Anda di halaman 1dari 19

Pembahasan UKOM Ners RSUD Rembang 1 2022

Ns. Gardha Rias Arsy, S.Kep., M.Kep


Rabu, 23 Maret 2022

1. Seorang laki-laki, Tn. J (40 tahun) sudah 5 hari dirawat di Rumah Sakit Jiwa Bina Mukti.
Saat dilakukan pengkajian, Tn. J tidak mau berbicara, tetapi terkadang masih mampu
mempertahankan kontak mata saat diajak komunikasi. Dari hasil observasi, Tn.J terlihat
selalu duduk sendiri dan tidak mau berkumpul dengan teman-temannya.
Apakah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada kasus di atas?
a. Mengajari cara bagaimana mengatasi rasa sedih yang berlebihan
b. Membiarkan pasien untuk menyendiri agar lebih tenang
c. Membina hubungan saling percaya
d. Mengajarkan hubungan sosial secara bertahap
e. Membuat jadwal kegiatan sehari-hari
Jawaban:
d. Mengajarkan hubungan sosial secara bertahap

Pembahasan:
Pada penangana pasien /klien dengan gangguan Isolasi Sosial menggunakan “strategi
pelaksanaan Isolasi sosial” yaitu:
SP 1: Membina hubungan saling percaya antara klien dengan perawat
Pada SP 1 ini seorang perawat bertugas untuk membantu klien mengenal penyebab isolasi
sosial, menanyakan orang yang paling dekat dengan klien dirumah maupun di RSJ,
membantu klien mengatahui keuntungan mempunyai banyak teman dan bercakap cakap,
serta membantu klien mengenal kerugian tidak mempunyai teman dan tidak bercakap
cakap. Dilanjutkan dengan melatih klien berkenalan.
SP 2: Meengajarkan hubungan sosial secara bertahap
Pada pelaksanaan SP 2 ini perawat mengajak pasien dengan 2 orang lain untuk diajarkan
bagaimana cara bercakap-cakap dan bersosialisasi dengan teman disekitarnya.
SP 3: Melatih klien berinteraksi secara bertahap
Pelaksanaan pada SP 3 ini melibatkan lebih banyak pasien yaitui 4 sampai 5 orang
pasien/klien. Tugas perawat yaitu melanjutkan mengajari dan melatih klien untuk
bercakap-cakap yang disertai dengan melakukan kegiatan-kegiatan baru dengan klien
yang lainnya.
SP 4: Mengevaluasi kemampuan berinteraksi melatih cara bicara saat melakukan
kegiatan sosial.
Dalam SP 4 ini, perawat bertugas mengamati serta mengevaluasi kemampuan klien dalam
berinteraksi dengan orang disekitar yaitu baik dengan sesame klien maupun dengan
perawat dan petugas lainnya.
Kata Kunci:
Tn J tersebut sudah 5 hari di rawat, beliau juga menunjukkan adanya kontak mata saat
diajak komunikasi dengan perawat meski masih belum mau berkomunikasi. Hal tersebut
menunjukkan adanya hubungan saling percaya antara klien kepada perawat. Tugas
selanjutnya yang harus dilakukan oleh perawat yaitu mengajarkan klien untuk melakukan
hubungan sosial dengan teman sesame klien atau orang disekitarnya. Dimulai dengan 1
atau 2 terlabih dahulu.

2. Seorang Laki-laki berusia 40 tahun dirawat di RSU karena kecelakaan dan mengalami
fraktur femur, sehingga akan dilakukan operasi. Berdasarkan hasil pengkajian terlihat
pasien mengalami ansietas, gelisah dan insomnia, TD 125/80 mmHg, freakuensi nadi
88x/menit. Apakah rencana keperawatan pada kasus tersebut ?
a. Latih relaksasi napas dalam
b. Berikan hipnoterapi
c. Identifikasi ansietas
d. Beri dukungan spiritual
e. Latih teknik distraksi

Jawaban:
a. Latih relaksasi napas dalam

Pembahasan:
Seluruh jawaban yang dipaparkan merukan intervensi untuk mengatasi ansietas klien.
Pada jawab b, c, d, e adalah intervensi keperawatan yang dapat diberikan setelah
melakukan terapi relaksasi napas dalam. Sehingga pilihan jawaban yang tepat adalah a
(Latih relaksasi napas dalam)

3. Seorang laki-laki berusia 37 tahun mengalami kecelakaan hingga kakinya harus


diamputasi. Klien sempat mengatakan bahwa dirinya sudah tidak berguna lagi, sudah
tidak dapat mencari nafkah dan merasa menjadi beban untuk keluarga. Masalah konsep
diri apa yang muncul dari kasus tersebut ?
a. Identitas Diri
b. Citra Tubuh
c. Harga diri
d. Peran diri
e. Ideal diri
Jawaban:
a. Peran Diri

Pembahasan:
a. Citra Tubuh (Body Image)
Body Image (citra tubuh) adalah sikap individu terhadap dirinya baik disadari maupun
tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan dinamis
karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-pengalaman
baru.
b. Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya bertingkah laku
berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang
diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang diraih. Ideal diri akan
mewujudkan cita-cita ataupun penghargaan diri berdasarkan norma-norma sosial di
masyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri. Ideal diri berperan
sebagai pengatur internal dan membantu individu mempertahankan kemampuan
menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung. Ideal diri penting untuk
mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental.
c. Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis
seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh
dari diri sendiri dan orang lain yaitu: dicintai, dihormati dan dihargai. Mereka yang
menilai dirinya positif cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan
diri, sebaliknya individu akan merasa dirinya negative, relatif tidak sehat, cemas,
tertekan, pesimis, merasa tidak dicintai atau tidak diterima di lingkungannya (Keliat
BA, 2010).
d. Peran Diri
Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh
masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu di dalam kelompok sosial. Setiap
orang disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap
waktu sepanjang daur kehidupannya. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari
peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.
e. Identitas Diri
Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari
observasi dan penilaian dirinya, menyadari bahwa individu dirinya berbeda dengan
orang lain. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan
memandang dirinya berbeda dengan orang lain, dan tidak ada duanya. Identitas
berkembang sejak masa kanak-kanak, bersamaan dengan berkembangnya konsep diri.
Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, respek terhadap diri,
mampu menguasai diri, mengatur diri dan menerima diri.
4. Seorang laki-laki berusia 55 tahun terpukul karena kematian istrinya. Klien terlihat
murung, tidak nafsu makan, sering menyendiri dan menangis saat mengningat mendiang
istrinya. Klien juga menyampaikan bahwa tidak akan ada yang bisa mengggantikan istri
tercintanya. Apakah masalah keperawatan dalam kasus tersebut ?
a. Ansietas
b. Ketidakberdayaan
c. Berduka situasional
d. Berduka disfungsional
e. Isolasi Sosial
Jawaban:
c. Berduka Situasional

Pembahasan:
Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang
dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan
lain- lain.
Berduka Situasional yaitu keadaan berduka karena situasi yang sedang di hadapi.
Ex: Kehilangan istri, meninggalnya anak.
Berduka Disfungsional yaitu keadaan berduka karena kehilangan anggota tubuh
Ex: Kehilangan organ tubuh

5. Seorang remaja berusia 18 tahun dibawa oleh keluarganya ke RSJ Amino Gondohutomo
Semarang 1 minggu yang lalu. Keluarga klien menyampaikan bahwa klien terlihat
murung dan menyendiri dikamar 1 bulan terakhir. Berdasarkan hasil pengkajian yang
dilakukan terhadap klien didapatkan data bahwa klien merasa sebagai aib keluarga, dan
keluarga akan bahagia jika dirinya sudah tidak ada lagi. Apakah teknik komunikasi yang
tepat digunakan untuk kasus di atas ?
a. Refleksi
b. Fokuskan
c. Klarifikasi
d. Identifikasi tema
e. Berbagi pesepsi

Jawaban:
c. Klarifikasi

Pembahasan:
Dari beberapa teknik komunikasi terapeutik tersebut yang paling tepat diberikan pada
kasus ini yaitu teknik komuniksi dengan klarifikasi karena berusaha merangkai kata-
kata atau pikiran yang tidak jelas untuk menjadi jelas seperti apa yang dimaksudkan oleh
klien. Identifikasi tema yaitu dialkukan bersama klien dalam mengidentifikasi
permasalahan yang dialami oleh klien secara berulang selama proses perawatan. Berbagi
persepsi dapat dilakukan oleh perawat melalui pertanyaan yang bertujuan untuk
memverifikasi
pemahaman perawat yang sedang dipikirkan atau dirasakan oleh klien. Fokus
merupakan pertanyaan ataupun pernyataan yang dapat membantu klien dalam
melebarkan topic pembicaraan yang dirasa penting. Sedangkan Refleksi yaitu teknik
yang mengarahkan klien pada perasaan, pertanyaan ataupun isi.

6. Seorang laki-laki berusia 19 tahun di rawat di RSJ selama 16 hari yang lalu karena
tertawa dan berbicara sendiri serta tidak mau merawat diri. Berdasarkan hasil pengkajian
klien mengatakan "saya tidak lolos seleksi AKPOL karena kaki saya O, dan gigi saya
tidak rapi, saya malu sekali". Klien tampak menunduk, menarik diri, ekspresi murung dan
tidak mampu memulai percakapan dengan temannya di RSJ ataupun dengan perawat.
Apakah evaluasi tindakan keperawatan pada kasus tersebut ?
a. Halusinasi terkontrol
b. Melakukan kemampuan positif
c. Dapat merawat diri sendiri
d. Mampu memulai komunikasi dengan pasien yang lain
e. Mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar

Jawaban:
b. Melakukan kemampuan positif
Pembahasan:
Harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang
negatif mengenai diri sendiri dan kemampuan yang dimiliki dalam waktu yang lama serta
terus-menerus yang berhubungan dengan perasaan tidak berharga, tidak berdaya, putus
asa, dan ketakutan. Klien mengungkapkan mengenai pandangan negatif terhadap
tubuhnya dan perubahan perilaku yang terlihat murung dan sedih. Tindakan yang sudah
dilakukan oleh klien yaitu menyebutkan aspek positif yang dimilikinya, tindakan
berikutnya adalah melatih kemampuan positif yang dimiliki.

7. Seorang perempuan berusia 27 tahun didiagnosa gangguan konsep diri: harga diri rendah
dan di rawat di RSJ Lawang. Perawat telah menetapkan tujuan intervensi keperawatan
yaitu memperluas potensi diri dan kesadaran diri. Perawat telah melakukan hubungan
terbuka dan saling percaya kepada klien. Apakah intervensi keperawatan utama pada
kasus tersebut ?
a. Tawarkan penerimaan tanpa syarat
b. Identifikasi kekuatan ego klien
c. Mulai dengan meyakinkan identitas klien
d. Berikan dukungan untuk mengurangi kecemasan
e. Ajak komunikasi terus menerus
Jawaban:
a. Tawarkan penerimaan tanpa syarat

8. Seorang perempuan berusia 19 tahun diantar keluarganya ke RSJ karena sering


mengamuk, penampilan kotor serta sering berbicara sendiri. Klien mengalami gangguan
proses pikir
karena sulit diajak ngobrol serta tidak nyambung antara kalimat yang disampaikan.
Apakah masalah utama pada kasus diatas ?
a. Sirkumtansial
b. Blocking
c. Kehilangan Asosiasi
d. Tangensial
e. Distorsi Kognitif
Jawaban:
c.Kehilangan Asosiasi/ Asosiasi Longgar

Pembahasan:
Gangguan Proses pikir adalah keadaan yang dialami oleh pasien dengan diagnose waham.
Adapun arus dari proses pikir yaitu:
a. Koheren : Kalimat / pembicaran dapat difahami dengan baik.
b. Inkoheren : Kalimat tidak terbentuk, pembicaraan sulit difahami.
c. Sirkumstansial : Pembicaraan yangberbelit-belit tapi sampai pada tujuan pembicaraan.
d. Tangensial : Pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan
pembicaraan.
e. Asosiasi longgar : Pembicaraan tidak ada hubungan antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lainnya, dan klien tidak menyadarinya.
f. Flight of idea: Pembicaraan yang melompat dari satu topik ke topik lainnya, masih
ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan.
g. Blocking : Pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian
dilanjutkan kembali.
h. Perseverasi : Berulang-ulang menceritakan suatu ide, tema secara berlebihan.
i. Logorea : Pembicaraan cepat tidak terhenti.
j. Neologisme : Membentuk kata-kata baru yang tidak difahami oleh umum.
k. Irelefansi : Ucapan yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan atau dengan hal
yang sedang dibicarakan.
l. Assosiasi bunyi : Mengucapkan perkataan yang mempunyai persamaan bunyi
m. Main kata-kata : Membuat sajak secara tidak wajar.
n. Afasi : Bisa sensorik (tidak mengerti pembicaraan orang lain), motorik (tidak bisa atau
sukar berbicara

9. Seorang perempuan berusia 45 tahun mengalami depresi berat dan di rawat di RSJ. Saat
ini klien sedang mengandung untuk ke empat kalinya dan belum memiliki anak satupun
dikarenakan dikehamilan sebelum-sebelumnya mengalami keguguran. Dari hasil
pemeriksaan Klien mengeluh susah tidur, sulit memulai tidur kembali apabila sudah
terbangun dan merasa gelisah. Terlihat kontak mata klien kurang,tidah fokus dan
mengalihkan pandangan. Apakah tujuan intervensi keperawatan yang sesuai pada kasus
tersebut ?
a. Konsep diri positif
b. Pola koping klien adekuat
c. Menurunkan tingkat kecemasan
d. Klien memiliki harapan
e. Mendapatkan informasi penyebab keguguran
Jawaban:
c.Menurunkan tingkat kecemasan

Pembahasan:
Klien yang mengalami Insomnia/susah tidur berkaitan dengan keadaan yang dialami, atau
mengalami kecemasan sehingga klien Nampak gelisah dan susah tidur.

10. Dalam ruang perawatan jiwa di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang terdapat perawat yang
sedang membagi-bagikan roti coklat yang sudah dijanjikan kepada pasien jiwa yang ada
diruangan tersebut. Etika keperawatan apa yang sudah dilakukan perawat tersebut ?
a. Justice
b. Autonomy
c. Beneficience
d. Fidelity
e. Sopan Santun

Jawaban:
d. Fidelity

Pembahasan:
1. Beneficience (Berbuat Baik)
Prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yang baik dengan begitu dapat
mencegah kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat menasehati klien tentang
program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat
menasehati untuk tidak dilakukan karena alasan risiko serangan jantung.
2. Autonomy (Otonomi)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis
dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu
dan orang lain harus menghargainya. Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Salah satu contoh yang tidak
memperhatikan otonomi adalah Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik,
padahal terdapat gangguan atau penyimpangan.
3. Non Malaficience (Tidak Merugikan)
Prinsi ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis menolak
pemberian transfusi darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat
keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus mengistruksikan pemberian
transfusi darah. akhirnya transfusi darah tidak diberikan karena prinsip beneficence
walaupun pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan prinsip nonmaleficince.
4. Veracity (Kejujuran)
Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh
pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk
meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat,
komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling
percaya. Klien memiliki otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan informasi
yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur
karena kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan
meninggal dunia. Ny. S selalu bertanya-tanya tentang keadaan suaminya. Dokter ahli
bedah berpesan kepada perawat untuk belum memberitahukan kematian suaminya
kepada klien perawat tidak mengetahui alasan tersebut dari dokter dan kepala
ruangan menyampaikan intruksi dokter harus diikuti. Perawat dalam hal ini
dihadapkan oleh konflik kejujuran.
5. Justice (Keadilan)
Nilai ini direfleksikan dalam praktik profesional ketika perawat bekerja untuk terapi
yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Contoh ketika perawat dinas sendirian dan
ketika itu ada klien baru masuk serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan
perawat maka perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut
kemudian bertindak sesuai dengan asas keadilan.
6. Fidelity (Menepati Janji)
Untuk mencapai itu perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan
menghargai komitmennya kepada orang lain.

11. Seorang perempuan berusia 32 tahun dibawa ke RSJ oleh keluarganya dengan alasan
sering menyendiri dalam kamar sejak 1 minggu yang lalu. Saat perawat melakukan
pemeriksaan dan wawancara, klien terlihat tatapan kosong, datar, dan tidak berespon
walaupun sudah diberikan stimulus. Manakah afek yang sesui dengan kasus tersebut ?
a. Labil
b. Datar
c. Inapropiate
d. Ambivalen
e. Tumpul

Jawaban:
e.Tumpul

Pembahasan:
Afek labil :
perubahan irama perasaan cepat dan tiba-tiba tidak berhubungan stimuli eksternal
Afek datar :
Apabila tidak terdapat ekspresi perasaan, muka tidak berubah dan suara monoton. Pada
afek tumpul, ekspresi perasaan sangat kurang.
Afek Inappropriate :
Gangguan afek dimana ekspresinya berbeda dengan ide idenya
Ambivalensi :
perasaan tidak sadar yang saling bertentangan terhadap situasi yang samaatau
terhadapseseorang pada waktu yang sama. Suatu keadaan dimana seseorang dua perasaan
atau ide yang kuat yang saling bertentangan. Penderita tidak mampu mengambil
keputusan apakah bereaksi pada yang satu atau yang lain, sehingga terdapat kesulitan
dalam bertindak. Merupakanciri gangguan obsesif-kompulsi atau skizofrenia;
Afek tumpul :
rendahnya respon terhadap rangsangan dalam bentuk apapun sehingga gejala yang
muncul kemudian adalah ekspresi perasaan sangat kurang.

12. Seorang laki-laki berusia 43 tahun membawa anaknya ke IGD karena menjadi korban
kecelakaan. Bapak tersebutberteriak-teriak histeris tak terbendung setelah mengetahui
bahwa anaknya meninggal. Lalu dia mengataka "dia harusnya masih hidup, ini tidak
mungkin terjadi". Apa tahapan fase kehilangan yang dialami oleh klien tersebut ?
a. Bargaining
b. Denial
c. Depresi
d. Acceptance
e. Anger

Jawaban:
a. Denial

Pembahasan:
1. Denial ( Mengingkari )
Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak percaya atau
menolak kenyataan bahwa kehilangan itu terjadi, dengan mengatakan “Tidak, saya
tidak percaya bahwa itu terjadi”,”itu tidak mungkin”. Bagi individu atau keluarga yang
mengalami penyakit terminal, akan terus menerus mencari informasi tambahan.
Reaksi fisik yang terjadi pada fase pengingkaran adalah letih, lemah, pucat, mual,
diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis gelisah, tidak tahu harus
berbuat apa. Reaksi tersebut diatas cepat berakhir dalam waktu beberapa menit sampai
beberapa tahun.
2. Anger ( Marah )
Sadar kenyataan kehilangan Proyeksi pada org sekitar tertentu, diri sendiri dan obyek
Fase ini dimulai dengan timbulnya kesadaran akan kenyataan terjadinya kehilangan.
Individu menunjukkan perasaan yang meningkat yang sering diproyeksikan kepada
orang yang ada di lingkungannya, orang tertentu atau ditujukan kepada dirinya sendiri.
Tidak jarang ia menunjukkan perilaku agresif, bicara kasar, menolak pengobatan , dan
menuduh dokter dan perawat yang tidak becus. Respon fisik yang sering terjadi pada
fase ini antara lain, muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal.
3. Bergaining ( Tawar Menawar )
Apabila individu telah mampu mengungkapkan rasa marahnya secara sensitif, maka ia
akan maju ke fase tawar menawar dengan memohon kemurahan Tuhan. Respon ini
sering dinyatakan dengan kata-kata ”kalau saja kejadian itu bisa ditunda maka saya
akan sering berdoa”. Apabila proses berduka ini dialami oleh keluarga maka
pernyataannya sebagai berikut sering dijumpai ”kalau yang sakit bukan anak saya”.
4. Depression ( Bersedih yang mendalam)
Individu pada fase ini sering menunjukkan sikap antara lain menarik diri, tidak mudah
bicara, kadang-kadang bersikap sebagai pasien yang sangat baik dan menurut, atau
dengan ungkapan yang menyatakan keputusasaan, perasaan tidak berharga. Gejala
fisik yang sering diperlihatkan adalah menolak makanan, ,susah tidur, letih, dorongan
libido menurun.

5. Acceptance (menerima)
Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan. Pikiran selalu terpusat
kepada objek atau orang lain akan mulai berkurang, atau hilang, individu telah
menerima kenyataan kehilangan yang dialaminya, gambaran objek atau orang lain
yang hilang mulai dilepaskan dan secara bertahap perhatian beralih pada objek yang
baru. Fase menerima ini biasanya dinyatakan dengan kata-kata seperti ”saya betul-
betul menyayangi baju saya yang hilang tapi baju baru saya manis juga”, atau “apa
yang dapat saya lakukan supaya saya cepat sembuh”.

Apabila individu sudah dapat memulai fase-fase tersebut dan masuk pada fase damai atau
fase penerimaan maka dia akan dapat mengakhiri proses berduka dan mengatasi perasaan
kehilangan secara tuntas. Tapi apabila individu tetap berada pada salah satu fase dan tidak
sampai pada fase penerimaan, jika mengalami kehilangan lagi maka akan sulit baginya
masuk pada fase penerimaan.

13. Seorang anak laki-laki berusia 16 tahun dirawat di RSJ karena sering menyendiri di
dalam kamar, tidak mau berinteraksi dengan orang di sekitar, sibuk bermain gedget.
Perawat ruangan memberikan intervensi keperawatan yaitu membantu meningkatkan
harga diri, memfasilitasi tugas dalam tahap tumbuh kembang seerta meningkatkan
keterampilan sosial anak. Apakah bentuk terapi keperawatan pada kasus tersebut ?
a. Individu
b. Bermain
c. Keluarga
d. Lingkungan
e. Kelompok

Jawaban:
e. Kelompok
Pembahasan:
Terapi aktifitas kelompok stimulus kognitif atau persepsi adalah suatu terapi yang
mempunyai tujuan untuk membantu pasien yang mempunyai masalah kemrosotan
orientasi dan memberikan stimulus persepsi demi tujuan dalam menyebarkan Teori-Teori
Motivasi proses berfikir serta untuk memperkecil perilaku maladaptif.

14. Seorang perempuan berusia 30 tahun di rawat di RSJ alasan masuk susah tidur, mondar-
mandir, dan 3 bulan tidak minum obat. Pasein mengatakan suaminya sering melakukan
KDRT padahal saat ini sudah dicerai, malu dengan kondisinya. Hasil pengkajian: pakaian
tidak rapi, berbicara sendir, tertawa sendiri, malas berinteraksi dengan orang lain dan
mondar-mandir.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut ?
a. Isolasi Sosial
b. Halusinasi
c. Defisit Perawatan Diri
d. Waham
e. Harga Diri Rendah

Jawaban:
b. Halusinasi

Pembahasan:
Halusinasi adalah gangguan persepsi yang membuat seseorang mendengar, merasa,
mencium aroma, dan melihat sesuatu yang kenyataannya tidak ada. Pada keadaan
tertentu, halusinasi dapat mengakibatkan ancaman pada diri sendiri dan orang lain.

15. Seorang anak berusia 10 tahun mengatakan bahwa dirinya sering diejek jelek dan bergigi
tonggos. Saat disekolahan, dia sering dibully oleh teman-temannya. Sehingga
mengakibatkan dia tidak mau lagi berangkat sekolah. Bagian konsep diri apa yang
terganggu dari kejadian tersebut ?
a. Ideal Diri
b. Identitas Diri
c. Peran diri
d. Harga diri
e. Citra Tubuh

Jawaban:
c. Harga Diri

Pembahasan:
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis
seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari
diri sendiri dan orang lain yaitu : dicintai, dihormati dan dihargai. Mereka yang menilai
dirinya positif cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan diri,
sebaliknya individu akan merasa dirinya negative, relatif tidak sehat, cemas, tertekan,
pesimis, merasa tidak dicintai atau tidak diterima di lingkungannya (Keliat BA, 2010).

16. Seorang perempuan berusia 28 tahun mengatakan bahwa dirinya sudah lama mengalami
sakit Kanker. Sudah berobat rutin dan berusaha melakukan terapi baik medis maupun
herbal untuk menyembuhkan penyakitnya, tetapi tidak kunjung sembuh. Semua harta
benda sudah habis. Klien nampak sedih sambil berbisik aku harus bagaimana lagi?.
Apakah Keadaan Psikososial yang sedang dialami oleh klien tersebut ?
a. Frustasi
b. Ansietas
c. Keputusasaan
d. Insomnia
e. Ketidakberdayaan

Jawaban:
e.Ketidakberdayaan

Pembahasan:
Ketidakberdayaan merupakan suatu keadaan yang di alami oleh klien dimana dia
memiliki kemauan untuk sembuh, ingin berusaha sembuh. Tetapi tidak mampu n=baik
karena kondisi fisik yang melemah atau kurangnya biaya untuk pengobatan.
Sedangkan
Keputusasaan adalah suatu keadaan yang dialami oleh klien dimana dia memiliki
fasilitas penuh, kemampuan untuk berobat. Tetapi diri sendiri sudah malas, sudah lelah
tidak mau melanjutkan pengobatan.

17. Seorang laki-laki berusia 37 tahun dirawat di RSJ Amino Gondohutomo Semarang
karena merusak perabotan rumah. Saat ini klien sering marah-marah. Perawat
memberikan Terapi Aktifitas Kelompok (TAK): Mengenal perilaku kekerasan yang
dilakukan. Apakah prioriotas implementasi keperawatan pada kasus tersebut ?
a. Mematuhi Konsumsi Obat
b. Mengetahui penyebab
c. Sosial
d. Fisik
e. Spiritual

Jawaban:
d.Fisik
Pembahasan:
Dalam TAK: mengenal perilaku kekerasan, Berfokus dengan fisik karena klien dalam
tahap marah dan suka merusak perabotan-perabitan yang ada.

18. Seorang perempuan berusia 51 tahun di rawat di RSJ . Klien sering berbicara kacau,
marah- marah, menendang kursi dengan sorot mata yang tajam. Saat dikaji klien
mengatakan bahwa setiap menjelang tidur terdengar suara yang berbisik bahwa dirinya
jelek, pembawa sial keluarga dan aib keluarga. Apakah terapi modalitas yang dapat
diberikan pada kasus tersebut ?
a. TAK Sosialisasi
b. TAK Stimulasi persepsi HDR
c. TAK Stimulasi persepsi Sensori
d. TAK Stimulasi persepsi PK
e. TAK Stimulasi persepsi Halusinasi

Jawaban:
e.TAK Stimulasi persepsi Halusinasi

Pembahasan:
Program terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu asuhan keperawatan dengan
gangguan jiwa tidak hanya difokuskan pada aspek psikologis, fisik, dan sosial tetapi juga
kognitif.
Ada beberapa terapi modalitas yang dapat diterapkan salah satunya adalah terapi
Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

Pengertian TAK stimulasi persepsi menurut adalah terapi yang bertujuan untuk
membantu klien yang mengalami kemunduruan orientasi, menstimulasi persepsi dalam
upaya memotivasi proses berpikir dan afektif serta mengurangi perilaku maladaftif.
Pada kasus diatas klien merasa ada yang berbisik saat akan tidur, merupakan ciri-ciri
klien dengan halusinasi pendengaran.

19. Dalam hospice terdapat pasien Tn. R yang merupakan anggota DPRD yang sedang
dirawat. Perawat S sangat antusias dalam memberikan pelayanan keperawatan terhadap
Tn. R hingga mengabaikan psien lainnya. Menurut kasus tersebut, perawat S sudah
melanggar etika keperawatan apa ?
a. Non Maleficience
b. Autonomy
c. Beneficience
d. Justice
e. Sopan Santun

Jawaban:
d. Justice
Pembahasan:
1. Beneficience (Berbuat Baik)
Prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yang baik dengan begitu dapat
mencegah kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat menasehati klien tentang
program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat
menasehati untuk tidak dilakukan karena alasan risiko serangan jantung.
2. Autonomy (Otonomi)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis
dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu
dan orang lain harus menghargainya. Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Salah satu contoh yang tidak
memperhatikan otonomi adalah Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik,
padahal terdapat gangguan atau penyimpangan.
3. Non Malaficience (Tidak Merugikan)
Prinsi ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis menolak
pemberian transfusi darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat
keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus mengistruksikan pemberian
transfusi darah. akhirnya transfusi darah tidak diberikan karena prinsip beneficence
walaupun pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan prinsip nonmaleficince.
4. Veracity (Kejujuran)
Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh
pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk
meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat,
komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling
percaya. Klien memiliki otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan informasi
yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur
karena kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan
meninggal dunia. Ny. S selalu bertanya-tanya tentang keadaan suaminya. Dokter ahli
bedah berpesan kepada perawat untuk belum memberitahukan kematian suaminya
kepada klien perawat tidak mengetahui alasan tersebut dari dokter dan kepala
ruangan menyampaikan intruksi dokter harus diikuti. Perawat dalam hal ini
dihadapkan oleh konflik kejujuran.
5. Justice (Keadilan)
Nilai ini direfleksikan dalam praktik profesional ketika perawat bekerja untuk terapi
yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Contoh ketika perawat dinas sendirian dan
ketika itu ada klien baru masuk serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan
perawat maka perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut
kemudian bertindak sesuai dengan asas keadilan.
20. Seorang laki-laki berusia 25 tahun dirawat di RSJ karena marah-marah dirumah.
Keluarga mengatakan klien sudah 2 minggu ini sering berbicara sendiri, tertawa sendiri
dan tiba-tiba marah tanpa sebab. Klein juga berteriak-teriak menantang orang-orang
disekitarnya. Apakah diagnosa keperawatan yang muncul dari klien tersebut ?
a. Resiko bunuh diri
b. Resiko Perilaku Kekerasan
c. Halusinasi
d. Defisit Perawatan Diri
e. Isolasi Sosial

Jawaban:
a. Resiko Perilaku Kekerasan

Pembahasan:
Risiko perilaku kekerasan merupakan perilaku yang rentan dimana seseorang beresiko
dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan Tujuan : Untuk
membantu pasien dalam mengekspresikan perasaannya, perlu dilakukan upaya
mengajarkan tindakan asertif.

21. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat di RSU karena mengalami patah kaki akibat
kecelakaan motor sehingga harus diamputasi. Hasil pengkajian: klien terlihat banyak
diam, menolak dikunjungi dan mengatakan “andai saja dirinya lebih hati-hati, tentu saat
ini ia masih bisa bekerja seperti biasa”.
Apakah tahap berduka yang dialami pada kasus tersebut ?
a. Bargaining
b. Denail
c. Depresi
d. Acceptance
e. Anger
Jawaban:
a. Bargaining

Pembahasan:
Proses berduka menurut “Tahapan Kubler-Ross” meliputi:
1. Denial merupakan perasaan mengingkari peristiwa yang terjai, menolak dan tidak
mempercayai mengenai peristiwa yang sedang dialami. Keadaan yang ditunjukkan
oleh orang-orang yang mengalami denial yaitu mudah letih, gelisah, insomnia dan
mual muntah.
2. Anger adalah suatu keadaan psikis yang dialami oleh seseorang dalam melampiaskan
atau mengekspresikan kemarahannya dengan cara yang negatif. Seperti halnya:
berbicara kaar, membentak, nada suara tinggi dan menyalahkan orang lain. Keadaan
fisik yang dialami klien yang sedang anger (marah) yaitu nadi cepat, agresif, tangan
mengepal, dan mata memerah.
3. Depresi yaitu keadaan psikis seseorang yang mengalami putus asa. Orang-orang
yang mengalami depresi merasa bahwa dirinya tidak berharga, menyendiri, tidak
mau bergaul dengan orang lain.
4. Bargaining merupakan bentuk usaha dari seseorang untuk kembali ke masa lalu.
Keadaan ini sering diikuti dengan kata-kata “seandainya dulu….”, “andai saja waktu
itu….”
5. Acceptance adalah suatu keadaan psikis dimana seseorang tersebut sudah menerima
tentang keadaan yang dialami (sudah mengikhlaskan).
Dari kasus tersebut kita dapat mengatahui bahwa klien saat ini mengalami kehilangan
sehingga klien memberikan respon terhadap keadaannya yang sedang berduka tersebut
dengan mengatakan “andai saja dirinya lebih hati-hati tentu saat ini ia masih bisa bekerja
seperti biasa …” . hal tersebut menunjukkan bahwa klien dalam tahapan bargaining.
22. Seorang laki-laki berusia 25 tahun dirawat di RSJ karena marah-marah dirumah.
Keluarga mengatakan klien sudah 2 minggu ini sering berbicara sendiri, tertawa sendiri
dan tiba-tiba marah tanpa sebab. Klein juga berteriak-teriak menantang orang-orang
disekitarnya. Apakah diagnosa keperawatan yang muncul dari klien tersebut ?
a. Resiko bunuh diri
b. Resiko Perilaku Kekerasan
c. Halusinasi
d. Defisit Perawatan Diri
e. Isolasi Sosial
Jawaban:
b. Resiko Perilaku Kekerasan

Pembahasan:
Risiko perilaku kekerasan merupakan perilaku yang rentan dimana seseorang beresiko
dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan Tujuan: Untuk
membantu pasien dalam mengekspresikan perasaannya, perlu dilakukan upaya
mengajarkan tindakan asertif.

