Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 1

1. Ahmad Musyaffa Fauzan


2. Anggri Prihatin
3. Jefrianus Fernando Talu
4. Jesika Anestasya Novalina
5. Kharisma Dwi Junianty
6. Putri Kusumawardani
7. Tania Arsyanti Saskia Putri
Video Komunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutik Pada Pasien
Gangguan Jiwa
Komunikasi teraupetik adalah kemampuan atau keterampilan perawat
untuk membantu klien beradaptasi terhadap strees, mengatasi gangguan psikologis
dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain.
Tujuan komunikasi teraupetik pada pasien jiwa :
1. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan
pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada.
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif
dan mempertahankan kekuatan egonya.
3. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.
Tujuan Komunikasi Terapeutik

1. Membantu klien untuk memperjelas dan mengurangi beban


perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk
mengubah situasi yang ada bila klien percaya pada hal yang
diperlukan.
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan
yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya.
3. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.
Komponen Komunikasi Terapeutik

1. Pengirim (komunikator)
2. Pesan
3. Penerima (komunikan)
4. Media (channel)
5. Umpan balik
6. Lingkungan
Sikap Komunikasi Terapeutik

1. Berhadapan Saya siap untuk anda


2. Mempertahankan kontak mata Mendengar dan memperhatikan klien
menghargai klien dan mengatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi
3. Membungkuk kearah klien keinginan mengatakan atau mendengar sesuatu
perawat merespons dan perhatian terhadap klien keinginan membantu klien
Tehnik Komunikasi Terapeutik

1. Mendengar aktif
2. Mendengar pasif
3. Fokusing
4. Observasi
5. Menawarkan informasi
6. Diam
7. Asertive
8. Menyimpulkan
9. Giving recognition
10. Offering self
11. Offering general leads
Do and Don’t Komunikasi Terapeutik

Hal yang harus dilakukan dalam penyampaian komunikasi :


1. Membuat pesan yang persuasif
Untuk mendukung pesan yang persuasif penyampai informasi harus memiliki tujuan
yang jelas dan spesifik. Selain itu penyampai juga harus menguasai topik yang akan dibicarakan
dan menyusun rangkaian kata denga efektif. Dalam penyampaiannya komunikator juga harus
bisa mengatur kecepatan, nada dan intonasi saat menyampaikan pesan agar pesan yang diberikan
dapat mudah dipahami oleh komunikan. Sesekali juga dapat melakukan kontak mata dengan
komunikan untuk menjaga perhatian pendengar agar tetap focus.
2. Mengetahui latar belakang komunikan
Sebelum melakukan komunikasi publik, disarankan untuk mengenal terlebih dahulu
siapa komunikan itu sendiri. Hal tersebut tertujuan agar bisa menyesuaikan persepsi dengan
komunikan. Selain itu juga harus mengetahui lebih dahulu apa yang diinginkan atau diharapkan
para komunikan dalam proses komunikasi tersebut, agar komunikasi berjalan lancar dan efektif.
Do and Don’t Komunikasi Terapeutik

Hal yang tidak boleh dilakukan dalam penyampaian komunikasi :


1. Menggunakan bahasa yang tidak efektif
Apabila dalam komunikasi public menggunakan kata yang tidak efektif dapat membuat
komunikan sulit mengerti pesan apa yang sebenernya imgin disampaikan. Bahkan bisa membuat
persepsi yang berbeda-beda dari tiap individu. Selain bahasa yang tidak efektif juga tidak
diperbolehkan untuk mengucapkan kalimat yang menyinggung pihak manapun baik SARA, ras,
agama, dan lain sebagainya.
2. Komunikasi kesehatan tidak dilakukan berdasarkan dugaan
Dalam menyampaikan informasi harus berdasarkan fakta disertai data-data yang valid.
Karena dengan tidak adanya data yang valid, bisa menyebabkan kurangnya rasa kepercayaan
komunikan kepada komunikator.

Anda mungkin juga menyukai