Anda di halaman 1dari 20

MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI,

MEMBERI DUKUNGAN DAN


HUBUNGAN TERAPEUTIS DALAM
BERKOMUNIKASI
Oleh kelompok 2 :
Septa Dolla Putri 211000415201061 Ade Novita Rahmi 211000415201001
Sukma Yovisa 211000415201041 Yulia Mega Pitri 211000415201028
Siska Dewi Indriani 211000415201055 Windi Nadia Putri 211000415201057
Herma Wahyunita 211000415201010 Restu Helya Abadi 211000415201021
Fadila Suryani 211000415201048 Pipin Siti Sapinah 211000415201017
Dela Audina 211000415201032
Dosen Pengampu : Mira Susanti, S.ST, MM
Mata kuliah : Komunikasi Efektif dalam Praktik Kebidanan
MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI
Memiliki rasa percaya diri yang rendah cenderung
membuat seseorang untuk selalu mengkhawatirkan
kesalahan dulu dan ketakutan akan mengulanginya.
Terdapat 3 pengertian Confidence:
1. Self Assuredness, kepercayaan diri untuk melakukan
sesuatu suai standar yang diinginkan
2. Belief in the ability of other people, kepercayaan
terhadap kejujuran dan kemampuan orang lain
3. Keeping secret, kepercayaan diri untuk menyimpan
rahasia
Seseorang yang tidak memiliki kepercayaan diri
cenderung takut melakukan sesuatu. Ketakutan itu dapat
berupa rasa ingin menangis didepan umum, badan
gemetaran dan denyut jantung meningkat dan berkeringat
dingin.
Defenisi confindence (Kepercayaan diri)
Kemampuan untuk melakukan tindakan yang tepat dan efektif
dalam setiap situasi, walaupun tantangan menghadang kita.
Indikator Confidence
• Direction and value, kita tahu apa yang kita inginkan, kemana kita
akan pergi, apa prioritas kita?
• Motivation, kita termotivasi dan menikmati dari apa yang kita
lakukan.
• Emotional stability, kita tenang dan fokus pada diri sendiri dan
orang lain yang kita ambil alih tantangannya
Membangun confidence ( kepercayaan diri)
• Dimulai dari kekuatan kita
• Hormati dan beri penghargaan diri kita maka orang di
sekeliling kita akan menghormati kita
• Agar confidence kita tumbuh dan berkembang, kita
harus Konsentrasikan perhatian kita pada sesuatu yang
kita terlihat berprestasi,dari pada kita mencoba beralih
kepada hal lain yang kita tidak terlihat bagus.
LANJUTAN
Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk membangun rasa kepercayaan
diri diantaranya dapat kita mulai dari :
1. Dimulai dari Sikap Berdiri atau Duduk
Ada efek positif dari postur berdiri maupun duduk yang kamu
lakukan. Jika kamu berdiri dan duduk dengan tegap, secara tidak
langsung tubuh mengirimkan sinyal positif ke seluruh sel-sel tubuh.
Postur tubuh mengirimkan pesan ke otak yang benar-benar dapat
mengubah perasaan. Jadi, jika kamu ingin merasa lebih kuat, duduklah
dengan tegak, tersenyum, atau berdiri dalam “pose kekuatan”, dan pesan
itu akan dikirim ke otak.
2. Mindfulness
Mindfulness terbukti memiliki manfaat yang signifikan untuk
kesehatan fisik dan psikologis. Kamu dapat melatih perhatian penuh
kapan dan di mana saja.
LANJUTAN
3. Olahraga secara Teratur
Latihan memiliki efek kuat pada kepercayaan diri. Olahraga teratur melepaskan
endorfin yang pada gilirannya berinteraksi dengan reseptor opiat di otak, yang menghasilkan
keadaan pikiran menyenangkan dan pada akhirnya kamu akan akan melihat diri dalam sudut
pandang yang lebih positif. Ketika berolahraga secara teratur, kamu tidak hanya akan
menjadi lebih baik secara fisik, tetapi juga akan merasa lebih termotivasi untuk bertindak
dengan cara yang membangun kepercayaan diri.
4. Ikuti proses, Risiko, dan Membuat Kesalahan
Biarkan diri untuk belajar, mengambil risiko, dan membuat kesalahan. Saat keluar
dari zona nyaman dan memulai sesuatu yang baru, kamu akan memperluas batasan pada diri
sendiri. Ketika kamu berhasil menyelesaikan sesuatu yang berada di luar zona nyaman maka
secara tidak langsung kamu telah membangun kepercayaan diri.
5. Katakan yang Baik pada Diri Sendiri
Jadilah penyemangat untuk dirimu sendiri. Bicaralah hal-hal
yang baik kepada diri karena pada akhirnya kamulah penyemangat
terbaik untuk dirimu sendiri. Kemudian hal lain yang perlu dilakukan
adalah jangan sungkan untuk meminta bantuan orang lain. Begitu juga
sebaliknya, bantulah orang lain saat ada yang membutuhkan.
6. Percaya dengan Diri Sendiri
Mendengarkan masukan dari orang-orang yang ada di sekeliling
memang diperlukan. Namun, jangan sampai masukan yang disampaikan
membuat keinginan atau tujuan kamu berubah. Jika kamu membutuhkan
masukan yang tepat, tidak ada salahnya pastikan kamu menerima saran
