Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN DESIMINASI MANAJEMEN KEPERAWATAN DIRUANG

PERAWATAN MULTAZAM PREMIUM RS PKU MUHAMMADIYAH


GOMBONG

DISUSUN OLEH :

1. Ani Arnani A32019007


2. Devi Triningsih A32019019
3. Dwinanda D A32019027
4. Eka Yulia M A32019029
5. Gayuh Dwi L A32019040
6. Ima Muhimatul M A32019044
7. Lilis Fitrianingrum A32019062
8. M. Hadi Maslabib A32019071
9. Oktianingsih Eka W A32019083
10. Priantina Pangesti A32019084
11. Titi Ma’rifah A32019106
12. Yessica Garbella S A32019112

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN 2019-2020
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN DESIMINASI AKHIR MANAJEMEN KEPERAWATAN DURANG


PERAWATAN MULTAZAM PREMIUM RS PKU MUHAMMADIYAH
GOMBONG

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dalam Menyelesaikan


Program Studi Profesi Ners Stase Manajemen

Pada tanggal : 29 Januari 2020

Mengesahkan,

1. Pembimbing Akademik
Dadi santoso, M.Kep.,Ners ( )

2. Pembimbing Klinik
Darsino, S.Kep.,Ners ( )

3. Kepala Ruang Multazam


Diyah Widiarti, S.Kep, Ners ( )

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................1
a. Latar Belakang........................................................................................1
b. Waktu Pelaksanaan.................................................................................2
c. Tujuan Praktek Manajemen....................................................................3
d. Tujuan Umum.........................................................................................3
e. Tujuan Khusus........................................................................................3
f. Manfaat....................................................................................................3
BAB II GAMBARAN UMUM........................................................................4
a. Gambaran Umum Rumah Sakit..............................................................4
b. VISI, Misi, Moto.....................................................................................5
c. Struktur Orgaisasi Ruang Perawatan......................................................11
d. Fasilitas Perawatan Pelayanan Ruangan.................................................12
e. Gambaran Umum Alur Rawat Inap........................................................15
f. Profil Tenaga Keperawatan.....................................................................16
g. Fokus Manajemen Keperawatan.............................................................19
h. Kepuasan Pasien.....................................................................................19
i. Kelengkapan Dokumen Rekam Medis....................................................23
j. Sasaran Keselamatan Pasien....................................................................24
BAB III PENGKAJIAN...................................................................................28
a. Pengkajian Fungsi Manajemen..............................................................28
b. Sumber Daya Manusia (M-1)................................................................28
c. Material (M-2).......................................................................................41
d. Metode Asuhan Keperawatan (M-3).....................................................46
e. Money (M-4)..........................................................................................57
f. Mutu (M-5).............................................................................................57
g. Identifikasi Masalah..............................................................................60
h. Prioritas Masalah...................................................................................62
i. Analisi SWOT........................................................................................65
j. Fish Bone................................................................................................69
BAB IV PERENCANAAN..............................................................................
a.Rencana Kegiatan...................................................................................69
b. Sumber Daya.........................................................................................70
c. Jadwal Kegiatan.....................................................................................71
d. POA.......................................................................................................72
BAB V IMPLEMENTASI DAN EVALUASI..................................................
a. Implementasi..........................................................................................74
b. Komunikasi Efektif................................................................................74
c. 6 SKP.....................................................................................................75
d. Kepuasan Pasien....................................................................................77
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Desiminasi Pengkajian Managemen Keperawatan Di Ruang Multazam Premium
RS PKU Muhammadiyah Gombong, sebagai salah satu syarat untuk memenihi
nilai Stase Managemen. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Baginda
Nabi Muhammad Shalallahu’alaihiwasalam.Dalam penyusunan laporan ini tentu
tidaklah mudah, banyak kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi, namun
berkat doa, bimbingan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak penulis dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik. Sehubungan dengan itu penulis
menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dadi Santoso, M.Kep,Ners, selaku pembimbing akademik yang telah
berkenan memberikan bimbingan dan arahan.
2. Darsino, S.Kep,Ners, selaku pembimbing klinik yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan informasi terkait laporan Managemen.
3. Diyah Widiarti, S.Kep, Ners, selaku kepala ruang Multazam yang telah
membimbing, memberi arahan dan memberikan informasi terkait laporan
Managemen
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih jauh dari kata
sempurna dan terdapat banyak kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan
dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
untuk kesempurnaan proposal ini.

Gombong, Januari 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen adalah kegiatan pengelolaan dan pengambilan
keputusan untuk memperoleh tujuan dan mengurangi ketidakpastian yang
diperlukan data, informasi dan proses pengendalian. Ilmu manajemen
dalam keperawatan, mengembangkan dasar teori dari berbagai ilmu,
seperti bisnis, psikologi, sosiologi, antropologi yang bersifat kompleks dan
bervariasi bagaimana manajemen dapat berhasil, apa yang harus
diubah/diperbaiki untuk mencapai suatu leberhasilan suatu tujuan
organisasi (Nursalam, 2014).
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan di
era global dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh
perawat. Kontribusi pelayanan keperawatan terhadap pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan disarankan kesehatan sangat tergantung pada
manajemen pelayanan perawatan yang merupakan suatu proses perubahan
transformasi dari sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan.
Manajemen keperawatan merupakan suatu pelayanan profesional dimana
tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat fungsi manjemen
anata lain perencanan, pengorganisasian, motivasi, dan memerlukan
keterampilan-keterampilan teknis, hubungan antar manusia, konseptual
yang mendukung asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan
berhasil guna bagi masyarakat.
Hal ini menunjukan bahwa manajemen keperawatan perlu
mendapat prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa
depan, karena berkaitan dengan tuntutan profesi dan global bahwa setiap
perkembangan serta perubahan memerlukan pengelolaan secara
professional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.
Manajemen Keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan
pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami

1
bagaimana konsep dan aplikasinya. Ciri-ciri mutu asuhan Keperawatan
yang baikantara lain: memenuhi standar profesi yang ditetapkan, sumber
daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secarawajar,
efisien, dan efektif, aman bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan
bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek social, ekonomi, budaya,
agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk
memiliki kemampuan manajerial yang tangguh, sehingga pelayanan yang
diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien. Kemampuan manajerial
dapat dimiliki melalui berbagai cara salah satunya untuk dapat ditempuh
dengan meningkatkan ketrampilan melalui bangku kuliah yang harus
melalui pembelajaran di lahan praktek.
Sebagai manajer dalam asuhan keperawatan, perawat dituntut tidak
hanya mengumpulkan informasi tentang keadaan pasien, melainkan juga
dituntut menangani institusi rumah sakit atau puskesmas, tenaga
keperawatan, administrasi, dan bagian keuangan yang mempengaruhi
fungsi organisasi keperawatan secara keseluruhan proses management
keperawatan didasarkan pada pengkajian dan pengumpulan data,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Manajemen keperawatan bagi mahasiswa merupakan program atau
kegiatan yang dirancang untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan
ketrampilan manajerial organisasi bagi mahasiswa untuk menambah
wawasan dan ketrampilan mengkoordinasi dan membina tim kerja dalam
suatu kelembagaan. Tujuan dilakukannya manajemen keperawatan bagi
mahasiswa adalah untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan
berorganisasi atau memimpin dengan cara memberikan kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan manajerial.
B. Waktu dan Pelaksanaan
Praktek dilaksanakan selama satu bulan pada tanggal 27 Januari -
22 Februari 2020 di ruang Multazam Premium RS PKU Muhammadiyah
Gombong.
C. Tujuan Praktek Manajemen Keperawatan
1. Tujuan Umum

2
Meningkatkan Mutu Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) sesuai
dengan kaidah standar MPKP.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis komponen dari Mutu Praktik Keperawatan
Profesional (MPKP) yang belum terlaksana secara optimal di
dalam ruangan.
b. Membuat perencanaan pengoptimalan pelaksanaan Mutu Praktik

Keperawatan Profesional (MPKP).


c. Melakukan evaluasi dari pelaksanaan Mutu Praktik Keperawatan
Profesional (MPKP).
D. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
a. Mengatasi permasalahan Mutu Praktik Keperawatan Profesional

(MPKP) di Rumah Sakit.


b. Memberikan pedoman dalam Mutu Praktik Keperawatan
Profesional (MPKP).
c. Meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan.
2. Bagi Mahasiswa Keperawatan
a. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai Mutu

Praktik Keperawatan Profesional (MPKP).


b. Dapat mengaplikasikan Mutu Praktik Keperawatan

BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Profil/Gambaran umum Rumah Sakit


1. Falsafah
Rumah sakit PKU Muhammadiyah Gombong menganut falsafah
“Pelayanan Yang Islami Dalam Rangka Mengharap Ridho Allah Ta’ala”.
2. Motto
“Melayani Dengan Ramah, Santun Dan Islami”.
3. Visi

3
“Rumah Sakit Dengan Pelayanan Islami, Prima Dan Terpercaya”.
4. Misi
a. Mengemban fungsi dakwah sebagai amal usaha muhammadiyah di
bidang kesehatan.
b. Meningkatkan kesejahterann, penampilan, pelayanan, dan seluruh
sumber daya rumah sakit.
c. Mewujudkan rumah sakit kelas B pendidikan utama.
d. Berperan serta aktif dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat
termasuk kaum duafa.
5. Tujuan
a. Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang Islami.
b. Tercapainya kepuasan pelanggan.
c. Terlaksananya paradigma tamu dalam pelayanan pelanggan di seluruh
unit.
d. Terwujudnya kemandirian pelayanan spesialistik.
e. Terlaksananya fungsi pendidikan, pelatihan, penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.

6. Nilai-nilai pelayanan
a. Shidiq : bekerja sesuai tanggungjawab dan kewenangan dengan penuh
ikhlas dan mengharap ridho allah ta’ala.
b. Amanah : bekerja sesuai kompetensi, tekun, teliti, dan optimal dalam
menyelesaikan tugas
c. Tabligh : menjadi kader dakwah dibidang kesehatan dan persyarikatan
muhammadiyah
d. Fathanah: memiliki kreatifitas dalam bekerja, dan mampu mengikuti
perkembangan terbaru dibidang kesehatan dan aplikasi nilai-nilai
keislaman.
7. Struktur Organisasi RS PKU Muhammadiyah Gombong

4
8. Kebijakan Mutu Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong
“Pelayanan yang islami dan sepenuh hati dengan mengedepankan
pelayanan prima dan terpercaya didukung oleh sumber daya yang handal,
guna memberikan rasa aman dan nyaman kepada semua pelanggan”

9. Fasilitas Pelayanan Kesehatan


a. Pelayanan rawat jalan
Pelayanan poli klinik rawat jalan rumah sakit PKU
Muhammadiyah Gombong memberikan pada pagi hari dari jam 07.00
sampai 14.00 WIB setiap hari kerja, menyelenggarakan pelayanan
untuk pasien dengan BPJS PBI dan Non PBI, Jamkesda, maupun umun.
Pola pelayanan ditata dengan baik dengan peralatan yang lengkap dan
dilaksanakan oleh tenaga spesialis yang handal serta perawat
profesional yang terlatih dibidangnya. Dengan sarana ruang tunggu
yang efisien tepat berhadapan dengan poli yang dikunjungi pasien
sehingga memberikan kenyamanan dan akses yang efisien dalam
kunjungan kepoliklinik. Adapun klinik yang tersedia adalah:
1) Klinik Bedah
a) Bedah Umum
b) Bedah Anak

5
c) Bedah Syaraf
d) Bedah Ortopedi
e) Bedah Urologi
2) Klinik Sub Spesialis Bedah
a) Bedah Onkologi
b) Bedah Digestive
3) Pelayanan Kemoterapi
4) Klinik Anak
5) Klinik Dalam
a) Pelayanan Geriatri
6) Klinik Obstetri dan Ginekologi
7) Klinik THT
8) Klinik Paru
9) Klinik Mata
10) Klinik Kulit, Kelamin dan Kecantikan
11) Klinik Saraf
12) Klinik Jantung dan Pembuluh Darah
13) Klinik VCT
14) Klinik MCU
15) Klinik Radioterapi
16) Klinik Rehabilitasi Medik
17) Farmasi Klinik
18) Klinik Konsultasi Gizi
b. Rawat Inap
Pelayanan kesehatan bagi pasien yang memerlukan tindakan medis,
keperawatan dan non medis lebih lanjut, (dalam kurun waktu tertentu)
yang membutuhkan perawatan rawat inap di rumah sakit
(hospitalization), hal ini dikarenakan penyakit yang diderita oleh pasien
dianggap memerlukan perawatan yang intensif oleh tenaga medis,
keperawatan dan non medis untuk mencapai kesehatan yang optimal.
Rician jenis layanan yang tersedia yaitu :
1) Ruang Multazam Platinum
Kelas : President Suite, Junior Suite dan Deluxe Suite (VIP)
2) Ruang Multazam Premium
Kelas : I, II , III dan Isolasi
3) Ruang Husna
Kelas : I dan II
4) Ruang Rahmah (Nifas)
Kelas: I, II dan III
5) Ruang Inayah
Kelas: III danIsolasi
6) Ruang Barokah
Kelas : III dan Isolasi

