Anda di halaman 1dari 22

PROFESIONALISME BIDAN

03APR20101 Komentar
by painlesslabor dalam Materi Kuliah 
BAB I
PENDAHULUAN
Kita telah memasuki era globalisasi. Di era globalisasi ini, dunia terasa tanpa batas sehingga
mengakibatkan terjadinya banjir informasi. Begitu juga dengan pelayanan kesehatan yang
semakin maju dengan datangnya modal-modal asing, rumah sakit asing, maupun tenaga
asing.

Bidan merupakan suatu profesi dinamis yang harus mengikuti perkembangan di era ini.
Oleh karena itu bidan harus berpartisipasi mengembangkan diri mengikuti permainan
global. Partisipasi ini dalam bentuk peran aktif bidan dalam meningkatkan kualitas
pelayanan, pendidikan dan organisasi profesi.

1
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI INTERNASIONAL BIDAN
Bidan adalah seseorang yang telah menjalani program pendidikan kebidanan, yang
seharusnya diakui di negaratempatnyan berada, berhasil menjalankan program studinya di
bidang kebidanan dan memenuhi kualifikasiyang diperlukan untuk dapat terdaftar dan/
atau izin resmi untuk melakukan praktek kebidanan.

Ia harus dapat memberikan supervise, perawatan dan saran yang diperlukan kepada ibu
selama periode kehamilan, persalinan dan pascapartum, membantu kelahiran sebagai
tanggung jawabnya, dan merawat bayi serta bayi baru lahir. Perawatan ini mencakup
tindakan preventif, deteksi keadaan abnormal pada ibu dan anak, upaya mendapatkan
bantuan medis dan pelaksanaan tindakan kedaruratan bila bantuan medis tidak tersedia.
Bidan memiliki tugas penting dalam hal konseling dan penyuluhan kesehatan tidak hanya
bagi ibu tetapi juga keluarga dan komonitas, tugas tersebut harus meliputi penyuluhan
antenatal dan persiapan menjadi orang tua dan dikembangkan sampai area tertentu, sepeti:
ginekologi, keluarga berencana dan perawat anak. Bidan bias praktek dirumahsakit, klinik,
unit kesehatan, di rumah dan layanan lainnya.

B. PROFESI DAN PROFESIONAL BIDAN


Secara umum, profesi merupakan pekerjaan yang memiliki pengetahuan khusus,
melaksanakan peranan bermutu, melaksanakan cara yang disepakati, merupakan ideologi,
terikat pada kesetiaan yang diyakini dan melalui pendidikan perguruan tinggi. Profesi
sebagai suatu pekerjaan dalam melaksanakan tugasnya memerlukan tehnik dan prosedur,
dedikasi, sert peluang lapngan pekerjaan yang berorientasi pada pelayanan, memiliki kode
etik yang mengarah pada orang atau subyek. (Atik Purwandari;2008)

Profesi dapat pula diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian
dari para anggotanya. Keahlian tadi diperoleh melalui apa yang disebut profesionalisasi,
yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu (inservice training)(Djam’an
Satori, dkk;2008;1,5).

2
Mengenai ciri-ciri jabatan tersebut sebagai profesi, beberapa ciri-ciri yang di berikan adalah
sebagaimana diuraikan oleh Atik Purwandari meliputi:

1. Bersifat unik
2. Dikembangkan dengan teliti
3. Mempunyai wadah organisasi
4. Pekerjaan yang mempunyai kode etik
5. pekerjaan yang mendapat imbalan jasa
6. pekerjaan yang dilaksanakan olehorang yang memiliki profesi tersebut
Menurut Djam’an Satori, dkk cirri-ciri profesi adalah sebagai berikut:

1. Ada standar untuk kerja yang baku dan jelas


2. Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan program dan
jenjang pendidikan yang baku
3. Ada organinisasi profesi yang mewadahi para pelakunya
4. Ada etika dan kode etik yang mengatur pelaku etikpara anggotanya dalam
memperlakukan kliennya
5. Ada sitem imbalan jasa pelayanan yang adil dan baku
6. Ada pengakuan masyarakat terhadap pekerjaan itu sebagai profesi
Ciri-ciri profesi lainnya menurutOmstein dan Levine adalah:

1. Melayani masyarakat, merupakan karier yang dilaksanakan sepanjang hayat


2. Memerlukan bidang ilmu dan ketrampilan tertentu diluar jangkauan khalayak ramai
3. Menggunakan hasil, penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek
4. Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang
5. Terkendali berdasarkan lisensi baku dan atau mempunyai persyaratan masuk
( memerlukan izin tertentu)
6. Otonomi dalam mengambil keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu
7. menerima tanggung jawab terhadapkeputusan yang diambil dan untuk kerja yang
ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan
8. mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien dengan penekanan terhadap layanan
yang diberikan
9. Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya
10. Menggunakan organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri

3
11. Mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok elite untuk mengetahui dan mengakui
keberhasilan anggotanya

12. Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau menyangsikan
yang berhubungan dengan layanan yang diberikan

13. mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari public dan kepercayaan dari setiap
anggotanya

14. Mempunyai status social dan ekonomi yang tinggi ( bila dibanding dengan jabatan lain)

Pengertian profesional menunjuk 2 hal, yaitu orang yang menyandang suatu profesi dan
penampilanseseorang dalam melakukan pekerjaannyayang sesui dengan profesinya.
Dalamm pengertian kedua ini, istilah professional dikontraskan dengan “nonprofessional”
atau “amatir”. Dalam kegiatan sehari-hari orang professional melakukan pekerjaan sesuai
dengan ilmu yang dimilikinya, jadi tidak asal tahu saja. Selanjutnya Walter Johnson(1956)
mengartikan petugas professional sebagai “….seseorang yang menampilkan suatu tugas
khusus yang memiliki tingkat kesulitan lebih dari biasa dan mempersyaratkan waktu
persiapan dan pendidikan cukup lama untuk menghasilkan pencapaian kemampuan,
ketrampilan dan pengetahuan yang berkadar tinggi”(Djam’an Satori,dkk;2008)

Profesional juga dapat diartikan sebagai pemberi pelayanan sesui dengan ilmu yang dimiliki
dan manusiawi secara penuh/utuh tanpa mementingkan kepentingan pribadi melainkan
mementingkan kepentingan klien serta menghargai klien sebagaimana menghargai diri
sendiri.
Seorang anggota profesi dan melakukan pekerjaannya haruslah professional. Setiap anggota
profesi baik secara sendiri-sendiri atau dengan cara bersama melalui wadah organisasi
profesi dapat belajar, untuk mendalami pekerjaan yang sedang disandangnya dan belajar
dari masyarakat apa yang menjadi kebutuhan mereka saat ini dan saat yang akan datang
sehingga pelayanan kepada pemakai ( klien) akan semakin meningkat

Bidan adalah salah satu profesi tertua. Bidan terlahir sebagai wanita terpercaya dalam
mendampingi dan menolong ibu dalam melahirkan bayinya sampai ibu dapat merawat
bayinya dengan baik. Bidan bekerja berdasarkan filosifi yang dianut keilmuan, metode
kerja, standar praktek, pelayanan dan kode etik profesi yang dimiliki. Suatu jabatan profesi
yang disandang oleh anggota profesi tentu mempunyai

ciri-ciri yang mampu menunjukkan sebagai jabatan yang professional. Ciri-ciri jabatan
professional adalah:

1. Pelakunya secara nyata dituntu cakap dalam bekerja, memiliki keahlian sebagai
tugaskhusus serta tuntutan jenis jabatannya (cenderung spesialis)
2. Kecakapan atau keahlian seorang pekerja professional bukan hasil pembiasaan atau
latihan rutinyang terkondisi, tetapi perlu memiliki wawasan keilmuan yang mantap.
Jabatan professional menuntut pendidikan.
3. Pekerja professional dituntu berwawasan luas sehingga pilihan jabatan atau kerjanya
harus disadari dengan nilai-nilai tertentu sesuai jabatan profesinya. Pekerja professional
bersikap positif terhadap jabatan dan perannya, bermotivasi danberusaha berkarya
sebaik baiknya.
4. Jabatan professional perlu mendapat pengesahan dari masyarakat atau negaranya.
Jabatan professional memiliki syarat-syarat serta kode etik yang harus dipenuhi oleh
pelakunya. Ini menjamin kepantasan berkaryadan sekaligus merupakan tanggung jawab
professional.
Bidan sebagai tenaga professional termasuk rumpun kesehatan. Untuk menjadi jabatan
professional, bidan harus mampu menunjukkan ciri-ciri jabatan professional, yaitu:

1. Memberi pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis


2. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan
3. Keberadaannya diakui dan diperlukan masyarakat
4. Mempunyai peran dan fungsi yang jelas
5. Mempunyai kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh pemerintah
6. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah
7. Memiliki kode etik bidab
8. Memiliki etika bidan
9. Memiliki standar pelayanan
10. Memiliki standar praktek

11. Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan profesi sebagai
kebutuhan masyarakat.

12. Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan kompetensi

Sebagai bidan professional, selain memiliki syarat-syarat jabatan professional bidan juga
dituntut memiliki tanggung jawab sebagai berikut:

1. Menjaga agar pengrtahuannya tetap up to date terus mengembangkan ketrampilan dan


kemahiran agar bertambah luas serta mencakup semua aspek peran seorang bidan
2. Mengenali batas-batas pengetahuan, ketrampilan pribadinya dan tidak berupaya
melampaui wewenangnya dalam praktek klinik
3. Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi dari
keputusan tersebut
4. Berkomunikasi dengan pekerja kesehatan lainnya (bidan, dokter dan perawat) dengan
rasa hormat dan martabat
5. Memelihara kerjasama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit pendukung
untuk memastikan system rujukan yang optimal
6. Melaksanakan kegiatan pemantauan mutu yang mencakup penilaian sejawat,
pendidikan berkesinambungan, mengkaji ualang kasus audit maternal/ perinatal
7. Bekerjasama dengan  masyarakat tempat bidan praktek, Meningkatkan akses dan mutu
asuhan kebidanan
8. Menjadi bagian dari upaya meningkatkan status wanita, kondisi hidup mereka dan
menghilangkan praktek kultur yang sudah terbukti merugikan kaum wanita
Tuntutan berat tehadap tugas bidan adalah selalu berhadapan dengan sasaran dan target
pelayanan kebidanan, KB dan pelayanan kesehatan masyarakat dengan memperkuat
kepercayaan, sikap, ilmu pengetahuan, dan sejumlahkeahlian yang diterima dan berguna
bagi masyarakat. Konsekuensi logis dari semua itu karena kepercayaan, sikap, ilmu
pengetahuan dan keahlian yang bermanfaat dan diterima oleh sebuah masyarakat itu
senantiasa berubah. Maka untuk menghadapi masyarakat seperti itu seorang bidan harus
mempersiapkansegenap kemampuan dan keahliannya untuk menghadapi segala bentuk
perubahan. Proses dinamika masyarakat itulah yang menyebabkan bidan dapat menjai agen
pembaharu yang mengambil peran besar, dan peran iniakan dapat dimainkan oleh bidan jik
alasannya memang mendayagunakan secara optimal. Masalah ketenagaan atau bidan
merupakan masalah besar yang dihadapi para pemimpin mengembangka sumber daya
manusia itu ( bidan ) terutama pada saat bertugas di desa pada lingkungan yang memiliki
kebudayaan yang sangat beragam ( Wahyuni;1996;158).

C. PRAKTIK BIDAN PROFESIONAL

Praktik kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberi pelayanan/ asuhan
kebidanan kepada klien dengan pendekatan manajemen kebidanan.

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan
metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data,
diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Standar Pelayanan Kebidanan meliputi 24 standar yang dikelompokkan


sebagai berikut:
1. Standar Pelayanan Umum (2 standar)
2. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
3. Standar Pertolongan Persalinan (4 standar)
4. Standar Pelayanan Nifas (3 standar)
5. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-Neonatal (9 standar)
Standar Pelayanan Umum
Terdapat dua standar pelayanan umum, yaitu:

Standar 1    Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat

Standar 2    Pencatatan

Standar Pelayanan Antenatal
Terdapat 6 standar pelayanan Antenatal, yaitu:

Standar 3    Identifikasi Ibu hamil

Standar 4    Pemeriksaan dan pemantauan antenatal

Standar 5    Palpasi Abdomen

Standar 6    Pengelolaan Anemia pada kehamilan


Standar 7    Pengelolaan dini Hipertensi pada kehamilan

Standar 8    Persiapan Persalinan

Standar Pertolongan Persalinan


Terdapat 4 standar pertolongan persalinan, yaitu:

Standar 9           Asuhan saat persalinan

Standar 10  Persalinan yang aman

Standar 11  Pengeluaran plasenta dengan penegangan tali pusat

Standar 12  Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi

Standar Pelayanan Nifas


Terdapat 3 standar pelayanan nifas, yaitu:

Standar 13  Perawatan bayi baru lahir

Standar 14  Penanganan pada 2 jam pertama setelah persalinan

Standar 15  Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas

Standar Penanganan Kegawatan Obstetri dan Neonatal


Terdapat 9 standar penanganan kegawatan obstetri dan neonatal, yaitu:

Standar 16  Penanganan perdarahan pada kehamilan

Standar 17  Penanganan kegawatan pada eklamsia

Standar 18   Penanganan kegawatan pada partus lama/ macet

Standar 19   Persalinan dengan penggunaan vakum ekstraktor

Standar 20   Penanganan retensi plasenta

Standar 21   Penanganan perdarahan pascapartum primer

Standar 22   Penanganan perdarahan pascapartum sekunder


Standar 23   Penanganan sepsis puerperalis

Standar 24   Penanganan asfiksia neonatarum.

Standar Nomenklator Diagnosis Kebidanan


1. Diakui dan telah disahkan oleh profesi
2. Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan
3. Memiliki ciri khas kebidanan
4. Didukung oleh clinical judgement  dalam praktik kebidanan
5. Dapat diselesaikan dengan pendekatan penatalaksanaan kebidanan
Bidan dalam menyelenggarakan praktiknya harus:

1. Memiliki tempat dan ruangan praktik yang memenuhi persyaratan kesehatan


2. Menyediakan tempat tidur untukm persalinan1 (satu), maksimal 5 tempat tidur
3. Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan prosedur
tetap( protap) yang berlaku.
4.

8
5. Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku

1. Bidan yang menjalankan praktik harus mencantumkan Surat Izin Praktik Bidannya atau
fotocopy izin praktiknya di ruang prakti, atau tempat yang mau dilihat
2. bidan dalam praktiknya menyediakan lebih dari 5 tempat tidur, harus mempekerjakan
tenaga bidan yang lain yang memiliki SIPB untuk membantu tugas pelayanannya
3. Peralatan yang wajib dimiliki menjalankan praktik bidab sesuai dengan jenis pelayanan
yang diberikan
4. Dalam menjalankan tugas, bidan harus senantiasa mempertahankan dan meningkatkan
ketrampilan profesinya antara lain dengan:
1. Mengikuti perkembangan ilmupengetahuan dan atau saling tukar informasi dengan
sesama bidan
2. Mengikuti kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, baik
yang diselengarakan oleh pemerintah maupun oleh organisasi profesi
3. Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktik agar tetap siap
dan berfungsi dengan baik
Wewenang bidan
1. Pemberian kewenangan lebih luas kepada bidan dimaksudkan untuk mendekatkan
pelayanan kegawatan obstetric dan neonatal kepada setiap ibu hamil / bersalin , nifas
dan bayi baru lahir (0-28 hari), agar penanganan dini atau pertolongan pertama sebelun
rujukan dapat dilakukan secara cepat dan tepat waktu
2. Dalam menjalankan kewenangan yang diberikan, bidan harus:
1. Melaksanakan tugas kewenangan sesuai dengan standar profesi
2. Memiliki ketrampilan dan kemampuan untuk tindakan yang dilakukannya
3. Mematuhi dan melaksnakan protap yang berlaku di wilayahnya
4. Bertanggung jawab atas pelayanan yang diberika dan berupaya secara optima
dengan mengutamakan keselamatan ibu dan bayi atau janin
3.

9
4. Pelayanan kebidanan kepada wanita oleh bidan meliputi pelayanan pada masa pranikah
termasuk remaja putri, pra hamil, kehamilan, persalinan, nifas, menyusui dan masa
antara kehamilan (periode interval)

1. Pelayanan kepada wanita dalam masa pra nikah meliputi konseling untuk remaja putri,
konseling persiapan pra nikah dan pemeriksaan fisik yang dilakukan menjelang
pernikahan. Tujuan dari pemberian pelayanan ini adalah untuk mempersiapkan wanita
usia subur dan pasangannya yang akan menikah agar mengetahui kesehatan reproduksi,
sehingga dapat berperilaku reproduksi sehat secara mandiri dalam kehidupan rumah
tangganya kelak.
Pelayanan kebidanan dalam masa kehamilan, mas persalinan dan masa nifas meliputi
pelayanan yang berkaitan dengan kewenanganyang diberikan. Pelayanan dan pengobatan
kelainan ginekologik yang dapat dilakukan oleh bidan adalah kelainan ginekologik ringan,
seperti keputihan dan penundaan haid.Pengobatan tersebut pada dasarnya bersifat
pertolongan sementara sebelum dirujuk kedokter