dari orang yang tepat. Jangan lupa untuk selalu percaya terhadap diri
sendiri agar kamu bisa mencapai tujuan yang diinginkan.
7. Perbanyak Kegiatan yang Menyenangkan
Melakukan hal-hal yang menyenangkan diri sendiri
nampaknya sah-sah saja dalam membantu kamu meningkatkan
rasa percaya diri. Hal ini akan membuat kamu melepaskan segala
penat, stres, hingga cemas yang dirasakan. Dengan begitu, kamu
akan lebih siap dan percaya diri melangkah dalam menggapai
tujuan yang kamu inginkan
CARA MEMBERIKAN DUKUNGAN
1. Menghargai perasaan orang lain
Menghargai perasaan orang lain merupakan salah satu cara
memberikan dukungan emosional. Saat sedang tertimpa masalah, mengalami
kekecewaan, atau kehilangan orang terdekat, beri tahu bahwa kita selalu ada
untuk mereka. Apabila enggan bercerita, jangan pernah memaksa dan cobalah
untuk memberikan mereka ruang. Memberi ruang untuk sendiri adalah salah
satu cara untuk menunjukkan bahwa kita peduli dengan mereka.
2. . Memberikan pujian di depan umum
Memuji anggota keluarga, sahabat, atau pasangan di depan umum
adalah salah satu bentuk dukungan emosional. Tindakan tersebut bisa membuat
mereka nyaman dan percaya dengan diri sendiri. Tidak hanya itu, memberikan
pujian di depan umum juga akan membuat perasaan mereka menjadi senang
3. . Mendengarkan cerita mereka secara mendalam
Dukungan secara emosional dapat diberikan dengan cara
mendengarkan cerita orang terdekat kita secara mendalam. Ketika
orang terdekat kita bercerita, dengarkanlah secara mendalam.
Selain itu, sesekali kutiplah perkataan mereka untuk
memberitahukan bahwa kita benar-benar mendengarkan dan
peduli.
4. Jangan bersikap menghakimi
Tak ada orang yang suka dihakimi. Maka dari itu, jangan
pernah menghakimi orang lain saat mereka tertimpa masalah.
Tindakan penghakiman yang kita lakukan nantinya malah dapat
memperburuk keadaan.Hindari memberi pertanyaan yang bisa
membuat mereka merasa disalahkan atau tersudutkan.
5. Hindari memberi nasihat tanpa diminta
Kebanyakan orang seringkali memberikan nasihat kepada
orang yang tertimpa masalah tanpa diminta. Mulai saat ini, hindari
melakukan hal tersebut. Terkadang, beberapa orang hanya ingin
didengarkan saja, bukan dinasihati. Jika kita ingin membantu
memberi solusi, tunggu hingga mereka memintanya sendiri.
6. Dukung solusi yang mereka miliki
Ketika orang terdekat telah menemukan solusi untuk
masalah mereka, kita mungkin memiliki keraguan tentang
efektivitasnya. Jika solusi yang mereka ambil tidak berisiko dan
berbahaya, cobalah untuk memberi dukungan. Hindarilah memberi
tahu mereka apa yang menurut kita harus dilakukan jika mereka
tidak minta pendapat kita
Cara memberikan dukungan kepada seseorang tidak hanya
dengan kata-kata. Kita dapat memberikan dukungan dalam bentuk
pelukan. Pelukan yang kita berikan dapat mengurangi rasa tidak
percaya diri seseorang.
HUBUNGAN TERAPEUTIK DALAM
BERKOMUNIKASI
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi atau
proses pemberian arti sesuatu antara dua atau lebih orang dan
lingkungannya bisa melalui simbol/perilaku yang umum dan
biasanya terjadi dua arah. Komunikasi terapeutik adalah
komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi.
Seorang perawat bahkan bidan dapat membantu klien mengatasi
masalah yang dihadapinya melalui komunikasi.
Dapat disimpulkan bahwa Komunikasi terapeutik adalah
komunikasi yang dilakukan oleh seorang perawat atau bidan
kepada klien atau pasien dengan teknik-teknik tertentu yang
direncanakan secara sadar bertujuan dan kegiatannya dipusatkan
untuk kesembuhan pasien.
Komunikasi terapeutik menunjukkan bahwa Komunikasi
terapeutik menjadi bagian dari proses terapi yang sedang
dijalankan sehingga diharapkan mampu mempercepat proses
pemulihan dari klien terutama dari sisi psikologi atau kejiwaan.
Hubungan terapeutik berlangsung dalam bentuk dialog dan
percakapan Komunikasi terapeutik pada prinsipnya merupakan
komunikasi profesional yang mengarah pada tujuan komunikasi
ditujukan untuk memindah kerjasama konselor dan klien.
Komunikasi terapeutik berprinsip atau berorientasi pada
proses percepatan penyembuhan komunikasi terstruktur dan
direncanakan. komunikasi terjadi dalam konteks topik, ruang dan
waktu. komunikasi memperhatikan kerangka pengalaman klien dan
melibatkan keterlibatan maksimal dari klien ataupun keluarga
keluhan utama menjadi pijakan pertama dalam berkomunikasi.
ADAPUN TAHAP KOMUNIKASI TERAPEOTIK
MELIPUTI :

