Anda di halaman 1dari 18

Komunikasi

Pada Perempuan dengan


Disabilitas
Kelompok 7
Anggota kelompok 7

Anisa Lara Sati


Annisa Mulya
Chavia Raudatul Janah
Lucy Darmayanti
Nadratul Husna
Sutri Agita PF
Zahra Difa Zafina
Disabilitas
Menurut UU No.08 Tahun 2016 :
● Istilah Disabilitas merupakan setiap orang yang memiliki keterbatasan fisik, intelektual,
mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama, memiliki hambatan dalam
berinteraksi dengan lingkungan, dan menyebabkan keterbatasan dalam melaksanakan
tugas atau kegiatan sehari-hari.

● Ragam Disabilitas:
1. Disabiitas Fisik : mengalami keterbatasan mobilitas atau stamina fisik yang
mengganggu sistem otot, pernafasan, atau saraf dan gangguan pada fungsi gerak
2. Disabilitas Sensorik : keterbatasan pada fungsi alat indera seperti penglihatan dan
pendengaran.
3. Disabilitas Mental : gangguan pada fungsi pikir, emosi, dan perilaku
4. Disabilitas Intelektual : gangguan pada fungsi kognitif karena tingkat kecerdasan di
bawah rata-rata
Perempuan Disabilitas

● Negara dan masyarakat memiliki kewajiban supaya tidak melakukan diskriminasi


terhadap penyandang disabilitas, baik perempuan maupun anak. Menjamin partisipasi
penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan, seperti Pendidikan,
Kesehatan, pekerjaan, politik, olahraga, seni dan budaya serta pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi.

● Permasalahan pada perempuan disabilitas menjadi semakin kompleks, mengingat


perempuan yang disabilitas mengalami stigmatisasi ganda, yaitu sebagai perempuan dan
sebagai disabilitas. Sehingga, kelompok ini perlu untuk mendapat perhatian khusus.
Hak Kesehatan untuk Penyandang disabilitas

1. Memperoleh informasi dan komunikasi yang mudah diakses dalam pelayanan


kesehatan;
2. Memperoleh kesamaan dan kesempatan akses atas sumber daya di bidang kesehatan;
3. Memperoleh kesamaan dan kesempatan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan
terjangkau;
4. Memperoleh kesamaan dan kesempatan secara mandiri dan bertanggung jawab
menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya
5. Memperoleh Alat Bantu Kesehatan berdasarkan kebutuhannya;
6. Memperoleh obat yang bermutu dengan efek samping yang rendah;
7. Memperoleh Pelindungan dari upaya percobaan medis;
8. Memperoleh Pelindungan dalam penelitian dan pengembangan kesehatan yang
mengikutsertakan manusia sebagai subjek.
Komunikasi

Setiap penyandang disabilitas memiliki Hal yang perlu


cara berkomunikasi dan berinteraksi yang diperhatikan :
berbeda. Bagi penyandang disabilitas
sensorik seperti tuli dan tunanetra,
komunikasi dilakukan dengan organ
sensorik lain yang masih berfungsi. Perkembangan dan kemampuan
Miaslnya tunanetra, mereka terbiasa penyandang disabilitas dalam
mengandalkan suara untuk berkomunikasi dan berinteraksi lebih
mengidentifikasi subjek atau objek. lambat dibandingkan dengan orang yang
Sedangkan tuli menggunakan organ tidak disabilitas
penglihatan untuk mengidentifikasi subjek
atau objek .
Komunikasi Interpersonal/konseling

Hal yang perlu


diperhatikan :
Komunikasi interpersonal adalah proses
pengiriman dan penerimaan pesan antara Komunikasi antar pribadi para disabilitas
dua individu atau antar individu dalam mempunyai beberapa factor penghambat sesuai
dengan kondisi disabilitas masing-masing, faktor
kelompok dengan beberapa efek dan
penghambat komunikasi menunjukkan bahwa,
umpan balik seketika. hambatan komunikasi para disabilitas yang
berasal dari kondisi fisik bukan merupakan satu-
satunya penghambat pada proses komunikasi
tetapi bisa juga ada factor lain.
Jenis-Jenis
Disabilitas
Disabilitas Fisik

• Dinamakan penyandang disabilitas fisik karena fungsi


gerak mereka terganggu

• Penyandang disabilitas fisik mengalami keterbatasan


akibat gangguan pada fungsi tubuh

• Disabilitas dapat muncul sejak lahir atau akibat


kecelakaan, penyakit, atau efek samping dari pengobatan
medis

• Beberapa jenisnya antara lain lumpuh, kehilangan


anggota tubuh akibat amputasi, dan cerebral palsy
Disabilitas Sensorik

• Disabilitas sensorik adalah keterbatasan fungsi panca indra,


yang termasuk jenis disabilitas ini, anatara lain disabilitas Perlu diperhatikan:
wicara, rungu dan netra

• Mereka yang menyandang disabilitas ini akan lebih


mengutamakan kepekaan indra pendengaran, perabaan, dan • Untuk berinteraksi dengan
penciuman penyandang disabilitas
wicara, rungu, atau rungu
• Untuk membantu penyandang disabilitas netra, perlu wicara, membutuhkan
mempelajari cara khusus berinteraksi dengan mereka. keahlian dalam
Ketahuilah jenis sentuhan dan nada bicara yang bisa Menggunakan Bahasa
digunakann untuk berkomunikasi. Selain itu, sebelum isyarat. Sebaiknya berbicara
membantu mereka, juga perlu bertanya terlebih dahulu apakah dengan tempo lebih lambat
mereka memang membutuhkan bantuan atau tidak agar lebih mudah dimengerti
Disabilitas Mental
• Definisi penyandang disabilitas mental adalah terganggunya fungsi pikir,
emosi dan perilaku yang disebabkan gangguan psikologis atau hambatan
dalam interaksi social. Penyandang disabilitas mental mengalami
Perlu diperhatikan:
keterbatasan akibat gangguan pada pikiran atau otak.
• Salah satu cara menangani
• Disabilitas mental, termasuk bipolar, gangguan kecemasan, depresi dan
disabilitas mental adalah dengan
gangguan mental lainnya. Mereka yang mengalami disabilitas mental
tidak menempatkan mereka pada
dapat mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi, berpikr, mengambil
kondisi yang rentan menimbulkan
keputusan dan mengutarakan isi pikiran mereka.
stress atau tertekan. Selain itu, saat
berinteraksi dengan penyandang
• Jika Perlu, bisa memberikan pilihan cara penyampaian informasi, disabilitas mental, sebaiknya
beberapa lebih memilih untuk mendengarkan penjelasan secara langsung Menggunakan penjelasan yang
dan beberapa lainnya lebih mudah memahami tulisan menyeluruh dan pemilihan kata yang
mudah dimengerti
Disabilitas Intelektual
• Terganggunya fungsi piker karena tingkat kecerdasan dibawah rata-rata,
lambat belajar, atau down syndrome. Disabilitas intelektual dapat
ditandai dengan tingkat iQ dibawah standar rata-rata, kesulitan
Perlu diperhatikan:
memproses informasi, dan keterbatasan dalam berkomunikasi,
bersosialisasi dan kepekaan terhadap lingkungan. Beberapa jenis
disabilitas intelektual adalah down syndrome dan keterlambatan tumbuh
kembang • Karena sulit mengolah instruksi
dan rangsangan dari luar diri
• mereka, penyandang disabilitas
Jika ingin membantu penyandang disabilitas intelektual , pahami terlebih
seringkali tidak menyadari
dahulu bahwa mereka butuh waktu, kesabaran dan perhatian lebih. Butuh
keadaan di sekitar mereka. Untuk
waktu untuk mereka memahami instruksi dasar. Berikan instruksi dalam
menjelaskannya, gunakan ilustrasi
Bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Selanjutnya, usahakan
yang mudah dipahami agar
agar lingkungan tidak menimbulkan tekanan atau stress bagi penyandang
mereka mengingatnya dan tahu
disabilitas. Lingkungan yang terlalu berisik dan terlalu ramai akan
Tindakan yang harus diambil jika
mengganggu konsentrasi mereka.
menghadapi kondisi serupa
kemudian hari.
Etika Berinteraksi dengan Penyandang
Disabilitas Sensorik