Pelayanan kesehatan kepada anak meliputi:

1. Pelayanan neonatal esensial dan tata laksana neonatal sakit di luar rumah sakit yang
meliputi:
1. Pertolongan persalinan yang atraumatik, bersih dan aman;
2. Menjag tubuh bayi agar tetaphangat dengan kontak dini
3. Membersihkan jalan nafas, mempertahankan bayi bernafas spontan
4. Pemberian ASI dini dalam 30 menit setelah melahirkan
5. Mencegah infeksi pada bayi baru lahir antar lain melalui perawatan tali pusat secara
higienis,pemberian imunisasi dan pemberian ASI ekslusif.
2. Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dilaksanakan pada bayi (28 hari);
3. Penyuluhan kepada ibu tentang pemberian ASI eksklusif untuk bayi dibawah 6 bulan
dan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayi atas 6 bulan;
4. Memantau tumbuh kembang balita untuk meningkatkan kualitastumbuh kembang anak
melalui deteksi dini dan stimulasitumbuh kembang balita
5. Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan sepanjang sesuai dengan
obat-obatan yang sudah ditetapkan segera merujuk pada dokter
Beberapa tindakan yang termasuk dalam kewenangan bidan antara lain :

1. Memberikan imunisasi pada wanita usia subur termasuk remaja putri, calon pengantin,
ibu dan bayi;
2.

10
3. Memberikan suntukian kepada penyulit kehamilan meliputi memberi secara
parentalantibiotika pada infeksi/sepsis, oksitosin pada kala III dan kala IV untuk
mencegah perdarahan post partum karena hipotonia uteri, sedativa
padapreeklamsia/eklamsi, sebagai pertolongan pertama sebelum dirujuk

1. Melakukan tindakan amniotomipada pembukaan servik lebih dari 4 cm pada letak


belakang kepala, pada distosia karena inertia uteri dan diyakini bahwa byi dapat lahir
pervaginan
2. Kompresi bimanual internal dan/atau eksternaldapat dilakukan untuk menyelamatkan
jiwa ibu pada perdarahan post partum untuk menghentikan perdarahan. Diperlukan
ketrampilan bidan dan pelaksanaan tindakan sesuai dengan protap yangyang berlaku
3. Versi luar pada gemeli pada kelahiran bayi ke 2. kehamilan ganda seharusnya sejak
semula direncanakan pertolomgan persalinannya dirumah sakit ole dokter, jika hal ini
tidak diketahi bidan yang menolong persalinan terlebih dahulu dapat melakukan versi
luarpada bayi kedua
4. Ekstraksi vacuum pada bayi dengan kepala di dasar panggul
5. Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia, yang sering terjadi pda partus lama,
ketuban pecah dini, persalinan dengan tindakan dan pada bayi yang berat badan lahir
rendah, utamanya bayi prematur.
6. Hipotermia pada bayi baru lahir. Dengan mengeringkan, menghangatkan, kontak dind
dan metode kangguru
Bidan dalam menyelengarakan pelayanan kesehatan masyarakatmengacu pada pedoman
yang ditetapkan. Beberapa kewajiban bidan yang prlu diperhatikan dalam menjalankan
kewenangannya:

1. Meminta persetujuan yang akan dilakukan


2. Memberikan informasi
3. Melakukan rekam medik dengan baik
Pemberian surat keterangankelahiran dan kematian dilaksanakan dengan ketentua sebagai
berikut :

1. Untuk surat keterangan kelahiran yang dapat di buat oleh bidan yng memberikan
pertolongan persalinan dengan menyebutkan bahwa:
1. Identitas bidan penolong persalinan
2. Identitas suami dan ibu mulahirkan
3. Jenis kelamin, berat badan, dan panjang badab anak yng dilahirkan
4.

11
5. Waktu kelahiran ( tanggal, tempat, jam)

1. untuk surat keterangan kematianhanya dapat diberikan kepada ibu dan bayi yang
meninggalpada waktu pertolongan dilakukan dengan menyebutkan
1. Identitas bidan
2. Identitas ibu/bayi yang meninggal
3. Identitas suami dari ibu yang meninggal
4. Identitas ayah dan ibu dari bayi yang meninggal
5. Jenis kelamin
6. Waktu kematian( tempat, tnggal, jam)
7. Umur
8. Dugaan penyebab kematian
( MENTERI KESEHATAN RI)

Dr.Ahmad Sujudi

http://painlesslabor.wordpress.com/2010/04/03/profesionalisme-bidan/

PROFESI DAN PROFESIONALISME BIDAN


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
            Pertama-tama, kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan
kemudahan bagi saya dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul “PROFESI
DAN PROFESIONALISME BIDAN” ini membahas mengenai pengertian, fungsi, ciri-ciri dan syarat menjadi
profesi bidan yang profesional.
Dalam penulisan makalah ini saya banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu saya ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah
ini. Saya sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga kehadiran makalah ini diharapkan mampu menjadi tambahan wawasan informasi
penting bagi kita semua.
Bogor,  September 2013
Hormat kami,
penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I             : PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang………………………………………………            1
1.2              Rumusan Masalah……………………………………………           1
1.3              Tujuan Mendapatkan Profesi dan Profesionalisme bidan….......            2
BAB II            : PEMBAHASAN TEORI
            2.1       Profesi Bidan ……………………...………………………...           3
            2.2       Profesionalisme Bidan………………………………………            5
            2.3       Syarat Bidan Profesional……………………….……..……..           6
            2.4       Tanggung jawab Bidan Profesional ……....………………...            7
BAB III          : PENUTUP 
3.1       Kesimpulan………………………………………………….            9
3.2       Saran…………………………………………………………           9
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya
peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita untuk mendampingi dan menolong ibu yang
melahirkan. peran dan posisi bidan di masyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya
yang sangat mulia, memberi semangat membesarkan hati mendampingi serta menolong ibu yang
melahirkan sampai ibu dapat merawat bainya dengan baik. Zaman prasejarah dalam naskah kuno
sudah tercatat bidan dari mesir yang berani ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki
bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Fir’aun untuk dibunuh, mereka sudah menunjukkan sikap
etika moral yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam
posisi yang lemah yang pada zaman modern ini disebut peran advokasi.

1.2  Rumusan Masalah
Beberapa permasalahan yang terkait dalam berbahasa yakni :
a.       Kenapa pekerjaan seorang bidan bisa disebut profesi ?
b.      Bagaimana cara seorang bidan bisa disebut profesionalisme ?
c.       Apakah kesimpulan profesi dan professional dalam kebidanan ?

1.3  Tujuan mendapatkan profesi yang profesionalisme menjadi seorang bidan


1.      Mengetahui tata cara berprofesi yang baik dan benar .
2.      Mengetahui tata cara seorang bidan menjadi profesionalisme.
BAB II
PEMBAHASAN TEORI

2.1  PROFESI BIDAN
A.Pengerti an Profesi
 Didalam suatu profesi hanya terdapat satu organisasi profesi yang para
anggotanya  berasal dari satu profesi, dalam arti telah menyelesaikan pendidikan
dengan dasar ilmu  yang sama.

  Misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode eti k dan
kompetensi  profesi serta memperjuangkan otonomi profesi.
  Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta merumuskan standar pelayanan profesi,
standar pendidikan dan pelatihan profesi serta menetapkan kebijakan profesi

Organisasi profesi mempunyai peran dan fungsi antara lain sebagai :

  Pembina, pengembang dan pengawas terhadap mutu pendidikan profesi tersebut.


  Pembina, pengembang dan pengawas terhadap pelayanan profesi tsb.
  Pembina dan pengembang dalam ilmu pengetahuan dan teknologi profesi tersebut.
  Pembina, pengembang dan pengawas kehidupan profesi.

