Anda di halaman 1dari 4

Nama : lia permata sari siregar

Nim : 170204033

Kelas : D3.1 PSIK

1. Uraikan apa yang dimaksud dengan difabel?

Secara umum istilah difabel merupakan bentuk yang lebih halus dan sopan untuk
menggambarkan kondisi seseorang yang mengalami disabilitas. Difabel merupakan kondisi
seseorang yang bermasalah dengan struktur atau organ tubuh seperti, kecacatan yang
mengakibatkan adanya batasan fungsional yang berkaitan dengan aktivitas penderitanya.
Difabel juga lebih mengacu pada keterbatasan peran dalam kehidupan sehari-harinya di dalam
masyarakat.

Contohnya, seseorang penderita cerebral palsy tadi tetap dapat memenuhi perannya seperti
orang normal. Ia tetap bisa menjadi murid di sekolah, warga yang baik di lingkungan
masyarakat, dan seorang anak di rumah, meski memiliki keterbatasan fisik. Karena melakukan
terapi fisik dan dengan bantuan alat bantu kondisinya perlahan membaik dan bisa beraktivitas
dengan normal seperti teman-teman dan orang di sekitarnya. Orang-orang dengan keterbatasan
fisik yang menjalani peran selayaknya orang normal inilah yang disebut sebagai difabel.

2. Bagaimana respon anda terhadap kelompok difabel?

Respon saya terhadap kelompok difabel, menurut saya kelompok difabel itu orang yang luar
biasa, mereka bisa melakukan yang bahkan kita tidak bisa melakukannya, kelompok difabel
merupakan orang yang jenius yang bisa menjadi orang yang luar biasa dengan keterbatasan fisik
mereka. Bahkan kelompok difabel banyak yang menjadi atlet dan orang luar biasa lainnya,
bahkan mampu membawa harum nama negara

3. Jika anda sebagai perawat yang difabel memberikan pelayanan pada klien, apa yang anda
harapkan dari klien?

Yang saya harapkan dia harus tetap semangat dengan kondisinya yang seperti perawat yang
difabel juga, jangan pernah malu dengan keadaan yang seperti ini, kita bahkan bisa lebih baik
dari orang yang normal biasa, disini saya akan mengajarkan dia beberapa tahap seperti:

 Peer to peer support

Ini merupakan langkah pendekatan yang diberikan secara langsung dari perawat kepada
penyandang disabilitas baru. Pada tahap ini, perawat harus aktif melakukan pendekatan,
salah satunya dengan datang langsung ke tempat tinggal penyandang disabilitas.

 Penilaian dan survei interaksi


Saat proses konseling dalam peer to peer support sedang berjalan, perawat harus
melakukan penilaian dan survei secara tersirat. Tujuannya, mendata kebutuhan apa saja
yang diperlukan penyandang disabilitas.

 Menyediakan alat bantu

Setelah mendata apa saja yang dibutuhkan penyandang disabilitas, perawat harus
memperkenalkan cara menggunakan beberapa alat bantu tersebut. Pengenalan ini harus
dimulai dari pengalaman perawat sebagai penyandang disabilitas.

 Memulai proses rehabilitasi

Pada tahap ini, perawat mulai membantu penyandang disabilitas mendapatkan kembali
ritme kehidupannya. Khususnya beberapa kegiatan yang dapat dilakukan sebelum dan
sesudah kondisi disabilitas. Misalnya, dengan cara mengajarkan penyandang disabilitas
melakukan mobilitas atau komunikasi dengan teknik tertentu seperti yang sudah dialami
perawat penyandang difabel sebelumnya .

4. Apa yang dapat dilakukan untuk berinteraksi dengan difabel?

 Sapa dan bicara secara langsung dengan kontak mata. Hindari berbicara satu arah melalui
orang lain, baik melalui penerjemah atau pendamping

 Fokus kepada penyandang disabilitas yang diajak bicara, bukan pada kondisinya.

 Bicara dengan jelas, mudah dipahami, dan tetap santun.

 Bahasa tubuh yang ramah. Contohnya usahakan bicara dalam posisi sejajar dan jangan
dengan sengaja membelakanginya.

 Jangan membuat penyandang disabilitas sebagai orang yang aneh.

 Kenalilah kebutuhan spesifik penyandang disabilitas, misalnya disabilitas fisik membutuhkan


kursi roda

 Jika merasa penyandang disabilitas yang datang membutuhkan bantuan, jangan ragu untuk
menanyakan apakah dia butuh bantuan. Kemudian tanyakan bagaimana cara penyandang
disabilitas ingin dibantu.

 Kursi roda, tongkat, alat bantu dengar, tangan palsu, kaki palsu, dan alat bantu lainnya
merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan. Jadi, jangan menyentuh, memindahkan, atau
melakukan sesuatu pada alat bantu tadi tanpa persetujuan.

 Tidak memberikan pertanyaan yang berulang-ulang.

5. Apa yang tidak boleh dilakukan untuk berinteraksi dengan orang difabel?
 Menatap lama

Hindari memberi tatapan mendalam pada penyandang disabilitas. Melihat seseorang yang
berbeda bisa saja membuat kita penasaran. Namun, hal tersebut akan membuat orang yang
dilihat tidak nyaman. Memandang tidak dapat memberikan informasi. Jika memiliki
pertanyaan, kita dapat langsung menanyakan dengan sopan. Hal ini jauh lebih baik
dibanding berdiri di satu titik, menatap, dan membuat orang tidak nyaman.

 Mengalihkan pandangan ketika berbicara

Ketika berada di kejauhan seseorang cenderung memandangi, namun ketika berhadapan


dan berbicara langsung seseorang malah mengalihkan pandangan. Melihat ke arah orang
yang sedang berbicara adalah tanda menghormati orang tersebut. Jangan sampai hanya
karena lawan bicara adalah seorang penyandang disabilitas, seseorang menampilkan rasa
hormat yang kurang. Jika penyandang tersebut menggunakan kursi roda, maka baiknya
berjongkok agar ketinggian atau levelnya sama dengan mereka. Dengan demikian,
pandangan dapat sejajar, suara dapat terdengar dengan baik, dan mengobrol pun lancar.

 Menepuk kepala

Seorang penyandang disabilitas tidak mengharapkan ikatan atau pelukan emosional. Bukan
juga tepukan di kepala. Seseorang harus sadar, bahwa melakukan kontak yang berlebihan
itu tidak baik. Raya menambahkan, rekannya pernah bertemu dengan seseorang yang
menepuk kepala. Hal ini dirasa penting sebagai tanda perpisahan bagi penepuk itu. Padahal,
seseorang dengan disabilitas sama sekali tidak membutuhkannya. Mereka bukanlah anak
kecil.

 Tidak bicara secara langsung

Orang-orang tidak boleh mengabaikan penyandang disabilitas dengan lebih memilih


berbicara pada temannya terlebih dahulu. Beberapa orang dengan disabilitas merasa tidak
nyaman dengan orang asing yang bertanya pada teman, keluarga, atau pengurus yang
terlihat non-disabilitas mengenai penyandang disabilitas yang ditemaninya. Padahal, orang-
orang asing itu bisa langsung bertanya pada orang bersangkutan. Teman Raya sempat
mengalami hal serupa. Teman yang menggunakan kursi roda bertanya pada seorang pria,
namun pria itu malah menjawabnya melalui perawat pengguna kursi roda tersebut.

 Jangan bertanya penyebab disabilitas

Rasa penasaran memang selalu ada dalam diri manusia. Namun, bertanya tentang penyebab
disabilitas seseorang yang tidak dikenal bukanlah hal baik. Pengetahuan mengenai
disabilitas memang penting, namun harus melihat juga waktu, tempat, serta orang yang
ditanya. Penyandang disabilitas juga dapat membedakan mana yang mengumpulkan
informasi untuk kepentingan pengetahuan dan mana yang bertanya hanya untuk
memuaskan rasa penasaran.
6. Apa strategi perawat dalam merawat penyandang difabel?

Perawat harus Perawat yang bermitra dengan penyandang difabel keluarganya dapat
memberikan asuhan dan keperawatan menggunakan sejumlah strategi dalam berbagai
kelompok komunitas. Individu, keluarga, dan masyarakat dapat menjadi klien utama. Orang
yang terkena dampak difabel memiliki kebutuhan perawatan kesehatan dan sumber daya umum
dibandingkan orang-orang tanpa difabel. Lawthers dan rekan (2003) mengidentifikasi lima
kualitas utama isu perawatan untuk penyandang difabel: kurangaya pemanfaatan perawatan
kesehatan preventil sesuai usia; kurangnya penanganan terhadap kondisi kesehatan; kurangnya
pengetahuan penyedia perawatan kesehatan tentang perawatan yang tcpat dan efektif,
hambatan terhadap efektiftas komunikasi antara klien, keluarga, dan penyedia layanan; dan
faktor risiko cidera. Peran perawat harus mencerminkan kebutuhan dan sumber daya klien dan
keluarganya. Data dari wavancara yang diakukan dengan perawat yang memberikan perawatan
kepada difabel menggambarkan prinsip prinsip berikut (Treloar, 1999b): apa-apa. berasimist
Jangan mengumpulkan data dari perspektif orang dan keluarga difabel. Seorang perawat
manajer kasus untuk keluarga dengan anak-anak yang mengalami difabel menjelaskan: Lihatlah
setiap orang, klien, keluarga, setiap situasi sebagai salah satu yang benar-benar baru dan
berbeda. Ada hal-hal budaya yang Anda ingin hormat. api, jangan menganggup apa-apa.
Mendengarkan apa yang tidak dikatakan. Saya melihat orang.. Anda pergi ke rumah dan Anda
dapat belajar banyak sekali, bahkan tidak mengajukan pertanyaan apapun. Mengadopsi
perspektif klien. Jika perawat bertindak dari agenda mereka atau norma-norma budaya pribadi
dan bukan dari orang-orang di sekitar klien, kurang dan hasilnya akan kurang produktif
memuaskan, Lebih penting lagi, perawat akan ,mengalami kegagalan untuk membangun
hubungan yang menghormati klien sebagai yang paling mengerti status kesehatannya sendiri.
Selanjutnya, apa yang tampaknya menjadi penghalang atau pembatasan mungkin tidak
mencerminkan situasi sebenarnya atau perspektif klien (prioritas). Mendengarkan dan belajar
dari kien; mengumpulkan data dari perspektif klien dan keluarga. jika klien memiliki difabel
mental yang berat dan tidak dapat memberikan informasi yang dapat dipercaya, meminta
keluarga atau pelaku rawat. Perawat harus membangun hubungan yang responsif terhadap
carai orang tersebut dan cara keluarga untuk menangani difabel. Perawat berpengalaman
menjelaskan: 'Bahva orang tua atau pelaku rawat adalah salak satu yang ada untuk anak dengan
difabel sepanjang waktu. Mereka tahu anak itu jauh lebih baik. Aku mungkin tahu sesuatu hal
medis yang mereka tidak ahu.. .Itu adalah di mana Anda turun untuk berbagi hal dengan orang-
orang seperti itu. Ajari aku. Saya selalu ada untuk belajar Perawatan uantuk klien dan keluarga,
tidak difabel. Gaya dan maksud dari klien dan penyedia komunikasi mempengaruhi penerimaan
interaksi. Sebuah gaya "percakapan" yang membentuk kemitraan yang sama dengan klien
adalah lebih ke arah "membuka buku i pelajaran" pendekatan itu memberitahu klien "di sini
adalah apa yang perlu Anda lakukan" Perawat harus membantu menanyakan apa kebutuhan
klien, apa yang klien mampu lakukan, apa yang klien ingin lakukan, dan bagaimana perawat
dapat membantyl menggambarkan menerapkan ide-ide ini dalam Seorang perawat bekerja
dengan keluarga dari anak-anak difabel

Anda mungkin juga menyukai