1. Salam dan Sapa: Salam dan sapa kepada penyandang disabilitas sensorik atau Netra bisa
dilakukan dengan menyentuhkan bagian luar telapak tangan ke tangan mereka sembari
menyebutkan nama agar mereka bisa langsung mengebalmu
2. Tanyakan Terlebih dahulu. Etika dalam berkomunikasi dengan penyandang disabilitas adalah
menanyakan terlebih dahulu apakah mereka memerlukan bantuan atau dampinganmu. Ketika
hendak meninggalkan mereka pun lebih baik menginformasikan atau pamit terlebih dahulu
3. Biarkan mereka memegangmu data berdampingan. Ketika hendak mendampingi pihak
disabilitas sensorik atau Netra hindari menuntunnya atau memegang tubuh mereka. Biarkan saja
mereka memegangmu saat berdampingan. Meskipun maksudmu baik, jangan sesekali
memindahkan barang yang sedang digunakan penyandang disabilitas Netra. Pasalnya, ingatan
mereka lebih kuat sehingga mereka pun terbiasa mengingat letak barang-barangnya sendiri
Etika Berinteraksi dengan Penyandang
Disabilitas Fisik

1. Komunikasikan terlebih dahulu bentuk pendampingan. Orang yang mengalami


keterbatasan fisik umumnya tetap bisa berkomunikasi dengan orang lain. Jadi, Ketika
kita berencana untuk mendampingi mereka sebaiknya komunikasikan terlebih dahulu
segala bentuk pendampingan yang akan diberikan kepada mereka.
2. Sejajarkan posisi mata Ketika Bicara. Penyandang disabilitas fisik umumnya akan
Menggunakan alat bantu gerak, umumnya adalah kursi roda. Etika berbicara yang baik
kepada mereka adalam mensejajarkan posisi mata.
3. Tidak memindahkan barang-barang atau alat bantu mereka
Etika Berinteraksi dengan Penyandang Disabilitas Sensorik
Rungu Wicara

1. Sentuh, Salam dan Sapa. Cara pertama sebelum memulai interaksi adalah dengan
memberikan sentuhan, salam, dan sapa. Sapalah mereka dengan menyentuhkan tangan
ke tangan mereka dan jangan merasa risih Ketika mereka balas menyentuhmu. Mereka
tidak akan mendengar kita menyebutkann nama sehingga tak perlu melakukannya
2. Bicara dengan Menjaga Kontak Mata. Etika yang benar Ketika kita berbicara dengan
penyandang disabilitas adalah menjaga kedua mata agar tetap memperoleh kontak fisik
dengan mereka. Kalau ada penerjemah, jangan berbicara ke arah penerjemah tetapi
tetap focus tatapan ke penyandang disabilitas
3. Gerakan Bibir dan Bahasa Tubuh yang Jelas
Etika Berinteraksi dengan Penyandang
Disabilitas Mental

1. Tanyakan hal-hal yang perlu diketahui sebagi pendamping

2. Ajak Penyandang Disabilitas Mental Berkomunikasi

3. Menggunakan Kata-kata yang Sederhana


Etika Berinteraksi dengan Penyandang
Disabilitas Intelektual

1. Langkah awal untuk berkomunikasi dengan penyandang disabilitas


intelektual adalah menjaga tutur kata dan perilaku agar selalu ramah.
Mungkin kita akan melakukan komunikasi pasif, tapi mereka akan menjadi
lebih bersahabat jika kita terus bersikap ramah
2. Walaupun memiliki keterbatasan berpikur, penyandang disabilitas intelektual
tetap dapat merasakan sesuatu hal. Senyum yang kita berikan kepada mereka
akan menunjukkan sinyal kehangatan sehingga mereka akan lebih terbuka
untuk berinteraksi.
Terimakas
ih
Any question ?

Anda mungkin juga menyukai