakaian perkuliahan, di sesi kedua saya
datang pertama sambil mempersiapkan perangkat yang ada, dan klien datang Bersama
temannya menggunakan mobil. Lalu diawali dengan pembukaan, menanyakan kabar, dan
dilanjutkan dengan mereview ulang permasalahan yang dialami dan juga pertemuan
kemarin. Disini konselor menyampaikan hasil analisis nya terkait permasalahan klien
yaitu anxiety. Dan setelah sudah menyampaikan ,konselor juga menyampaikan beberapa
rundown pada sesi kedua atau terkahir ini yaitu yang pertama brainstorming atau diskusi
santai, lalu yang kedua menampikan video edukasi, lalu relakasai penasaran, evaluasi dan
penutup. Di acara yang pertama konselor mencoba melakukan brainstorming dan
memantik klien dengan konsep cbt agar pikirannya terbuka dan bisa tahu dari
permaslahan yang ada itu tidak membuatnya lebih baik, lalu menampilkan video edukasi
juga sebagai pemahaman dan wawasan atau insight yang terkoneksi kepada klien agar
bisa lebih faham dan mampu mengatasi permasalahan yang ada, dan setelah itu
melakukan relaskasi pernapasan sebagai tips dari kecemasan yang dialami, dimana klien
juga memberikan Teknik itu yang gunanya agar nanti klien juga bisa mengaplikasikannya
Ketika situasi itu terjadi. Selain itu juga konselor mencoba story telling dalam sesi itu
yang gunanya untuk membuka fikirannya dan agar ia dapat mengidentifikasi dan sebagai
self-monitoring dan menjadi konselor bagi dirinya sendiri agar solusi bisa ia dapatkan dan
ia kerjakan.

1.2 Gambaran Umum Masalah Konseli


Secara umum konseli mengalami permasalahan yang dikategorikan yaitu anxiety atau
ketidaknyamanan yang dialami tubuhnya dan aktifitasnya sehari-hari, yang didasari dari
pemikiran yang irasional dan kondisi permasalahan masa lalu seperti ditinggalkan
pacarnya Ketika sayang, permasalahan orang tuanya yang cara atau pola didiknya tidak
sesuai dengan kepriabdian klien, sehingga kurangnya harmonis atau kurang dekat
hubungan antara klien dan keluarganya yang dimana klien cukup sering diam dirumahnya
dibandingkan bersikap aktif. Banyak pikiran yang irasional seperti ingin meninggal,
memandang dirinya itu harus ini harus itu, berpikir tidak nyaman dengan ketidakbebasan
kondisi nya yang sekarang. Jadi, keluhan yang dialami oleh klien adalah klien merasa
sewaktu-waktu cemas yang tidak beraturan dan tidak bisa dikontrol seketika banyaknya
fikiran dan suatu kondisi yang membuatnya cemas yaitu pikiran yang berasal dari rasa
sakit nya dia yang dia alami selama gerd. Pikirannya itu membuat badannya tidak
nyaman, walaupun sejatinya badan dia sudah nyaman. Sehingga ada keluhan yang
dijadikan point penting dalam klien ini adalah merasa tidak nyaman dengan keadaan yang
sekarang. Dan klien merasa sewaktu-waktu cemas sangat tidak bisa dikontrol secara
fikiran dan masih kepikiran dan terpengaruh factor bertengkarnya orang tua dan
permasalahan masa lalunya yang berujung kepada sakit sehingga sugesti nya masih
belum tersusun dengan konstruksi yang positif karna masih membandingkan dan belum
menghargai atau mencintai dirinya secara utuh dan penuh, dimana harus ada kesadaran
diri yang penuh dan pekanya terhadap pemahaman diri dan titik permasalahan yang ada.

BAB II

PERMASALAHAN DAN STRATEGI KONSELING

2.1 Permasalahan Klien.


Permasalahan yang dialami klien berupa adanya anxiety dalam dirinya terkait kondisi
yang setelah mengalami sakit gerd dimana yang sebelumnya klien tidak berada pada kondisi
ini dan harus mengalami kondisi ini yang terjadi adalah masih belum menerimanya kondisi
yang sekarang. Karna konseli merasa bahwa dirinya sering tidak nyaman Ketika berpikir
tidak nyaman terhadap semua hal yang harus dihindarinya salah satunya adalah makanan,
Ketika pikiran itu terus terpikirkan badannya menjadi tidak nyaman, dan aktifitasnya pun
terhambat seperti kuliah dan lain-lain. Karna yang dikeluhkan itu bukan sakitnya tapi lebih
ketidaknyamanannya setelah merasakan sesak itu , dia berpikir tidak nyaman begini dan
pikiran tidak nyamannya itulah berlangsung secara kontinuitas yang berujung kepada anxiety
dan adanya pemikiran irasional terhadap dirinya atau ia memandang dirinya negative dan
tidak bisa apa-apa. Ditambah dipenuhi adanya sikap orang tua yang tidak sesuai dengan
dirinya menjadi merassa tidak nyaman atau sering dimarahi dan adanya paksaan dari orang
tuanya serta dampak dari bertengkar di depan klien ini membuat dirinya tertekan dan terus
berpikir kenapa seperti itu terus dan harus bagaimana. Jadi permasalahan intinya adalah
adanya kecemasan dari pikiran yang bercabang , salah satunya seperti yang dijelaskan diatas
tadi mengenai orang tua, jadi klien merasa tidak dihargai dan kurangnya perhatian dari
kelaurg atau orang tua dimana notabenenya orang tuanya sibuk dengan urusan masing-
masing atau pekerjaannya masing-masing, dan juga ditambah dengan sikap ibunya yang
keras dan terkesan masih berpikir kolot atau konservatif yang mengharuskan anaknya
menginginkan kemauannya dan kurang kooperatif dengan anaknya baik ibu ataupun ayah
Ketika memilih perkuliahan di kebidananan ini sehingga klien cenderung bersikap diam dan
bodo amat di dalam lingkungan keluarganya bukan berarti bodo amat yang terlalu berlebihan,
hanya diam dan tidakk terlalu aktif atau tidak menceritakan secara terbuka apa yang
dirasakannya. Pikiran yang sering membayangin nya juga adalah ketakutan dan kekhawatiran
tidak bisa smebuh dikarenakan kakanyajuga mengalami seperti itu dan juga pemikirnan yang
irasional yang disebabkan dari kurangnya motivasi diri dan juga self-esteem juga dipengaruhi
salah satunya Ketika ada permasalahan yang dulu terkait pacaran masih belum bisa berdamai
dan memaafkan permasalahan yang dulu itu sehingga berdampak ke masa sekarang masih
terpikirkan yang menyebabkan terhambatnya aktifitas karna cemas melakukan apa-apa. Dan
masalah percintaan yang ia notabenenya orang yang ditinggalkan dan tersakiti oleh mantan
pacarnya sehingga mempunyai bekas luka sampai sekarng yang mana mempengaruhi
perubahan dirinya atau pola pikirnya dan pola perilakunya kala itu dalam perencanaan dan
target kehidupannya menjadi berantakan, sehingga sekarang sudah mulai cukup banyak
kegiatan yang ia lakukan sebagai bentuk solusi dari permasalahan yanga da dan belajar untuk
lebih baik lagi. Dengan hanya merasa tidak nyaman saja tidak terlalu takut seperti dulu yang
berlebihan atau sampai galau dan bingung yang ingin melakukan apa-apa.

2.2 Strategi untuk memfasilitasi perubahan klien

Strategi untuk mendampingi klien dalam sesi awal sampai akhir

1. Tahapan Beginning
Pertama-tama konselor melakukan tahapan awal dengan membangun rapport
terlebih dahulu kepada klien sebagai indicator atau strategi untuk bisa bersikap santai
dan terbuka kepada konselor dari klien, sehingga tidak ada gap ataupun
misscomunication yang hasilnya kepada adanya kesan yang baik dan juga
menyampaikan kode etik, negoisasi harapan untuk sama-sama menyepakati dan
menentukan tujuan awal dari kegiatan konseling berlangsung. Di sesi ini konselor
mencoba agar konseli bisa bersikap terbuka dan kooperatif sehingga ia percaya bahwa
permasalahan yang disampaikan akan terjaga kerahasiaannya secara kode etik dalam
psikologi. Tahap beginning ini dilakukan sebagai bentuk tahap awal dan
pembangunan rapport yang manfaatnya untuk kedua belah pihak, secara non materi
ataupun hubungan yang baik membuat lebih tenang dan menambah suatu relasi.

