Anda di halaman 1dari 16

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA

LANSIA
PENGERTIAN

• Menurut Stuart dan Sundeen (1998) yang di kutip oleh keliat (2006) di katakana bahwa
komunikasi terapeutik adalah cara untuk membina hubungan yang terapeutik yang di perlukan
untuk pertukaran informasi, perasaan dan pikiran untuk membentuk keintiman yang terapeutik.
Sedangkan Purwanto (2004) mendefinisikan komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang
direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
MANFAAT KOMUNIKASI TERAPEUTIK

• Untuk mendorong dan menganjurkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui hubungan
perawat dan pasien.
• Mengindentifikasi, mengungkap perasaan dan mengkaji masalah dan evaluasi tindakan yang
dilakukan oleh perawat.
PENDEKATAN PERAWATAN LANSIA DALAM
KONTEKS KOMUNIKASI
• Pendekatan fisik
Mencari informasi kesehatan, bersifat riil, dan mudah diobservasi
Pendekatan psikologis
Bersifat abstrak, membutuhkan waktu yang lama dan perawat berperan sebagai penampung
Pendekatan sosial
Meningkatkan kemampuan berinterkasi dan antar klien, perawat dapat saling bertukar pikiran.
Pendekatan spiritual
Perawat harus dapat memberikan kepuasan batin kliennya yang berkaitan hubungan dengan tuhan.
TEKNIK KOMUNIKASI PADA LANSIA

• 1. asertif adalah sikap dapat menerima, memahami lawan bicara


• 2. responsive adalah reaksi perawat terhadap perubahan perilaku klien
• 3. fokus adalah upaya perawat untuk tetap konsisten dengan apa yang sedang dibicarakan.
• 4. supportif adalah sikap perawat yang dapat mendorong klein sehingga klien dapat termotivasi.
• 5. klarifikasi yaitu dengan mengajukan pertanyaan ulang pada klien.
• 6. sabar dan ikhlas agar komunikasi yang terapeutik dapat selalu terjaga.
HAMBATAN BERKOMUNIKASI DENGAN
LANSIA
Agresif ditandai : Non asertif ditandai :
• menarik diri bila diajak berbicara.
• Berusaha mengontrol dan mendominasi
orang lain (lawan bicara). • Merasa tidak sebaik orang lain (rendah diri)
• Merasa tidak berdaya, tidak berani mengungkap
• Meremehkan orang lain.
keyakinan.
• Mempertahankan haknya dengan • Membiarkan orang lain membuat keputusan untuk
menyerang orang lain. dirinya.
• Menonjolkan diri sendiri. • Tampil diam (pasif).

• Mempermalukan orang lain didepan umum, • Mengikuti kehendak orang lain.

baik dalam perkataan maupun tindakan. • Mengorbankan kepentingan dirinya untuk menjaga
hubungan baik dengan orang lain.
TEKNIK PERAWATAN LANSIA PADA REAKSI
PENOLAKAN
• 1. kenali segera reaksi pendekatan klien
Memberiarkan klien lansia bertingkah laku dalam tenggang waktu tertentu. Hal ini merupakan
mekanisme penyesuaian diri sejauh tidak membahayakan klien, orang lain serta lingkungannya.
2. Orientasikan klien lansia pada pelaksanaan perawatan diri sendiri. Langkah tersebut bertujuan
untuk mempermudah proses penerimaan klien terhadap perawatan yang akan dilakukan serta upaya
untuk memandirikan klien.
3. Libatkan keluarga atau pihak keluarga terdekat dengan tepat. Langkah ini bertujuan untuk
membantu perawat atau petugas kesehatan memperoleh sumber informasi atau data klien dan
mengefektifkan rencana/tindakan dapat terealisasi dengan baik dan tepat.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
SAAT BERINTERAKSI
1. Menunjukan rasa hormat, seperti hindari menggunakan istilah yang 10. Mengurangi kebinsingan saat berinteraksi, beri kenyamanan, dan beri
merendahkan pasien penerangan yang cukup saat berinteraksi.

2. Pertahankan kontak mata dengan pasien. 11. Gunakan sentuhan lembut dengan sentuhan ringan di tangan, lengan,
atau bahu.
3. Pertahankan langkah yang tidak tergesa-gesa dan mendengarkan
adalah kunci komunikasi efektif. 12. Jangan mengabaikan pasien saat berinteraksi.

