Anda di halaman 1dari 18

DISABILITAS

Dipresentasikan Oleh: dr. Aga Perdana


Pengertian
Difabel / disabilitas

Gangguan Keterbatasan Pembatasan


aktivitas partisipasi

Menurut UU NOMOR 8 TAHUN 2016 :


Penyandang Disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual,
mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan
dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan
warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak
Pelaksanaan dan Pemenuhan hak Penyandang Disabilitas
bertujuan:

• Mewujudkan Penghormatan, pemajuan, Pelindungan, dan Pemenuhan hak asasi


manusia serta kebebasan dasar Penyandang Disabilitas secara penuh dan setara;
• Menjamin upaya Penghormatan, pemajuan, Pelindungan, dan Pemenuhan hak
sebagai martabat yang melekat pada diri Penyandang Disabilitas;
• Mewujudkan taraf kehidupan Penyandang Disabilitas yang lebih berkualitas, adil,
sejahtera lahir dan batin, mandiri, serta bermartabat;
• Melindungi Penyandang Disabilitas dari penelantaran dan eksploitasi, pelecehan dan
segala tindakan diskriminatif, serta pelanggaran hak asasi manusia; dan
• Memastikan pelaksanaan upaya Penghormatan, pemajuan, Pelindungan, dan
Pemenuhan hak Penyandang Disabilitas untuk mengembangkan diri serta
mendayagunakan seluruh kemampuan sesuai bakat dan minat yang dimilikinya untuk
menikmati, berperan serta berkontribusi secara optimal, aman, leluasa, dan
bermartabat dalam segala aspek kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat.
Pengelompokan Disabilitas

Penyandang
cacat fisik
Penyandang Penyandang
cacat mental cacat fisik dan
• Tuna Netra
mental
• Tuna Rungu
• Tuna Grahita
• Tuna wicara
• Tuna laras • Tuna ganda.
• Tuna daksa
• Tuna laras
• Tunanetra  seseorang yang mengalami gangguan / hambatan dalam
indra penglihatannya.Tunanetra dibagi dua yaitu buta total (total blind) dan
yang masih mempunyai sisa penglihatan (Low Vision)
Penyebab :

Pre-natal Post-natal

• Tuli / tunarungu kondisi fisik yg ditandai dgn penurunan


ketidakmampuan seseorang u/ mendengarkan suara.
Tuli dibagi menjadi:

Tuli Tuli Tuli


Konduktif Sensorineural Campuran

• Bisu / tunawicara  ketidakmampuan seseorang untuk berbicara. Bisu


disebabkan oleh gangguan pada organ-organ seperti tenggorokan, pita
suara, paru-paru, mulut, lidah, dan sebagainya. Bisu umumnya dikaitkan
dengan tuli
• Tunalaras  individu yg mengalami hambatan dlm mengendalikan emosi
dan kontrol sosial. Individu tunalaras biasanya menunjukan perilaku
menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di
sekitarnya.
• Tunadaksa kelainan atau kecacatan pada sistem otot, tulang, dan
persendian yang bersifat primer atau sekunder yang dapat mengakibatkan
gangguan koordinasi, komunikasi, dan gangguan perkembangan keutuhan
pribadi
faktor-faktor yang menyebabkan kelainan dibedakan atas :
– Kerusakan otak yaitu jenis Cerebral Palsy.
– Kerusakan pada sumsum tulang belakang (Medulla spinalis)
– Cacat bawaan (congenital abnormalities).
– Infeksi
– Gangguan metabolisme
– Kecelakaan
• Tunagrahita  keadaaan keterbelakangan mental, keadaan ini dikenal
juga retardasi mental (mental retardation). Anak tunagrahita memiliki IQ di
bawah rata-rata anak normal pada umumnya, sehingga menyebabkan
fungsi kecerdasan dan intelektual mereka terganggu
ETIKA TERHADAP PENYANDANG
DISABILITAS
Hal-hal Dasar
• Bertanyalah terlebih dahulu sebelum membantu
• Peka terhadap kontak fisik
• Responlah dengan sopan permintaan mereka
• Jadikan dia orang pertama
• Hindari penggunaan istilah seperti pengkhususan terhadap
kecacatannya “sibisu, sibuta, situli, dll atau bentuk bentuk fisik yang
menantang
Ketika menawarkan pertolongan kepada penyandang disabilitas,
ingatlah:
 Sebagian besar penyandang disabilitas tidak membutuhkan
pertolongan ekstra, alasan utama mereka membutuhkan bantuan
adalah karena adanya hambatan lingkungan
 Penyandang disabilitas juga manusia biasa sama seperti yang lain,
ada yang dengan percaya diri akan meminta pertolongan dan ada
pula yang tidak.
 Jangan pernah berasumsi bahwa pertolongan dibutuhkan dan
bagaimana melakukan pertolongan tersebut. Tawarkan
pertolongan/bantuan jika Anda merasa mereka membutuhkannya,
dengan bertanya “Anda tidak apa-apa?” atau “Apakah Anda perlu
bantuan?”
 Penyandang disabilitas juga punya hak untuk berkata “Tidak”
PENGGUNAAN ISTILAH
• Dengan segala tipe disabilitas hindari
istilah- istilah yang tidak bisa
memberdayakan mereka seperti “korban”, “penderita”,
dll.
Tuna netra atau orang dengan
kesulitan penglihatan
• Para tuna netra menggunakan tangan mereka
sebagai penyeimbang. Berikan tangan anda -
jangan tangan dia yang diambil – jika dia
memerlukan untuk dipandu.
• Berjalanlah disampingnya dan gambarkanlah
keadaan sekeliling, beritahukan perubahan arah
dan rintangan- rintangan yang ada.
• Beritahukan tentang diri anda sebelum
melakukan kontak fisik. Beritahukan nama anda
dan peran anda.
Tuna rungu atau orang dengan kesulitan
pendengaran
• Gunakan tulisan atau gambar

• Gunakan bahasa Indonesia yang sederhana.

Ingatlah!
• Tidak perlu berteriak kepada orang yang mengalami kesulitan
pendengaran.

• Untuk mengerti apa yang anda katakan, maka dia melihat gerak bibir
anda, bicaralah dengan saling berhadapan dan pelan- pelan. Jangan
makan permen karet atau meletakkan tangan anda didepan mulut.
• Orang dengan kesulitan pendengaran perlu untuk dilibatkan dalam
pengambilan keputusan yang menyangkut dengan dirinya, jangan
memutuskan sesuatu untuk mereka.
Orang yang mengalami kesulitan
berbicara

• Jika anda bermasalah untuk memahami apa yang dikatakan


maka minta untuk diulangi
• Jika anda tidak yakin apa yang telah anda pahami, anda bisa
megulangnya untuk verifikasi
• Berikan perhatian penuh kepada orang tersebut. Jangan
mengganggu atau memotong pembicaraannya
• Jangan tertawa atau tersenyum-senyum saat orang tersebut
berbicara.
Orang yang menggunakan kursi roda
atau yang mengalami kesulitan mobilitas

• Berjalanlah dekat dengan orang tersebut


sesuai dengan irama mereka. Menawarkan
bantuan terhadap perubahan arah.
• Tempatkan diri Anda sama tinggi dengan
mereka untuk menciptakan hubungan yang
setara atau adil.
• Mereka yang menggunakan kruk
membutuhkan lengan mereka untuk menjaga
keseimbangan mereka, jangan pernah
memegang lengan mereka.
• Terjatuh adalah masalah besar ,maka
usahakan selalu memberikan peringatan
kepada mereka apabila lantai basah.
Tuna grahita

• Berbicara secara normal dengan kalimat-


kalimat yang mudah dimengerti, jangan
menggunakan kalimat yang panjang
• Luangkan waktu untuk mendengar dan
mengerti apa yang orang tersebut bicarakan
• Bersabarlah
• Jangan menggunakan kata-kata yang biasa
Anda gunakan untuk komunikasi dengan balita,
ingatlah bahwa dia juga orang dewasa yang
dapat membuat keputusan sendiri.
• Mereka bergantung pada kebiasaan yang
sudah dikenal dalam mengatur tugas atau
kegiatan sehari-hari, sehingga jika terjadi
perubahan dilingkungannya mereka
memerlukan tenggang waktu tertentu untuk
mampu menyesuaikan dirinya.
Orang dengan Kelayuhan Otak (CP)

• Berbicaralah dengan jelas, dan jangan memotong atau


menghentikan pembicaraan
• Jika memang Anda belum paham, jangan ragu untuk meminta
lawan bicara mengulangi kembali perkataannya
• Kadang orang dengan kelayuhan otak membuat gerakan diluar
kesadaran mereka, perhatikan dengan baik-baik apa yang hendak
disampaikan
INGAT !

• Jangan membuat keputusan bagi para penyandang


disabilitas tentang apa yang mereka bisa lakukan dan
apa yang tidak bisa mereka lakukan
• Para penyandang disabilitas adalah pribadi- pribadi
dengan keluarganya, pekerjaan, hobi, sesuatu yang
disukai atau tidak, dan juga permasalahan serta
kegembiraan. Jangan perlakukan mereka seperti korban
ataupun pahlawan. Perlakukan mereka sebagai individu.
Ingat!
 Bahwa penyandang disabilitas memiliki kebutuhan
individual terkait dengan hambatan lingkungan yang
mereka hadapi dan bukan karena disabilitasnya.
 Bahwa aksesibilitas sangat penting bagi penyandang
disabilitas.
 Sangat penting untuk bertemu dan mendengarkan apa
pendapat penyandang disabilitas.

Anda mungkin juga menyukai