2. Tahap Eksplore dan Understanding


Di tahap ini konselor digali lebih dalam lagi terkait permasalahannya. Dimana
konselor menggali lebih dalam lagi permasalahan klien dengan menanyakan ataupun
yang berkaitan dengan dirinya, keluarganya, pengalaman masa lalunya, keluhannya,
dan permasalahan yang berkaitan dengan kondisinya. Ataupun hal hal lainnya yang
bersangkutan dengan aspek spiritual, social, emosional dan intelektual. Konselor
melakukan penggalian lebih dalam dengan melakukan Teknik pertanyaan dan
macam2 pertanyaan yang bervariasi untuk menemukan permasalahannya dan agar si
klien bisa terbuka juga dengan tetap menjaga kontak mata dan juga focus terhadap
point penting dari cerita atau yang disampaikan klien. Juga menggunakan Teknik
wawancara dengan beberapa pertanyaan terbuka juga yang berkaitan dengan
permasalahan si klien agar bisa lebih menceritakan permasalahan yang memang itu
menjadi suatu titik permasalahannya, dengan menjadi pendengar yang aktif dan
bersikap empati terhadap klien untuk bisa lebih mengobservasi sesuai gesture maupun
data dari permasalahan yang disampaikan secara khusus maupun umum. Pada tahap
ini juga konselor menanyakan terkait perubahan atau strategi yang pernah dilakukan
konseli sejauh mana, perubahan yang diinginkana tau harapan yang diinginkan
konseli itu secara spesifik adalah ingin lebih baik lagi dan tidak terhambat dengan
fikiran yang irasional dan rencana intervensi berikutnya untuk melakukan perubahan
dari klien itu sendiri setelah memahami dan mengkategorisasikan permasalahan
secara spesifik dan turunan apa saja yang paling kuat, tidak kuat dalam
permasalahannya.
3. Tahap Fasilitas perubahan
Di tahap ini saya mencoba mereview ulang dan menyampaikan permasalahan yang
dialami klien berdasarkan hasil analisis saya Yaitu menyampaikan kesimpulan dari
permasalahan yang ada berdasarkan hasil analisis secara pengamatan dan teoritis.
Dengan ini konselor menyampaikan beberapa point terkait permasalahan yang terjadi
dan keluhan yang terjadi atau point-point penting yang dijadikan sebuah pemikiran
irasional dan juga aspek pengaruh diluar dirinya yang mempengaruhi pemikiran
konseli menajadi irasional dan tidak nyaman lalu saya sampaikan, dan dilanjutkan
dengan penggunaan Teknik cognitive behavioural therapy. Dimana saya mencoba
membuka fikiran klien dengan melakukan brainstorming, memantik, sekaligus
menggunakan story telling dengan sedikit menyinggung konsep konsep psikologi dan
juga pertanyaan studi kasus atau permintaan pendapat kepada klien terhadap pikiran
dan permasalahan yang selama ini ia hadapi dan juga memberikan Teknik relaksasi
pernapasan dan menampilkan video edukasi agar si klien bisa berfikir rasional dan
terbuka dari permasalahan yang dialami terkait pikiran yang irasional seperti terkait
ingin meninggal, tidak focus terhadap materi, dan juga kekhawatiran yang lainnya
yang itu secara otomatis mengganggu aktifitasnya, padahal sakitnya sudah hilang
sehingga banyak pemikiran yang bercabang seperti permasalahan keluarga atau
ortunya, masa lalunya yang ia pikirkan. Sehingga di tahap ini saya mencoba untuk
membuka fikirannya. Ada beberapa tahap yang saya lakukan pada pendekatan
cognitive behavioural therapy ini dalam konseling:
Yang pertama, tahap asesmen dimana klien diberi pertanyaan untuk mencari atau
mengidentifiaksi apa yang ia rasakan dan fikirkan Ketika cemas terkait penyakitnya,
di tahap asesmen ini saya mencoba mengulik lagi dan mencoba meminta klien untuk
mengidentifikasi kan nya lagi penyebab dari masalah yang ada itu. Melakukan
asesmen ini sangat penting untuk memetakan dan memecahkan masalah yang ada
sebagai bentuk tahap awal dan penguatan terhdaap data atau permsalahan dan keluhan
yang dialami.

Tahap kedua ini adalah restrukturisasi kognitif, dimana pada sesi ini konselor
mencoba memantik klien agar klien bisa mengetahui dan menganalisis benang
merahnya atau pemikiran yang paling mempengaruhi dan yang paling kuat dalam
permasalahannya. Dengan studi kasus atau cerita yang saya sampaikan yang berkaitan
dengan pemikiran irasionalnya takut dann mersaa tidak nyaman dengan keadaan.
Konselor meminta klien untuk mengidentifikasi pikiran-pikiran irasionalnya seperti
tidak nyaman ketika tiba-tiba, ingin meninggal, dan juga menyamakan kondisi nya
dengan kakanya yang memiliki penyakit sama sehingga banyak pemikiran yang
berlebihan terkait penyakitnya dan kesembuhannya, masih kurang percaya dirinya
akan baik-baik saja. Tujuannya agar si klien mampu mengerti sendiri bahwa
pemikiran yang negatifnya itu menajdi alasan ia selalu merasakan tidak nyaman
dalam badannya atau penyakit yang menjadi tidak sembuh yang selanjutnya dapat
diubah dengan menanamkan pikiran-pikiran positif.
Tahap yang ketiga adalah modifikasi perilaku dimana saya juga selain melakukan
brainstorming, memantik, saya juga menampilkan video edukasi tentang bangkit
dimana dalam film ini dikisahkan seorang yang hamper menyerah dengan keadaannya
dan tidak ingin bangkit, tapi dengan ia bangkit ia bisa lebih baik lagi dan
menimbulkan hal-hal baru yang positif yang berdampak kepada kebaikan dirrinya, Di
sesii ini saya mencoba memantik pemikiran dan pemahaman klien terhadap insight
dari video itu agar bisa dikoneksikan ke dirinya dan permasalahannya dimana
kehidupan ini memiliki permasalahan yang harus dihadapi dengan sikap optimis dan
mindset yang tumbuh, di sesi itu saya menanyakan insight atau pemahaman dari video
yang sudah diliat oleh klien dan saya mendorong klien untuk berpikir dampak
negative yang terjadi. Ketika terus memikirkan yang tidak seharusnya dipikirkan,
dengan begitu klien akan merumuskan alternatif atau langkah yang dapat
dilakukannya.

Selanjutnya sebagai tahap penutup saya memberikan relaksasi pernapasan dan


sama sama menyepakati Langkah atau komitmen dalam melakukan perubahan dengan
aktifitas atau kegiatan atau pemikiran, dan juga lingkungan dan situasi yang harus
dilakukannya seperti apa, intinya si klien sendiri lah yang menjadi konselor bagi
dirinya sendiri dalam menangani permasalahan yang ada. Di tahap ini konselor
mencoba bertanya dan berdialek kepada konseli untuk rencana perubahan kedepan
dan melakukan hal yang baru dan yang positif buat berkembang dan memperbaiki
kehidupannya.

BAB III

HASIL KONSELING

3.1 Perbedaan dampak dari konseling


Semenjak dari melakukan konseling ini, berdasarkan hasil konseling:

Sebelum atau awal melakukan konseling konseli masih merasa canggung dan
terlihat masih melihat dan mempercayai konselornya apakah sudah matang secara
persiaoan atau begitu saja, dan di sesi awal juga terlihat bahwa konseli belum terlalu
faham dan spesifik terkait permasalahannya. Dan klien masih berpikiran irasional dan
juga kurang antusias atau motivasi karena masih baru saja sehari sebelum konseling
klien masih mengalami yang namanya cemas tiba-tiba. Karena klien menceritakan itu
menjadi sebuah langkah awal untuk berubah dan hidup lebih baik lagi dan juga
mencari dan menerapkan langkah konkret untuk berubah setelah melakukan konseling
atau di tahap fasilitas perubahan dengan Teknik cbt klien lebih bisa terstruktur
pikirannya dan memahami penyebab dari permasalahan nya yang itu menjadi titik
permasalahannya dan juga mengetahui kata kunci dari permasalahan itu harus apa
yang dilakukan agar menjadi sebuah solusi yang ada sehingga klien lebih terbuka,
optimis, termotivasi, dan juga punya cara untuk kedepannya melakukan solusi yang
dieperuntukkan untukk diri, selain itu juga klien memahami konsep reinforcement
terhadap diri, self love dan lain sebagainya yang mana itu hasil dari brainstorming dan
juga self-monitoring terhadap klien untuk merubah pemikiran yang irasional menjadi
rasional dan klien juga merasakan adanya pengurangan rasa cemas yang dialami.
Dann punya insight baru untuk menjalankan kehidupan dimulai dari aktifitas pagi hari
hingga tidur Kembali agar tetap keep healthy baik mental maupun fisik.

BAB IV
EVALUASI DAN TERMINASI

Di tahap akhir atau konseling tahap akhir ini klien lebih merasa nyaman dan
berkurang rasa cemasnya karna bisa berfikir positif dan open minded terhadap
permasalahan yang ada pada dirinya dengan berpikir tetap harus bangkit dan berpikir
makanan apapun yang gabisa dimakan tidak perlu diingat, karna apapun yang dilakuin
sekarng biar kehidupan yang lebih baik, bukan menghindari penyakitnya. Sehingga
klien lebih punya target baru untuk ke depannya dan konselor sendiri memutuskan
untuk berakhirnya sesi konseling pada tahap itu dikarenakan konseli lebih faham
terhadap solusi, punya rencana kedepan, pemikirannya sudah terekonstruksi menjadi
positif dan membangun dan juga merasa lebih tidak cemas dan akan melihat kebawah
bukan ke atas, karena setiap manusia diberi masalahnya masing-masing. Cuman
bagaimana kita bangkit dari masalah itu.

LAMPIRAN

Verbatim Sesi Pertama

Andre: Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sofia: Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Andre: Selamat siang, manggilnya ka opi ya, ka opi. Gimana kabarnya sekarang

Sofia: Alhamdulillah baik

Andre: Aktifitasnya apa aja sekarang kalau boleh tau?

Sofia: Kuliah paling

Andre: Kuliah, kuliahnya dimana?

Sofia: Di akademi kebidanan prima husada bogor

Andre: Kalau boleh tau semester berapa

Sofia: Sekarang semester 4

Andre: Sebelumnya saya perkenalan diri ya ka opi. Saya Meidy andrean yang in syaa allah
akan menjadi konselor pada sesi kali ini yang in syaa allah akan membantu memfasilitasi sesi
konseling pada sesi kali ini. Nah sebelum kita ngobrol lebih jauh ni ka opi, saya mau disini
kita sama-sama apa ya, mengetahui bahwasanya pada sesi kali ini tu apa yang diutarakan, apa
yang nanti tercatat sebagai dokumentasi, rekaman dan lain sebagainya itu akan dijaga
kerahasiaannya sesuai dengan kode etik psikologi yang ada, baik sekarang ataupun selesai.
Nah Sesi ini kan direkam ya , rekam itu untuk kepentingan studi yang saya jalankan ka,
bagaimana apakah ka opi setuju?

Sofia: Iya setuju

Andre: Berikutnya kalau boleh tau, ka opi kan udah mau meluangkan waktunya dan mau juga
konseling apda kali ini, kalau boleh tau harapan dan tujuan ka opi apa?

Sofia: Tujuannya semoga setelah konseling ini bisa menjadi lenih baik, terus.. udah paling itu
aja

Andre: Semoga apa yang diutarakan tadi menjadi doa dan kebaikan, in syaa allah ya. Nah
hmmm.. kita sebelum lebih jauh juga, saya disini pengen ngasih beberapa kontrak terlebih
dahulu ya, karna kan kita , jadi yang pertama ini sesi hari ini pda tanggal 17 juni 2022 sesi
pertama, sesi kedua in syaa allah antara hari senin atau selasa, fleksibel diantara itu, di waktu
siang. Nah ka opi, sebelumnya boleh ga, ka opi gambarkaan tentang diri ka opi siapa,
bagaimana ka opi kesehariannya, gimana si ka opi memandang diri sendiri.

Sofia: Kalau saya, saya gapapa kan, saya nganggepnya yaudah sebagai mahsasiswa biasa,
sibuk kuliah sibuk belajar,cumin kadang masih suka labil, terus kalau belajar mood moodan,
kadang semangat ya semangat belajar, males ya males

Andre: Kalau boleh tau tadi labilnya dalam hal apa nih?

Sofia: Dalam memilih sesuatu, contohnya banyak si milih baju suka lama itu hal kecil kan,
hal besarnya kayak tujuan ke depannya milih apa masih suka bingung

Andre: Nah, tadi kan udah dijelasin sama ka opi kepribadian ka, sebelumnya kalau boleh tau
nih, adakah status hubungan yang ka opi jalani saat ini, baik itu asmara, pernikahan dan lain
sebagainya

Sofia: Kalau pacaran ga sih, kebetulan kalau misalkan kalau pacaran, bukan gamau ya,
cuman belum ada yg pas aja, terus kadang juga. ada yang datang tapinya gabisa nerima, jadi
susah untk nerima kekurangna, jadi pegennya harus sesuai dengan apa yang saya mau,jadi
susah kalau buat pacaran.

Andre: Intinya sesuai dengan apa yang dinginkan ya, sebelumnya udah pernah tapi?

Sofia: Pernah

Andre: Kalau boleh tau sedikit tetntang masalah sebelumnya gitu, adakah yang
mempengaruhi ka opi sampai saat ini? Dari status hubungan itu

Sofia: Kalau pacaran itu, pernah dari 2019 tuh setahun, terus abis itu gatau kenapa tiba2
ditinggalin, semenjak dari situ. yaudahlah ga usah pacaran, gatau trauma , gatau sakit hati,
galau, sampai akhirnya ketemu lagi sama orang di tahun 2021 berarti dua tahun setelahnya
tuh, ternyata ga pas juga. Jadi udah pernah suka sama orang lagi, udah lupa nih sama yg dulu,
ketemu sama yang baru, eh ternyata yang baru juga ga pas, akhirnya ninggalin lagi, mungkin
itu juga sih factor ga pacaran.

Andre: Berarti masih bingung ya buat memikirkan hal itu, belum pas bgt

Sofia: Tapi kebanyakan kalau pacaran ditinggalin sih, jadi itu mungkin yang bikin trauma
kali ya, udah deh gamau sakit hati lagi.

Andre: Tapi ketika peristiwa itu, ka opi gimana perasaannya, adakah pengaruh ke aktifitas
sehari2 ga si?

Sofia: Sangat, hehehe.

Andre: Contohnya?

Sofia: Galau, kayak nangis tiap hari , dulu tuh waktu abis pacaran itu kan emang covid banget
kan tuh awal2 covid , gabisa kemana2, ditambah galau jadi kayak aduh terus2an galaunya,
dalam setahun tuh berarti dari 2019-2020 galau mulu tiap tahun , tiap hari tu galau mulu,
nangis tiap malemnya, sampai di hari ulang tahun tuh ga seneng gitu, padahal harusnya
seneng kan, banyak yang ngucapin ngasih kado, tapi ga seneng

Andre: Kira-kira tuh dari pandangan ka opi sendiri, kenapa si hal itu bisa terjadi?

Sofia: Nah sampe sekarang tuh gatau alesannya kenapa, apa maksudnya galaunya apa
ditinggalinnya nih?

Andre: Iya galaunya kenapa bisa sampe seeperti itu gitu?

Sofia: Mungkin karna terlalu sayang kali, berlebihan jadi waktu pas ditinggal kayak ada yang
hilang.

Andre: Yang kita punya nih. Kayak peliharaan kesayangan kita trus meninggal, gitu ya

Sofia: Iya

Andre: Nah tadi kan udah diceritain tuh, boleh dipesifikasiin lagi ga ka opi, menceritakan
bagaimana ka opi mengatur kehidupan pribadi dari prioritas , tanggung jawab, peran, atau
aspek2 yang berkaitan dengan spiritual, social, karir maupun Pendidikan. Boleh dijelasin ga
secara konkret?

Sofia: Sebenernya semenjak abis pacaran itu berubah banget si, karena kan emang awalnya
dari pesantren kan, kalau di pesantren semua hal itu kayak udah ditentuin kamu harus kayak
gini kayak gini, abis itu lulus abis itu pacaran . Abis dari pacaran itu semua kayak berubah,
yang biasanya kyak udh diatur, yg udh tau tujuannya mau kemana mana, abis sini mau
ngapain, tiba2 pas abis pacaran/abis putus itu kayak gatau arah, akhirnya semenjak dari situ
yaudah hilang tujuan dan gatau harus mau ngapain, nah tapi gara2 itu juga jadi lebih deket
sama allah, lebih sering curhat sama Allah. Kenapa si ya allah sampe segininya, kenapa
orang2 pacaran baik2 aja, jadi dari semenjak putus itu lebih sering curhat ke allah , terus jadi
lebih dibilangnya lebih belajar agama lagi semenjak putus itu, terus mulai cari-cari
kesibukan, sampai akhirnya milih buat kebidanan ini mikirnya biar yaudah lah apalagi d3 kan
,mungkin bakal sibuk tiap hari nanti lama2 lupa, oh ternyata bener

Andre: Berarti udah ketemu benang merahnya gitu ya dengan apa yang udah terjadi

Sofia: Iyaa

Andre: Nah, Ketika tadi udah dijelasin mengisi waktu yang ada, kalau pas waktu luang apa
yang ka opi lakukan , mengisi waktu luangnya dengan cara apa?

Sofia: Kalau sekarang si, paling nonoton youtube, kadang jalan2 juga sih

Andre: Berarti nonton youtube dan jalan2

Sofia: Iya

Andre: Itu biasanya dilakukan di setiap weekend kah? Atau perbulan atau gimana?

Sofia :Iya weekend, karna belajarnya full kan dari seninn- jumat, terus yaudah kalau weekend
tuh harus istirahat gaboleh megang buku

Andre: Me time gitu ya

Sofia; Iya, kecuali ada tugas

Andre: Dari segi keluarga, atau pertemanan yang paling apa ya, bisa membuat ka opi
termotivasi, salah satu itu kira2?

Sofia: Keluarga, hmm sebenernya ga terlalu siapa-siapa si, kalau dari keluarga justru yang,
gimana ya kalau keluarga dibilang masing2 aja gitu kalau keluarga jadi ga terlalu merhatiin
juga, kalau motivasi mungkin malah diri sendiri sih

Andre: Dari diri sendiri ya?

Sofia: Iya

Andre: Berarti punya prinsip gitu ya?

Sofia: Iya

Andre: Ka opi kalau boleh tau sebelum masuk kebidanan ini udah punya tujuan ga, kuliah
kebidanan ini mau ngapain?

Sofia; Iya udah ada

Andre: Kira2 yang dari tujuan itu udah jelas kah secara konkret yang mau dicapai?

Sofia: In syaa allah jelas tapi masih mikirin nih,kan rencananya mau kerja nih. Namanya
kerja juga ada persyaratan2 kan jadi masih nyiapin persyaratannya itu.
Andre: Berarti ka opi Sekarang d3 ya?

Sofia: Iya

Andre: Itu peminatannya apa tuh lebih kemana ?

Sofia: Bidan

Andre: Satu aja?

Sofia: Iya

Andre: Nah kalau boleh tau nih, bagaimana Kesehatan ka opi sekarang, apakah merasa baik,
luar biasa, cukup atau buruk diantara keempat itu?

Sofia: Sekarang Kesehatan apa nih?

Andre: Mental boleh fisik boleh

Sofia: Kalau fisik kebetulan emang abis sakit kan, kemarin tuh abis sempet gerd gitu asam
lambungnya naik, sampe sesek itu agak menggangu juga sih karna sakitnya lama hampir
sebulanan kayak selama sebulan itu kemana-mana ga tenang, gara2 sakit itu bikin si
mentalnya ngedown juga karna mikirknya mau meinggal apaa ni apa gimana

Andre: Itu selama sebulan tuh pernah dirawat atau ngga?

Sofia: Ngga sih dirawat mah, cuman masuk ugd aja, tapi berkali kali trus karena mikirnya
ditambah bulak balik rs, bayarnya ga murah kan, terus jadi ke mentalnya jadi kayak aduhh
abisin uang mulu

Andre: Sebelumnya ada saatu factor ga yang ka opi inget atau fahami dari kejadian itu karna
apa?

Sofia: Karna sakitnya?

Andre: Iya sebelum sakit tuh, factor yang menyebabkan sakit itu apa gitu?

Sofia: Makanan sih , jadi sebelumnya tuh minum kopi, fanta sama teh dalam satu hari. Nah
yaudah itu mungkin kenapa2 jadinya malamnya sakit.

Andre: Dalam satu hari itu full berkali2?

Sofia: Iya, siangnya kan ada yang nikah trus abis itu kondangan minum fanta, sorenya minum
kopi, malamnya minum teh, sama ini juga si kaka kan sakit gitu juga beberapa bulan yang
lalu, semenjak kaka sakit jadi kepikiran juga, jadi mungkin kebawa stress juga.

Andre: Sugesti ya?

Sofia: Iya sugesti, jadinya pas kejadian lebih tenang si daripada kaka waktu pas sakit,
sakitnya kan pas tengah malam, tapi ya jdi trauma gitu
Andre: Kaka sakitnya sama apa gimana?

Sofia: Iya sama

Andre: Udah didiagnosa kayak apa gitu?

Sofia: Ga paling itu aja gerd

Andre: Nah yang ka opi pikirin pas lagi sakit itu apa ka , pikiran2 yang membayang bayangi?

Sofia: Itu doang paling ya allah ini mau meninggal bukan, takut gabisa sembuh, takut gabisa
ngapa2in lagi

Andre: Kalau perasaan kayak sedih kah atau cemas?

Sofia: Iya cemas banget

Andre: Dalam itu ketika cemas itu mempengaruhi itu ga dalam aspek yang ka opi kebiasaan
ka opi yang biasa kerjain, intinya kayak terhambat gitu

Sofia: Banget, semenjak sakit itu kan emang kebetulan lagi ujian, jadi ga bisa fokus
belajar,karna pas buka buku tuh yang kepikiran cuman sakit aduh gimana nih kayaknya
badan ga enak, padahal sebenarnya badannya udah ga kenapa2. Cuman pikirannya kenapa2
mikirin yang sakit tadi mulu, jadi si badannya ngerasa ga enak.

Andre: Tapi Ketika itu ka opi ngelakuin hal2 yang kayak gimana aja buat si sakit itu agar
tertutupi, maksudnya agar si sakit itu ga memubuat tambah sakit.

Sofia: Kan sempet ke dokter juga kan, ke dokter, dokternya kayak nanya kok kambuh mulu,
kenapa , udah kamu gausah stress, mungkin bener gitu karna mikirn sakit mulu, jadinya
kambuh mulu, semenjak dari situ kayak berusaha kuncinya gausah mikirin sakit, karna dari
dokter yang terakhir kali itu berarti mikirnya harus sehat harus sehat harus sehat. Mulai dari
situ yaudah ngebiasain jalan-jalan lagi, mulai ngebiasain, kan kata dokternya perlu jalan-jalan
agar ga stress lagi, yaudah akhirnya jalan-jalan, terus ngeliat orang banyak ketawa-ketawa, oh
masih bisa nih ketawa juga, masih bisa ngelanjutin kok, yaudah semenjak dari situ mulai
kayak biasa lagi walaupun ga kayak dulu, kayak dari makanan aja lehih ngejaga, soalnya
perasaannya masih takut.

Andre: Nah kan berarti ada obat2 yang dokunsumsi sama ka opi, sampai saat ini masih
dikonsumsi?

Sofia: Ngga

Andre: Berarti pas masih sakit aja ya

Sofia: Iya

Andre: Tapi pernah ngerasa ga ketika tidak minum obat itu langsung kambuh lagi gitu?
Sofia: Ga sih, karena kan harusnya obatnya kan, dikasih trus dokternya bilang, minumnya pas
kambuh aja cuman karena ngerasa kambuh mulu tiap hari, jadi minum obatnya kayak tiap
hari, jadi pas obatnya abis kayak bilang sama diri sendiri udah ya abis ini jangan sakit lagi
gitu yaudah akhirnya semenjak abis obatnya abis ga bergantungan.

Andre: Kalau boleh tau sebelumnya, apakah ada jenis perilaku yang ka opi lakukan, kayak
kecanduan, kopi kah, gadget atau games, ada ga

Sofia: Gadget sih kayaknya, tapi ga terlalu

Andre: Oke kita beralih pertanyaan mengenai ke keluarga ya ka opi ya, apakah orang tua ka
opi masih tinggal sama ka opi?

Sofia: Iya masih

Andre: Kalau boleh tau nih sebelumnya, kayak gimana hubungan ka opi dengan orang tua ka
opi

Sofia: Jujur ga terlalu deket sih, karena emang gimana ya, kalau dirumah lehih ke pendiem
gitu, jadi jarang ngomong apapun gitu sama keluarga, karena pernah dulu cerita satu hal ga
sekali pernah kayak mau ngeluh tapi malah dimarahin, kan jadi mikirnya yaudahlah daripada
dimarahin mending gausah cerita, semenjak ngerasa kayak gitu yaudah jadi lebih diem, terus
kayak ngomong yaudah sepenuhnya aja, dibilang gabaik ga juga cuman diem aja.

Andre: Berarti ka opi ga suka dengan caranya itu ya?

Sofia: Tapi bukan kayak berantem kayak gitu ga

Andre: Tapi Ketika hal itu yang ka opi pikirkan, berarti kan ka opi punya pandangan ya
terkait orang tua, terus dalam keseharian , kayaea pola interaksi dengan orang tua apakah
kayak ada gap gitu ga si, pengen ngomong tentang hal ini jadi gamau? Boleh diciritainn ga
yang pernah terjadi

Sofia: Hmm apa ya , kayak sakit ini aja kali, kayak ngeluh sakit aduh sakit perut, biasanya
gerd itu kan sakit perut ya, missal udah mulai ngerasa sakit perut terus bilang ke bapa atau
mamah malah jadinya dimarahin, semenjak dari situ kayak yaudahlah gausah ngoomong
kalau sakit sekarang obatin diri sendiri aja.

Andre: Itu lebih kepada keduanya? Atau salah satu?

Sofia: Keduanya sih

Andre: Ka opi anak keberapa

Sofia: Kedua

Andre: Dari?

Sofia: Tiga bersaudara


Andre: Jadi dalam kesehariannya tuh keluarga ka opi melakukan masing2 pekerjaan gitu
ya,sampai saat ini?

Sofia: Iya

Andre: Kan tadi udah dijelasin tentang hubungan ka opi gitu gitu dan apa Namanya tentang
hal yang ka opi rasakan, kalau boleh tau yang ka opi rasakan dan juga sampai saat ini tau
bagaimana si gaya pengasuhan orang tua ka opi?

Sofia: Gaya?

Andre: Maksudnya pola asuh

Sofia: Contohnya tuh kayak gimana?

Andre: Pola asuh tuh kan ada otoriter, ada demokratis , dan ada yang tengah2 tuh namanya
neglective. Jadi kayak demokratsi orang tuanya memberi kebebasan keapda anak, maksudnya
ga bebas bebas banget. Tapi kayak berdiskusi, sharing, tentang hal-hal membuat keputusan
masuk mana nih. Jadi orang tua yg demokratis itu dibuat kayak diskusi gitu brainstorming ,
jadi ga harus kata orang tuanya, kata orang tua gini, nah itu bukan. Tapi kalau otoriter yang
kayak tadi, kamu harus masuk ini ya jangan sampe kamu gamasuk ini, jadi kamu harus harus
harus, jadi anaknua ga diberi sebuah jalan dan pendapat.

Sofia: Nah kalau orang tua saya sih kayaknya lebih demokratis, tapi kadang kalau misalnya.
gini misalnya ni, contoh ni ya kayak mau masuk kuliah dikasih dua pilihan, mau kebidaanan
atau mau lanjut pesantren itu. Terus opi milih kebidanan ini, itu kan nah itu kan demokratis
ya ngobrol, tapi wakut opi milih kebidanan ini tu masih kayak diungkit ungkit kenapa sih
dulu ga dipesantren aja, nah gitu, jadi dibilang demokratis ya demokratis karna dia nanya tapi
kadang dia ngungkit. Kenapa si ga milih pilihan ini, jadi misalnya saya milihnya milih pilihan
opi, mamah punya pilihan sendiri, papa punya pilihan sendiri, nah kalau opi ga milih pilihan
mereka gapapa tapi diungkit.

Andre: Berarti hanya sekedar diungkit

Sofia: Iya

Andre: Kalau hal yang lainnya?

Sofia: Sama sih

Andre: Kayak ada yang ga sesuai dengna pandangan opi ga,maksudnya mungkin
mempengaruhi kepribadian opi

Sofia: Iya sih, kadang mamah kalau mau jalan2 harus kalau mamah mau kesini kita harus
ikut, padahal kita kan punya kesibukan masing2 dan kita gabisa milih buat ngga

Andre: Berarti misalkan dianter ke pasar gitu ya,terus ka opi ngomong ada tugas, berarti
respon dari mamah gimana?
Sofia: Kalau ada tugas kayak gitu si kayaknya gapapa si, pergi jauh doang, hari ini kita
jalan2 ya ke bandung, nah kalau misalnya opi ada tugas atau ada apapun harus ditinggalin

Andre: Dengan alasan apa kalau boleh tau?

Sofia: Ya pengen jalan2 bareng

Andre: Tapi ka opi udah mengutaarakan apa yang ka opi kerjain?

Sofia: Udah

Andre: Kalau dilihat dari situ, prioritas yang paling utama itu apa, urgensinya dari kedua hal
itu jalan2 dan tugas yang harus dikerjakan saat itu juga?

Sofia: Ya gabisa milih kan jadi harus ikut

Andre: Kalau secara waktu ?

Sofia: Contoh?

Andre: Maksudnya secara waktu tu. Misalkan tugasnya tu harus dikerjain sekarang gabakal
bisa lagi tapi kalau, sama halnya kalau orang tua mengajak saat itu juga gabisa dicancel di
hari lain

Sofia: Ya sebisa mungkin harus diselesain dulu tugasnya, baru ikut pergi. Pokoknya kalau
harus pergi hari ini ya pergi

Andre: Berarti ga ada cancel gitu ya

Sofia: Iya

Andre: Kalau boleh tau ni karakteristik yang menonjol dari ayah opi tu kayak gimana?

Sofia: Kalau ayah tuh sabar, sabar banget si, cuman kadang diem juga kan, kalau ada masalah
lebih diem, sedangkan menurut opi tu kayaknya sebagai pemimpin kan Namanya bapak itu
kan panutan ya, itu harusnya kalau ada masalah diomongin, cuman kadang saking sabarnya
malah diem.

Andre: Tapi pas lagi diem tu opi udah faham ya bahwa dia lagi ada masalah?

Sofia: Iya

Andre: Tapi sedikit pun dia ga ada cerita apa gimana?

Sofia: Sedikit pernah, kalauj itanya mancing

Andre: Tapi orang yang dia percaya buat ngutarain permasalahannya siapa ya?

Sofia: Mungkin teteh kayaknya (kaka)

Andre: Kan tadi udah gaya pengasuhan, terus kalau karakteristik utama ibu opi gimana?
Sofia: Ibu lebih keras si, pokoknya kalau dia apa yang mau harus diikutin, kadang ga sabaran
juga. Kadang juga semua yang dia lakuin untuk kebahagiaan anaknya. Cuman caranya aja
yang ga enak

Andre: Dari kecil sampe sekarang, opi paling deket ke ibu atau ayah?

Sofia: Ga dua duanya sih

Andre: Paling dominan gitu?

Sofia: Mungkin kalau cerita si sesekali ke ibu, tapi kalau kemana mana lebih ke bapak sih

Andre: Oke Trus kalau misalkan dari tadi udah karakteristik, pola asuh dan lain sebagainya.
Kalau boleh tau nih ada ga yang menjadikan pengalaman atau masa lalu dari pola asuh orang
tua opi tu yang mempengaruhi ka opi baik itu dalam negative maupun positif

Sofia: Kalau positifnya mungkin agama sih, kalau agama kaya bapa tuh kayak suka ngaji,
kalau bapak tu tipe orang yang ga suka ngelarang-larang, karna mikirnya anaknya udah tau
kok mana yang baik dan buruk. Negatifnya mungkin kayak sering berantem dari keduanya
kayak suka berantem sih, itu bikin ga enak banget

Andre: Tapi pas saat itu juga ga enaknya tu kayak gmana yang ka opi rasakan

Sofia: Kayak sedih, harus banget ya berantem depan anak. Karna berantemnya itu bukan adu
omong doang, kayak teriak-teriak gitu ya.

