Anda di halaman 1dari 40

KOMUNIKASI

TERAPEUTIK PADA
LANSIA
PENDEKATAN KOMUNIKASI DALAM
KEPERAWATAN GERONTIK
Pendekatan keperawatan gerontik dalam komunikasi memerlukan pemahaman yang
mendalam tentang kebutuhan, karakteristik, dan preferensi klien lanjut usia.
• Peka terhadap Perubahan Fisik dan Kognitif:
• Pahami bahwa proses penuaan dapat mempengaruhi kemampuan pendengaran, penglihatan, dan
kognisi. Oleh karena itu, berbicaralah dengan jelas, lambat, dan perjelas informasi yang disampaikan.

• Empati dan Penghargaan:


• Tunjukkan empati terhadap pengalaman dan perasaan klien. Dengarkan dengan sabar dan penuh
perhatian, dan berikan dukungan secara psikologis.

• Gunakan Bahasa yang Mudah Dipahami:


• Sederhanakan istilah medis dan teknis. Hindari penggunaan singkatan atau frase yang mungkin sulit
dipahami oleh orang tua.
• Pertahankan Kontinuitas dalam Perawatan:
• Upayakan agar staf perawat tetap konsisten untuk membangun hubungan yang kuat dan
memfasilitasi komunikasi yang efektif.

• Berikan Waktu yang Cukup:


• Berikan waktu yang cukup untuk merespon pertanyaan atau memberikan tanggapan. Tunggu
dengan sabar dan hindari merasa terburu-buru.

• Dukung Kemandirian:
• Fasilitasi kemandirian sebanyak mungkin. Berikan pilihan dan dukungan untuk membantu klien
dalam membuat keputusan terkait perawatan mereka.
• Berkolaborasi dengan Tim Perawatan:
• Komunikasi yang baik antara anggota tim perawatan, termasuk perawat, dokter, ahli gizi, dan
terapis, sangat penting untuk menyediakan perawatan yang terkoordinasi dan holistik.

• Libatkan Keluarga dan Orang Dekat:


• Melibatkan keluarga dan orang-orang dekat dapat memperkuat jaringan dukungan dan
meningkatkan pemahaman tentang kebutuhan klien.

• Hormati Hak Privasi:


• Hormati hak privasi dan nilai-nilai kultural. Komunikasikan informasi pribadi dengan kehati-
hatian dan dengan persetujuan klien.
• Edukasi:
• Edukasi adalah bagian penting dari perawatan gerontik. Jelaskan prosedur perawatan, tujuan, dan
risiko dengan cara yang dapat dipahami oleh klien dan keluarganya.

• Gunakan Media Komunikasi yang Sesuai:


• Sesuaikan media komunikasi dengan kebutuhan klien. Misalnya, untuk mereka yang sulit
mendengar, pertimbangkan penggunaan tulisan atau alat bantu dengar.

• Perhatikan Bahasa Tubuh:


• Perhatikan ekspresi wajah dan bahasa tubuh klien, karena ini dapat memberikan petunjuk
penting tentang perasaan dan kenyamanan mereka.
KARAKTERISTIK KOMUNIKASI PADA LANSIA

Komunikasi terapeutik pada lansia melibatkan karakteristik tertentu yang memungkinkan


perawat atau penyedia layanan kesehatan untuk berkomunikasi secara efektif dan
mendukung kebutuhan fisik, emosional, dan sosial lansia.
• Empati:
• Menunjukkan pemahaman dan kepekaan terhadap perasaan dan pengalaman lansia. Menyatakan
empati dapat membantu membangun kepercayaan dan kenyamanan.

• Sabar:
• Lansia mungkin memerlukan waktu yang lebih lama untuk memproses informasi atau merespons
pertanyaan. Kesabaran adalah kunci dalam memastikan komunikasi yang efektif.

• Positif dan Ramah:


• Menggunakan nada suara yang lembut, ramah, dan positif dapat menciptakan lingkungan yang
nyaman dan mendukung.
• Berpikir Positif:
• Menekankan pada sisi positif dan kemampuan lansia, bukan keterbatasan. Ini dapat
meningkatkan motivasi dan rasa harga diri.

• Sederhana dan Jelas:


• Menggunakan bahasa yang sederhana, jelas, dan mudah dimengerti. Hindari istilah medis atau
teknis yang dapat membingungkan.

• Kesadaran terhadap Bahasa Tubuh:


• Memperhatikan bahasa tubuh lansia, seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan sikap. Ini dapat
memberikan petunjuk tambahan tentang perasaan dan kenyamanan mereka.
• Pertanyaan Terbuka:
• Menggunakan pertanyaan terbuka yang merangsang percakapan dan memberikan kesempatan
bagi lansia untuk berbagi lebih banyak informasi.

• Mendengarkan Aktif:
• Aktif mendengarkan dengan penuh perhatian dan tanpa mengganggu. Ini menciptakan ruang
untuk lansia merasa didengar dan dihargai.

• Menghormati Privasi:
• Memastikan pengaturan yang menghormati privasi lansia. Bicarakan secara rahasia dan hindari
membicarakan masalah pribadi di tempat umum.
• Memahami Kebutuhan dan Nilai Individu:
• Memahami nilai-nilai dan kebutuhan individu lansia. Setiap lansia memiliki pengalaman hidup yang
berbeda, dan mengakui hal ini dapat meningkatkan kualitas perawatan.

• Fleksibel dan Responsif:


• Bersikap fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan dan perubahan lansia. Ini menciptakan
lingkungan yang adaptif dan mendukung.

• Dorongan untuk Berbicara:


• Memberikan dorongan dan ruang bagi lansia untuk berbicara tentang pengalaman, kekhawatiran, atau
keinginan mereka. Ini dapat meningkatkan ekspresi diri dan memberikan informasi yang penting.
• Pendekatan Multisensori:
• Menggunakan pendekatan multisensori, seperti menyediakan bantuan visual atau pendekatan
sensori, dapat membantu dalam komunikasi dengan lansia yang mungkin mengalami
penurunan fungsi kognitif atau sensori.

• Libatkan Keluarga dan Orang Dekat:


• Melibatkan keluarga atau orang dekat dapat memberikan dukungan tambahan dan membantu
memahami konteks hidup lansia.
HAMBATAN

Berbagai hambatan komunikasi dapat muncul ketika berinteraksi dengan lansia, terutama
karena perubahan fisik, kognitif, dan emosional yang sering terjadi seiring bertambahnya
usia.
• Penurunan Pendengaran:
• Kehilangan pendengaran merupakan masalah umum pada lansia. Hal ini dapat membuat sulit bagi mereka
untuk mendengar percakapan dengan jelas, terutama dalam lingkungan yang bising.

• Penurunan Penglihatan:
• Gangguan penglihatan seperti katarak atau degenerasi makula dapat menghambat kemampuan lansia untuk
membaca atau melihat dengan jelas, mempengaruhi pemahaman informasi tertulis atau visual.

• Penurunan Fungsi Kognitif:


• Lansia mungkin mengalami penurunan fungsi kognitif, seperti penyusutan memori atau kesulitan dalam
memproses informasi. Hal ini dapat menyulitkan mereka untuk mengikuti percakapan atau memahami
instruksi.
• Keterbatasan Fisik:
• Keterbatasan fisik, seperti masalah mobilitas atau kelemahan otot, dapat mempengaruhi kemampuan
lansia untuk berpartisipasi aktif dalam percakapan atau berkomunikasi secara efektif.

• Penurunan Kemampuan Berbicara:


• Beberapa lansia mungkin mengalami penurunan kemampuan berbicara, baik karena kondisi kesehatan
tertentu atau sebagai bagian dari proses penuaan. Hal ini dapat menyulitkan mereka untuk
mengartikulasikan pikiran atau perasaan dengan jelas.

• Gangguan Komunikasi:
• Beberapa lansia dapat mengalami gangguan komunikasi seperti afasia, yang dapat mempengaruhi
kemampuan mereka untuk memahami dan menggunakan bahasa.
• Isolasi Sosial:
• Isolasi sosial atau kurangnya interaksi sosial dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk berlatih
keterampilan komunikasi secara teratur, yang dapat menyebabkan penurunan kemampuan komunikasi.

• Stigma Terkait Usia:


• Lansia mungkin mengalami stigma terkait usia yang dapat memengaruhi persepsi diri mereka dan
menghambat mereka untuk terbuka dalam berkomunikasi.

• Ketakutan dan Kecemasan:


• Lansia dapat mengalami ketakutan atau kecemasan terkait kondisi kesehatan, kehidupan sosial, atau
lingkungan yang dapat mempengaruhi kualitas komunikasi mereka.
• Efek Obat:
• Beberapa obat yang dikonsumsi oleh lansia untuk mengatasi kondisi kesehatan tertentu dapat
memiliki efek samping seperti kebingungan atau kelesuan, yang dapat mempengaruhi
kemampuan mereka untuk berkomunikasi.

• Ketidakpahaman Teknologi:
• Beberapa lansia mungkin tidak terbiasa atau tidak nyaman menggunakan teknologi modern,
yang dapat menjadi hambatan dalam berkomunikasi melalui media elektronik.
• Lambatnya Respon: Lansia mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk memproses
informasi dan merespons. Oleh karena itu, penting untuk memberi mereka waktu yang
cukup dalam berkomunikasi.
• Gangguan Berbicara: Lansia mungkin mengalami kesulitan dalam mengucapkan kata-
kata dengan jelas atau mengalami gangguan berbicara seperti disartria.
• Gangguan Mobilitas: Kesulitan dalam bergerak atau mobilitas yang terbatas dapat
memengaruhi kemampuan lansia untuk berpartisipasi dalam percakapan.
• Isolasi Sosial: Beberapa lansia mungkin mengalami isolasi sosial atau kesepian, yang dapat
mempengaruhi motivasi mereka untuk berkomunikasi.
• Perubahan Emosional: Perubahan emosional yang terkait dengan penuaan, seperti depresi atau
kecemasan, dapat memengaruhi komunikasi dan keterlibatan sosial.
• Gangguan Pemahaman Bahasa: Penurunan kemampuan pemahaman bahasa atau masalah
dengan interpretasi makna kata-kata dapat menjadi kendala dalam komunikasi.
• Gangguan Memori Jangka Pendek: Kesulitan dalam mempertahankan informasi dalam
memori jangka pendek dapat mempersulit lansia dalam mengikuti percakapan yang panjang
atau kompleks.
KOMUNIKASI PADA KELOMPOK KELUARGA
DAN KELUARGA LANSIA
Teknik komunikasi dalam keperawatan keluarga melibatkan interaksi antara perawat dan
keluarga pasien untuk memastikan pemahaman, dukungan, dan kolaborasi yang efektif
dalam perawatan.
• Empati: Tunjukkan empati terhadap anggota keluarga. Usahakan untuk memahami
perasaan dan perspektif mereka terkait dengan situasi kesehatan anggota keluarga. Ini
membantu membangun kepercayaan dan koneksi emosional.
• Pemahaman Konteks Keluarga: Perawat harus memahami dinamika keluarga, nilai-nilai,
dan kebutuhan unik dari setiap keluarga. Hal ini membantu dalam menyusun rencana
perawatan yang sesuai dengan konteks keluarga.
• Komunikasi Terbuka: Fasilitasi komunikasi terbuka dan jujur. Dorong anggota keluarga
untuk berbicara tentang kekhawatiran, pertanyaan, dan harapan mereka. Kejelasan dan
transparansi dapat mengurangi kecemasan dan meningkatkan kerjasama.
• Aktif Mendengarkan: Perhatikan dengan seksama apa yang dikatakan oleh anggota
keluarga. Berikan waktu bagi mereka untuk berbicara tanpa interupsi, dan pahami pesan
yang disampaikan dengan benar.
• Pendidikan Keluarga: Sampaikan informasi kesehatan secara jelas dan mudah
dimengerti. Libatkan keluarga dalam pengambilan keputusan dan ajarkan mereka
keterampilan yang diperlukan untuk merawat anggota keluarga dengan baik.
• Kolaborasi: Bangun kolaborasi yang positif dengan keluarga. Ajak mereka berpartisipasi
dalam perencanaan perawatan dan berikan dukungan saat diperlukan.
• Bertanya dan Memberikan Umpan Balik: Tanyakan kepada anggota keluarga bagaimana mereka merasa
tentang perawatan yang diberikan dan apakah ada kekhawatiran atau kebutuhan yang belum terpenuhi.
Berikan umpan balik positif dan konstruktif.
• Kelola Konflik dengan Bijak: Jika ada ketegangan atau konflik dalam keluarga terkait dengan perawatan,
tangani dengan bijak. Dukung keluarga untuk mengekspresikan perasaan mereka dan bantu mencari solusi
yang memuaskan semua pihak.
• Beri Dukungan Emosional: Kenali kebutuhan emosional keluarga dan berikan dukungan yang sesuai. Ini
termasuk mengakui stres dan kekhawatiran mereka serta memberikan bimbingan dan dorongan positif.
• Gunakan Teknologi Komunikasi: Manfaatkan teknologi seperti pesan teks, email, atau video call untuk
berkomunikasi dengan keluarga, terutama jika mereka tidak dapat hadir di tempat.
PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA
LANSIA DENGAN MASALAH KOMUNIKASI
• Perumusan diagnosa keperawatan pada lansia dengan masalah komunikasi melibatkan
langkah-langkah khusus untuk menilai dan mengidentifikasi masalah komunikasi yang
mungkin terjadi pada lansia.
• Diagnosa keperawatan adalah langkah awal dalam proses asuhan keperawatan, dan perlu
dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan penanganan yang efektif.
KUMPULKAN INFORMASI

• Identifikasi faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi komunikasi pada lansia, seperti


gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, gangguan kognitif, atau penyakit kronis.
• Amati perilaku komunikatif lansia dan respons orang lain terhadap interaksi komunikatif
mereka.
ANALISA DATA

• Evaluasi data yang telah dikumpulkan dan identifikasi masalah komunikasi yang spesifik.
Contoh masalah komunikasi mungkin melibatkan kesulitan memahami atau
mengekspresikan diri, isolasi sosial, atau kebingungan verbal.
DX NANDA

• Gunakan nomenklatur dari NANDA-I (North American Nursing Diagnosis Association


International) untuk merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat. Contoh diagnosa
yang relevan mungkin termasuk "Kesulitan berkomunikasi verbal r/t gangguan
pendengaran" atau "Isolasi sosial r/t kesulitan berbicara dan berkomunikasi."
DX SDKI

• Pada Sistem Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), terdapat sejumlah diagnosa


keperawatan yang dapat digunakan untuk lansia dengan masalah komunikasi.
• Gangguan Komunikasi Verbal R/T Gangguan Pendengaran atau Penglihatan pada Lansia.
• Contoh tujuan: Pasien akan dapat menyampaikan pesan dengan jelas dan memahami informasi verbal
yang diberikan.

• Isolasi Sosial R/T Kesulitan Berbicara dan Berkomunikasi.


• Contoh tujuan: Pasien akan meningkatkan partisipasi dalam kegiatan sosial dan mengurangi tingkat
isolasi.

• Resiko Gangguan Komunikasi Spesifik R/T Penurunan Fungsi Kognitif.


• Contoh tujuan: Pasien akan menghindari risiko kebingungan verbal melalui pendekatan komunikasi
yang mendukung.
• Gangguan Komunikasi Interpersonal R/T Perubahan Fisik dan Psikologis yang Terkait dengan Penuaan.
• Contoh tujuan: Pasien akan dapat membangun dan memelihara hubungan interpersonal yang sehat dan positif.

• Gangguan Konsep Diri R/T Perubahan Fisik yang Terkait dengan Proses Penuaan.
• Contoh tujuan: Pasien akan meningkatkan citra diri dan kepercayaan diri melalui interaksi sosial yang positif.

• Gangguan Adaptasi Sosial R/T Kesulitan Berkomunikasi dan Perubahan Lingkungan Sosial.
• Contoh tujuan: Pasien akan berhasil beradaptasi dengan perubahan sosial yang terkait dengan masalah komunikasi.

• Gangguan Persepsi Sensori R/T Gangguan Pendengaran atau Penglihatan.


• Contoh tujuan: Pasien akan dapat mengkompensasi gangguan sensori melalui penggunaan alat bantu atau teknik
adaptasi lainnya.
PRIORITASKAN DIAGNOSA

• Prioritaskan diagnosa keperawatan berdasarkan tingkat urgensi dan dampaknya pada


kesehatan dan kesejahteraan lansia.
BUAT RENCANA KEPERAWATAN

• Identifikasi tujuan dan hasil yang diinginkan untuk perbaikan komunikasi lansia. Contoh
tujuan mungkin termasuk meningkatkan kemampuan berbicara, meningkatkan
pemahaman pesan, atau mengurangi isolasi sosial.
• Rencanakan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut.
Intervensi dapat mencakup pendekatan komunikasi yang lebih efektif, pelatihan
pendengaran, atau penggunaan alat bantu komunikasi.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

• Implementasikan rencana keperawatan dan pantau respons lansia terhadap intervensi


yang dilakukan.
• Evaluasi secara berkala untuk melihat kemajuan dan menyesuaikan rencana keperawatan
jika diperlukan.
Perlu diingat bahwa setiap lansia adalah individu yang unik, dan perumusan diagnosa
keperawatan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik khusus pasien.
Pekerjaan tim yang efektif antara perawat, dokter, terapis, dan keluarga juga penting untuk
memberikan perawatan yang holistik dan efektif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai