Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

KETERAMPILAN ADVOKASI DAN MEDIASI

Disusun Oleh :

1. Jimi Reksy Manulang


2. Riska Pratama
3. Mahadiar Saputra
4. Fadilaheasa
5. Riefky Rinanda

UNIVERSITAS BENGKULU
JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
TAHUN 2019
A. Definisi Difabel

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia penyandang diartikan dengan orang yang
menyandang (menderita) sesuatu (Moeliono, 1989). Sedangkan disabilitas merupakan kata
bahasa Indonesia yang berasal dari kata serapan bahasa Inggris disability (jamak: disabilities)
yang berarti cacat atau ketidakmampuan. Dan difabel juga merupakan kata bahasa Indonesia
yang berasal dari kata serapan bahasa Inggris different people are merupakan manusia itu
berbeda dan able yang berarti dapat, bisa, sanggup, mampu (Echols & Shadily, 1976).

Menurut WHO (1980) ada tiga definisi berkaitan dengan kecacatan, yaitu impairment,
disability, dan handicap. Impairment adalah kehilangan atau abnormalitas struktur atau fungsi
psikologis, fisiologis atau anatomis. Disability adalah suatu keterbatasan atau kehilangan
kemampuan (sebagai akibat impairment) untuk melakukan suatu kegiatan dengan cara atau
dalam batas-batas yang dipandang normal bagi seorang manusia. Handicap adalah suatu
kerugian bagi individu tertentu, sebagai akibat dari suatu impairment atau disability, yang
membatasi atau menghambat terlaksananya suatu peran yang normal (Sholeh, 2014).

Konferensi Ketunanetraan Asia di Singapura pada tahun 1981 yang diselenggarakan


oleh International Federation of The Blind (IFB) dan World Council for the Welfare of The
Blind (WCWB), istilah “diffabled” diperkenalkan, yang kemudian diindonesiakan menjadi
“difabel”. Istilah “diffabled” sendiri merupakan akronim dari “differently abled” dan kata
bendanya adalah diffability yang merupakan akronim dari different ability yang
dipromosikan oleh orang-orang yang tidak menyukai istilah “disabled” dan “disability”. Di
samping lebih ramah, istilah “difabel” lebih egaliter dan memiliki keberpihakan, karena
different ability berarti “memiliki kemampuan yang berbeda”. Tidak saja mereka yang
memiliki ketunaan yang “memiliki kemampuan yang berbeda”, tetapi juga mereka yang tidak
memiliki ketunaan juga memiliki kemampuan yang berbeda (Sholeh, 2014).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa difabel


adalah suatu kemampuan yang berbeda untuk melakukan suatu kegiatan dengan cara atau
dalam batas-batas yang dipandang normal bagi seorang manusia.
B. Jenis - Jenis Difabel

Terdapat beberapa jenis orang dengan difabel. Ini berarti bahwa setiap penyandang
difabel memiliki defenisi masing-masing yang mana ke semuanya memerlukan bantuan
untuk tumbuh dan berkembang secara baik. Jenis-jenis penyandang difabel:

a. Disabilitas Mental. Kelainan mental ini terdiri dari:

1) Mental Tinggi. Sering dikenal dengan orang berbakat intelektual, dimana selain
memiliki kemampuan intelektual di atas rata-rata individu juga memiliki
kreativitas dan tanggung jawab terhadap tugas (Reefani, 2013).

2) Mental Rendah. Kemampuan mental rendah atau kapasitas intelektual/IQ


(Intelligence Quotient) di bawah rata-rata dapat dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu anak lamban belajar (slow learnes) yaitu anak yang memiliki IQ
(Intelligence Quotient) antara 70-90. Sedangkan anak yang memiliki IQ
(Intelligence Quotient) di bawah 70 dikenal dengan anak berkebutuhan khusus.

3) Berkesulitan Belajar Spesifik. Berkesulitan belajar berkaitan dengan prestasi


belajar (achievment) yang diperoleh (Reefani, 2013).

b. Disabilitas Fisik. Kelainan ini meliputi beberapa macam, yaitu:

1) Kelainan Tubuh (Tuna Daksa). Tunadaksa adalah individu yang mengalami


kerusakan di jaringan otak, jaringan sumsum tulang belakang, dan pada sistem
musculus skeletal (Fitriana, 2013).

2) Kelainan Indera Penglihatan (Tuna Netra). Tunanetra adalah orang yang


memiliki ketajaman penglihatan 20/200 atau kurang pada mata yang baik,
walaupun dengan memakai kacamata, atau yang daerah penglihatannya sempit
sedemikian kecil sehingga yang terbesar jarak sudutnya tidak lebih dari 20
derajat (Geniofam, 2010).

3) Kelainan Pendengaran (Tunarungu). Tunarungu adalah istilah umum yang


digunakan untuk menyebut kondisi seseorang yang mengalami gangguan dalam
indera pendengaran (Smart, 2010).