Andre: Opi kan tiga bersaudara ya, dari kaka opi dan ade opi tu Ketika ada kejadian itu
kompak ga?

Sofia: Ngga, kalau teteh opi yang negative kan ini? kalau teteh opi lagi berantem diem aja
nangis, ade sama kaka opi sama nangis juga. Kalau opi tipenya yang kalau mereka teriak2 ya
opi juga teriak-teriak, maksudnya ngapain sih marah2 juga, ngapain berantem. Terus
diujungnya opi pergi kalau teteh opi sama ade ya diem disitu nangis diem.

Andre: Ketika hal itu juga opi pergi kemana?

Sofia: Kemanapun

Andre: Ga pulang lagi?

Sofia: Pulang lah

Andre: Kemanapunnya mungkin ke tempat opi yang tenang, atau kemana aja

Sofia: Iya jalan aja

Andre: Berarti emang mungkin pikirannya masih kepengaruh emosi gitu ya?

Sofia: Iya, karna mikirnya kalau dirumah ga enak. Gitu yaudah mending pergi, kadang
kerumah temen. Kadang gajelas kemana
Andre: Tapi pas pergi itu ada ga kejadian yang ga pernah opi sangka, mungkin hal yang opi
ga pernah ketahui, salah dalam mungkin opi jadi lebih nakal ataupun dan lain sebagainya?

Sofia: Ngga ngga

Andre: Berarti tetep kekontrol ya?

Sofia: Iya. Ga sampe nakal, paling Cuma kerumah temen, nenangin diri juga ke masjid,
kayak cuma butuh diem aja

Andre: Kalau boleh tau berapa lama ya biasanya?

Sofia: Sehari doang, soalnya kalau abis itu sorenya langsung ditelfonin, pulang kapan

Andre: Ooh

Andre: Nah tadi kan udah ya berkaitan dengan keluarga , kepribadian trus yang opi ketahui
dari permasalahan tadi ni penyebab paling utama nya apa

Sofia: Keluaga?

Andre: Iya

Sofia: Pekerjaan si,jadi mamah bapa opi ikan guru kan. Di sekolah punya almarhum kakek
opi. Nah adik-adik mamah opi tu ga rela, bukan ga rela si, kayak ga pengen mamah opi
ngurusin sekolah itu sendirian tau berdua doang sama bapa opi, jadi istilahnya bikin masalah
di sekolah,, jadi mamah sama bapa opi yang berantem dirumah.

Andre: Tapi Ketika itu juga kayak lebih menyalahkan ke anak, atau permasalahannya orang
tua opi aja?

Sofia: Masalah orang tua aja si

Andre: Maksudnya ketika masalah itu terjadi anak dilibatkan ga?

Sofia: Ngga

Andre: Tapi mereka Ketika beres itu jug apa yang dilakukan untuk anaknya? Atau yaudah
masing2 aja

Sofia: Kalau mamah diem dikamar, kalau bapa si paling yang udah gausah nangis, terus
gausah minta maaf. Cuman berulang-ulang, kita anaknya cape

Andre: Berarti perjalannyan udh cukup lama

Sofia: Iya dari kecil

Andre: Oh dari kecil. Kira2 solusi yang ka opi punya dan pikirkan dari kedua hal itu apa?

Sofia: Harusnya gausah mikirin sekolah mungkin, biar masalahnya kan cuman disitu ,
berantemnya cuman gara2 sekolah , mungkin kalau udah sama2 ga ngurusuin sekolah itu,
atau pindah tempat kerja,, atau mungkin yaudah gaussah ngapa2 in semuanya dirumah
ngurusin anak. Mungkin seengganya baik2 aja.

Andre: Tapi ada ga satu hal dari segi komunikasi maupun social yang mempengaruhi ka opi
sekarang, misal opi sama orang jadia susah ngomong

Sofia: Ngga si, opi justru opi kalau ke temen tu lebih atau orang baru jauh lebih bisa
ngomong, ga kayak dirumah, mesti lebih terbuka juga sama temen. Cuman ga ngaruh sama
opi, ngaruhnya orang2 dirumah aja, cuman lebih ke diem ke mamah atau bapa karna masalah

Andre: Berarti lebih bisa mengutarakan perasaannya ke temen gitu ya?

Sofia: Tapi kadang ke temen ga cerita abis berantem gitu ya

Andre: Pasti pas ka opi lagi sedih gitu, yang diceritakan nya ke temen ya

Sofia: Iya

Andre: Tapi Ketika ka opi diem itu ada ga ka opi yg pikirkan sekilas, kenaapa si gua jadi
diem gini dirumah, padahal kan gua harusnya gini gini gini, apa si yang harus gua lakuin

Sofia: Ga si, kalau lagi diem yaudah berarti itu pilihan opi, gitu si

Andre: Tapi kalau dari orang tua sendiri, dipermasalahkan ga tentang sikap opi ini?

Sofia: Hmm kadang dipermasalahin si, kadang mikirnya opi terlalu mikirin hal2 begitu,
harusnya biarin urusan mamah dan bapak, tapi kan gabisa karna mereka berantemnya opi tau.
Ga mungkin opi ga ngerasain atau ga ada dampaknya ke diri opi

Andre: Berarti yang bisa opi lakukan sebagai anak gimana

Sofia: Harusnya atau yang udah opi lakuin selama ini?

Andre: Iya yang harusnya dan yang udah opi lakuin selama ini

Sofia: Yang opi lakuin kan kalau mereka berantem opi ikutan mempekeruh kali ya, bukan
mempekeruh kali ya, sebenernya pengen melerai, jatuhnya tapi mempekeruh, harusnya lebih
tenang si

Andre: Oke, kita beralih ke pengalaman ya, boleh certain ga pengala,man paling buruk opi,
apa dampaknhya kepada opi, tereus apda usia berapa opi mengalami itu

Sofia: Itu si pas pacaran itu, tapi itu hal paling buruk , soalnya selama ini opi selama ini
nahan2 ga pacaran itu, terus pas bagian pacaran itu ternyata gagal dan salah jalan lagi. Jadi
opi ngerasanya aduh udah salah jalan banget ini kayak buruk aja buat diri opi.

Andre: Dari pengalaman itu ada insight ga dari yang ka opi jalanin, dan yang ka opi pegang
sampe sekarang

Sofia: Maksudnya gimana?


Andre: Insight tu kayak hikmah

Sofia: Ooh, hikmahnya ya opi jauh lebih belajar agama si, lebih bisa melawan hawa nafsu
diri sendiri udah itu aja paling , lebih dewasa juga kadang, dan lebih bisa ngingetin ke temen
juga kyaka udah gausah terlalu focus dengna hal2 begitu, masih jauh ko kecualia da hal2
yang serius2

Andre: Tapi dari pengalaman itu ka opi kayak merasa gua kayaknya harus punya track record
baru, maksdunya jangan sampe pengalamn itu terulang, pernah ga berpikir kayak gitu?

Sofia: Iya sih

Andre: Kira2 sampe saat ini ka opi udh ngelakuin?

Sofia: Belum

Andre: Berarti masih kayak dampak pengalaman lama ada di diri opi bayang bayang gitu ya?

Sofia: Kayaknya masih ada pengaruh dari orang tua berantem itu juga si menurut opi jadi
nyampur gitu loh, karena kan opi punya hubungan gagal ni, Nah trus orang tua opi kayak
gitu, jadi ke opinya gitu deh, kebayang kan ya

Andre: Selain orang tua kira2 ada ga support system yang bisa ngembangin diri opi? Opi
pesantren nih punya guru kan pasti, kira2 support system yang bisa ngembangin diri opi gitu

Sofia: Sejauh ini blm ada si,

Andre: Belum ada ya

Sofia: Iya

Andre: Tapi pernah punya opsi buat cari support sytem itu ga?

Sofia: Pernah, tapi belum ketemu aja

Andre: Dengan cara apa kalau boleh tau?

Sofia: sebeneanrya ga nyari sih, lebih nunggu gitu aja jadinya, yaudah kayak datang ga
dating,ga mikirin harus nyari support system gitu. Waalaupun tau buth, tapi ga nyari

Andre: Alesannya kenapa tu ga nyari?

Sofia: Karna yaudah mikirnya udah nyaman kok sama hidup yang sekarang , walaupun
gabaik2 aja, cuman nyaman aja gitu, dibilangn nyaman ga jga sih ya gitu deh

Andre: Nyamannya ga si gimana tu makdsunya apakah ada rasa spesifik nya masih ada rasa
cemas dikit atau gimana gitu

Sofia: Iya si cemas, karna masalah pacaran bikin cemas pacarana, masalah di penyakit itu
juga bikin cemasnya ngapa2in, jadi dibilang sebenrany opi butuh tapi kayak ada yg nahan
opi buat gausah deh support system gausah, soalnya opi mikrinya support system itu
pasangan cuman opi belum siap belum itu, mangkanya opi ga mikir support system karna
opi belum siap punya pasangan

Andre: Dalam pengertian pasangan yang ka opi maksud disini seumur hidup kah?

Sofia: Iya sih

Andre: Berarti sekarang dah punya rencana pacaran kayak dulu itu jangan sampai dilakukan
lagi gitu ya?

Sofia: Ya ga dilakukan ga dilakukan cuman emang belum ketemu aja,

Andre: Berarti emang ga saklek harus langsung nikah?

Sofia: Tapi kalau bisa si iya, tapi kalau misalnya ada yang pasa ngajakin pacaran bisa aja
nerima Namanya kan manusia kan

Andre: Berari kan udah yang ka opi jelasin ya, trus kalau boleh tau kapan si terakhir kali
berpikir dan bereaksi cemas itu

Sofia: Tadi malam tadi pagi opi masih cemas sih,

Andre: Berari itu berkeanjutan

Sofia: Cemas yang sekarnag ini karna sakit itu

Andre: Berarti yang dulu itu masih dikit?

