0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
29 tayangan13 halaman
Dokumen ini membahas konsep sehat dan sakit menurut berbagai perspektif kesehatan dan keperawatan serta komponen-komponen konsep diri seperti citra tubuh, ideal diri, harga diri, peran, dan identitas diri. Dokumen ini juga menjelaskan kasus seorang pria berusia 45 tahun yang didiagnosa mengidap HIV dan mengalami perubahan emosi sejak sakit yang perlu mendapatkan dukungan psikososial.
Dokumen ini membahas konsep sehat dan sakit menurut berbagai perspektif kesehatan dan keperawatan serta komponen-komponen konsep diri seperti citra tubuh, ideal diri, harga diri, peran, dan identitas diri. Dokumen ini juga menjelaskan kasus seorang pria berusia 45 tahun yang didiagnosa mengidap HIV dan mengalami perubahan emosi sejak sakit yang perlu mendapatkan dukungan psikososial.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Dokumen ini membahas konsep sehat dan sakit menurut berbagai perspektif kesehatan dan keperawatan serta komponen-komponen konsep diri seperti citra tubuh, ideal diri, harga diri, peran, dan identitas diri. Dokumen ini juga menjelaskan kasus seorang pria berusia 45 tahun yang didiagnosa mengidap HIV dan mengalami perubahan emosi sejak sakit yang perlu mendapatkan dukungan psikososial.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Silmi KaIIah 220110110110 Scriber 1 Siti Amanatun Hasanah 220110110020 Anggota Siti Hani Zati Bayani 220110110085 Anggota Siti Rahmiati Pratiwi 220110110069 Anggota Siti Rohani 220110110040 Anggota Siti Zahra 220110110132 Anggota Sri Sulastri 220110110015 Anggota Tanty Permatasari 220110110078 Anggota Taryana Wijaya Kusuma 220110110013 Anggota TauIik Yusdian 220110110016 Scriber 2 Tiara Syahriza 220110110093 Anggota Tio Alamsyah Putra 220110110053 Chair
UNIVERSITAS PAD1AD1ARAN FAKULTAS KEPERAWATAN 1alan Raya Bandung Sumedang km. 21, 1atinangor, Sumedang 40132, 1awa Barat.
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran pada penulis dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk menyempurnakan laporan hasil reporting pada tahap SGD. Adapun tema yang diangkat pada SGD kali ini ialah 'konsep sehat-sakit. Dalam penyusunan makalah ini, tentunya banyak sekali pihak yang telah membantu penulis. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan terimakasih diantaranya kepada: 1. bu Maria Komariah selaku dosen Iundamental oI nursing 1, yang telah memberikan dan menyampaikan materi penjelasan mengenai konsep sehat-sakit, 2. Dosen tutor kelompok 11, yang senantiasa mendampingi dan memberikan arahan dalam penyusunan makalah ini, 3. Keluarga, yang telah memberikan Iasilitas untuk menyusun dan menyelesaikan makalah ini, 4. Teman-teman kelompok 11 yang saling memotivasi dan bekerjasama untuk menyelesaikan makalah ini, 5. Dan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Tentunya, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis memohon maaI atas segala kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini. Penulis berharap, makalah ini dapat memberikan manIaat yang baik pada teman-teman, khususnya pada teman-teman kelompok 11 sgd.
Jatinangor, 15 September 2011
Penulis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang onsep sehat-sakit , Definisi Seh,9 Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik Iisik, mental dan social tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Sehat berdasarkan keperawatan . Sehat menurut Pender (1982) adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain atau aktualisasi. Sehat menurut Paune (1983) adalah Iungsi eIektiI dari sumber sumber perawatan diri ( selI care resouces) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( selI care actions ) secara adekuat. Sehat menurut perseorangan Faktor yang mempengaruhi diri seseorang tentang sakit : - Status perkembangan Kemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan merespon terhadap perubahan dalam kesehatan dikatakan dengan usia. - Pengaruh sosial dan kultural Masing-masing kultur punya pandangan tentang sehat dan diturunkan dari orang tua ke anak anak. - Pengalaman masa lalu Seseorang dapat mempertimbangkan adanya rasa nyeri atau sakit disIungsi ( tidak berIungsi ) membantu menentukan deIinisi seseorang tentang sehat. - Harapan seseorang tentang dirinya Seseorang mengharapkan dapat berIungsi pada tingkat yang tinggi baik Iisik maupun psikososialnya jika mereka sehat. - Faktor lain yang berhubungan dengan diri sendiri Bagaimana individu menerima dirinya dengan baik.