1. Tahap pra interaksi


Pada tahap pra interaksi bidan sebagai komunikator yang
melaksanakan Komunikasi terapeutik mempersiapkan dirinya untuk bertemu
dengan klien. Bidan haruslah mengetahui beberapa informasi mengenai pasien
baik berupa nama , umur, jenis kelamin dan sebagainya. Apabila bidan telah
mempersiapkan diri dengan baik sebelum bertemu dengan pasien maka ia akan
bisa menyesuaikan cara yang paling tepat dalam menyampaikan Komunikasi
terapeutik kepada pasien sehingga pasti nyaman berkomunikasi
2. Tahap perkenalan
Pada tahap perkenalan kegiatan yang dilakukan adalah bidan
memperkenalkan diri pada pasien dan keluarganya. Dengan memperkenalkan
diri maka telah menunjukkan sikap terbuka pada kalian yang menghindari ke
curigaan klien. Tugas utama pada tahap ini adalah membina rasa saling percaya
dengan menunjukkan penerimaan dan komunikasi terbuka dengan membuat
suasana tidak terlalu formal.
3. Tahap orientasi
Pada tahap ini saatnya menggali keluhan atau kecemasan
yang ada pada clien dan divalidasi dengan tanda atau gejala yang
ada. Bidan dituntut untuk active listening memiliki skill tinggi untuk
menstimulasi klien mengungkapkan perasaan keluhan dan
menggali pikirannya dari data yang diperoleh akan disusun rencana
tindakan dan tujuan yang akan dicapai.
4. Tahap kerja
Tahap kerja merupakan tahap untuk mengimplementasikan
rencana yang telah dibuat pada tahap orientasi. Bidan menolong
klien untuk mengatasi rasa cemas meningkatkan kemandirian dan
tanggung jawab terhadap diri. Tidak dapat dilakukan kecuali harus
ada persamaan persepsi, ide dan pikiran antara klien dan bidan.
5. Tahap terminasi
Merupakan tahap di mana bidang mengakhiri interaksinya
dengan klien. Dengan terminasi klien menerima kondisi perpisahan
tanpa menjadi regresi atau putus asa serta menghindari
kecemasan. terdapat dua terminasi yaitu terminasi sementara dan
terminasi akhir. Terminasi sementara adalah akhir dari setiap
pertemuan bidan atau pasien maka akan kembali atau kontrol
sesuai waktu yang telah ditentukan bersama . Sedangkan terminasi
akhir dilakukan setelah menyelesaikan seluruh proses.
Karakter setiap klien tidaklah sama, Oleh karena itu diperlukan
penerapan teknik komunikasi yang berbeda pula.
Bidan sedang melakukan komunikasi dengan pasien. Dari
gambar dapat kita lihat pasien dengan bidan tampak berhubungan
baik dalam komunikasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai