Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN
Penyandang disabilitas adalah setiap orang mengalami keterbatasan
dalam fisik, intelektual, sensorik dan mental dalam jangka waktu lama yang
mendalam berinteraksi dengan lingkungan daoat mengalami hambatan dan
kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara
lainnya berdasarkan kesamaan hak (Kemensos.go.id, 2018). Kehadiran
penyandang disabilitas di tengah masyarakat sering dipandang sebelah mata
karena dianggap berbeda dan perlu perlakuan khusus untuk dapat berkomunikasi
atau berbaur dengan masyarakat lainnya. Khofifah Indar Parawansa dalam
(Rizki, 2015:1), menyatakan bahwa walau memiliki keterbatasan fisik, setiap
penyandang disabilitas selayaknya diakui keberadaannya tanpa dibedakan
dengan kemampuan motoriknya.
Keberadaan penyandang disabilitas belum diperhatikan oleh masyarakat
dan juga pemerintah sehingga fasilitas umum dan juga kesempatan kerja sulit
dinikmati bagi para penyandang disabilitas (Rizki, 2015:1). Penyandang
disabilitas juga dipandang sebagai warga masyarakat yang tidak produktif, tidak
mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sehingga hak-haknya
diabaikan (Irwanto, et.al, 2010:1).
Menurut UU No.08 Tahun 2016, Istilah Disabilitas merupakan setiap
orang yang memiliki keterbatasan fisik, intelektual,mental, dan/atau sensorik
dalam jangka waktu lama, memiliki hambatan dalam berinteraksi dengan
lingkungan, dan menyebabkan keterbatasan dalam melaksanakan tugas atau
kegiatan sehari-hari.

1
Ragam Disabilitas yaitu :
1.Disabilitas Fisik :Mengalami keterbatasan mobilitas atau stamina
fisik yang mengganggu sistem otot, pernafasan, atau
saraf dan gangguan pada fungsi gerak
2.Disabilitas Sensorik :Keterbatasan pada fungsi alat indera seperti
penglihatan dan pendengaran.
3.Disabilitas Mental :Gangguan pada fungsi pikir, emosi, dan perilaku
4.Disabilitas Intelektual :Gangguan pada fungsi kognitif karena tingkat
kecerdasan di bawah rata-rata
Macam-macam jenis disabilitas tersebut perlu dipahami dalam
mempelajari jenis komunikasi yang tepat dan sesuai digunakan. Masing-masing
jenis difabel mempunyai pola interaksi dan berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Perbedaan inilah yang menyebabkan umpan balik yang diterima berbeda-
beda. Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi pada difababel merupakan
bagaimana cara difabel untuk memberikan informasi kepada komunikan, baik
secara verbal maupun non verbalnya.
Permasalahan pada perempuan disabilitas menjadi semakin kompleks,
mengingat perempuan yang disabilitas mengalami stigmatisasi ganda, yaitu
sebagai perempuan dan sebagai disabilitas. Sehingga, kelompok ini perlu untuk
mendapat perhatian khusus. Negara dan masyarakat memiliki kewajiban supaya
tidak melakukan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas, baik perempuan
maupun anak. Menjamin partisipasi penyandang disabilitas dalam segala aspek
kehidupan, seperti Pendidikan, Kesehatan, Pekerjaan, politik, olahraga, seni dan
budaya serta pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Hak Kesehatan untuk Penyandang disabilitas yaitu :
1. Memperoleh informasi dan komunikasi yang mudah diakses dalam
pelayanan kesehatan;
2. Memperoleh kesamaan dan kesempatan akses atas sumber daya di bidang
Kesehatan
3. Memperoleh kesamaan dan kesempatan pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, danterjangkau

2
4. Memperoleh kesamaan dan kesempatan secara mandiri dan bertanggung
jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi
dirinya.
5. Memperoleh Alat Bantu Kesehatan berdasarkan kebutuhannya.
6. Memperoleh obat yang bermutu dengan efek samping yang rendah.
7. Memperoleh Pelindungan dari upaya percobaan medis.
8. Memperoleh Pelindungan dalam penelitian dan pengembangan kesehatan
yang mengikut sertakan manusia sebagai subjek.
Disabilitas Mental adalah terganggunya fungsi pikir,emosi dan perilaku yang
disebabkan gangguan psikologis atau hambatandalam interaksi social.
Penyandang disabilitas mental mengalami keterbatasan akibat gangguan pada
pikiran atau otak.,Disabilitas mental, termasuk bipolar, gangguan kecemasan,
depresi dan gangguan mental lainnya. Mereka yang mengalami disabilitas mental
dapat mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi, berpikir, mengambil keputusan
dan mengutarakan isi pikiran mereka., Jika Perlu, bisa memberikan pilihan cara
penyampaian informasi, beberapa lebih memilih untuk mendengarkan penjelasan
secara langsung dan beberapa lainnya lebih mudah memahami tulisan Perlu
diperhatikan,Salah satu cara menangani disabilitas mental adalah dengan tidak
menempatkan mereka pada kondisi yang rentan menimbulkan stress atau
tertekan. Selain itu, saat berinteraksi dengan penyandang disabilitas mental,
sebaiknya Menggunakan penjelasan yang menyeluruh dan pemilihan kata yang
mudah dimengerti.
Disabilitas mental merupakan individu yang mengalami gangguan pada pola
pikir, emosi, dan perilaku berkaitan dengan fungsi psikologis atau adanya
hambatan interaksi sosial. Sering kali penyandang disabilitas mental juga
mengalami gangguan pada sistem saraf. Maka dari itu penyandang disabilitas
mental memerlukan terapi psikofarmakologi. Terapi psikofarmakologi yaitu
terapi obat khusus untuk penderita gangguan jiwa dan mental.
Bentuk disabilitas mental yang sering ada di masyarakat yaitu Skizofrenia
dan Bipolar. Skizofrenia merupakan jenis gangguan jiwa yang menyebabkan
penderitanya berhalusinasi dan mendengarkan bisikan bisikan, susah

3
berkonsentrasi dan sering mengasingkan diri. Sedangkan penderita bipolar
menunjukan gejala klinis memiliki perubahan emosional secara ekstrim,
berbicara terlalu cepat, insomnia dan susah diam.
Etika berinteraksi dengan penyandang disabilitas mental adalah sebagai berikut :
1. Tanyakan hal yang perlu kita ketahui sebagai pendamping/penyelenggara
acara, seperti waktu istirahat, minum obat, dan lainnya
2. Bicara langsung dengan orang yang ingin diajak bicara, bukan melalui
pendamping
3. Menggunakan kata-kata yang sederhana
4. Gunakan petunjuk-petunjuk pembantu, seperti gambar yang berlaku umum
5. Bicara dengan jelas dan perlahan

Anda mungkin juga menyukai