Anda di halaman 1dari 9

Nama : Ana lestari

NIM : 18116435
Kelas : PAI 6 B
Matkul : Pendekatan Pembelajaran bagi Siswa Difabel
Jawaban UAS
1. Tentang asesmen dan setelah kuliah :
a. Ya, masih
 Pelajaran yang didapat dari kuliah adalah menjadi tahu mengenai
disabilitas. Mulai dari pengertian disabilitas, berbagai macam penyandang
disabilitas, Letak kekurangan dan kelebihan seorang disabilitas dan lain
sebagainya. Motivasi yang dapat saya ambil dari pembelajaran ini
adalah “Menjadikan keterbatasan sebagai kekuatan”. Memiliki
keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang bagi penyandang disabilitas
untuk tetap berkarya, karena mereka tidak menganggap keterbatasan
yang mereka miliki sebagai beban. Justru dari keterbatasan itulah mereka
memiliki kekuatan. Meskipun mereka tidak bisa mendengar, melihat atau
yang lainnya, namun mereka tetap semangat dan berusaha untuk
mewujudkan impian mereka. Lalu bagai mana dengan kita? Harusnya kita
juga bisa dong, menjadikan kelemahan yang kita miliki sebagai kekuatan
yang bisa mengantarkan kita pada kesuksesan.
 Menarik, sehingga ingin lebih tahu mengenai pembelajaran Difabel
b. Dengan melihat para penyandang disabilitas, saya merasa harus lebih
bersyukur atas kehidupan yang saya dapatkan. Pentingnya berpikir ulang
ketika mengeluh soal kehidupan, serta lebih banyak bersosialisasi dengan
lingkungan agar hati lebih peduli. Selain itu, tetap terus berpartisipasi
membantu mereka yang membutuhkan. Meskipun ada yang menganggap
penyandang disabilitas sebagai warga kelas dua, tapi kini kian banyak saja
orang yang mulai peduli pada mereka. Terlihat dari banyaknya komunitas
yang mendukung keberadaan mereka, serta didukung pula dengan fasilitas
yang bisa memudahkan.
2. Istilah dari :
 Difabel atau disabilitas adalah istilah yang meliputi gangguan,
keterbatasan aktivitas, dan pembatasan partisipasi. Gangguan adalah
sebuah masalah pada fungsi tubuh atau strukturnya; suatu pembatasan
kegiatan adalah kesulitan yang dihadapi oleh individu dalam
melaksanakan tugas atau tindakan, sedangkan pembatasan partisipasi
merupakan masalah yang dialami oleh individu dalam keterlibatan dalam
situasi kehidupan. Jadi disabilitas adalah sebuah fenomena kompleks,
yang mencerminkan interaksi antara ciri dari tubuh seseorang dan ciri dari
masyarakat tempat dia tinggal. Penyandang cacat adalah setiap orang
yang mempunyai kelainan fisik dan/atau mental, yang dapat mengganggu
atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan
secara selayaknya, yang terdiri dari
 Kesempurnaan seringkali menjadi tolak ukur dalam melihat sebuah
keindahan. Nyatanya, terlepas dari gambaran sempurna yang berusaha
ditampilkan seseorang di media sosial, tidak ada manusia yang diciptakan
sempurna. Sayangnya masih banyak orang, terlebih lagi para kaum
difabel merasa bahwa kesempurnaan merupakan faktor utama keindahan
dan tolak ukur tersebut yang akhirnya menimbulkan adanya rasa rendah
diri. Percaya diri dan sadar bahwa diri kita bernilai merupakan suatu hal
yang sangat penting. Dengan adanya rasa percaya diri kita akan merasa
lebih berharga dan lebih tangguh untuk menghadapi apapun. Selain itu
rasa percaya diri juga tentunya akan membawa dampak positif ke
hubungan sosial serta kepercayaan diri yang tepat dan tidak berlebihan,
seseorang juga akan mencapai kesuksesan yang lebih besar. Ketika
suatu keindahan dilihat dari kacamata yang berbeda, kita dapat mengerti
bahwa untuk menjadi manusia yang indah yang kita butuhkan adalah
ketidaksempurnaan.
3. Cara pandang tentang cara pandang / perspektif / model / teori mengenai
disabilitas?
 Apa yang anda pahami tentang perspektif disabilitas medis?
Pada perspektif ini menekankan bahwa yang disebut sebagai “disabilitas”
adalah dilihat dari dalam diri seorang individu (fungsi biologis/fisiologis).
Perspektif ini mengklasifikasi disabilitas sepenuhnya pada orang yang
disabilitas, tidak menyangkut pada aspek sosial manapun, terdapat
pendekatan medis klasik untuk disabilitas, yakni Eugenik Movegement.
Perspektif medis memiliki dampak terhadap cara disabilitas diklasifikasikan
dan disebarkan pada masyarakat luas. Perspektif ini memiliki tujuan untuk
mendefinisikan, menggambarkan, penyakit, dan memberi wacana pada
individu yang terkena penyakit.
 Apa yang anda pahami tentang perspektif disabilitas sosial?
Pada perspektif ini menekankan bahwa disabilitas merupakan hasil dari
pengaturan sosial. Disabilitas dilihat dari karkter fisik dan mentalnya yang
mempengaruhi fungsinya dalam masyarakat. Disabilitas ada karena faktor
eksternal, berfokus pada kewarganegaraan dan penindasan yang dialami
kaum disabilitas. Jadi, disabilitas disini bukan karena faktor dari dalam individu
melainkan faktor eksternal (masyarakat) yang melakukan diskrimin dan
tindakan sewenang-wenang terhadap kaum disabilitas. Mengingat jumlah
disabilitas yang terus mengalami peningkatan, hendaknya masyarakat
Indonesia sekarang ini lebih membuka mata, hati, dan pemikiran bahwa kaum
disabilitas juga manusia yang memiliki hak yang sama. Disabilitas memiliki
hak untuk hidup seperti manusia lain pada umumnya tanpa ada gangguan
maupun diskriminasi kelompok sosial atau masyarakat.
 Apa perbedaan antara perspektif disabilitas medis dan sosial?
Perspektif medis memiliki dampak terhadap cara disabilitas diklasifikasikan
dan disebarkan pada masyarakat luas. Perspektif ini memiliki tujuan untuk
mendefinisikan, menggambarkan, penyakit, dan memberi wacana pada
individu yang terkena penyakit.
Model sosial disabilitas didasarkan pada perbedaan antara
istilah impairment dan disability. Dalam model ini, kata impairmentdigunakan
untuk merujuk pada atribut aktual (atau ketiadaan atribut) yang memengaruhi
seseorang, seperti ketidakmampuan berjalan atau bernapas secara mandiri.
Kata disabilitydigunakan untuk merujuk pada batasan-batasan yang
disebabkan oleh masyarakat ketika masyarakat tidak memberikan perhatian
dan akomodasi yang setara untuk kebutuhan individu-individu penyandang
cacat.
Sebagai contoh sederhana, jika seseorang tidak dapat menaiki tangga, model
medis berfokus pada membuat individu secara fisik dapat menaiki tangga.
Model sosial mencoba membuat menaiki tangga tidak perlu, seperti dengan
mengganti tangga dengan jalan yang dapat diakses kursi roda. Menurut model
sosial, orang tersebut tetap mengalami impairment sehubungan dengan naik
tangga, tetapi impairment tersebut tidak boleh lagi dianggap
sebagai disability dalam skenario itu, karena orang tersebut dapat mencapai
lokasi yang sama tanpa menaiki tangga.
4. Jawaban :
 Prinsip paling mendasar dalam pendidikan inklusif adalah bagaimana agar
peserta didik dapat belajar bersama, belajar untuk dapar hidup bersama.
Interaksi promotif hanya dimungkinkan jika terdapat rasa saling
menghargai dan saling memberikan urunan dalam meraih keberhasilan
belajar bersama.
 Jika saya seorang guru saya akan memberikan arahan kepada pihak
orang tua untuk mengusakan anaknya bisa pergi kesekolah difabel. Karna
sudah kewajiban orang tua untuk berkorban memberikan yang terbaik
demi anaknya meskipun tempat sekolahnya jauh dari lokasi rumah. Karna
sekolah difabel sudah dijamin sesuai untuk anak yang berkebutuhan
khusus.
 Pemerintah akan membuka pendidikan reguler yang bisa menerima
anak-anak yang berkebutuhan khusus. Pemerintah dikebumen terkait ini
diharapkan bisa untuk menerapkan anak-anak yang berkebutuhan khusus
untuk bisa sekolah secara reguler, tidak hanya anak yang menyandang
disabilitas harus sekolah di SLB saja. Sebanyak 20 sekolah dan
madrasah di Kebumen akan menerapkan sistem pendidikan inklusi.
Penyelenggaraan sekolah inklusi ini secara resmi dilaunching oleh Wakil
Bupati Kebumen H Arif Sugiyanto SH di Pendopo Rumah Dinas Bupati
Kebumen, Sabtu (4/5). Sekolah inklusi akan diterapkan pada jenjang SD
dan SMP. Pada jenjang SD/MI masing-masing akan diterapkan di SD 1
Surotrunan Alian, SD Pecarikan Prembun, SD 2 Logandu Karanggayam,
SD Kaligubug Padureso, SD Podourip Petanahan. Selanjutnya SD
Tanjungseto Kotowinangun, SD 1 Bumirejo Kebumen, SD 2 Pejagoan, SD
3 Bumiagung Rowokele, SD 1 Semondo Gombong, SD Muhammadiyah
Karanganyar, dan MI Maarif Sidomulyo. Sedangkan pada jenjang
SMP/MTs akan diterapkan di delapn titik yaitu SMP 1 Kutowinangun,
SMP 1 Poncowarno, SMP 2 Prembun, SMP 4 Kebumen, SMP 3 Gombong,
SMP 1 Pejagoan, SMP IT Logaritma Karanganyar, MTs 6 Puring. Wakil
Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengatakan, pendidikan inklusi bertujuan
untuk memberikan pendidikan yang memungkinkan anak berkebutuhan
khusus memperoleh kesempatan mengikuti proses pendidikan bersama
dengan siswa normal. Agar dapat mengembangkan diri secara optimal.
Dengan kata lain pendidikan inklusi merupakan pelayanan pendidikan
anak berkebutuhan khusus yang dididik bersama-sama anak lainnya
(normal) untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Dengan adanya
sekolah inklusi diharapkan masa depan anak berkebutuhan khusus akan
lebih baik. "Karena sekolah ini membekali anak untuk bisa hidup mandiri
dalam hidupnya dengan segala kekurangan dan kelebihannya,"

5. Jawaban :
 Ada beberapa faktor penyebab seorang siswa dinyatakan tinggal kelas,
yaitu ada lebih dari tiga mapel yang nilai rata-ratanya di bawah kriteria
ketuntasan minimal (KKM), terutama untuk mapel yang akan disertakan
pada ujian nasional. Faktor berikutnya adalah siswa itu sering melakukan
pelanggaran terhadap tata tertib sekolah, baik pelanggaran ringan
maupun berat, dan sering tidak masuk sekolah tanpa memberikan
keterangan. Nah mengenai kasus di atas maka monyet dibyatakan tidak
naik kelas dikarenakan dia tidak mengikuti pembelajaran secara efektif,
memiliki nilai yang rendah, dan prilaku tang buruk ( suka menggangu
dikelas).
 Standar kenaikan kelas :

1.Kompetensi inti (Ki), Ki 1 dan Ki 2 menyangkut sikap dan tingkah laku


minimal bernilai Baik (B) 2.Nilai Pengetahuan (Ki 3) dan Keterampilan (Ki 4)
harus tuntas. 3.Mata pelajaran dengan KBM (Ketuntasan Belajar Minimal)
yang tidak tuntas tidak lebih dari 3 (tiga). Mata pelajaran dikatakan tuntas jika
pengetahuan (Ki 3) dan Keterampilan (Ki 4) telah tuntas dengan prediket
minimal C. Prediket pengetahun dan keterampilan ini didasarkan pada KBM
masing-masing sekolah. Dapat disimpulkan bahwa seorang siswa tidak naik
kelas karena tidak memenuhi kriteria dalam standar penilaian. Siswa akan
naik kelas bila menunjukkan sikap dan tingkah laku yang baik, memperoleh
pengetahuan dan keterampilan minimal sebagaimana ditentukan oleh KBM
sekolah.

 Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang


memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki
kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk
mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan
pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada
umumnya. Pada pendidikan dasar, kehadiran pendidikan inklusi perlu
mendapat perhatian lebih. Pendidikan inklusif sebagai layanan pendidikan
yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus (ABK)
belajar bersama anak normal (non-ABK) usia sebayanya di kelas ank
ar/biasa yang terdekat dengan tempat tinggalnya. Menerima ABK di
Sekolah Dasar terdekat merupakan mimpi yang indah yang dirasakan
orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus. Sayangnya, SD
Inklusi yang sudah “terlanjur” menerima tidak langsung dengan mudahnya
menangani anak-anak yang sekolah dengan kebutuhan khusus itu.
Kurikulum harus dapat disesuaikan dengan kelas yang heterogen dengan
karakteristik ABK dan regular. Guru belum siap untuk menangani
anak-anak dikelasnya dengan karakteristik yang berbeda. Akhirnya,
guru-guru yang berhadapan langsung dengan ABK di kelas mengeluh dan
sulit untuk mengajar satu metode yang sama dan dengan perlakuakuan
yang sama sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai seperti yang
diharapkan. Pengembangan kurikulum dapat dilakukan sebagai upaya
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan tujuan pembelajaran
dapat tercapai dalam pendidikan inklusi.

6. Jawaban :

 Allah SWT menciptakan manusia tidak semata-mata untuk hidup begitu


saja di muka bumi ini, melainkan untuk beribadah dan menyembah-Nya.
Hal ini dijelaskan dalam kitab umat Muslim yaitu Al-Qur’an. Manusia
adalah salah satu makhluk ciptaan Allah, dan merupakan ciptaan-Nya
yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya.
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya”. (QS. At-Tin : 4). Baik itu normal maupun orang
penyandang disabilitas. Sebagai manusia, tentu kita ingin hidup aman
dan damai serta mendapatkan ridho dan rahmat-Nya. Dan dalam
Al-Qur’an disebutkan bahwa siapa saja yang beriman kepada Allah,
menyembah serta melakukan amalan-amalan baik, niscaya Allah akan
berikan pahala untuknya dan bahkan masuk ke dalam surga-Nya.
 Membahas mengenai fasilitas publik dalam hal keagamaan agar
penyandang disabilitas jg bisa menggunakannya.. Menurut pendapat saya
tidak serta merta fasilitas tersebut bisa langsung ditambah atau dirubah
sesuai dg kebutuhan, namun semua itu bisa diperbaiki satu-persatu
(berproses). Untuk kenyamanan dan kebahagiaan bersama.
 Perencanaan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah inklusi dilaksanakan
dalam sebuah pertemuan antara kepala sekolah, wakil kepala bidang
kurikulum, guru beserta pendamping disabilitas sekolah29. Kurikulum 2013
adalah kurikulum yang digunakan oleh tiga sekolah dalam menjalankan
proses pembelajarannya, dengan beberapa penyesuaian dalam
implementasi pendidikan inklusi di sekolahnya. Jika dikaitkan dengan
kurikulum yang digunakan oleh ketiga sekolah tempat penelitan yaitu
kurikulum 2013, maka yang dimaksud dengan tujuan pendidikan atau
pembelajaran kurang lebih sama dengan apa yang disebut dalam
kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator. Sehingga terdapat empat
jenis kompetensi dalam kurikulum yang dilaksanakan, yang harus
diperhatikan oleh pendidik kaitannya dengan tujuan akhir pembelajaran
dalam setting inklusi, yaitu: Standar kompetensi lulusan (SKL);
Kompetensi Inti (KI); Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator keberhasilan.
Implementasi manajemen pembelajaran PAI bagi anak disabilitas di
sekolah inklusi adalah dengan menyusun rencana pembelajaran PAI
bagi anak disabilitas dengan menyusun RPP yang dimusyawarahkan
dengan komite sekolah maupun dengan orang tua peserta didik tentang
layanan yang akan diterima oleh peserta didik. Setelah itu anak diberikan
tes IQ, dan asesmen. Hasil dari tes dan asesmen itulah yang dijadikan
dasar untuk menentukan pendekatan pembelajaran dan layanan yang
akan diterima oleh anak. Sebagaimana pernyataan guru PAI. “tes IQ dan
asesmen sangatlah penting karena melalui proses tersebut guru dapat
merencanakan pembelajaran yang sesuai. Jadi, melalui beberapa langkah
tadi guru tidak sembarangan dalam memberikan pembelajaran bagi anak
disabilitas”. Pengembangan kurikulum adaptif yang dilaksanakan
merupakan penyesuaian kurikulum bagi anak-anak dengan
kedisabilitasan. Dalam pelaksanaannya anak disabilitas yang mengikuti
pendidikan pada sekolah-sekolah inklusi secara umum mendapatkan
penyesuaian kurikulum tersebut dengan empat model pengembangan
kurikulum adaptif yang berbeda-beda, yaitu: (1) model duplikasi; (2) model
modifikasi; (3) model subtitusi, dan (4) model omisi. Dengan mengikuti
kurikulum yang ada yaitu kurikulum 2013, perumusan kurikulum
berdasarkan tujuan, isi, proses dan evaluasi, termasuk dengan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar
(KD). Secara model modifikasi, misalnya dengan pengembangan 18
karakter dalam permendikbud menjadi 20 karakter. Secara model
substitusi, dilaksanakan misalnya dengan mengganti praktek dalam
kurikulum seperti praktek sholat, mengaji dan menghafal surat-surat
pendek dan doa-doa, yang disesuaikan dengan kemampuan dan
kebutuhan. Secara model omisi, dilaksanakan dengan menghapuskan
beberapa kurikulum yang cenderung memberatkan peserta didik
khususnya bagi anak disabilitas. Penyesuaian ini juga berlaku dalam
proses-proses pembelajaran khusus, seperti anak dengan kedisabilitasan
fisik memiliki keterbatasan dalam persepsi motorik dalam ibadah,
sehingga pelajaran sholat atau ibadah lainnya dapat diadaptasi dan
disesuaikan dengan kondisi yang ada.

Anda mungkin juga menyukai