Sofia: Kalau pacaran ga teralu. Kalau sekaarang lebih ke sakit si

Andre: Itu bulan lalu ya

Sofia: Dari maret , dua bulan berarti sampe sekarang

Andre: Kalau boleh tau bisa ga gambarain ayka persaan suara2 atau bayangan imajinasi
Ketika yang opi rasain Ketika cemas itu?

Sofia: Pasti kalau bayangan yang keinget pas waktu sakit kayak gaenak, soalnya sakitnya tuh
bukan kayak orang ketusuk, apa gimana ngga, sakitnya biasa aja cuman dia bikin sesak nafas
itu bikin ga nyaman. Nah ganyaman itu yang terus ngulang diotak jadi bukan mikirin
sakitnya, justru sakitnya udah lupa cuman yang keinget nya itu ga nyaman ga nyaman ga
Nyaman, ganyaman dibadannya kayak sesek, dibilang sesek normal2 aja , dipikirannya
ganyaman gitu

Andre: Ga nyaman tu karena hal itu kan sering kambuh atau gimana gitu?

Sofia: Sebenernya ngga, cuman kayak mikir aduh harus hidup sehat, soalnya dia gabsisa
sembuh kecuali kita yang ngerrubah pola hidup, harus ngerubah pola makan, minum.
Gaboleh makan ini makan itu dan tu bikin otak mikir dan gabisa bebas ga nyaman.

Andre: Tapi mungkin pantangannya itu ganyamanin


Sofia: Iyaa

Andre: Kan tadi udah ya pemicunya dari makanan, selain dari makanan ada ga?

Sofia: Stress juga ngaruh, kurang tidur

Andre: Mikirnn banyak hal atau satu focus?

Sofia: Kaalau fokus satu misalkan focus kuliah itu justru mlah lupa, tapi kalau mislanya
orang tua lagi berantem, lagi kepengen pinya pacaran tapi ga punya pacar, kepikir lagi ingeet
yang masalah2 lalu, karna bayak numpuk ni stress kan tuh lalu kambuh lah, kanbuhnya ga
sampe sesak nafas cuman panik aja aduh kayaknya aga enak ni badan. Padahal sebenarny
gapapa.

Andre: Berarti kepikirannya bercabang ya? Tu sampe sekarang masih ada ga?

Sofia: Masih

Andre: Terjadinya pada saat waktu kapan? Atau ga tentu?

Sofia: Ga tentu si. Jadi. Intinya harus tetep Bahagia mulu, kalau udah galau tuh udah kambuh.
kambuhnya ga sampe rumah sakit, mending lah

Andre: Kira2 dari pikiran ka opi tau penyebabnya apa si?

Sofia: Sakit itu ?

Andre: Ngga pikiran yang bayang bayangi pikiran itu?

Sofia: Trauma kayaknya

Andre: Tapi dalam hal selain keluarga ada ga factor yang mempengaruhi itu selain pacaran
dan keluarga

Sofia: Kayaknya ngga

Andre: Gejalamya paling lama tu berapa kali?

Sofia: Ga tentu

Andre: Paling sering? Berapa lama?

Sofia: Iya, sehari pernah, soalnya kalau udah kambuh sekarang tuh ngaruhnya bukan ke
saktinya. Tapi kekehidupannya kesehaarianya bingung mau ngapain nah itu paling sehari dua
hari pernah sih paling lama 3 hari.

Andre: Dalam 3 hari itu bingung?

Sofia: Kayak mkirin aduh sakit sakit sakit

Andre: Terus kalau dari selain itu pernah ada perubahan gejala ga?
Sofia: Ngga si

Andre: Nah terus kalau misalkan ni ka opi udah tau gejalanya sakit opi dsb, terus
permasalahan keluarga , permasalahan pacaran sama pikiran bercabang tadi, kira2 dari situ ka
opi bisa membuat sebuah pola pikir yang sepeti apa nantinya supaya itu tu gaterjadi lagi

Sofia: Belum

Andre: Yaudah, kira-kira itu aja mungkin opi, karena waktunya sudah 45 menit/habis kita
intinya dari tadi yang udah opi jelasin atau utarakan setiap orang punya permasalahan,
disetiap peramsalahan ada jalan keluarnya ,tinggal bagaimana cara memandang usaha bisa aja
permasalahan itu. Kalau kita bergerak insyaa alaha ada solusinsa kalau ga bergerak gimana
kan ,intinya pelan2 dalam kehdiupan opi harus lebih relaks lebih nyaman dan mensugestikan
sehat dan harus leih deket juga dengan tuhan agar kita lebih baik lagi, oke mungkin itu aja ya
opi ada yang ingin disampaikan lagi ga?

Sofia: Udah kayaknya

Andre: Kalau ga ada lagi mungkin kita akhiri sesi konseling pada sore hari ini semoga dari
sesi ini biar lebih energic dann powerful lagi buat opi dan kita semua, tadi kan udah ya
kontrak pertama, sesi kedua nanti antara hari senin atau selasa, mungkin nanti dikabarin lagi
ya, untuk jamnya dan tempatnya gitu. Oke nanti itu kita akan diumunmin terlebih
dahulu,mohon maaf banget dari saya ada salah kata . Semangat terus dan jangan lupa untuk
berifkir positif dan melakukan positif terimaksaih, bilafisbailiihaq fastabiqul khoirot
wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Verbatim sesi 2

Andre: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sofia: Waaalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh

Andre: Selamat siang ka opi

Sofia: Iya selamat siang

Andre: Kembali lagi bertemu bersama saya, dimana kita kan kemarin udah sama sama
sepakat ya buat ngelanjutin sesi pertama kemarin, tapi mhon maaf banget karna kemarin ada
kendala, mungkin jadi banyak re-schedule nya gitu. Jadi harus sekarang untuk melanjutkan
sesi kedua atau akhir.

Sofia: Iya

Andre: Sebelumnya saya ingin menyampaikan terlebih dahulu, disesi kali ini ada beberapa
sesi, yang pertama itu kita akan mereview ulang kemarin dari hasil kesimpulan kemarin dari
apa yang udah ka opi ceritakan berdasarkan dari hasil analisis saya lalu disimpulkan apa yang
terjadi, lalu yang kedua saya juga nanti akan memberikan beberapa teknik terkait
permasalahan ka opi,nanti juga ada brainstorming lalu yang ketiga ada penutup, mungkin itu.
Nah gimana kabarnya ka opi sekarang?

Sofia: Alhamdulillah baik

Andre: Kemarin baru ujian atau gimana

Sofia: Kemarin? Kapan?

Andre: Eh sekarang maksdunya

Sofia: Sekarang belum ujian masih belajar biasa

Andre: Saya akan mereview ulang pertemuan kemarin ya, jadi ka opi itu kan yang udah
dijelasin sama ka opi bahwasanya banyak hal2 yang membuat ka opi cemas dari segi
kekhawatiran, dari segi aktifitas Ketika ingin melakukan sesuatu. Nah jadi ada beberapa poin
yang ingin saya sampaikan, yang kemarin ka opi sampaikan bahwasanya ada tiga poin yang
menjadi permasalahan umum. Yang pertama itu dari keluarga, dari segi pola didik dan cara
yang membuat ka opi merasa konsep dirinya atau identitas dirinya dan penghargaan dirinya
kurang. Dan juga dalam teori maslow psikologi yang dicetus oleh maslow ada tingkatan
daalam seseorang itu, yang pertama kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman,
kebutuhan rasa social, yang keempat rasa penghragan diri yang kelima rasa aktualisasi diri.
Nah jadi kebutuhan itu harus diisi atau dipenuhi oleh semua makhluk indivdiu, kalau
kebutuhan itu ga diisi maka akan ada suatu hal yang aneh ,atau aktifitas itu menjadi berbeda,
dan ada sedikit simtom atau penyimpangan2 yang membuat diri kita tu tidak berdaya, maka
dari itiu dalam hasil analisis saya ka opi mengalami anxiety atau kecemasan, kalau anxiety itu
kan banyak ya ada anxiety disorder, ada yang lain, tapi yang berdasarkan hasil analisis saya
ka opi mengalami anxiety general. Nah tadi kan udah yang pertama keluarga, yang kedua itu
masa lalu, dimana masa lalu ini ga terlalu berpengaruh kalau berdasarkan pengamatan dan
hasil analisis saya , lalu yang ketiga pikiran, Kan ada tiga yang selalu ka opi berpikir pengen
punya pasangan tapi gada pasangan, tapi terhambat kayak ada yang nahan . Nah itu kayak
rasa kebutuhan ka opi harus dipenuhi tapi memang karna tujuan ka opi udah bulet kayak
harus lebih baik lagi ,mangkanya ngerasa kayak gitu, in syaa allah saya akan ngasih Teknik
cbt, sebelumnya saya ingin nanya dulu ka opi. Kan ka opi punya sakit gerd ya, nah apa si
yang ka opi pikirkan Ketika ka opi dimarahin orang tua, menurut ka opi dalam memarahi itu
salah ga?

Sofia: Kadang salah kadang bener, ada beberapa hal yang memang harus marah ada beberapa
hal kayaknya ga perlu marah.

Andre: Oke, kalau misalkan ni kita diskusi aja, kalau misalkan saya punya bapa mungkin
pemarah, ibunya sabar, dan anaknya ini punya cenderung sikap yang temperamen, Ketika ada
permasalahan dalam keluarga ayah dan ibunya, anaknya ini pengen ayah dan ibunya akur,
tapi disisi lain Ketika ada permasalahn satu dihantam dengan permasalahn tiga dan lain
sebaaiagainya, itu tidak mungkin diselesaikan secara sekaligus , jadi harus satu persatu, maka
dari itu bakal ada pengaruh terhdap cara dia berkomunikasi ke orang lain, keluarga,
temannya, anaknya, menurut ka opi dari kasus tadi, kira2 bagaimana si orang tuanya
berantem , dan anaknya pengen tetapi gabisa, selain itu juga anaknya itu merasa kurang
dikasih sayangi, ayah selalu marah dan mengerti dia, tapi dia tetep sekolah, tempat tinggal,
makanan, rasa aman, dan social. Kira2 menurut ka opi pola hubungannya kayak gimana?

Sofia: Makasudnya anaknya harus bagaimana gitu?

Andre: Pola hubungannya baik atau buruk gitu?

Sofia: Buruk lah,

Andre: Boleh dijelasin ga buruknya kayak gimana?

Sofia: Karna sama-sama gabisa saling mengerti, yang si bapanya gamau ngertiin anaknya,
mungkin anaknya gausah dimarahain, tapi diomongin pelan-pelan tapi orang tuanya
pengennya marah2 mulu, dan siaanaknya gabsa ngertiin ayahnya, ayahnya marah karna
gabisa anaknya jadu apa yang ayah harapkan. Jadi kuncinya karena dua2nya saama saling ga
ngerti, jadi pola hidupnya salah.

Andre: Kira2 dari kasus itu ada makna ga, apa si yang diinginkan oleh allah dari keluarga itu,
karna kan setiap keluarga itu dikasih ibu dan bapa dengan sifat dan paket yang lengkap, dan
anaknya tapi kayak bentrok, kira2 menurut ka opi apa yang diinginkan allah dari kejadian
itu?

Sofia: Belum bisa nebak sih

Andre: Menurut ka opi aja, gapapa boleh positif negative

Sofia: Mungkin hikmahnya allah pengennya belajar buat sama2 menuhin apa yang
keluarganya harapkan mungkin, anaknya harusnya lebih bsersykur aja ,walaupun suka
marah2 tapi berkecukupan, intinya sama2 saling menerima aja biar makin bersyukur.

Andre: Ok baik, kesimpulannuya bisa saling menghargai, menerima apa adanya

Sofia: Iya

Andre: Kitaa balik lagi ya ke permasalahan ka opi kemarin, dengan beberapaa kekehawatiran
ka opi, kira2 nih bagaimana si ka opi kayak memmbuat sebuah benang merah terkait hal itu,
kira2 titik permasalahannya dimana, kayak sering cemas padahal ga sakit, kira2 dimana?

Sofia: Mungkin kayak ga percaya sama apa yang Allah tentuin, mangkanya kayak cemas
mulu, pdahal kan kita tinggal ngelakuin aja apa yang bener gitu. udah dikasih jalannya, tapi
karena kita ga percaya sama hasil apa yang allah kasih, jadinya kayak cemas kurang gitu

Andre: Oke,selanjutanya kita kan dalam pola hubungan dengan siapapun dengan
permsasalahan yang ada, pasti kita diberi sebuah permasalahan yang ga kita sangka2, kayak
ka opi kemarin ka opi pacaran misalkan trus putus, tapi disitu tu ka opi nyadar bisa berfikir
terbuka bahwasanya ini jalan yang Tuhan beri kalau kita agar lebih baik lagi, kira2 kalau kita
mencemaskan suatu hal yang belum kita ketahui itu salah ga?
Sofia: Ya salah , ngga salah sih kalau yang salah itu berlebihan, karena kalau orang itu ga
cemas itu orang gamikirin kedepannya mau ngapain ,jadi kalau cemasnya aja sewajarnya aja
ga salah, tapi kalau cemas berlebihan itu masalah

Andre: Dari permasalahan yang kemarin, coba deh ka opi refleksikan dan evaluasi
identifikasikan pemikiran yang negative yang membuat ka opi cemas sampe sekarang,
walaupun ga terlalu, kira2 apa?

Sofia: Pemikiran negative?

Andre: Iya yang membuat ka opi merasa cemas padahal udah sembuh

Sofia: Ya itu paling yang sakit gerd itu doang, kalau ngerasa sakit perut dikit aduh jangan2
kambuh nih, akhir2 ini yang bikin cemas itu aja

Andre: Yang itu aja tu yang mana tuh?

Sofia: Yang tadi tuh yang gerd itu , karna takut kambuh , gamau ngerasa sakit itu lagi, gitu.
Jadi kayak selalu ngehambat juga si , susah ngapa2in

Andre: Oke. Ibaratnya kita tu kayak pemain bola udah jago banget udah keluar, tapi saat itu
jga dia cedera dan tidak main lagi, seperti itu?

Sofia: Iya

Andre: Tapi Ketika , saya contohkan valentino rossi ya, valentino rossi itu kan pembalap
motor, dan dia seakang udah pensiun dan udah punya sekolah motor. Karna mungkin karena
factor pertama umur dan kedua badan juga tidak menudkung sakit, tapi disi lain dengan hal
situasi yang terjadi ketidakenakan ketidaknyamanan, kayak mungking gabisa main balap lagi.
kayak terhambat hidupnya gitu tuh. Tapi dia mau gitu buat bangkit dari ketidaknyamanannya
itu untuk membuat karya yang baik algi untuk membuat sekolah balap motor, bagaimana si
menurut pandangan ka opi, Ketika seorang yang punya sutau hambatan gimana cara berpikir
ka opi dari kehambatan itu untuk tidak terus menghantui ka opi, Yaudah kita emang diberi
kayak gini tapi gimana caranya supaya apa yang dikasih ke kita biar ga selalu kita pikirkan,ga
kita jadikan suatu keluhan,atapun penyesalahm aduh gini ya gitu ya, gimana caranya?

Sofia: Harus banyak kegiatan si menurut opi, biar ga ada waktu buat mikirin sakit-sakit yang
kayak kemarin itu, karna semakin banyak kegiatan seiring waktu bisa lupa.

Andre: Oke, iya baik, terus sekarang misalkan dari beberapa kegiatan itu tuh mungkin ada
sesuatu yang ga ka opi itu terulang lagi

Sofia: Gimana gimana?

Andre: Dari beberapa kegiatan tapi satu kegiatan membuat ka opi inget lagi dengan keadaan
yang ada, dan apa yang ka opi lakukan daalam beberapa hari . missal dalam sehari harus
kayak gini dalam dua hari harus kayak gini, ibaratnya ada tahapannya gitu, gimana cara ka
opi untuk memandangn itu , apakah langsung yadah bodo amat, atau kayak kita proses
Sofia: Ya kita sedih dulu si, proses dulu, misalnya habis diputusin galau dulu aja, nanti pasti
kita bisa bangkit kok, walaupun nanti bakal inget lagi pastinya, tapi berusaha buat nerima dlu
aja, karna kan gabakal bisa lupa 100% , suatu saat bakal inget lagi, bakal ngerasa ga enak
lagi, , nah berarti kuncinya harus bisa nerima dlu

Andre: Oke baik, menurut ka opi harus bisa nerima dulu ya

Sofia: Iya

Andre: Menurut ka opi pemikiran yang kayak harus dihindarkan dalam sehari2 itu
pemikirannya yang kayak gimana?

Sofia: Mikir yang dulu2 sih, mikirn hal2 yang ga enak di masa lalu, kayaknya ga perlu, karna
bakal muter terus disitu,pusing disitu dan gabakal buat maju, susah.

Andre: Ada ga hal yang bakal ka opi lakuin ke depannya buat ngerubah dan
merekonstruksikan pemikiran yang masa lalu, ada ga hal baru secra konkret yang ka opi
rencanakan sekarang buat kedepannya?

Sofia: Hmm belum

Andre: Nah tadi udah mengidentifikasikan pemikirannya, sekarang kira2 dari permasalahan
yang ada, ka opi sanggup atau ga menantang diri ka opi, ibarantya kita keluar dari.. kan ada
buletan nih buletan peratama buletan kedua,ketiga, kalau ktia berada di buletan petama itu
artinya kita stag disitu tapi kalau kita berani ni berani mengseksplor , kita jadi orang yang
better, nah kira2 gimana apakah ka opi sanggup melakukan hal itu

Sofia: Harus

Andre: Dengan cara?

Sofia: Yaa berani, jangan mau disitu terus, harus mau maju, ibaratnya kayak jangan mau
dimakan sama si penyakit itu, ayo bangkit.

Andre: Oke, nah pasti kan dalam penyakit gerd itu kayak ada pemikrian kayak pengen
meninggal, kenapa si terhambat, kira2 dari sitiu tu perunahan pemikiranya gimana, misalkan
contoh pemikiran yang dulu aku takut dengan hal ini, aku cemas maknan ni makan ini, kira2
apa ya yang salah dengan saya, pemikiran baru apa yang ka opi punya biar tidak mikirin itu?

Sofia: Mungkin ini buat mencegah juga ya biar ga kejadian karena kan emang kalau penyakit
lambung terus gitu gabakal bisa sembuh, mungkin cara berubahna itu makanan apapun yang
gabisa dimakan gausah diinget inget apapun yang dilakuin sekarng biar kehidupan yang lebih
baik, bukan menghindari penyakitnya, tapi buat hidupnya lebih baik aja

Andre: Oke , dari penjelasan ka opi tadi bahwasanaya apa yang kita dapat itu bukan berarti
sebuah ancaman gitu ya, ibaratnya yaudah Ketika kita dapat satu situasi yang tidak nyaman
kita harus nerima dlu gitu . Selain itu ada ga pemikiran yang lain?

Sofia: Paling itu aja si sejauh ini


Andre: Tadi pikiran yang tidak irasionalnya itu ya kak ya takut , kayak gamasuk akal nih
semenjeak sakit gerd

Sofia: Kayaknya lebih takut aja sih mau makan ini takut, kesini takut, jalan2 takut, masuk
angin, permasalahannya si hanya di takut takut si penyakitnya kambuh lagi, mangkanya
ngehindarin hal2 yang bikin dia kambuh padahal sebenarnya udah bisa bisa aja makan
apapun itu cuman karna takutnya itu jadi susah.

Andre: Oke, selanjutnya dalma hal ini pastikan ada alternaltif ya opsi2 buat kita lebih baik
lagi,kita bisa menghindari kayak toxic2 dari pikiran, kira2 apa yang bakal… apa ya kira2 nih
saya kasih pandangan ini ya, Ketika ka opi mengalami hal ini dan ka opi masuk ke circle
yang lebih baik, dalam aspek spiritual kita bisa lebih belajar agama lagi, dalam aspek social
kita bisa bergabung di komunitas atau warga setempat bisa bersapa , tersenyum dan lain
sebagainya, ada ga yang ka opi pikirin buat perubahan ke depan strategi ke depan yang ka opi
akan lakukan

Sofia: Ke depannya?

Andre: Iya alternatif ataupun opsi yang kayak ..

Sofia: Mungkin kedepanya harus mudah bersosialisasi lagi sama temen2, harus banyak sering
ngobrol biar mungkin biar ingetannya si penyakitnya biar ilang karna pikirannya sibuk samaa
pikiran yang lain, harus banyak ketawa biar lebih happy. Terus udah si paling itu ajaa

Andre: Baik , saya menerima apa yang ka opi pikirkan, nah saya mungkin akan memberikan
sedikit tambahan bahwasanya yang udah saya jelasin konsep teori kebutuhan, kita harus bisa
memberikan hadiah kepada diri Ketika kita gagal atau berada pada di sitausi tidak nyaman,
kenapa si kita harus memberi hadiah keapda diri, kenapa kalau menurut ka opi?

Sofia: Katanya kalau kita ngasih hadiah tuh bentuk cinta kita kepada diri sendiri

Andre: Oke, nah saya sambungkan apa yang ka opi katakan itu dinamakan self-love dalam
psikologi. Menurut ka opi dampak self-love itu bakal berpengaruh ga ke diri ka opi?

Sofia: Pengaruh si, pasti

Andre: Kalau kita lebih menghargai diri kita ni, maksundya bukan kita kayak meninggikan
diri tapi kayak lebih yaudah diri kita seperti ini kita mau ini kedepannya, kira2 gimana tu dari
sisi konsep itu?

Sofia: Gimana-gimana?

Andre: Maksudnya apakah ada sesuatu kaitannya dengan permaslahan ka opi gitu, dari situ tu
apa yang akan dilakuin?

Sofia: Mungkin ada hubunganna karena sejauh ini udah berjuang, mau bertahan, mungkin
bisa aja misalnya mau kalah dari penyakitnya bisa aja kalah, Tapi karna ayo bertahan yuk ,
karena msih punya harapan, masih banyak yang mau dilakuin jadi kayak semngat juga kan.
yok sembuh pasti sembuh kok, gituu

Andre: Baik , lalu kita ke tahap berikutnya ya

Sofia: Iya

Andre: Nanti bakal ada video, mungkin ka opi bisa simak video singkat, nanti setelah bvideo
pertama ka opi bisa memberikan insight atau pun maknanya diballik video itu ya.

Andre: Dari video yang tadi udah ditayangin, apa yang dapat ka opi ambil

Sofia: Hikmahnya atau ceritanya?

Andre: Boleh dua duanya

Sofia: Intinya ada orang yang hampir kalah dari keadaan, terus dia coba bangkit buat
memperbaiki hidupnya, gamau terus terusan dalam hal yang buruk, udah itu aja paling.

Andre: Kalau hikmahnya gimana?

Sofia: Hikmahnya ya itu, harus mau lihat ke depan ,jangan terus terusan mau kebawa
peraasaan aduh galau ni, aduh sedih gitu diomongin orang2 terus akhirnya kita malah berlarut
dalam hal itu , harusnya kita maju aja ke depan

Andre: Baik itu pemahaman yang ka opi sampaikan, kita harus bangkit dari keadaan apapun
itu. Saya punya cerita ni, kisah nyata ya , dimana ada seorang ibu, saya gamau menyebutkan
inisialnya karna kode etik,a da seorang ibu dia punya 6 orang anak dan suaminya meninggal,
dan dari beberpa anak in punya masalah, ada yang anaknya ini kabur dari rumah ga pulang2
lagi,ada yang anaknya ini tidak pernah kerumah renggang gitu lah hubungannya ga akur, ada
yang anaknya ini bener2 gamau ngapain, kalauu bahasa sundanya hardolin ya, ada yang
anaknya satu lagi bener2 sukses punya rumah besar punya took dan lain sebagainya, terus
satu lagi anaknya biasa biasa aja, tapi saya sangat mengapresisasi wah gitu, tergetar hati,
tertampar hati , seorang ibu yang punya ibaratnya tuh superman lah, bener2 kayak sanggup
menghadapi keadaan seperti itu, sama halnya dengna temen2 kita atau siapa yang akan
menjadi seorang ibu, karakter itu pasti ada pada diri perempuan tapi sesuai dengan versi
dirinya masing2, saya merasa wah seorang ibu yang bener2 kuat mampu menghadapi
masalah yang besar, dari sini kita bisa mengambil sebuah benang merah ya,dalam hidup ini
gabisa kita tebak

Sofia: Ya betul

Andre: Disitu ada yang dinamakan konsep resiliensi diri , mampu ga ketahanan mental kita
berbagai situasi yang ada, mjungkin dari sini ka opi bisa merencanakan ni untuk ke depannya
gitu, kita komitmenkan aja sepakati aja buat kedepannya yang akan dilakuin untuk
perubahan2 nanti kayka gimana aja, ada ga satu hal yang ka opi samapaikan dari pesan kesan
video tadi?
Sofia: Hmm apa ya mungkin,harus mau mencoba suatu gitu, walaupun belum tentu bakal
disukai sama orang ,apapun yang kita lakuin tapi jangan pertama kalau ngelakuin sesuatu itu
jangan buat orang lain, tapi buat diri kita dulu, kenapa ? karena biar waktu kita ngelakuin itu
dan orang lain gasuka, itu kita ga terpengaruh, karna kalau misalkan kita ngelakuin sesuatu
dan buat orang lain nanti jatuhnya waktu orang lain gasuka sam akita kita bakaln galau, stag
disiru bakal gabisa ngapa2in ke depannya, bakal susah majunya. Jadi mungkin kalau
ngelakuin apapun tuh harus buat diri sendiri dulu

Andre: Oke baik, saya apresiasi dengna pemahaman yang ka opi sampaikan, ka opi juga udah
mengenali peramalasahannya, punya nih pola pikir dan langkahnya ke depannya, mungkin
sekarang saya akan ngasih Teknik satu tapi nanti mungkin bisa ka opi apliaksikan dalam
kehidupan sehari-hari, mngkin ka opi juga udah familiar dengan Teknik ini, relaksasi
pernapasan. Mungkin sekarang ka opi sekarang bisa duduk tegak tapi relaks aja, kalau udah
Tarik napas yang dalam2 hitung selama 4 detik, lalu hembuskan perlahan2 hitungan pelan2 8
detik, kalau bisa mata terpejam

Sofia: Gabisa kalau merem susah hehe

Andre: Gapapa relaks aja senyamannya aja, ulangi terus ya. Tarik napas dalam2 sambil
memikirkan hal2 yang ka opi akan lakukan untuk kenaikan diri ka opi, seakan akan
dinginnnya aliran udara yang masuk ke dalam hidung kita yang dikasih tuhan , nah udah
setelah beberapa kali lakukan, itu mungkin akan menajdai sebuah tips ya Ketika ka opi
menghadapi sebuah kecemasan, mungkin ka opi bisa mengenali lagi factor kecemasannya
dimana, mungkin di sesi berikutnya kita akan evauasi ya

Sofia: Iya

Andre: Sejauh ini apakah masalah yang ka opi hadapi apa berkurang atau hilang

Sofia: Berkurang aja, belum hilang

Andre: Kalau boleh tau tingkatan berkurangnya dari 1-10?

Sofia: 5

Andre: Masih ada ga perasaan yang menimbulkan cemas, sekarang?

Sofia: Kalau sekarang si ngga, lagi sendiri si biasaanya

Andre: Terakhir , apakah ka opi udah punya rencana kedepannya dengan baik untuk
mengubah semua ini?

Sofia: In syaa allah udah ada

Andre:Boleh dijelasin ga secara singkat

Sofia: Ke depannya mungkin bakalan lebih banyak kegiatan dari bangun tidur sampe mau
tidur lagi, mau sering juga olahraga, jaga pola makan, tidur teratur, dah si itu aja paling
Andre: Oke kita sepakati ya ka opi, dari yang udah direncanakan gitu kan mungkin saya akan
memberikan tambahan gitu ya bahwasanya dengan kita menceritakan itu merupakan salah
satu cara mengurangi tingkat stress. Jadi ka opi ini ga sendiri, terserah ka opi lah sesuai
versinya masing2, mungkin bisa berdoa, ketemen atau ke siapa itu bisa membuat diri ka opi
relaks lagi. Kita kan banyak ya bergabung dengan apa ya… ka opi kan pernah cerita ya kalau
lagi kesel berdiam diri dimasjid , mungkin juga bisa dengan cara itu dan lain sebagainya.
Mungkin nanti walaupun kita sampe disini, tetaep aja ka opi sendiri yang bisa merubahnya,
karna yang bsa meurbah bukan saya. Tapi gimana cara ka opi , dan gimana buat memandang
kehidupan ini. Sampai sejauh inia ada yang ingin disampaikan lagi ga?

Sofia: Udah si paling ituaja, makasih mungkin udah mau menerima cerita2, menerima curhat
mungkin itu aja

Andre: Okey saya simpulkan dari sesi pertama sampai terakhir ini, ka opi mengalami
sutaukecemasan dimana ekcemasan ini dari factor gerd, dam ka opi sekarang udah merasakan
lebih tenang, dan ounya rencana ke depannya dengan menerima dulu, mengakui dulu dan
meruba keadaannya lebih baik lagi.

Sofia: Iyaa

Andre: Oke mungkin itu aja kali ya dari sesi konseling kali ini

Sofia: Oke

Andre: Terimakasih juga kepada opi yang udah menyempatkan waktunya, semoga banyak
hari2 baik dan orang2 baik disekitar kita agar kita terus upgrade diri, intinya si terakhir
bahwasanya kita jangan pernah takut untuk sendiri,dan kita harus merasaakan dan mengakui
apa yang kita rasakan dan kita melihat ke.. jangan melihat ke atas tapi melihat kebawah,
Ketika kita mengalami permasalahan mungkin ada orang yang lebih bermasalah lagi. Itu bisa
membuat lebih bersyukur, mungkin itu aja, kurang lebihnya mohon maaf ya ka kalau ada kata
yang salah ataupun tersinggung. Mungkin kita tutup dengan doa kafaratul majelis …

Andre: Bilahi fisabililhaq fastabiqulkhairat wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sofia: Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh

Transkrip rekaman konseling:

Rekaman sesi 1: https://drive.google.com/file/d/1YZXTeATj3NyIXoHNk9GfOS-


gsFXuRwli/view?usp=sharing

Rekaman sesi 2:
https://drive.google.com/file/d/1V9pFl213jTVyU5_Q60QF8ZN_Dp2F9aKQ/view?
usp=sharing

Transkrip Informed Consent:


Dokumentasi:

Anda mungkin juga menyukai