23. Seorang Laki-laki (29 tahun) dirawat dengan Schizoprenia Paranoid. Berdasarkan
pengkajian mengatakan bahwa pasien sering mendengan suara-suara yang menyuruhnya
untuk membunuh keluarganya. Pasien menceritakan masa lalunya kepada perawat.
Setelah mendengarkan cerita dari pasien tersebut, perawat menyebarkan cerita pasien
kepada perawat yan lainnya. Padahal pasien sudah berpesan bahwa jangan menceritakan
rahasianya kepada orang lain.
Prinsip etika apa yang sudah dilanggar oleh perawat tersebut ?
a. Justice
b. Non Maleficience
c. Autonomy
d. Confidentially
e. Beneficience
Jawaban:
d.Confidentially

Pembahasan:
1. Beneficience (Berbuat Baik)
Prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yang baik dengan begitu dapat
mencegah kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat menasehati klien tentang
program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat
menasehati untuk tidak dilakukan karena alasan risiko serangan jantung.
2. Autonomy (Otonomi)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis
dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu
dan orang lain harus menghargainya. Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Salah satu contoh yang tidak
memperhatikan otonomi adalah Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik,
padahal terdapat gangguan atau penyimpangan.
3. Non Malaficience (Tidak Merugikan)
Prinsi ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis menolak
pemberian transfusi darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat
keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus mengistruksikan pemberian
transfusi darah. akhirnya transfusi darah tidak diberikan karena prinsip beneficence
walaupun pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan prinsip nonmaleficince.
4. Veracity (Kejujuran)
Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh
pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk
meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat,
komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling
percaya. Klien memiliki otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan informasi
yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur
karena kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan
meninggal dunia. Ny. S selalu bertanya-tanya tentang keadaan suaminya. Dokter ahli
bedah berpesan kepada perawat untuk belum memberitahukan kematian suaminya
kepada klien perawat tidak mengetahui alasan tersebut dari dokter dan kepala
ruangan menyampaikan intruksi dokter harus diikuti. Perawat dalam hal ini
dihadapkan oleh konflik kejujuran.
5. Justice (Keadilan)
Nilai ini direfleksikan dalam praktik profesional ketika perawat bekerja untuk terapi
yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Contoh ketika perawat dinas sendirian dan
ketika itu ada klien baru masuk serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan
perawat maka perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut
kemudian bertindak sesuai dengan asas keadilan.
24. Pasien laki-laki (43 tahun), saat dilakukan pengkajian, pasien tidak dapat membedakan
antara kejadian yang sebenarnya dengan lamunannya. Pasien mengatakan kadang-kadang
mendengar suara bisikan dari istrinya yang sudah meninggal dua bulan yang lalu. Pasien
juga mengatakan bahwa dirinya adalah seorang artis terkenal.
Apakah diagnosa yang tepat untuk pasien tersebut di atas?
a. Ansietas
b. Gangguan Orientasi Realita
c. Mania
d. Gangguan Alam Perasaan
e. Gangguan Harga Diri Rendah

Jawaban:
b.Gangguan Orientasi Realita

Pembahasan:
Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmampuan menilai dan berespons pada
realitas. Klien tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan sehingga muncul
perilaku yang sukar untuk dimengerti dan menakutkan. Gangguan ini biasanya
ditemukan pada pasien skizofrenia dan psikotik lain.

25. Perawat jiwa memiliki pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan jiwa
yang optimal kepada setiap pasien tanpa membeda-bedakan pasien. Hal tersebut
termasuk dalam etika keperawatan apa ?
a. Justice
b. Beneficience
c. Fidelity
d. Non Maleficience
e. Autonomy

Jawaban:
a.Justice

Pembahasan:
1. Beneficience (Berbuat Baik)
Prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yang baik dengan begitu dapat
mencegah kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat menasehati klien tentang
program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat
menasehati untuk tidak dilakukan karena alasan risiko serangan jantung.
2. Autonomy (Otonomi)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis
dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu
dan orang lain harus menghargainya. Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Salah satu contoh yang tidak
memperhatikan
otonomi adalah Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat
gangguan atau penyimpangan.
3. Non Malaficience (Tidak Merugikan)
Prinsi ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis menolak
pemberian transfusi darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat
keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus mengistruksikan pemberian
transfusi darah. akhirnya transfusi darah tidak diberikan karena prinsip beneficence
walaupun pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan prinsip nonmaleficince.
4. Veracity (Kejujuran)
Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh
pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk
meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat,
komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling
percaya. Klien memiliki otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan informasi
yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur
karena kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan
meninggal dunia. Ny. S selalu bertanya-tanya tentang keadaan suaminya. Dokter ahli
bedah berpesan kepada perawat untuk belum memberitahukan kematian suaminya
kepada klien perawat tidak mengetahui alasan tersebut dari dokter dan kepala
ruangan menyampaikan intruksi dokter harus diikuti. Perawat dalam hal ini
dihadapkan oleh konflik kejujuran.
5. Justice (Keadilan)
Nilai ini direfleksikan dalam praktik profesional ketika perawat bekerja untuk terapi
yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Contoh ketika perawat dinas sendirian dan
ketika itu ada klien baru masuk serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan
perawat maka perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut
kemudian bertindak sesuai dengan asas keadilan.

Anda mungkin juga menyukai