6
c. Rawat Darurat
Menyelenggarakan pelayanan medis pasien gawat darurat yaitu
pasien dengan ancaman kematian dan perlu pertolongan segera, pasien
yang tidak ada ancaman kematian tetapi perlu pertolongan segera
(emergency patient), dan pelayanan pasien tidak gawat tidak darurat, jenis
pelayanan gawat darurat yang ada di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Gombong adalah:
1) Kegawat daruratan
2) Kegawat daruratan Obstetri Ginekologi (Ponek)
3) Trauma Center
4) Ruang Observasi
5) Ruang Resusitasi
d. Rawat Intensif
Instalasi Rawat Intensif merupakan suatu bagian di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Gombong yang memiliki suatu tempat atau unit
tersendiri dimana mampu memberikan pelayanan 24 jam, serta
mempunyai staf dan petugas khusus. Pasien yang masuk dengan kondisi
trauma atau komplikasi yang masih dapat disembuhkan.
Dalam aktivitasnya, Instalasi Rawat Intensif memberikan pelayanan
intensif yang professional pada semua pasien yang dirawat, memberikan
pelayanan intensif yang dapat menekan angka kematian dalam masa
rawatan, dan memberikan pelayanan intensif sesuai standar pelayanan
kasus-kasus intensif. Di tahun 2020 ini, Instalasi Rawat Intensif di RS
PKU Muhammadiyah Gombong memiliki 4 bagian yaitu :
1) ICU
2) ICCU
3) PICU
4) NICU
e. Pelayanan Penunjang
Pelayanan penunjang di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Gombong merupakan organ penting yang mendukung terciptanya
pelayanan yang prima, berbagai jenis pelayanan penunjang di RS PKU
Muhammadiyah Gombong meliputi sebagai berikut :
1) Pelayanan Radiologi
2) Pelayanan Hemodialisa
3) Pelayanan Farmasi
a) Farmasi Rawat Jalan

7
b) Farmasi Rawat Inap
c) Farmasi IBS
d) Farmasi IGD
4) Pelayanan Farmasi Klinis
5) Pelayanan Gizi
a) Layanan Gizi Klinis
6) Pelayanan Loundry
7) Pelayanan CSSD
8) Pemulasaraan Jenazah
9) Pelayanan Handle Complain
10) Powerhouse Rumah Sakit
11) Water Ground Tank
12) Sistem Proteksi Kebakaran
f. Profil Rawat Inap
Rawat inap PKU Muhammadiyah Gombong memberikan
pelayanan kesehatan bagi pasien yang memerlukan tindakan medis,
keperawatan dan non medis lebih lanjut, (dalam kurun waktu tertentu)
yang membutuhkan perawatan rawat inap di rumah sakit (hospitalization)
dengan jumlah kapasitas tempat tidur di rawat inap pada tahun 2020 ada
217 ruangan dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 2.1 Kapasitas Tempat Tidur Rawat Inap

Inayah Barokah Hidayah Rahmah Amanah Husna Salma Multazam Multazam


Premium Platinum
24 43 22 24 17 28 14 54 17

B. Gambaran Umum Ruang Perawatan Multazam Premium


1. Gambaran Ruang Perawatan
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan dilakukan di
ruang Multazam Premium RS PKU Muhammadiyah Gombong.
Didapatkan hasil bahwa letak ruangan Multazam Premium berada di
gedung bru bagian timur lantai dua atau di atas ruang IGD. Keadaan
ruangan Multazam Premium dalam keadaan bersih dan rapih. Ruang
Multazam Premium merupakan ruang perawatan kelas I, II dan III,
sebagai ruang keperawatan kasus penyakit umum. Ruang perawatan di
Multazam Premium terdiri dari kelas I ( 9 kamar) dengan 18 tempat tidur,
kelas II (5 kamar) dengan 10 tempat tidur, kelas III ( 7 kamar) dengan 21
tempat tidur dan kamar isolasi ( 1 kamar) dengan 4 tempat tidur.

8
Letak ners station berada dibagian tangah dan di depan ruang
perawatan kelas III, sehingga perawat dapat lebih mudah dalam
melakukan tindakan keperawatan dan pemantauan terhadap pasien,
keluarga maupun pengunjung dapat dengan mudah meminta bantuan
kepada perawat. Ruang Multazam Premium dipimpin oleh seorang kepala
ruang, 1 Perawat Primer, 11 Perawat assosiet (Perawat Pelaksana).
2. Fasilitas pelayanan ruang Multazam
Tabel 2.2 Daftar Fasilitas Ruangan Di Ruang Multazam Premium RS
PKU Muhammadiyah Gombong

No Fasilitas Ruangan Jumlah


1 Ners Station 1
3 Ruang KARU 1
4 Ruang Perawatan kelas 1 9
5 Ruang Perawatan kelas 2 5
6 Ruang Perawatan kelas 3 7
7 Ruang Isolasi 1 1
8 Kamar Mandi Petugas 1
9 Kamar Mandi Pasien 21
10 Ruang Linen 1
11 Ruang Tindakan 1
12 Gudang 1
13 Ruang Obat 1
14 Ruang Istirahat 1
15 Pantry 1
3. Biaya pelayanan ruang Multazam Premium
Tabel 2.3 Daftar biaya pelayanan Ruang Multazam Premuim di RS
PKU Muhammadiyah Gombong

No Jenis Pelayanan Tarif


1 Perawatan Umum kelas I Rp 450,000
2 Perawatan Umum kelas II Rp 250,000
3 Perawatan Umum kelas III Rp 150,000

Struktur Organisasi Ruang Perawat


Gambar 2.4 Struktur Organisasi Ruang Multazam di PKU Muhammadiyah
Gombong

DIREKTUR UTAMA
Dr Ibnu Nashr Arrhimi,Sag.MMR

DIREKTUR PELAYANAN
Dr M. Irbabul Lubab, Sp U

9
MANAJER KEPERAWATAN
Darsino,S.Kep., Ners

KEPALA INSTALASI RAWAT INAP


Dr. Hj, Nur Handayani

RUANG MULTAZAM
PREMIUM

KEPALA RUANG
Diyah Widiarti,S.Kep.,Ners

PERAWAT PRIMER
Yeni Henry Setiana,Amd, Kep

KATIM/PP

1. Yuliana Istanti, Amd.,Kep 6. Siti Asiyah,Amd.,Kep


2. Chotimatus Saidah,Amd.,Kep 7. Dedi Herdodi,Amd.,Kep
3. Lina Budi Hartanti,Amd.,Kep 8. Widodo,Amd.,Kep
4. Siti Nur Asiyah,Amd.,Kep 9. Yuli Ari Dwi Jayanti,Amd.,Kep
5. Agung Suryo Atmojo Amd,Kep 10. Ibnu Soleh,Amd.,Kep