4. Beri kesempatan pasien untuk menyampaikan perasaannya.


5. Berbicara dengan pelan, jelas, tidak harus berteriak, menggunakan
Bahasa dan kalimat yang sederhana.
6. Menggunakan Bahasa yang mudah dimengerti pasien.
7. Hindari kata-kata medis yang tidak dimengerti pasien
8. Menyederhanakan atau menuliskan intruksi
9. Mengenal dahulu kultur dan latar belakang pasien.
TAHAP PROSES KOMUNIKASI

• Fact finding

Mencari dan mengumpulkan fakta dan data sebelum seseorang melakukan komunikasi.
• Planning
Berdasarkan fakta dan data itu dibuatkan rencana tentang apa yang akan di kemukakan dan bagaimana mengemukakannya
• Communication
Dalam melakukan komunikasi pada lansia sebaiknya menggunakan Bahasa sehari-hari dan mudah dipahami serta di
mengerti.
• Evaluation
Penilaian dan analisis kembali diperlukan untuk melihat bagaimana hasil komunikasi tersebut dan kemudian menjadi
bahan perencanaan untuk melakukan komunikasi selanjutnya
KOMUNIKASI TERAPEUTIK LANSIA DENGAN
GANGGUAN PENDENGARAN
1. Berdiri dekat mnghadapi klien.
2. Bertanya diarahkan pada telinga yang lebih baik.
3. Berikan perhatian dan tunjukan wajah.
4. Tegurlah nama sebelum pembicaraan dimulai.
5. Gunakan pembicaraan yang keras, jelas, pelan, dan diarahkan langsung pada klien
6. Hindari pergerakan bibir yang berlebihan.
7. Hindari memalingkan kepala, tidak berbalik atau berjalan saat bicara.
8. Jika klien belum memahami, ulangi dengan menggunakan kata-kata yang berbeda.
9. Membatasi kegaduhan lingkungan.
10. Gunakan tekanan suara yang sesuai.
11. Hindari pertanyaan tertutup, gunakan kalimat pendek saat bertanya.
12. Gunakan Bahasa tubuh yang sesuai dengan isi komunikasi.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK LANSIA DENGAN
GANGGUAN PENGLIHATAN
1. perkenalkan diri, dekati klien dari depan.
2. Jelaskan kondisi tempat dan orang yang ada.
3. Bicaralah pada saat ada ingin meninggalkan tempat.
4. Pada saat perawat berbicara pastikan klien tahu posisi perawat.
5. Sanjunglah kemampuan beradaptasi dan kemandirian klien.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA
YANG MENGALAMI DEPRESI
1. Lakukan kontak sesering mungkin.
2. Beri perhatian terus-menerus
3. Libatkan klien dalam menolong dirinya sendiri.
4. Gunakan pertanyaan terbuka.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA
YANG MENGALAMI KECEMASAN
• Dengarkan apa yang dibicarakan klien.
• Berikan penjelasan secara ringkas dan jelas apa yang terjadi.
• Indentifikasi bersama klien sumber-sumber yang menyebabkan ketegangan atau kecemasan.
• Libatkan anggota keluarga
KOMUNIKASI TERAPEUTIK LANSIA YANG
MENUNJUKAN KEMARAHAN
• Klarifikasi penyebab marah yang terjadi.
• Bantu dan dorong klien mengungkapkan marah dengan konstruktif.
• Gunakan pertanyaan terbuka.
• Luangkan waktu setiap hari bersama klien.
• Puji dan dukung setiap usaha dari klien.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK LANSIA DENGAN
AFSIA
• Menghadap ke pasien dan membuat kontak mata.
• Sabar dan meluangkan waktu.
• Harus jujur, termasuk ketika kita belum memahami pertanyaan. Sikap tubuh, gambar, dan objek atau media
lain yang dapat membantu menjawab keinginannya.
• Dipersilakan lansia menyampaikan apa yang ada di dalam pikirannya.
• Dorong lansia untuk menulis dan dan mengekspresikannya serta berikan kesempatan untuk membaca dengan
keras.
• Gunakan isyarat terhadap objek pembicaraan jika mampu meningkatkan pemahaman.
• Gunakan sentuhan untuk memfokuskan pembicaraan, meningkatkan rasa nyaman.
TERIMAKSIH

Anda mungkin juga menyukai