- Definisi s,i9
Menurut Pemons ( 1972 ) sakit adalah gangguan dalam Iungsi normal individu sebagai totalitas termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologi dan penyesuaian sosialnya. Menurut Bauman ( 1965 ), seseorang yang sakit menunjukkan 3 kriteria, yaitu : - Adanya gejala - Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan baik, buruk, sakit - Kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari hari
Penyakit adalah istilah medis yang digambarkan sebagai gangguan dalam Iungsi tubuh. Hubungan antara sehat, sakit dan penyakit : 1. Hasil interaksi seseorang dengan lingkungan 2. Sebagai maniIestasi keberhasilan atau kegagalan dalam beradaptasi dengan lingkungan 3. Gangguan kesehatan
Tahapan sakit menurut Suchman terbagi menjadi 5 tahap, yaitu : a. Tahap transisi ndividu percaya ada kelainan dalam tubuh, merasa dirinya tidak sehat atau merasa timbulnya berbagai gejala merasa adanya bahaya. Mempunyai 3 aspek : - Secara Fisik, seperti nyeri dan panas tinggi - KognitiI, yaitu adanya interprestasi terhadap gejala - Respon emosi terhadap ketakutan atau kecemasan. Konsultasi dengan orang terdekat, seperti gejala perasaan, kadang-kadang mencoba pengobatan di rumah. b. Tahap asumsi terhadap peran sakit (Sick Rok) - Penerimaan terhadap sakit, individu mencari kepastian sakitnya dari keluarga atau teman sehingga menghasilkan peran sakit. - Mencari pertolongan dari proIesi kesehatan yang lain - Mencari penegasan dari keluarga tentang sakitnya c. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan ndividu yang sakit meminta nasehat dari proIesi kesehatan atas inisiatiI sendiri. d. Tahap ketergantungan Jika proIesi memvalidasi ( menetapkan ) bahwa seseorang sakit : menjadi pasien yang ketergantungan untuk memperoleh bantuan. e. Tahap penyembuhan Pasien belajar untuk melepaskan peran sakit dan kembali.
onsep Diri
a. Pengertian.
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain, termasuk persepsi individu akan siIat kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungannya, nilai nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginan. Konsep diri dipelajari melalui kontak social dan pengalaman pribadi, individu, hubungan dengan orang lain dan interaaksi dengan dunia luar.
Komponen-komponen Konsep Diri
O Citra tubuh adalah sikap,persepsi,keyakinan dan pengetahuan individu secara sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya yaitu ukuran, bentuk, struktur Iungsi, ketrebatasan, makna dan objek yang kontak secara terus-menerus baik masa lalu maupun sekarang. O deal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia harus berprilaku berdasarkan standar, tujuan, keinginan atau nilai pribadi tertentu. O Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh prilaku sesuai ideal diri. O dentitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari observasi dan penilaian terhadap dirinya, menyadari individu bahwa dirinya berbeda dengan orang lain. O Peran adalah seperangkat prilaku yang diharapkan secara social yang berhubungan dengan Iungsi individu pada berbagai kelompok sosial. Pentingnya konsep diri yang positive Ciri-ciri individu yang mempunyai kepribadian yang sehat adalah: Citra tubuh yang positiI dan sesuai deal diri realistis Harga diri tinggi Penampilan peran memuaskan dentitas jelas Citra Tubuh deal diri Harga diri Peran Konsep diri dentitas diri Komponen konsep diri : a. Harga diri Ada 4 hal yang dapat meningkatkan harga diri, yaitu: O Memberi kesempatan untuk berhasil O Menanamkan idealism O Mendukung aspirasi atau ide O Membantu membentuk koping
b. dentitas diri Ciri-ciri individu dengan identitas diri yang positiI, yaitu: - Mengenal diri sebagai individu yang utuh terpisah dari orang lain - Mengakui jenis kelamin sendiri - Memandang perlu aspek diri sebagai satu keselarasan - Menilai diri sesuai penilaian masyarakat - Menyadari hubungan masa lalu, sekarang dan yang akan datang - Mempunyai tujuan dan nilai yang disadari
c. Peran Hal-hal yang mempengaruhi penyesuaian individu terhadap peran, yaitu: - Kejelasan perilaku sesuai dengan perannya - Respon atau tanggapan yang konsisten dari orang yang berarti terhadap perannya - Kesesuaian norma budaya dan harapannya dengan peran - Perbedaan situasi yang dapat menimbulkan penampilan peran yang tidak sesuai
d. Citra tubuh Merupakan hal pokok dalam konsep diri, citra tubuh harus realistis karena semakin seseorang dapat menerima dan menyukai tubuhnya, ia akan bebas dan aman dari kecemasan sehingga harga dirinya meningkat. B. Tujuan
- Mahasiswa mengetahui konsep umum mengenai konsep sehat sakit. - Mahasiswa mengetahui konsep umum mengenai konsep diri - Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan terhadap penderita. - Mahasiswa mampu memberikan tindakan keperawatan dengan tepat.
. Identifikasi Kasus %n. S usia 45 tahun bekerfa sebagai pegawai negeri sipil memiliki 3 orang anak, 7 tahun, 10 tahun, dan 13 tahun. Istrinya tidak bekerfa. %n. S fuga aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi sosial di lingkungannya. Sefak 1 bulan yang lalu, %n. S mengeluh badannya lemah dan mengalami penurunan berat badan yang cukup drastis, berdasarkan beberapa pemeriksaan, %n. S didiagnosa mengalami gefala HIJ.
Hasil wawancara terhadap istrinya, didapatkan data bahwa semenfak sakit dan dirawat, suaminya menfadi emosional dan mudah tersinggung. Selain itu sering menyalahkan %uhan terhadap sakit yang dideritanya. etika perawat melakukan interaksi dengan %n. S, ekspresi wafah klien tampak sedih dan tiba-tiba menfadi kesal. %n. S mengatakan. 'enapa semua ini terfadi pada saya? Pasti dokter salah melakukan pemeriksaan`. 'Sekarang saya sudah tidak berguna lagi, badan saya sudah lemah dan tidak bisa bekerfa lagi`. 'Anak dan istri saya mau makan apa kalau saya tidak bekerfa lagi?`. '%eman-teman saya fuga tidak peduli lagi dengan saya`.
PEMBAHASAN Kasus %n. S usia 45 tahun bekerfa sebagai pegawai negeri sipil memiliki 3 orang anak, 7 tahun, 10 tahun, dan 13 tahun. Istrinya tidak bekerfa. %n. S fuga aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi sosial di lingkungannya. Sefak 1 bulan yang lalu, %n. S mengeluh badannya lemah dan mengalami penurunan berat badan yang cukup drastis, berdasarkan beberapa pemeriksaan, %n. S didiagnosa mengalami gefala HIJ.
Hasil wawancara terhadap istrinya, didapatkan data bahwa semenfak sakit dan dirawat, suaminya menfadi emosional dan mudah tersinggung. Selain itu sering menyalahkan %uhan terhadap sakit yang dideritanya. etika perawat melakukan interaksi dengan %n. S, ekspresi wafah klien tampak sedih dan tiba- tiba menfadi kesal. %n. S mengatakan. 'enapa semua ini terfadi pada saya? Pasti dokter salah melakukan pemeriksaan`. 'Sekarang saya sudah tidak berguna lagi, badan saya sudah lemah dan tidak bisa bekerfa lagi`. 'Anak dan istri saya mau makan apa kalau saya tidak bekerfa lagi?`. '%eman-teman saya fuga tidak peduli lagi dengan saya`. Step 1 Data Sekumpulan inIormasi Diagnosa Kesimpulan hasil data-data Emosional Macam-macam perasaan nteraksi Hubungan sesama makhluk hidup Drastis Perubahan kondisi dengan cepat Gejala H' Ciri-ciri orang H' Ekspresi Bentuk luapan emosi Step 2 1. Apa pengaruh dari luar sehingga sikap Tn. S seperti itu? 2. Gejala H'? 3. Mengapa ekspresinya berubah menjadi sedih? 4. Bagaimana sikap perawat menghadapi pasien seperti Tn. S? 5. Apakah istri dan anaknya tertular H'? 6. Darimana sumber penyakit H' Tn. S? 7. Apa peran dokter pada kasus ini? 8. Bagaimana peran keluarga terhadap Tn. S? 9. Apa dampak terhadap keluarga Tn. S? Step 3 1. Masyarakat mengucilkan Tn. S 2. Badan lemah, turun drastis berat badan, emosional, sistem imun menurun 3. Kaget dan belum bisa menerima keadaan 4. Memberi motivasi dan pendekatan secara psiko-sosio-bio-spiritual 5. Kemungkinan besar tertular/dari pola hidup 6. Penggunaan obat-obatan, transIusi darah, hubungan seks, dan pola hidup yang tidak baik 7. Mendiagnosa dan memberi obat 8. Memberi motivasi, mencegah dampak lebih besar, dan tidak dikucilkan 9. Sosial, ekonomi, dan perubahan peranan dalam keluarga
Step 4
DeIinisi H' Gejala H' DeIinisi Sakit Keluarga Perawatan Perawat Dampak Lingkungan Bio Keluarga Psiko Tn. S Sosial Spiritual Step 5 Learning ObyektiI 1. DeIinisi Diagnosa 2. Gejala H' 3. DeIinisi sakit, deIinisi penyakit, dan deIinisi H' 4. Faktor-Iaktor yang mempengaruhi diri seseorang terhadap tanggapan tentang sakit 5. Dampak perawat 6. Jelaskan dampak sakit yang dialami oleh Tn. S? 7. Bagaimana dampak kesehatan tn. S terhadap individu, keluarga, dan lingkungan? 8. Bagaimana dampak kesehatan Tn. S terhadap perubahan perilaku? HV PADA TN. S 9. Bagaimana dampak kesehatan Tn. S terhadap gambaran diri dan konsep diri? 10. Bagaimana dampak kesehatan Tn. S terhadap peran keluarga dan dinamika keluarga? Kesimpulan hasil reporting 1. DeIinisi Diagnosa Pengertian secara umum Diagnosa adalah identiIikasi suatu hal yang belum diketahui secara umum. Pengertian berdasarkan medis Diagnosa ialah pengidentiIikasian suatu penyakit terhadap pasien untuk menentukan pengobatan. Pengertian berdasarkan keperawatan Diagnosa ialah pengidentiIikasian kebutuhan dasar manusia terhadap pasien berdasarkan bio-psiko-sosio-spiritual.
2. Gejala H' Dalam kasus Keadaan badan melemah, dan berat badan turun drastic. Secara umum Flu, demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sulit mengingat, ruam pada kulit, otot sendi terasa sakit, diare, perubahan emosional, sering berkeringat, sakit kepala, sering mual dan muntah, respon gerak menjadi lambat, sering inIeksi jamur, sulit atau sakit saat menelan.
3. DeIinisi Sakit Sakit adalah Keadaan yang tidak seimbang antara bio-psiko-sosio-spiritual sebagai respon tubuh terhadap interaksinya dengan lingkungan. DeIinisi Penyakit Keadaan tubuh dan pikiran yang abnormal DeIinisi H' 'irus yang menyerang dan melemahkan system kekebalan tubuh manusia
4. Faktor-Iaktor yang mempengaruhi diri seseorang terhadap tanggapan tentang sakit Faktor internal dan Iaktor eksternal, meliputi: a. Faktor Agama dan adat istiadat Agama serta latar belakang adat istiadat merupakan Iaktor utama yang akan mempengaruhi pola pikir individu. Agama merupakan suatu sistem kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan Yang Maha Kuasa. Pada umumnya, seseorang akan mengikuti tradisi agama yang meliputi nilai, norma, dan hukum yang ada pada sistem keyakinan agamanya. Oleh karena itu, setiap perawat disarankan untuk memahami nilai-nilai dan kaidah agama yang dianut oleh pasien. b. Latar belakang etnik dan budaya Sikap, keyakinan, dan nilai dipengaruhi oleh latar belakang etnik dan budaya. c. Faktor keluarga Keluarga merupakan lingkungan terdekat dan pengalamam pertama bagi tiap individu dalam mempersepsikan kehidupannya di dunia, maka pandangan tiap individu pada umumnya diwarnai pengalaman mereka dalam berhubungan dengan keluarganya. d. Faktor ilmu pengetahuan Wawasan dan ilmu pengetahuan merupakan tolak ukur bagi seseorang untuk menanggapi suatu keadaan. e. Faktor sosial Perkembangan sosial juga berpengaruh terhadap tanggapan seseorang mengenai sakit, dimana lingkungan sosial yang baik akan memberikan pengaruh yang baik pula pada pola pikir individu, sebaliknya lingkungan yang tidak baik akan berpengaruh tidak baik pula terhadap pola pikir individu.
5. Dampak perawat
1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks. 2. Sebagai advokat klien Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien & kelg dalam menginterpretasikan berbagai inIormasi dari pemberi pelayanan khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan. Perawat juga berperan dalam mempertahankan & melindungi hak-hak pasien meliputi :
- Hak atas pelayanan sebaik-baiknya - Hak atas inIormasi tentang penyakitnya - Hak atas privacy - Hak untuk menentukan nasibnya sendiri - Hak menerima ganti rugi akibat kelalaian.
3. Sebagai educator Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan. 4. Sebagai coordinator Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
5. Sebagai kolaborator Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, Iisioterapi, ahli gizi dll dengan berupaya mengidentiIikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan. 6. Sebagai konsultan Perawat berperan sebagai tempat konsultasi dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis & terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan 7. Sebagai pembaharu Perawat mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis & terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan
6. Jelaskan dampak sakit yang dialami oleh Tn. S? Dampak sakit yang dialami oleh %n. S meliputi dampak pada bio-psiko-sosio-spiritual. Dampak bio. Berat badan yang menurun cukup drastis dan melemahnya keadaan tubuh. Dampak psiko. Berubahnya perilaku %n. S seperti menfadi emosional, turunnya kepercayaan diri %n. S, dan mudah tersinggung, Dampak sosio. %eman-temannya mengucilkan, menfauhi, dan tidak peduli lagi terhadap %n. S sehingga kegiatan organisasi %n. S terhenti. Dampak spiritual. %n. S sering menyalahkan %uhan atas penyakit yang dideritanya dan %n. S pun sering menyalahkan dirinya sendiri pada keadaannya sekarang.
7. Bagaimana dampak kesehatan tn. S terhadap individu, keluarga, dan lingkungan? Dampak terhadap lingkungan, misalnya masyarakat sekitar mengucilkan dan menjauhi Tn. S serta keluarganya, dan dampak terhadap keluarga seperti keadaan ekonomi keluarga melemah dan menurun, keadaan sosial keluarga terganggu, dan adanya perubahan serta pergeseran peran dalam keluarga.
8. Bagaimana dampak kesehatan Tn. S terhadap perubahan perilaku? %n. S menfadi emosional dan mudah tersinggung.
9. Bagaimana dampak kesehatan Tn. S terhadap gambaran diri dan konsep diri? %n. S sering menyalahkan diri sendiri dan mempersepsikan dirinya bahwa dirinya sudah tidak mampu lagi berbuat apa-apa.
10. Bagaimana dampak kesehatan Tn. S terhadap peran keluarga dan dinamika keluarga? Adanya pergeseran peran dalam keluarga, dinamika keluargapun berubah.