PERAWAT ASOSIATE

1. Fery Pratama,Amd.,Kep 11. Juliana,Amd.,Kep


2. Yuli Sulistiowati S,Kep.,Ns 12. Bibit Putri S,Amd.,Kep
3. Cholik Ngudiono,Amd.,Kep 13. Ansoril Zihad,S,Kep.,Ns
4. Naning Oktaviani,Amd.,Kep 14. Rudi Winarto,S,Kep.,Ns
5. Ulul Azmi,Amd.,Kep 15. Nurul Khotimah,Amd.,Kep
6. Muslihudin,Amd.,Kep 16. Ayu Rosalia W,S,Kep.,Ns
7. Rifki Ghozali,Amd.,Kep 17. Luluk Nur Faiza,Amd.,Kep
8. Rakhmat Prahardika,Amd.,Kep 18. Lisa Arista, S,Kep.,Ns
9. Nining Sunardiyah,S,Kep.,Ns 19. Nurma Gupita, S,Kep.,Ns
10. Dedi Hartanto,S,Kep.,Ns

10
C. Fokus Manajemen Keperawatan
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan kegiatan melalui
orang lain. Kegiatan manajemen keperawatan mengacu pada konsep
manajemen secara umum, dengan menggunakan pendekatan fungsi-fungsi
manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan (pengawasan dan Evaluasi). Manajemen pelayanan keperawatan
berfokus pada komponen 5 M (Man, Money, Material, Method, Machine).
1. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
Menurut permenkes RI No 11 tahun 2017 sasaran keselmatan
pasien adalah untuk mendorong rumah sakit agar melakukan perbaikan
spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran ini menyoroti bagian bagian
yang bermasalah dalam pelayanan rumah sakit dan menjelaskan bukti serta
solusi dari consensus para ahli atas permasalahan ini. Sistem yang baik
akan berdampak meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dan
keselamatan pasien. 6 sasaran keselamatan pasien sebagai berikut :
(a)Sasaran 1: mengidentifikasi pasien dengan benar
a) Standar SKP.1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk menjamin ketepatan
(akurasi) identifikasipasien
b) Maksud dan tujuan SKP.1
Kesalahan identifikasi pasien dapat terjadi di semua aspek
diagnosis dan tindakan.Keadaan yang dapat membuat identifikasi
tidak benar adalah jika pasien dalamkeadaan terbius, mengalami
disorientasi, tidak sepenuhnya sadar, dalam
keadaankoma,saatpasien berpindah tempat tidur,berpindah kamar
tidur, berpindah lokasi didalam Lingkungan rumah sakit, terjadi
disfungsi sensoris, lupa identitas diri, atau mengalami situasi
lainnya.
Proses identifikasi yang digunakan di rumah sakit
mengharuskan terdapat palingsedikit 2 (dua) dari 3 (tiga) bentuk
identifikasi, yaitu nama pasien, tanggal lahir, nomorrekam medik,
atau bentuk lainnya (misalnya, nomor induk kependudukan

11
ataubarcode). Nomor kamar pasien tidak dapat digunakan untuk
identifikasi pasien. Dua (2) bentuk identifikasi ini digunakan di
semua area layanan rumah sakit seperti dirawatjalan, rawat inap,
unit darurat, kamar operasi, unit layanan diagnostik, danlainnya.
Bentuk identifikasi harus dilakukan dalam setiap keadaan
terkait intervensikepada pasien. Misalnya, identifikasi pasien
dilakukan sebelum memberikanradioterapi, menerima cairan
intravena, hemodialisis, pengambilan darah ataupengambilan
spesimen lain untuk pemeriksaan klinis, katerisasi jantung,
prosedurradiologi diagnostik, dan identifikasi terhadap pasien
koma
2) Sasaran 2 : Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif
a) Standar SKP.2
1) Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses
meningkatkan efektivitas komunikasi verbal dan atau
komunikasi melalui telepon antar-PPA.
2) Rumah sakit menetapkan regulasi untuk proses pelaporan hasil
pemeriksaaan diagnostik kritis.
3) Rumah sakit menetapkan dan melakanakan proses komunikasi
“Serah Terima”(handover)
b) Maksud dan tujuan SKP.2
Komunikasi dianggap efektif bila tepat waktu, akurat,
lengkap, tidak mendua (ambiguous), dan diterima oleh penerima
informasi yang bertujuan mengurangi kesalahan-kesalahan dan
meningkatkan keselamatan pasien. Komunikasi dapat berbentuk
verbal, elektronik, atau tertulis. Komunikasi yang jelek dapat
membahayakan pasien. Komunikasi yang rentan terjadi kesalahan
adalah saat perintah lisan atau perintah melalui telepon, komunikasi
verbal, saat menyampaikan hasil pemeriksaan kritis yang harus
disampaikan lewat telpon. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan
aksen dan dialek. Pengucapan juga dapat menyulitkan penerima
perintah untuk memahami perintah yang diberikan. Misalnya,
nama-nama obat yang rupa dan ucapannya mirip (look alike,sound
alike), seperti Phenobarbital dan phentobarbital, serta lainnya.

12
3) Sasaran 3: Meningkatkan Keamanan Obat-Obat Yang Harus
Diwaspadai (High Alaret Medications)
a) standar SKP.3
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses
meningkatkan keamanan terhadap obat-obat yang perlu diwaspada
b) Maksud dan tujuan
Setiap obat jika salah penggunaannya dapat membahayakan
pasien, bahkan bahayanya dapat menyebabkan kematian atau
kecacatan pasien, terutama obat-obat yang perlu diwaspadai. Obat
yang perlu diwaspadai adalah obat yang mengandung risiko yang
meningkat bila kita salah menggunakan dan dapat menimbulkan
kerugian besar pada pasien.
Rumah sakit membuat daftar semua obat high alert dengan
menggunakan informasi atau data yang terkait penggunaan obat di
dalam rumah sakit, data tentang “kejadian yang tidak diharapkan”
(adverse event) atau “kejadian nyaris cedera” (near miss) termasuk
risiko terjadi salah pengertian tentang NORUM. Informasi dari
kepustakaan seperti dari Institute for Safe Health Medication
Practices (ISMP), Kementerian Kesehatan, dan lainnya. Obat-obat
ini dikelola sedemikian rupa untuk menghindari kekurang hati-
hatian dalam menyimpan, menata, dan menggunakannya termasuk
administrasinya, contoh dengan memberi label atau petunjuk
tentang cara menggunakan obat dengan benar pada obat-obat high
alert. Untuk meningkatkan keamanan obat yang perlu diwaspadai,
rumah sakit perlu menetapkan risiko spesifik dari setiap obat
dengan tetap memperhatikan aspek peresepan, menyimpan,
menyiapkan, mencatat, menggunakan, serta monitoringnya.
Obathigh alert harus disimpan di instalasi farmasi/unit/depo. Bila
rumah sakit ingin menyimpan di luar lokasi tersebut, disarankan
disimpan di depo farmasi yang berada di bawah tanggung jawab
apoteker.
4) Sasaran 4 : Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar, Prosedur
Yang Benar, Pembedahan Pada Pasien Yang Benar