B.Bidan dalam hal profesi


Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagai pelayan yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Bidan mempunyai tugas yang sangat unik,
yaitu:
  Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya
   Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui proses pendidikan
dan jenjang tertentu
  Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas meningkatkan mutu pelayanan
kepada masyarakat
   Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap memegang teguh kode etik
profesi.
C. Bidan sebagai profesi memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu :
  Bidan disiapkan melalui pendidikan formal agar lulusannya dapat melaksanakan pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya secara professional
   Bidan memiliki alat yang dijadikan panduan dalam menjalankan profesinya, yaitu standar pelayanan
kebidanan, kode etik,dan etika kebidanan
  Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan profesinya
  Bidan memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya
  Bidan memberi pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
   Bidan memiliki organisasi profesi
  Bidan memiliki karakteristik yang khusus dan dikenal serta dibutuhkan masyarakat
  Profesi bidan dijadikan sebagai suatu pekerjaan dan sumber utama penghidupan.
2.2  PROFESIONALISME BIDAN
A.Definisi Profesionalisme Seorang Bidan
Profesionalisme berarti memiliki sifat profesional / ahli secara popular seorang pekerja apapun
sering dikatakan profesional, seorang profesional dalam bahasa keseharian adalah seorang pekerja
yang terampil atau cakap dalam kerjanya biarpun keterampilan tersebut produk dari fungsi minat dan
belajar dari kebiasaan.
B. Bidan Profesional
Bidan sebagai tenaga profesional termasuk rumpun kesehatan, untuk menjadi jabatan professional
memiliki  9 syarat bidan profesional, meliputi :
  Ilmu sosial, budaya, kesehatan masyarakat, konsep kebidanan, etika kode etik, kebidanan yang
membentuk dasar dari asuhan yang berkualitas.
  Asuhan ibu hamil (antenatal care)
  Asuhan kebidanan ibu melahirkan (intranatal)
   Kebidanan asuhan ibu nifas menyusui
  Asuhan bayi lahir
  Asuhan pada bayi balita
  Keluarga berencana
  Gangguan sistem reproduksi
  Kebidanan komunitas
2.3 Syarat Bidan Profesional
  Memberi pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis.
  Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan.
  Keberadaannya diakui dan diperlukan masyarakat.
  Mempunyai peran dan fungsi yang jelas.
  Mempunyai kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh pemerintah.
  Memiliki organisasi profesi sebagai wadah.
  Memiliki kode etik bidan.
  Memiliki etika bidan.
  Memiliki standar pelayanan.
  Memiliki standar praktik.
  Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan profesi sebagai kebutuhan
masyarakat.
  Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan kompetensi.

2.4  Tanggung Jawab Bidan Profesional


  Menjaga agar pengetahuannya tetap up to date terus menembangkan keterampilan dan kemahirannya
agar bertambah luas serta mencakup semua aspek peran seorang bidan.
  Mengenali batas-batas pengetahuan, keterampilan pribadinya dan tidak berupaya melampaui
wewenangnya dalam praktik klinik.
  Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi dalam keputusan tersebut.
  Berkomunikasi dengan pekerja kesehatan lainnya (Bidan, dokter dan perawat) dengan rasa hormat dan
martabat.
  Memelihara kerjasama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit pendukung untuk
memastikan sistem rujukan yang optimal.
  Melaksanakan kegiatan pemantauan mutu yang mencakup penilaian sejawat, pendidikan
berkesinambungan, mengkaji ulang kasus audit maternal/perinatal.
  Bekerjasama dengan masyarakat tempat bidang praktek, meningkatkan akses dan mutu asuhan
kebidanan.
  Menjadi bagian dari upaya meningkatkan status wanita, kondisi hidup mereka dan menghilangkan
praktik kultur yang sudah terbukti merugikan kaum wanita.
BAB III.
PENUTUP

Kesimpulan
Bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan yang diakui oleh
negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi
persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan.Sebagai anggota
profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagai pelayan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan.
Kebidanan sebagai profesi merupakan komponen yang paling penting dalam
meningkatkan kesehatan perempuan.
Saran
Penulis menyadari bahwa dalam karya ilmiah ini banyak sekali kekurangan yang ada
didalamnya. Baik dalam penulisan kata, tanda baca atau yang lainnya. Sehingga penulis banyak
berharap kepada pembaca terutama agar memberikan apresiasinya demi bergunanya karya ilmiah ini.
  
DAFTAR PUSTAKA

Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo Purwandari, Atik. 2008.
 Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC Soepardan, Suryani. 2008.
Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC Ahmad Sujudi. 2010.
Profesionalisme Bidan. http://painlesslabor.wordpress.com (di akses pada tanggal 28 September 2012)

Diposkan oleh Irda Mayenti di 11:00 PM 


http://iirdamayenti.blogspot.com/2013/11/profesi-dan-profesionalisme-bidan.html

Anda mungkin juga menyukai