Anda di halaman 1dari 36

Teknik

Konseling
Kesehatan Remaja

Astrid Wiratna
HP: 0811370147
Email: astridwiratna@yahoo.com
Konseling
Suatu hubungan dimana sedikitnya satu
diantara pihak-pihak yang terlibat
mempunyai maksud membantu pihak
lain untuk meningkatkan
perkembangan dirinya, kedewasaan,
kemampuan berfungsi dan
menghadapi hidup dengan lebih
baik.
Terjadi proses hubungan saling
membantu dan bekerja sama dalam
situasi tatap muka dan kedudukan
yang setara
Individual maupun kelompok
Konseling kesehatan
remaja

Konseling yang diberikan oleh konselor


kepada seorang klien remaja atau
kelompok remaja yang membutuhkan
teman bicara untuk mengenali dan
memecahkan masalahnya.

Materi percakapan konseling disesuaikan


dengan remaja, baik perkembangan fisik
maupun mentalnya.

Permasalahan remaja antara lain: masalah


gizi, pacaran, kesulitan belajar, kesehatan
reproduksi, HIV-AIDS, Infeksi Menular
Seksual (IMS), Infeksi Saluran Reproduksi
(ISR), Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD),
penyalahgunaan NAPZA.
Menjangkau remaja

Remaja membutuhkan seseorang yang


dapat dipercaya untuk merasa nyaman
dalam membicarakan masalahnya.

Media komunikasi saat ini seperti


hotline service, sms, internet,
facebook, twitter maupun Blackberry
Messenger dapat dijadikan sarana
untuk konsultasi dan edukasi. Dalam
rangka menjangkau remaja yang
membutuhkan bantuan, sebelum
mereka mau bertatap muka secara
langsung dengan konselor.
Tujuan
konseling kesehatan
remaja

Membantu remaja agar mampu memahami


masalahnya.

Memberikan informasi yang berkaitan dengan


masalahnya tanpa memihak dan informasi
tentang jangkauan kepda berbagai
sumberdaya/fasilitas kesehatan.

Mendorong remaja menemukan berbagai


alternatif penyelesaian masalah.

Membantu remaja untuk mengambil


keputusan sendiri dan melaksanakan
keputusannya serta bertanggung jawab
terhadap keputusannya.

Memberikan dukungan emosi, mengurangi


kekhawatiran dan penderitaan.
Komponen
Konseling kesehatan
remaja

3 komponen konseling kesehatan


remaja:
A: klien remaja
B: konselor
C: suasana/atmosfir konseling

Agar tujuan konseling dapat


tercapai, dibutuhkan
hubungan/kerjasama yang baik
antara klien remaja dan konselor,
serta didukung oleh
suasana/atmosfir konseling yang
positif.
Klien remaja

Semua remaja yang membutuhkan


bantuan untuk menyelesaikan
masalah-masalah terkait kesehatannya
baik fisik maupun psikososial.

Remaja adalah anggota masyarakat


kita yang kurang lebih berada dalam
kurun usia 12 s/d 20 tahun.
Konselor

Semua orang terlatih dalam membantu


memahami permasalahan yang dihadapi
orang lain, mengidentifikasi dan
mengembangkan alternatif pemecahan
masalah dan mampu membuat orang lain
tersebut mengambil keputusan atas
permasalahannya.

Konselor untuk remaja adalah konselor


yang memberikan konseling kepada
seorang remaja atau kelompok remaja.

Konselor di Puskesmas PKPR bisa berlatar


belakang pendidikan psikologi atau
petugas lain yang terlatih dan mempunyai
wawasan tentang kesehatan remaja.
Tugas konselor

