TATA LAKSANA
A. HAMBATAN FISIK
Untuk dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam memberikan pelayanan bagi
pasien difabel, RS PARU RESPIRA memiliki saraba dan prasarana yang mendukung, seperti:
1. Kursi roda
Kursi roda digunakan oleh pasien yang mengalami kesulitan berjalan menggunakan
kaki, baik dikarenakan penyakit, cedera maupun cacat.
2. Brankar
Brankar merupakan tempat tidur pasien yang dapat didorong, digunakan untuk pasien
yang tidak mampu atau tidak kuat apabila dalam posisi duduk.
3. Akses jalan
Akses jalan di RS PARU RESPIRA sudah didesain agar dapat dilewati oleh kursi roda
maupun brankar.
Pelayanan umum yang diberikan RS PARU RESPIRA untuk pasien difabel:
1. RS PARU RESPIRA memiliki tenaga satpam yang telah dilatih untuk membantu pasien
dengan gangguan difabel.
2. Apabila pasien masih mampu berjalan, petugas satpam akan menggandeng atau
memapah pasien yang akan berobat baik ke UGD maupun poliklinik.
3. Pasien dengan kondisi tubuh lemah, petugas satpam akan menggunakan brankar
maupun kursi roda. Apabila kondisi pasien memungkinkan maka akan diarahkan utuk
mendaftar ke poliklinik namun apabila kondisi pasien tidak memungkinkan maka akan
diarahkan menuju UGD.
C. HAMBATAN KOMUNIKASI
1. Pasien Difabel
a. Tuna netra
Melakukan komunikasi efektif secara normal
Membicarakan dan menjelaskan kepada keluarga pasien (bila didampingi)
mengenai data pasien, hasil pemeriksaan pasien dan tindakan lanjut yang harus
dilakukan.
b. Tuna rungu dan Tuna wicara
Berbicara harus jelas dengan ucapan yang benar
Menggunakan kalimat sederhana dan singkat
Menggunakan komunikasi non verbal seperti gerak bibir atau gerakan tangan
Menggunakan pulpen dan kertas untuk menyampaikan pesan
Berbicara sambil berhadapan muka
Memberikan leaflet dan brosur untuk menambahkan informasi
Menbicarakan dan menjelaskan kepada keluarga pasien (bila didampingi)
mengenai data pasien, hasil pemeriksan pasien dan tindakan lanjut yang harus
dilakukan.
2. Pasien tidak sadar
Untuk mengatasi hambatan komunikasi pasien yang tidak bisa berkomunikasi karena
tidak sadar, dapat melakukan komunikasi dengan keluarga.
3. Anak-anak yang belum dapat berkomunikasi
Untuk anak-anak yang belum dapat berkomunikasi (< 3 tahun) dapat dilakukan
komunikasi dengan orang tua. Sedangkan untuk anak-anak diatas 3 tahun yang sudah
dapat berbicara bisa dilakukan konfirmasi dengan orang tua atau pendamping.
D. HAMBATAN BAHASA
Cara mengatasi hambatan bahasa asing
1. Jika petugas RS PARU RESPIRA yang sedang bertugas saat itu memiliki kemampuan
bahasa asing maka staf tersebut dapat membantu menangani hambatan pasien.
2. Jika keluarga atau pendamping pasien dapat berbahasa Indonesia, maka petugas RS
PARU RESPIRA dapat melakukan konfirmasi kepada keluarga atau pendamping tersebut.
3. Jika tidak ada keluarga yang dapat berbahasa Indonesia atau petugas RS PARU RESPIRA
yang dapat berbahas asing, dapat menggunakan isyarat atau dengan menunjukkan
gambar atau menunjukkan bagian organ yang sakit.