Anda di halaman 1dari 22

Etika Berinteraksi Dengan

Penyandang Disabilitas
Hal-Hal Dasar
• Bertanyalah terlebih dahulu sebelum
membantu

• Jangan berasumsi

• Peka terhadap kontak fisik


Etika Umum
ketika berinteraksi dengan:

 Disabilitas Fisik (Daksa)


 Disabilitas Netra
 Disabilitas Rungu
 Disabilitas Wicara
 Disabilitas Rungu Wicara
 Disabilitas Grahita
Etika Umum

1. Gunakan bahasa
yang sopan dan
benar
2. Jangan segan
bertanya jika tidak
jelas
Etika Umum
3. Libatkan dalam diskusi, beri
kesempatan berpendapat:
a. Atur posisi duduk dan
ruang diskusi
b. Tunjuk langsung,
sebutkan nama
c. Ada pendamping untuk
membantu memahami
diskusi
d. Berikan media (misal
kertas) untuk
menyampaikan
pertanyaan/pendapat
Etika Khusus

1  Komunikasi langsung ke penyandang disabilitas


 Komunikasi sejajar dengan penyandang disabilitas
Etika Khusus

2
 Perkenalkan diri sebelum
memberi bantuan dan
tanyakan persetujuan
 Bagi orang dengan
hambatan penglihatan,
sentuhkan punggung
tangan untuk
memberitahu posisi Anda
 Berhati-hatilah dalam
menuntun
Etika Khusus

3  Jangan memaksa jika tidak memerlukan bantuan


Etika Khusus

4  Berikan penjelasan visual


Etika Khusus
 Jangan menyentuh alat bantu atau menitip barang
5 tanpa persetujuan
 Alat bantu adalah bagian wilayah privasi
Etika Khusus

6  Pada kondisi darurat, jangan pisahkan penyandang


disabilitas dari alat bantunya
Berkomunikasi dengan orang
dengan hambatan intelektual

 Ada yang mudah menangkap informasi dengan baik

 Berkomunikasi dan menyapa, menatap dan berkata


dengan perlahan-lahan dengan kata-kata yang tidak
terlalu sulit dengan nada yang tidak keras

 Fokus terhadap satu aktivitas, jangan ditambahkan


dengan aktivitas lain dengan mendadak

 Sulit untuk menghapal, jadi harus pakai media visual


Etika berinteraksi
dengan Kaum Tuli

Mario Lado – Komunitas Tuli Kupang


Ketika berbicara dengan seorang Tuli (gangguan pendengaran),
perhatikan isyarat ia lebih nyaman dengan menggunakan
bahasa isyarat, gerak tubuh, tulisan atau gerakan lisan.

Jika mengalami kesulitan, beritahukan padanya.


Sebelum berkomunikasi, pastikan dia memperhatikan.
Jika tidak, lambaikan tangan atau tepuk bahu
Untuk menarik perhatiannya
Jika menggunakan bantuan penerjemah, tetap perhatikan
lawan bicara (Tuli) demi menjaga kesopanan

Tanyakan kepada teman tuli secara langsung tidak kepada


penerjemah
Bicaralah yang jelas, supaya lawan bicara dapat membaca
gerak bibir, jangan makan permen karet, merokok atau
menutup mulut dengan tangan ketika berbicara
Tidak perlu mengencangkan suara (teriak),
jika lawan bicara menggunakan
alat bantu dengar, disesuaikan levelnya, atau
gunakan alat bantu tulis
Ulangi kalimat dengan ungkapan yang berbeda,
daripada mengulangi kalimat yang sama ketika
tidak dimengerti
Ingatlah!!!!
 Sebagian besar penyandang disabilitas tidak membutuhkan
pertolongan ekstra, alasan utama mereka membutuhkan
bantuan adalah karena adanya hambatan lingkungan

 Penyandang disabilitas juga manusia biasa sama seperti


yang lain, ada yang dengan percaya diri akan meminta
pertolongan dan ada pula yang tidak.

 Jangan pernah berasumsi bahwa pertolongan dibutuhkan


dan bagaimana melakukan pertolongan tersebut. Tawarkan
pertolongan/bantuan jika Anda merasa mereka
membutuhkannya, dengan bertanya “Anda tidak apa-apa?”
atau “Apakah Anda perlu bantuan?”

 Penyandang disabilitas juga punya hak untuk berkata


“Tidak”
Terminologi

Benar Salah
Penyandang disabilitas Penyandang cacat, orang cacat,
penderita cacat, abnormal, tidak
sempurna
Difabel Orang cacat
Orang dengan hambatan Tuna rungu, tuna wicara, gagu, bisu
pendengaran/Tuli
Orang dengan hambatan melihat/Netra Buta, tunanetra
Orang dengan hambatan fisik/mobilitas Tuna grahita, pengkor, pincang
Orang dengan hambatan intelektual Idiot
Orang bertubuh mini/kecil Kerdil, cebol, sakeos
Orang dengan hambatan psikososial Orang gila
Orang dengan epilepsi
Orang dengan downsyndrome
Orang dengan kesulitan belajar
Orang tanpa disabilitas/non disabilitas Orang normal
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai