Anda di halaman 1dari 6

BAB II

A. BIMBINGAN BAGI MURID BERKELAINAN

Murid berkelaianan disebut juga anak luar biasa. Cenderung memiliki


penyimpangan sedemikian rupa terutama dalam kelainan indera, fisik, kelainan
perilaku, kelainan kecerdasan, kelainan komunikasi, atau kelainaan ganda.
(memiliki kelainaan lebih dari satu). Sebagai guru umum mampu memberikan
batasan apakah muridnya termasuk murid yang berkelainan atau tidak.

Perbedaan untuk memehami anak berkelainan atau berkebutuhan khusus


dikenal ada 2 hal yaitu perbedaan interindividual dan intraindividual.

a. Perbedaan interindividual

Berarti membandingkan perbedaan keadaan mental (kapasitas kemampuan


intelektual), kemampuan panca indra (sensory), kemampuan gerak motorik,
kemampuan komunikasi, perilaku social, dan keadaan fisik.

b. Perbedaan intraindividual

Adalah suatu perbandingan potensi yang ada dalam diri individu itu sendiri,
perbedaan itu dapat muncul dari berbgai aspek meliputi intelektual, fisik,
psikologia, dan social.

Selain masalah perbedaan, ada beberapa terminology yang dapatdigunakan


untuk memehami anak berkelainan atau berkebutuhan khusus. Istlah tersebut
yaitu:

a. Impairment

Merupakan suatu keadaan atau kondisi dimana individu mengalami


kehilangan atau abnormalitas psikologi, fisiologi atau fungsi struktur anatomis
secara umum pada tingkat organ tubuh. Contoh seseorang yang mengalami
amputasi satu kakinya, maka dia mengalami cacat kaki.

b. Disability
Suatu keadaan diman individu mengalami kekurangmampuan yang
dimungkinkan karena adanya keadaan impairment seperti kecacatan pada organ
tubuh. Contoh pada orang yang cact kakinya, maka ia akan merasakan
berkurangnya fungsi kaki untuk melukukan mobilitas.

c. Handicapt

Keadaan diman individu mengalami ketidakmampuan dalam bersosialisasi


dan berinteraksi dengan lingkungan. Hal ini dimungkinkan adanya dan
berkurangnya fungsi organ tubuh individu. Contoh orang yang mengalami
amputasi kaki sehingga untuk aktivitas mobilitas atau berinteraksi dengan
lingkungannya dia memerlukan kursi roda.

1. Pengertian Murid berkelainan

Berdasarkan kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 72


Tahun 1991 tanggal 31 Desember 1991 tentang pendidikan luar biasa.
Sebagaimana tercantum dalam UUSPN No. 2 Tahun 1989 pasal 8 ayat (1) dan (2)
menyatakan bahwa :

(1)Warga Negara yang memiliki kelainan fisik dan atau mental berhak
memperoleh pendidikan luar biasa.

(2)Warga Negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa


berhak memperoleh perhatian khusus.

Pendidikan luar biasa adalah pendidikan yang khusus diselenggarakan bagi


peserta didik yang memiliki kelainan fisik dan atau mental. Murid yang
berkelainan adalah anak yang mengalami penyimpangan dari arah rata-rata atau
normal baik dalm segi fisik, kecerdasan, indera, komunikasi, perilaku atau
gabungan hal-hal itu, sehinggga ia membutuhkan program dan layanan
pendidikan secara khusus guna mengembangkan potensi secara optimal.

Layanan secara khusus melalui pendidikan luar biasa ini bertujuan


membantu murid yang menyandang kelainan fisik dan atau mental agar

mampu mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai


pribadi atau anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbale balik
dengan lingkungan social, budaya, dan alam sekitar serta dapat mengembangkan
kemapuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan.

2. Hak dan Kebutuhan Murid Berkelainan


a. Hak

Sebagai warga Negara, para penyandag kelainan mempunyai hak yang sama
dengan warga Negara yang lainnya, sesuai dengan pasal 31 UUD 1945 yang
menyebutkan bahwa semua warga Negara berhak mendapat pendidikan. Dalam
undang-undang murid berkelainan memiliki hak yaitu ;

(1)Berhak mendapatkan pemeliharaan (2)Berhak mendapatkan pendidikan


(3)Berhak mendapat jaminan kerja (4)Berhak berpendapat

(5)Berhak bersuara, dan sebagainya.

Hal ini dijabarkan lebih lanjut dalam Bab III Undang-undang Nomor 2
Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 6 dan pasal 8, yang
isinya sebagai berikut:

Pasal 6

“Setiap warga Negara berhak atas kesempatan yang seluas-luasnya untuk


mengikuti pendidikan agar memperoleh pengetahuan, kemampuan dan
keterampilan yang sekurang-kurangnya setara dengan pengetahuan, kemampuan
dan keterampilan tamatan pendidikan dasar.”

3.

Pasal 8

1. Warga yang memiliki kelainan fisik dan/atau mental berhak memperoleh


pendidikan luar biasa.

2. Warga Negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa


berhak memperoleh perhatian khusus.

b. Kebutuhan

Pada dasarnya kebutuhan murid berkelainan adalah sam dengan kebutuhan


anak normal, hanya saja ia mempunyai kebutuhan khusus disebabkan
kelainannya. Kebutuhan yang dimaksud adalah :

(1)Kebutuhan social; mereka memerlukan kontak dan kerjasama dengan


orang lain.

(2)Kebutuhan pendidikan; merka harus dibantu supaya tidak disisihkan dari


perencanaan dan langkah-langkah pendidikan.
(3)Kebutuhan disiplin; merka perlu mengenal disiplin.

(4)Kebutuhan akan gambaran diri; agar mereka dapat mengambil langkah


yang tepat sesuai dengan kenyataan dirinya.

(5)Kepercayaan diri; sangat perlu bagi murid berkelainan, karena orang


yang tidak percaya pada dirinya sendiri akan selalu diliputi keragu- raguan dan
rasa menderita

(6)Kebebasan berkembang; mereka harus merasa bahwa mereka berhak


berkembang sesuai dengan keadaanya masing-masing.

Jenis-jenis Murid Berkelainan

Kategori keluarbiasaan atau kelainan berasarkan jenis penyimpangan,


menurut Mulyono Abdurachman (2000) dibuat untuk keperluan pembelajaran.
Kategori tersebut adalah sebagai berikut:

Kelompok yang mengalami penyimpangan dalam bidang intelektual, terdiri


dari anak yang luar biasa cerdas (intellectually superior) dan anak yang tingkat
kecerdasannya rendah atau yang disebut tunagrahita.

1) Kelompokyangmengalamipenyimpanganataukeluarbiasaanyangterjadi
karena hambatan sensoris atau indra, terdiri dari anak tunanetra dan tunarungu.

2) Kelompok anak yang mendapat kesulitan belajar dan gangguan


komunikasi.

3) Kelompok anak yang mengalami penyimpangan perilaku, yang terdiri


anak tunalaras dan penyandang gangguan emosi.

4) Kelompokanakyangmempunyaikeluarbiasaanataupenyimpanganganda
atau berat dan sering disebut tunaganda.

a. Jenis kelainan peserta didik terdiri atas kelainan fisik dan/atau mental
dan/atau kelainan perilaku.

b. Kelainan fisik meliputi : 1) TunaNetra

2) TunaRungu

3) TunaDaksa

c. Kelainan mental meliputi : 1) TunaGrahitaRingan 2) TunaGrahitaSedang


d. Kelainan perilaku meliputi tuna laras

e. Kelainan peserta didik (murid) dapat juga terwujud sebagai kelainan gnda

Pengertian tentang jenis-jenis murid berkelainan sebagai berikut : 1.


Tunanetra

Anak dengan gangguan penglihatan lebih akrab disebut anak tunanetra.


Tunanetra berarti kurang pengkihatan. Pengertian tunanetra tidak saja mereka
yang buta, tetpi juga mencakup juga mereka yang mampu melihat tetapi terbatas
sekali dan kurang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup sehari-hari,
terutama dalam belajar. Anak dengan kondisi penglihatan yang termasuk
“setengah melihat”, “low vision” atau rabun adalah bagian dari kelompok anak
tuna netra.

2. Tunarungu

Tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran


yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan,
terutama melalui indera pendengarannya, mulai dari yang ringan sampai yang
berat.

3. Tunadaksa

Tunadaksa secara harfiah berarti cacat fisik. Tunadaksa berarti suatu


keadaan rusak atau terganggu sebagai akibat gangguan bentuk atau hambatan
pada tulang, otot, atau sendi dalam fungsinya yang normal. Kondisi ini dapat
disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan atau dapat juga disebabkan oleh
pembawaan dari lahir.

4. Tunagrahita

Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang


mempunyai kemampuan intelektual dibawah rata-rata. Anak tunagrahita atau
dikenal juga anak terkebelakangan mental atau kemampuan mental yang berada di
bawah rata-rata karena keterbatasan kecerdasan sukar untuk mengikuti program
pendidikan di sekolah biasa secara klasikal.

5. Anak Tunalaras

Istilah tunalaras digunakan sebagai padanan dari istilah behavior disorder


da;am bahasa Inggris.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1977:13) mengemukakan
pengertian anak tuna laras sebagai berikut : Anak yang berumur 6 sampai 17
tahun dengan karakteristik bahwa anak tersebut mengalami gangguan/hambatan
emosi dan berkelainan tingkah laku sehingga kurang dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Kauffman (1977) mengemukakan batasan mengenai anak-anak yang


mengalami gangguan perilaku “sebagai anak yang secara nyata dan menahan
merespon lingjuangan tanpa ada kepuasan pribadi namun masih dapat diajarkan
perilaku-perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat dan dapat memuaskan
pribadinya”.

Dapat disimpulkan anak tuna laras adalah anak yang mengalami hambatan
emosi dan tingkah laku sehingga kurang dapat atau mengalami kesulitan dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik dan akan mengganggu
situasi belajarnya. Termasuk juga dalam kelompok ini anak-anak penderita
autustik, yaitu anak-anak yang menunjukkan perilaku menyimpang yang
membahayakan baik bagi dirinya sendiri maupun prang lain.

4. Karakteristik Setiap Jenis Murid Berkelainan a. Tuna Netra

Anak dengan gangguan penglihatan dapat diketahui dalam kondisi berikut:

1) Ketajaman penglihatannya kurang dari ketajaman yang dimiliki orang


awas.

2) Terjadi kekeruhan pada lensa mata atau terdapat cairan tertentu.

3) Posisi mata sulit dikendalikan oleh syraf otak.

Anda mungkin juga menyukai