Sebagai pendengar yang baik

Meningkatkan kewaspadaan remaja terhadap


informasi yang kurang bertanggung jawab

Meningkatkan pengetahuan remaja yang


berhubungan dengan kesehatan remaja

Menemukan sedini mungkin masalah kesehatan


yang dialami remaja

Membantu menyelesaikan masalah remaja


sesuai dengan kemampuan

Memberikan informasi/pengetahuan yang benar


tentang kesehatan remaja

Merujuk ke ahli yang terkait dengan masalah


remaja pada kasus di luar kemampuan
Syarat untuk jadi konselor

Mempunyai minat dan motivasi yang


kuat untuk menolong remaja

Memahami karakteristik tumbuh


kembang remaja

Memiliki wawasan yang luas dan


pengetahuan dalam bidang kesehatan

Mau menyediakan waktu untuk dekat


dengan remaja, termasuk di luar jam
kerja petugas kesehatan

Mampu memegang kode etik profesi


Kompetensi konselor

Kemampuan yang harus dikuasai


seorang konselor antara lain:

1.Pengetahuan: terutama yang


berkaitan dengan kesehatan remaja

2.Sikap-sikap: empati, kongruensi,


penerimaan tanpa syarat

3.Ketrampilan: mendengar aktif dan


komunikasi verbal maupun non verbal
PENGETAHUAN

Konselor harus mempunyai


pengetahuan mengenai karakteristik
remaja dan masalah-masalah kesehatan
yang remaja hadapi terutama terkait
dengan perilaku berisiko, antara lain
masalah gizi (anemia, kegemukan, gizi
kurang), pacaran, kesulitan belajar,
kesehatan reproduksi secara umum,
HIV-AIDS, Infeksi Menular Seksual
(IMS)/Infeksi Saluran Reproduksi (ISR),
Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD),
penyalahgunaan NAPZA, dll.

Konselor harus memahami bahasa,


selera dan gaya remaja.
SIKAP-SIKAP

EMPATI: Konselor harus mampu


memahami apa yang dirasakan oleh
klien remaja tetapi masih dapat
memisahkan perasaan itu dengan diri
sendiri.

Sikap empati ditunjukkan melalui:

Bisa memahami persepsi/kerangka


berpikir klien remajanya

Bisa membayangkan seandainya


konselor berada pada posisi klien
remaja dengan tetap menyadari
dirinya berbeda dengan klien tersebut.
SIKAP-SIKAP

KONGRUENSI: Konselor harus mampu


memahami dirinya sendiri dan bersikap
dewasa

Sikap kongruensi ditunjukkan melalui:

Kesesuaian antara apa yang dipikirkan,


dirasakan dan tindakannya

Menerima dirinya apa adanya

Mengerti keterbatasan diri sendiri


sehingga mampu merujuk ke pihak lain
yang lebih kompeten

Mampu mengendalikan emosi


SIKAP-SIKAP

KONGRUENSI (sambungan)

Mampu memecahkan masalahnya


sendiri

Memiliki tanggung jawab

Peka terhadap kepentingan orang lain

Luwes: mampu menyesuaikan diri


dengan orang lain
SIKAP-SIKAP

PENERIMAAN TANPA SYARAT: konselor harus


mampu menunjukkan respek terhadap nilai-
nilai yang dimiliki klien remaja dan dapat
menerimanya tanpa syarat.

Penerimaan tanpa syarat ditunjukkan melalui:

Tidak menghakimi atau mengadili klien


remaja maupun perilakunya secara sepihak

Tidak membedakan perlakuan kepada klien


remaja, baik berdasarkan jenis masalah yang
sedang dihadapi, jenis kelamin, umur,
tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi,
suku, ras, agama, orientasi seks maupun
pilihan pekerjaan yang tidak lazim seperti
pekerja seks dan lain-lain.
SIKAP-SIKAP

PENERIMAAN TANPA SYARAT


(sambungan)

Kesungguhan yang tidak dibuat-buat

Sabar

Mengerti keterbatasan dan


kemampuan klien remaja

Menyatakan bahwa klien remaja tidak


sendiri menghadapi masalah

Dapat dipercaya dan akan menyimpan


rahasia
KETERAMPILAN KONSELOR

MENDENGAR AKTIF: Bukan hanya sekedar


mendengar, melainkan juga memahami
dan mampu menyampaikan kembali apa
yang didengar.

Manfaat mendengar aktif:

Mencegah meningkatnya rasa marah


dan meredakan krisis

Menghentikan komunikasi yang salah,


seperti asumsi dan interpretasi yang
salah bisa dikoreksi

Membantu konselor mengingat apa yang


dikatakan
KETERAMPILAN KONSELOR

Manfaat mendengar aktif (sambungan)

Tidak akan mengganggu hubungan


baik antara konselor dan klien remaja
karena konselor tidak menggurui

Mengecek kembali apakah pesan yang


disampaikan oleh klien remaja sudah
ditangkap oleh konselor

Klien akan sangat menghargai bila


merasa didengarkan
KETERAMPILAN KONSELOR

TEKNIK-TEKNIK dalam MENDENGAR AKTIF

Ada 3 teknik untuk MENDENGAR AKTIF:

A. PARAFRASING (refleksi isi)


B. REFLEKSI PERASAAN
C. REFLEKSI MAKNA (gabungan antara
refleksi isi dan refleksi perasaan)
KETERAMPILAN KONSELOR

PARAFRASING (Refleksi isi)

Pernyataan konselor yang menyebutkan


esensi dari isi pesan klien remaja, yang
disampaikan dengan menggunakan kata-
kata konselor sendiri.

Tips parafrasing:

Ringkas

Merefleksikan esensi dari pesan yang


disampaikan oleh klien sesuai dengan
penangkapan konselor

Memfokuskan kepada isi


KETERAMPILAN KONSELOR

REFLEKSI PERASAAN

Pada refleksi perasaan konselor harus


bisa menangkap dan mengungkapkan
kembali isi perasaan yang dirasakan
oleh klien remaja, dalam bentuk kata-
kata yang diucapkan kembali oleh
konselor

Dengan merefleksikan perasaan, justru


membantu klien remaja untuk mencari
perasaan yang ada dibalik pesan
verbalnya
KETERAMPILAN KONSELOR

Tips refleksi perasaan:

Fokus pada kata-kata yang


menggambarkan perasaan

Perhatikan isi perasaan yang


terkandung dalam pesan klien remaja
tersebut

Amati bahasa tubuh saat klien remaja


mengungkapkan pesan/perasaannya

Tanyakan kepada diri sendiri:Bila saya


mengalami peristiwa tersebut, apa
yang akan saya rasakan?
KETERAMPILAN KONSELOR

REFLEKSI MAKNA

Merupakan gabungan refleksi isi dan


refleksi perasaan

Tips refleksi makna:

Menangkap fakta dan perasaan klien


remaja dengan mengungkapkan
kembali dalam bentuk kata-kata yang
dibuat sendiri

Konselor menangkap isi pesan, baik


yang berupa fakta maupun perasaan
yang diungkapkan oleh klien remaja
LATIHAN
Contoh
Teknik mendengar aktif

KLIEN REMAJA: Saya tidak tahu apakah


ibu saya suka dengan hubungan saya
dengan pacar saya. Yang pasti, ibu
sering sekali memasang wajah cemberut
dan kurang bersahabat jika pacar saya
datang ke rumah, terlebih jika mengajak
saya pergi. Bahkan, pernah suatu ketika,
ibu saya membanting pintu saat pacar
saya mengantarkan saya ke rumah
setelah ia menjemput saya dari tempat
les. Saya tidak tahu harus bilang apa
kepada ibu saya bahwa saya sayang
dengan pacar saya.
Contoh
Teknik mendengar aktif

KONSELOR:

PARAFRASING: Kamu tidak tahu


bagaimana persisnya sikap ibu kamu
terhadap pacarmu.

REFLEKSI PERASAAN: Kamu bingung


ya dengan sikap ibumu terhadap
pacarmu.

REFLEKSI MAKNA: Kamu bingung ya


dengan sikap ibumu terhadap
pacarmu, yang sepertinya tidak
menyukainya padahal kamu sayang
kepadanya.
Latihan mendengar aktif

Bagi kelas dalam 10 kelompok

Setiap kelompok (1 s/d 10) membuat


respon kalimat tertulis untuk
pernyataan-pernyataan di halaman 55
s/d 59

Sesuaikan nomor kelompok dengan


nomor pernyataannya

Diskusikan setiap pernyataan

Pilih seorang juru bicara kelompok


untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompok di depan kelas
KETERAMPILAN KONSELOR

KOMUNIKASI NON VERBAL: bahasa tubuh

Gerakan dan posisi tubuh


Rileks: condong ke arah klien
Hindari: menunduk, terus bergerak,
gelisah, tangan membuat gerakan
tertentu, melihat ke jalan atau melihat
jam/telepon genggam terus menerus

Ekspresi
Wajah tersenyum, senang,
menunjukkan minat
Hindari: muram, kesal, marah,
kecewa, takut, bingung
KETRAMPILAN KONSELOR

KOMUNIKASI NON VEREBAL: Bahasa


tubuh (sambungan)

Suara
Volume cukup terdengar
Bicara tidak cepat
Nada bicara tenang

Kontak mata (perhatikan budaya)


Menatap mata klien tanpa
ketegangan

Sentuhan (perhatikan budaya)


Menepuk bahu, memegang tangan
KETERAMPILAN KONSELOR

KOMUNIKASI VERBAL

Menjaga alur pembicaraan dengan cara


parafrasing, bertujuan untuk memperjelas
atau mempertegas pernyataan klien dan
membantu klien untuk dapat memfokuskan
dan merefleksikan pembicaraan.

Menafsirkan dengan benar

Tidak memotong pembicaraan

Klarifikasi, dengan cara mengajukan


pertanyaan terbuka dan tertutup sesuai
kebutuhan

Menyimpulkan
KETERAMPILAN KONSELOR

KOMUNIKASI VERBAL (sambungan)

Hal-hal yang perlu dihindari:

Menghakimi
Mengkritik: apa kamu belum
mengerti juga?
Memberi julukan: kamu kok tolol
Mengasumsi: kamu tidak suka
dengan sikap saya
Menyindir: kamu hebat ya, tidak
pakai kondom malah tidak tertular
KETERAMPILAN KONSELOR

KOMUNIKASI VERBAL

Hal-hal yang perlu dihindari (sambungan):

Memberikan solusi
Memerintahkan: Akan lebih baik bila
kamu
Mengancam: Kalau kamu tidak lakukan,
maka
Moralisasi : Kamu seharusnya
Pertanyaan berlebihan: Kamu pergi
kemana, siapa yang pergi bersamamu,
apa yang kamu lakukan?
Menasehati: Akan lebih baik bila kamu..
KETERAMPILAN KONSELOR

KOMUNIKASI VERBAL

Hal-hal yang perlu dihindari


(sambungan):

Menghindar

Membelokan: Olahraga apa yang


kamu lakukan sekarang?

Argumen logik: Satu-satunya cara


agar tidak tertular HIV adalah tidak
pakai lagi

Menentramkan: Ya sudah, badai pasti


berlalu
SUASANA/ATMOSFIR
KONSELING

SUASANA/ATMOSFIR PSIKOLOGIS POSITIF

1. Adanya kepercayaan dari klien remaja


terhadap konselor

2. Adanya keterbukaan dan kejujuran


klien remaja dalam mengekspresikan
diri

Layanan konseling dapat dilakukan


dimana saja, sepanjang nyaman,
tenang/tidak ribut, aman dan menjamin
kerahasiaan.

Disesuaikan dengan selera dan waktu


remaja. Konseling sebaiknya berjalan
santai dan tidak terburu-buru.
Latihan konseling

Bagi kelompok dalam triad (3 orang) yang


masing-masing secara bergiliran akan
berperan sebagai konselor, klien dan
observer

Konselor mempraktikan ketrampilan


mendengar aktif dan menggunakan
langkah-langkah konseling GATHER-SATU
TUJU

Klien memainkan peran sebagai remaja


yang sedang diliputi masalah sebagaimana
tertulis dalam skenario

Observer menjadi pengamat yang baik,


menggunakan format evaluasi observer
(halaman 76)

Anda mungkin juga menyukai