Anda di halaman 1dari 13

Teknik Komunikasi Pada Lansia

dan Pada Pasien Gangguan


Kesadaran

MUH AFIF DEDE WIJAYA 162310101195


ANISSA FITRIANA 162310101190
DURROTUL KOMARIYAH 162310101290
Komunikasi pada Lansia

dalam komunikasi pada lansia harus di perhatikan faktor


fisik dan psikologi, lingkunagna, keterampilan komunikasi
yang tepat perlu memeperhatikan waktu yang tepat.
1. Keterampilan komunikasi
Listening/Pendengar yang baik yaitu:
• Mendengarkan dengan penuh perhatian
• Memahai dengan sepenuh hati, keikhlasan dengan hati
yang jernih
• Memikirkan secara menyeluruh dengan pikiran jernih kita.
Teknik Komunikasi Pada Lansia

1. Teknik Asertif
Asertif adalah sikap dapat menerima, memahami pasangan
bicara dengan menunjukkan sikap peduli, sabar untuk
mendengarkan dan memperhatikan ketika pasangan bicara
agar maksud komunikasi atau pembicaraan dapat dimengerti.

2. Responsif
Berespon artinya bersikap aktif, tidak menunggu permintaan
bantuan dari klien. Sikap aktif dari petugas kesehatan ini akan
menimbulkan perasaan tenang bagi pasien.
3. Fokus
Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten
terhadap materi komunikasi yang diinginkan.

4. Supportif
Sikap ini dapat menumbuhkan kepercayaan diri klien lansia
sehingga lansia tidak merasa menjadi beban bagi keluarganya,
dengan demikian diharapkan klien menjadi termotivasi untuk
mandiri dan dapat berkarya sesuai kemampuannya. Dukungan
diberikan baik secara materiil maupun moril.
5. Klarifikasi
Klarifikasi dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
ulang dan memberi penjelasan lebih dari satu kali agar
pembicaraan kita dapat diterima dan dipersepsikan sama
dengan klien.

6. Sabar dan Ikhlas


Terkadang klien lansia mengalami perubahan yang
merepotkan dan kekanak-kanakan. Perubahan ini perlu disikapi
dengan sabar dan ikhlas agar perawat tidak menjadi jengkel
dan tetap tercipta komunikasi yang terapeutik dan juga tidak
menimbulkan kerusakan hubungan antara klien dengan
perawat.
HAMBATAN BERKOMUNIKASI
DENGAN LANSIA
Komunikasi dengan lansia dapat terganggu jika ada sikap
agresif dan nonasertif.

1. Agresif
- Berusaha mengontrol & mendimonasi orang lain.
- Meremehkan orang lain.
- Menonjolkan diri sendiri.
- Mempertahankan haknya dengan menyerang orang lain.
- Mempermalukan orang lain di depan umum, baik dengan
perkataan maupun perbuatan.
2. Nonasertif
- Menarik diri bila diajak bicara.
- Merasa rendah diri.
- Merasa tidak berdaya.
- Tidak berani mengungkapkan keyakinan.
- Pasif.
- Mengikuti kehendak orang lain.
- Membiarkan orang lain membuat keputusan untuk dirinya.
- Mengorbankan kepentingan diri sendiri untuk menjaga hubungan
baik dengan orang lain.
Teknik agar komunikasi dapat
berlangsung efektif, antara lain:
 Mulai komunikasi dengan mengecek fungsi pendengaran klien.
 Keraskan suara jika perlu.
 Dapankan perhatian klien sebelum berbicara. Pandanglah klien
sehingga klien dapat melihat mulut kita.
 Atur lingkungan sehingga menjadi kondusif untuk komunikasi yang baik.
Kurangi gangguan visual dan auditori. Pastikan
pencahayaan cukup.

 Ketika merawat orang tua dengan gangguan komunikasi, ingat


kelemahannya.
 Jangan berharap untuk berkomunikasi dengan cara yang sama
dengan orang yang tidak mengalami gangguan komunikasi
 Berbicara dengan pelan dan jelas saat menatap matanya, gunakan
kalimat pendek dan bahasa yang sederhana.
 Bantu kata-kata anda dengan isyarat visual.
 Ringkaslah hal-hal yang penting dari pembicaraan.
 Berikan klien waktu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan anda.
 Biarkan klien membuat kesalahan, jangan menegurnya secara langsung,
tahan keinginan untuk menyelesaikan kalimat.
 Jadilah pendengar yang baik.
 Ikutkan keluarga atau yang merawat dalam ruangan. Biasanya orang
terdekat paling akrab dengan pola komunikasi klien dan dapat
membantu proses komunikasi
TEKNIK DALAM PERAWATAN LANSIA PADA REAKSI
PENOLAKAN
Penolakan adalah ungkapan ketidakmampuan seseorang untuk mengakui
secara sadar terhadap pikiran, keinginan, perasaan atau kebutuhan pada
kejadian-kejadian nyata atau sesuatu yang merupakan ancaman. Penolakan
merupakan reaksi ketidaksiapan lansia menerima perubahan yang terjadi pada
dirinya.
Langkah untuk menghadapi klien lansia dengan penolakan, antara lain :

1. Kenali segera reaksi penolakan.


Biarkan klien bertingkah laku pada tenggang waktu tertentu untuk
beradaptasi. Kemudian lakukan :
- Identifikasi pikiran-pikiran yang paling membahayakan dengan cara
mengobservasi klien bila sedang dalam puncak reaksi.
- Ungkapkan kenyataan yang dialami klien secara perlahan.
- Jangan menyokong penolakan klien.
2. Orientasikan klien lansia pada pelaksanaan perawatan diri
sendiri untuk mempermudah proses penerimaan klien
terhadap,perawatan yang akan dilakukan serta upaya untuk
memandirikan klien dengan cara sebagai berikut:

- Libatkan klien dalam perawatan dirinya.


- Puji klien karena usahanya.
- Membantu klien untuk mengungkapkan keresahan atau perasaan
sedihnya dengan menggunakan pertanyaan terbuka,mendengarkan
dan meluangkan waktu bersama.
3. Libatkan keluarga atau pihak terdekat untuk membantu perawat
memperoleh sumber informasi atau data dan mengefektifkan
rencana / tindakan agar dapat terealisasi dengan baik. Dapat
dilakukan dengan cara :

- Melibatkan keluarga atau pihak terdekat dalam membantu klien


untuk menentukan perasaanya.
- Meluangkan waktu untuk menerangkan kepada mereka yang
bersangkutan tentang masalah klien dan hal-hal yang dapat dilakukan
dalam rangka membantu.
- Hendaknya pihak lain memuji usaha klien dalam usaha untuk
menerima kenyataan.
- Menyadarkan pihak terkait akan pentingnya hukuman (bukan fisik)
apabila klien menggunakan penolakan.
Daftar Pustaka

 https://www.scribd.com/doc/210737555/makalah-komunikasi-
keperawatan-pada-lansia
 https://karyatulisilmiah.com/teknik-komunikasi-pada-lansia/

Anda mungkin juga menyukai