4) Kelainan Bicara (Tunawicara), adalah seseorang yang mengalami kesulitan


dalam mengungkapkan pikiran melalui bahasa verbal, sehingga sulit bahkan
tidak dapat di mengerti oleh orang lain. Kelainan bicara ini dapat di mengerti
oleh orang lain. Kelainan bicara ini dapat bersifat fungsional dimana
kemungkinan disebabkan karena ketunarunguan, dan organik yang memang
disebabkan adanya ketidaksempurnaan organ bicara maupun adanya gangguan
pada organ motorik yang berkaitan dengan bicara (Reefani, 2013).

Alasan tentang pentinya kita mengadvokasi hak-hak difabel. Apa itu Advokasi ?

1. Advokasi merupakan cara-cara untuk mendorong seseorang atau kelompok melakukan


suatu tindakan atau kebijakan yang membela sekelompok masyarakat atau golongan.
2. Advokasi merupakan strategi untuk mendorong pemangku kebijakan merubah
kebijakan yang telah ada maupun membuat kebijakan baru,

Tujuan advokasi bersifat sistematik, terkait dengan perubahan kebijakan maupun


penetapan regulasi yang bersifat membela atau melindungi kelompok masyarakat
tertentu.

Mengingat persiapan dasar advokasi:

1. Membangun mindset bahwa disabilitas adalah identitas manusia bukan cacat atau tidak
normal.
2. Memahami hak-hak penyandang disabilitas
3. Memahami pokok-pokok persoalan atau hak-hak disabilitas yang mengalami
pelanggaran
4. Membangun sikap inklusif bahwa advokasi hak-hak penyandang disabilitas merupakan
tanggung jawab semua pihak

Mengenal model advokasi, meliputi:

1. Advokasi reaktif: demontrasi, petisi


2. Advokasi konstruktif: ide dan kerjasama

Mengenal prinsip-prinsip advokasi:

1. Berbasis hak asasi manusia


2. Tanpa Diskriminasi.
3. Menghormati dan mengakui keberagaman, melibatkan semua pihak.
4. Edukatif, anti kekerasan
5. Fokus, efektif dan persuasive

Mengenal tingkatan advokasi:

1. Advokasi kepada perorangan, misal mempengaruhi difable mental untuk melakukan


pemeriksaan rutin di pusat layanan kesehatan
2. Advokasi kepada keluarga, misal mempengaruhi keluarga difable agar mampu
menerapi anaknya secara rutin di pusat layanan kesehatan
3. Advokasi kepada tokoh masyarakat, misalnya mempengaruhi tokoh masyarakat di
kampung kusta agar anak-anak muda di kampung tersebut boleh mengikuti pelatihan
kerja di BLK
4. Advokasi kepada pemangku kebijakan misalnya mendesak bupati atau walikota untuk
merumuskan pembangunan ramah disabilitas
5. Advokasi terhadap pemerintah pusat misalnya mendesak presiden untuk segera
mengesahkan RPP undang-undang disabilitas dan membentuk Komite Nasional
disabilitas
6. Advokasi terhadap pemangku kebijakan di tingkat regional, misal mempengaruhi para
pemimpin-pemimpin di Asean untuk memperhatikan kebutuhan olahraga penyandang
disabilitas.
7. Advokasi terhadap pemangku kebijakan di tingkat dunia, misalnya mempengaruhi para
pemimpin dunia di PBB bahwa isu kusta merupakan isu dunia yang pengobatannya
menjadi tanggung jawab WHO.

Strategi mempengaruhi kebijakan atau regulasi:

1. Bergabung atau membentuk kelompok atau organisasi


2. Menjadi bagian dari sistem kebijakan atau bekerja sama dengan pemangku kebijakan
3. Bertatap muka dengan pemangku kebijakan agar merubah kebijakan atau membuat
kebijakan baru misalnya melalui audiensi atau pertemuan silaturahmi
4. Berpegang teguh pada isu-isu disabilitas di tengah isu-isu mainstream pada setiap
pertemuan advokasi
5. Membuat petisi, Persentasi publik, komunikasi email
6. Persentasi publik di depan para pemangku kebijakan
7. Membuat surat atau email terhadap pemangku kebijakan
8. Bekerjasama dengan media
Mengenal sasaran/ target yaitu siapa yang akan kita pengaruhi dalam advokasi.

Siapakah yang menjadi sasaran advokasi?

1. Institusi, misal lembaga swasta, lembaga pemerintah


2. Masyarakat sipil, misal organisasi kemasyarakatan, Yayasan, kelompok masyarakat dll

Bagaimana kriteria target atau sasaran advokasi?

1. Tokoh yang berpengaruh dalam pengambilan kebijakan


2. Tokoh dengan basis massa yang besar
3. Tokoh yang memiliki jaringan dan hubungan dekat dengan pemangku kebijakan

Anda mungkin juga menyukai