13
a) Standar SKP.4
Rumah sakit memastikan Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, dan
Tepat-Pasien sebelum menjalani tindakan dan atau prosedur
b) Maksud dan tujuan SKP.4
Rumah sakit harus menentukan area-area didalam rumah
sakit yang melakukan tindakan bedah dan prosedur invasif.
Sebagai contoh kateterisasi jantung, radiologi intervensi,
laparaskopi, endoskopi, pemeriksaan laboratorium, dan lainnya.
Ketentuan rumah sakit tentang tepat-lokasi, Tepat-Prosedur,
danTepat-Pasien berlaku disemua area rumah sakit di lokasi
tindakan bedah dan invasif dilakukan.
Pemberian tanda di empat dilakukan operasi atau prosedur
invasif melibatkan pasien dan dilakukan dengan tanda yang tepat
serta dapat dikenali. Tanda yang dipakai harus konsisten
digunakan di semua tempat dirumah sakit, harus dilakukan oleh
individu yang melakukan prosedur operasi, saat melakukan pasien
sadar dan terjaga jika mungkin, serta harus masih terlihat jelas
setelah pasien sadar. Pada semua kasus, lokasi tempat operasi
harus diberi tanda, termasuk pada sisi lateral (laterality),daerah
struktur multiple (multiple structure), jari tangan, jari kaki, lesi,
atau tulang belakang.
5) Sasaran 5 : Mengurangi Risiko Infeksiterkait Pelayanankesehatan
a) Standar SKP.5
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk menggunakan dan
melaksanakan evidence-based hand hygiene untuk menurunkan
risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
b) Maksud dan Tujuan SKP.5
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan sebuah
tantangan di lingkungan fasilitas kesehatan. Kenaikan angka infeksi
terkait pelayanan kesehatan menjadi keprihatinan bagi pasien dan
petugas kesehatan. Secara umum, infeksi terkait pelayanan
kesehatan terjadi di semua unit layanan kesehatan, termasuk infeksi
saluran kencing disebabkan oleh kateter, infeksi pembuluh/aliran

14
darah terkait pemasangan infus baik perifer maupun sentral, dan
infeksi paru-paru terkait penggunaan ventilator.
Upaya terpenting menghilangkan masalah infeksi ini dan
infeksi lainnya adalah dengan menjaga kebersihan tangan melalui
cuci tangan. Pedoman kebersihan tangan (hand hygiene) tersedia
dari World Health Organization (WHO). Rumah sakit mengadopsi
pedoman kebersihan tangan (hand hygiene) dari WHO ini untuk
dipublikasikan di seluruh rumah sakit. Staf diberi pelatihan
bagaimana melakukan cuci tangan dengan benar dan prosedur
menggunakan sabun, disinfektan, serta handuk sekali pakai (towel),
tersedia di lokasi sesuai dengan pedoman.
6) Sasaran 6: Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh
a) Standar SKP.6
Rumah sakit melaksanakan upaya mengurangi risiko cedera
akibat pasien jatuh.
b) Maksud dan tujuan SKP.6
Rumah sakit melakukan evaluasi tentang pasien jatuh dan
melakukan upaya mengurangi risiko pasien jatuh. Rumah sakit
membuat program untuk mengurangi pasien jatuh yang meliputi
manajemen risiko dan asesmen ulang secara berkala dipopulasi
pasien dan atau lingkungan tempat pelayanan dan asuhan itu
diberikan. Rumah sakit harus bertanggung jawab untuk identifikasi
lokasi (seperti unit terapi fisik), situasi (pasien datang dengan
ambulans, transfer pasien dari kursi roda ataucart), tipe pasien,
serta gangguan fungsional pasien yang mungkin berisiko tinggi
untuk jatuh.
Rumah sakit menjalankan program pengurangan risiko jatuh
dengan menetapkan kebijakan dan prosedur yang sesuai dengan
lingkungan dan fasilitas rumah sakit. Program ini mencakup
monitoring terhadap kesengajaan dan atau ketidak-kesengajaan dari
kejadian jatuh. Misalnya, pembatasan gerak (restrain) atau
pembatasan intake cairan.

15
BAB III
PENGKAJIAN

A. Pengkajian Fungsi Manajemen


1. Sumber Daya Manusia (M-1)
a. Pasien
1) Kajian teori
Menurut peraturan menteri kesehatan RI nomor 14 tahun
2018 pasal 2 ayat (1) huruf m, dilaksanakan dengan memberlakukan
peraturan dan standar rumah sakit,melakukan pelayanan yang
berorientasi pada hak dan kepentingan pasien serta melakukan
monitoring dan evaluasi penerapannya.
Pasien merupakan pelanggan layanan kesehatan, tetapi dalam
hal ini hanya merupakan salah satu jenis pelanggan.Pelaggan
layanana kesehtan merupakan semua orang yang sehari-harinya
melakukan kontak dengan layanan kesehatan (Pohan, 2015). Pasien
adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
diperlukan,baik secara langsung maupun tidak langsung dirumah
sakit (undang-undang nomor 44 tahun 2009 pasal 1).
2) Kajian data
Jumlah pasien yang dirawat di ruang Multazam Premium selam 3
bulan terakhir (November 2019- Januari 2020).
Tabel 3.1 Jumlah pasien rawat inap Ruang Multazam Premium
Bulan Januari
No Bulan Ruang Multazam Premium

16
Sumber: Laporan Registrasi Ruang Multazam Premium selama
(Januari 2020).

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukan bahwa jumlah


pasien selama bulan Januari 2020 di Ruang Multazam Premium 300
pasien.
Tabel 3.2 5 besar kasus penyakit pada Bulan Januari 2020 di RS
PKU Muhammadiyah Gombong
No Bulan Penyakit Total Prosentase
1 Januari 1. Febris 40 34,5 %
2020 2. Dsyfom 32 27,5 %
3. Dispnea 17 14,7 %
4. CKD 15 13 %
5. CHF 12 10,5 %
Total 100,2 %

Sumber: Data Rekam Medis RS PKU Muhammadiyah Gombong


Berdasarkan tabel 3.2 kasus tertinggi pada bulan Januari 2020 yaitu
febris 34,5 %.

3) Analisis
Berdasarkan tabel 3.2 diperoleh data jumlah pasien selama 1
bulan terakhir di ruang Multazam Premium adalah 300 pasien. Serta
untuk data 5 besar penyakit terbanyak di Ruang Multazam Premium
adalah didominasi oleh febris 40 pasien.
b. Ketenagaan
1) Kuantitas
a) Kajian teori
Ketenagaan merupakan pengaturan proses mobilisasi
potensi, proses motivasi dan pengembangan SDM dalam
memenuhi kepuasan untuk tercapainya tujuan individu,
organisasi dimana dia berkarya. keunggulan suatu rumah sakit
sebagai penyedia pelayanan kesehatan sangat bergantung pada
kemampuannya dalam upaya penyediaan ketenagaan yang
proporsional sesuai dengan kualifikasi dan kebutuhan sehingga
dapat mencapai kinerja yang optimal.

17
Upaya untuk pemenuhan tuntutan kebutuhan masyarakat
terhadap kualitas pelayanan keperawatan harus didukung oleh
tenaga perawat yang profesional.Selain itu, perlu juga ada
kesesuaian jumlah perawat dan jumlah klien dengan tingkat
ketergantungan yang berbeda saat dalam perawatan di rumah
sakit. Jumlah kebutuhan perawat di suatu ruangan rawat inap
dapat diperhitungkan dengan menggunakan berbagai metode
seperti Gillies, Douglas, Formulasi Nina, Full Time Equivalent
(FTE), dan hasil Lokakarya Keperawatan (Depkes RI, 2005
dalam Suni, 2018).
(1) Metode Gillies
Kebututhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat
dirumuskan dengan perhitungan sebagai berikut:

Tenaga perawat =

Keterangan:
A: Jam perawatan/ 24 jam
B: (BOR X Jumlah TT) = jumlah pasien
C: Jumlah hari libur
Keperawatan langsung:
(a) Self care dibutuhkan 1/2 x 4 Jam= 2 jam
(b) Partial care dibutuhkan 3/4 x 4 Jam= 3 jam
(c) Total care dibutuhkan 1- 1 1/2 x 4 Jam= 4- 6 jam
(d) Intensive care dibutuhkan 2 x 4 jam= 8 jam
Keperawatan tidak langsung 1 jam/ pasien/ 24 jam:
(a) Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan
diagnostik
(b) Mempersiapkan pasien untk tindakan keperawatan
(c) Merapihkan meja suntik, dll.
Pendidikan kesehatan : 15 menit/ pasien/ 24 jam
Perawat cadanagan/ antisipasi kekurangan ditambah
20%Perbandingan tenaga ahli sebesar 55% dan tenaga
terampil sebesar 45%.
(2) Metode Depkes
Perhitungan kebutuahan perawat menurut Depkes
ditetapkan dalam keputusan mentri kesehatan No.
262/Menkes/Per/VI/1979.Metode perhitungan ini

18
berdasarkan rasio yaitu menggunakan tempat tidur sebagai
denominator personil yang diperlukan. Perhitungan menurut
Depkes:

Kebutuhan tenaga =

Faktor koreksi
Lossday=

kebutuhan tenaga
Tugas non keperawatan=
(Kebutuhan tenaga + Loss day) x 25%
b) Kajian Data
Tabel 3.7 Data Jumlah Pegawai di Ruang Multazam di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong Tahun 2019-
2020
Ruang Multazam
No Staff
Jumlah (%)
1. Kepala Ruang 1 3,22%
2. Wakil Kepala Ruang 1 3,22%
3. Kepala Tim 10 32,2%
4. Perawat pelaksana 19 61,2 %
Jumlah 31 100 %
Sumber : Data jumlah pegawai di Ruang Multazam di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Gombong Tahun 2019-2020

Berdasarkan data dari table 3.6 menunjukkan bahwa


jumlah karyawan di ruang multazam sebanyak 32 orang terdiri
dari Kepala ruang 1, wakil kepala ruang 1 orang, kepala tim 10
orang, perawat pelaksana 19 orang.

c) Analisis

(1) Menghitung kebutuhan perawat


a) Kajian Data

19
Tabel 3.5 Nilai BOR, LOS, BTO, TOI, NDR, dan GDR
Pasien di Ruang Multazam Premium RS PKU
Muhammadiyah Gombong Periode Desember 2019.
RUANG BAROKAH
NO BULAN BOR LOS TOI BTO NDR GDR
1 Desember 81,12 3,24 0,78 7,53 20,39 44,6
TOTAL 81,12 3,24 20,78 7,53 20,39 44,6
Sumber: Rekam Medis RS PKU Muhammadiyah Gombong
b) Analisa:
1. BOR
Di ruang Multazam Premium PKU
Muhammadiyah Gombong jumlah BOR periode
bulan Desember 2019 adalah 81,12 % Semakin
tinggi nilai BOR, maka semakin tinggi pula
penggunaan tempat tidur yang ada untuk perawatan
pasien, akibatnya pasien bisa mendapat kurang
perhatian yang dibutuhkan, sehingga kepuasan
pasien dapat menurun dan kemungkinan infeksi
nosokomial juga meningkat dari hasil analisa bor
menunjukan sudah cukup baik sudah sesuai dengan
standar
2. LOS
Di ruang Multazam Premium Pku
Muhammadiyah Gombong rata-rata jumlah LOS
adalah 3,2 hari. Hal ini menunjukkan lama rata-rata
perawatan di ruang Multazam yaitu selama 3 hari
berarti menunjukkan kinerja kualitas medis yang
cukup baik karena pasien yang dirawat lebih
sebentar sembuhnya, sehingga dapat dikatakan
bahwa perawatan di ruang Multazam telah dilakukan
dengan maksimal.
3. TOI

20
Di ruang Multazam Premium Pku
Muhammadiyah Gombong jumlah tidur kosong
adalah 0,78=1.
4. BTO
Di ruang Multazam Premium Pku
Muhammadiyah Gombong jumlah nilai BTO adalah
7,53. Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi
pemakaian tempat tidur sudah sesuai dengan standar
RSU yaitu 5-45 kali dalam satu bulan.

(2) Penetapan kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan rumus


Douglas
a) Kajian Data
Tabel 3.6 Data Jumlah Pegawai di Ruang Multazam
Premium di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong
Tahun 2020
Ruang Multazam
No Staff
Jumlah (%)
1. Kepala Ruang 1 6,67%
2. Koordinator Katim 1 6,67%
3. Kepala Tim 3 20%
4. Perawat pelaksana 10 66,7%

Jumlah 15 100
Sumber : Data jumlah pegawai di Ruang Multazam Premium PKU
Muhammadiyah Gombong Tahun 2020

Perhitungan Kebutuhan Tenaga Diruang Multazam Premium RS


PKU Muhammadiyah Gombong sbb:
1) Teori Gillies
Jumlah kebutuhan perawatan
a. Jumlah kebutuhan perawatan pasien mandiri 10 pasien x
2 jam = 20 jam
b. Jumlah kebutuhan perawatan pasien partial 24 pasien x 4
jam = 88 jam
c. Jumlah kebutuhan perawatan total 6 pasien x 6 jam =36
jam
d. Total kebutuhan perawatan pasien 144 jam

21
e. Keperawatan tidak langsung : 45 x 1 jam = 45 jam
f. Penyuluhan kesehatan : 45 x 0,25 jam = 11,25 jam
g. Total jam : 200,25 jam
h. Jumlah total jam perawatan pasien per hari : 200,25/ 45
pasien = 4,45jam
i. Jumlah hari libur perawat 1 hari per minggu + 12 hari
cuti tahunan = 60 hari per tahun

Rata2 jml perawatan/pasien/hari x rata2 jml pasien/hari x jml hari pertahun


(jml hari per tahun – jml hari libur masing2 perawat) 7 jam

4,45 jam per pasien per hari x 45 pasien per hari x 365 hari

(365 hari – 60) 7 jam


73.091 jam per tahun = 34,2 (34 perawat)

2.135 jam per tahun

2) Tenaga perawat perhari


45pasien x 4,8 jam = 31 perawat

7 jam

3) Jumlah tenaga keperawatan per shif menurut Wastler


(dalam Swanburg, 1990)

Proporsi dinas :
Pagi 47% = 9,87 (10 orang)
Sore 36 % = 7,56 ( 7 orang )
Malam 17% = 3,57 (3orang)

b) Analisis
Berdasarkan data dari tabel 3.7 menunjukkan bahwa
jumlah karyawan di ruang multazam premium sebanyak 30 15
orang terdiri dari Kepala Ruang 1, Koordinator Tim 1, Kepala
Tim 10, perawat pelaksana 19. Menurut perhitungan teori Gillies

22
jumlah perawat yang dibutuhkan sebanyak 34 perawat dengan
jumlah pasien 45.Apabila tercapainya kesesuaian antara jumlah
perawat dan pasien akan berdampak pada kualitas pelayanan
kepada pasien. Secara klinis, Jumlah perawat yang ada diruang
multazam sebanyak 30 perawat dengan kapasitas bed pasien 45
orang. Namun dengan perbedaan kuantitas antara jumlah
perawat dan pasien tidak menghambat proses asuhan
keperawatan pada pasien yang mengakibatkan kepuasan pasien
dan perawat terpenuhi, hal ini sesuai dengan teori line hospital
yang diterapkan oleh RS PKU Muhammadiyah Gombong
dengan meminimalkan jumlah perawat namun pelayanan
kesehatan terpenuhi secara optimal dan mendapatkan kepuasan
pasien terpenuhi. Akan tetapi ada beberapa kepuasan pasien
yang belum terpenuhi diruang Multazam seperti fasilitas AC
yang penepatanya kurangan sesuai, pelayananya kurang ramah,
Air dirungan sering tidak keluar.
2) Kualitas
a) Kajian teori
Keberhasilan rumah sakit dalam memberikan layanan
kesehatan ditentukan oleh pemberian asuhan keperawatan yang
berkualitas, kualitas pelayanan merupakan pengawasan yang
berhubungan dengan kegiatan yang dipantau atau diatur dalam
pelayanan berdasarkan kebutuhan atau pandangan konsumen
dalam keperawatan. Tujuan dari kualitas pelayanan yaitu
memastikan bahwa jasa atau produk pelayanan keperawatan yang
dihasilkan.
b) Kajian Data
Kualifikasi pendidikan formal tenaga keperawatan di ruang
Multazam Premium di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Gombong dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

23
Tabel 3.8 Kualifikasi Pendidikan Formal Tenaga
Keperawatan di Ruang Multazam
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Gombong
No. Jenis Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 Ners 9 29 %
2 DIII 22 71 %
Total 31 100%
Sumber: Data primer di ruang Multazam Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gombong Tahun 2019- 2020
c) Analisis
Berdasarkan data yang diperoleh di ruang Multazam
Premium menunjukkan bahwa jumlah lulusan yang berpendidikan
Ners dengan jumlah 9 orang dan D3 Keperawatan dengan jumlah
22 orang, hal ini menunjukkan kurang seimbang antara
pendidikan Profesi Ners dan D3 Keperawatan. Hal ini akan
bedampak pada kualitas pelayanan kesehatan berkaitan dengan
tindakan preventif ataupun mandiri seorang perawat. Bina
hubungan saling percaya antara perawat dan pasien akan
berdampak pada kepuasan pasien yang menyeluruh. Melalui
pendidikan yang profesional akan meningkatkan mutu pelayanan
di Rumah sakit sesuai dengan standar akreditasi rumah sakit,
dimana jumlah tenaga profesional ners lebih banyak
dibandingkan vokasi.
Tabel 3.9 Distribusi Karyawan Berdasarkan Pendidikan
dan Pelatihan di Ruang Multazam Premium Di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong
NO NAMA JENIS PELATIHAN
1 Diyah Widiarti, S.Kep., Ns Pelatihan BTCLS
2 Yeni Henry Setiana, AMK Pelatihan PPGD
3 Yulia Istanti, AMK Pelatihan PPGD
4 Chotimatus Saidah, AMK Pelatihan BTCLS
5 Lina Budi Hartanti, AMK Pelatihan PPGD
6 Siti Nur Ajijah, AMK Pelatihan PPGD
7 Agung Suryono Atmojo, AMK Pelatihan PPGD
8 Siti Aiysah, AMK Pelatihan PPGD
9 Dedi Hardodi, AMK Pelatihan PPGD
10 Widodo, AMK Pelatihan PPGD
11 Yuli Ari Dwijayanti, AMK Pelatihan PPGD
12 Ibnu Soleh, AMK Pelatihan PPGD

24
13 Feri Pratama, AMK Pelatihan PPGD
14 Yuli Sulistiowati, S.Kep.,Ns Pelatihan BTCLS
15 Cholik Ngudiyono, AMK Pelatihan PPGD
16 Naning Oktavinani, AMK Pelatihan PPGD
17 Ulul Azmi, AMK Pelatihan PPGD
18 Muslihudin, AMK Pelatihan PPGD
19 Rifki Ghozali, AMK Pelatihan PPGD
20 Rahmat Prahardika, AMK Pelatihan PPGD
21 Nining Sunardiyah, S.Kep.,Ns Pelatihan PPGD
22 Dedi Hartanto, S.Kep.,Ns Pelatihan PPGD
23 Juliana, AMK Pelatihan PPGD
24 Bibit Putri S.,AMK Pelatihan PPGD
25 Ansoril Sihad, S.Kep.,Ns Pelatihan PPGD
26 Rudi Winarto, S.Kep.,Ns Pelatihan PPGD
27 Nurul Khotimah, AMK Pelatihan PPGD
28 Ayu Rosalia W., S.Kep.,Ns Pelatihan PPGD
29 Luluk Nur Faizah, AMK Pelatihan PPGD
30 Lisa Arista, S.Kep.,Ns Pelatihan PPGD
31 Nurma Gupita, S.Kep.,Ns Pelatihan PPGD
Sumber: Data ruang Multazam RS PKU Muhammadiyah Gombong

d) Analisis
Berdasarkan data yang diperoleh di ruang Multazam
menunjukan bahwa pelatihan yang telah didapatkan oleh seorang
perawat mayoritas pelatihan PPGD maupun BTCLS. Hal tersebut
merupakan pelatihan dasar yang harus dicapai oleh seorang
perawat dalam bekerja dirumah sakit. Ketika seorang perawat
sudah bekerja maka akan menemukan kasus-kasus
kegawatdaruratan di dalam ruangan. Akan tetapi, peningkatan
kulaitas pelayanan dan mutu pelayanan menjadi lebih baik dengan
meningkatkan atau memperbanyak pelatihan-pelatihan pada
seoarang perawat di ruangan tersebut. Sehingga akan tercapai
kepegawaian yang handal dalam melayani pasien.

2. Material
a) Denah Lokasi Ruangan Perawatan

DENAH INSTALASI RAWAT INAP RUANG MULTAZAM RS PKU


MUHAMMADIYAH GOMBONG

25
1)

\\

KETERANGAN

: KELAS 1 : KELAS 3

: KELAS 2 : ISOLASI

26
b) Sarana dan Prasarana (Fasilitas)
a) Kajian Teori
Dalam rangka mendukung UU No. 36 tentang
Kesehatan dan UU No. 44 tentang RS, yaitu dalam
penyelenggaraan fasilitas fisik RS yang memenuhi standar
aman, maka KEMKES RI telah menyiapkan NSPK dibidang
bangunan, prasarana dan peralatan kesehatan di RS. Tersedia dan
berfungsinya sarana dan prasarana pada rawat jalan, rawat inap,
gawat darurat, operasi/bedah, tenaga kesehatan, radiologi,
ruang laboratorium, ruang sterilisasi, ruang farmasi, ruang
pendidikan dan latihan, ruang kantor dan administrasi,ruang
ibadah, ruang tunggu, ruang penyuluhan kesehatan masyarakat
rumah sakit;ruang menyusui, ruang mekanik, ruang dapur,
laundry, kamar jenazah, taman,pengolahan sampah, dan pelataran
parkir yang mencukupi sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.
b) Kajian Data

Tabel 3.10 Daftar Fasilitas Ruangan Di Ruang Multazam


Premium Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong Tahun 2020
No Fasilitas Ruangan Jumlah
1 Ners Station 1
3 Ruang KARU 1
4 Ruang Perawatan kelas 1 9
5 Ruang Perawatan kelas 2 5
6 Ruang Perawatan kelas 3 7
7 Ruang Isolasi 1 1
8 Kamar Mandi Petugas 1
9 Kamar Mandi Pasien 21
10 Ruang Linen 1
11 Ruang Tindakan 1
12 Gudang 1
13 Ruang Obat 1
14 Ruang Istirahat 1
15 Pantry 1
Sumber: Data Observasi Ruangan Multazam Premium Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Gombong Tahun 2020.

c) Analisis

28
Berdasarkan hasil observasi fasilitas ruangan yang ada di ruang
Multazam sudah memadai untuk digunakan, tetapi ada salah satu
ruangan yang belum di gunakan secara optimal karena belum
memenuhi standar ruangan yaitu ruang untuk pengoplosan obat.
c) Alat Kesehatan Yang di perlukan
a) Kajian Data
Tabel 3.11 Daftar Inventaris Alat Kesehatan Di Ruang
Multazam Premium Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Gombong Tahun 2019
No Nama Alkes Jumlah Kondisi Perawatan

1. EKG 1 Baik -

2. Nebuliser 1 Baik -

3. Tensimeter 3 Baik -

4. Termometer Elektrik 1 Baik -

5. Bed Side Monitor 1 Baik -

6. Vital Sign Monitor - - -

7. Kursi Roda 2 Baik -

8. Troli Emergency 1 Baik -

9. Troli Tindakan 2 Baik -

10. Brankard Tranfer 2 Baik -

11. Senter 1 Baik -

12. Standar Infus 53 Berkarat -

13 Urinal 20 Baik -

14. Pispot 20 Baik -

15. Lampu Baca Rontgen 1 Mati -

16. Brankar tranfer 2 Baik -

17. Stetoskop 3 Baik -

18. Timbangan 1 Baik -

19. WWZ 2 Baik -

20. Alat GB 1 Baik -

21. Syringpump 2 Baik

22. Alat Suction 2 Baik

Sumber: Buku Inventaris Alat Kesehatan Ruang Multazam Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gombong Tahun 2019

29
Tabel 3. 12 Daftar Fasilitas Di Ruang Multazam Premium Bulan
Januari Tahun 2020
No Nama Alat Jumlah Kondisi Perawatan
1. Telepon Wireless 1 Baik -
2. Timbangan Injak 1 Baik -
3. Lemari pendingin 1 Baik -
khusus obat
4. Pispot 20 Baik -
5. Dispenser 28 Baik -
6. AC (Air 14 Baik -
Conditioner)
7. Lemari Pakaian 49 Baik -
8. Bed Pasien 53 Baik -
9. Lemari ES pasien 18 Baik -
10. Bak Instrumen 4 Baik -
(keranjang)
11. Meja Pasien Stainis 53 Baik -
12. Gunting Plaster 2 Baik -
13. Meja Nurse Station 1 Baik -
14. Tabung Oksigen 3 Baik -
15. Westafel 22 Baik -
16. Tempat Sampah 23 Baik -
pasien (non
infeksius)
17. Tempat Sampah 1 Baik -
Infeksius
18 Tempat sampah 1 Baik -
flabot
19. Tempat Sampah 1 Baik -
Umum
20. Troli Linen 1 Baik -
Infeksius
21. Troli Linen Non 1 Baik -
Infeksius
22. Safety Box 2 Baik -
23. Troli Supermarket 1 Baik -
24. Tongkat Pasien 1 Baik -
25. Cermin 23 Baik -
26. Toilet 22 Baik -
29. Topi Kebakaran 4 Baik -
30. Gorden 44 Baik -
31. Ember Plastik 22 Baik -
32. Gayung Plastik 22 Baik -
33. Shower Stainess 20 Banyak yang rusak -
34. CPU 3 Baik -
35. Komputer 3 Baik -
36. TV 36 Baik -
37. Urinal 20 Baik -
38. Tempat Tidur 1 Baik -
Perawat
39. Almari Obat 1 Baik -
40. Wastafel 23 Baik -
41. Tempat APD 1 Baik -
42. Ember 22
43. Meja Tulis 2 Baik -
44. Gayung 22 -
45. Kursi 28 Baik -
46. Remote AC 22 Baik/Tidak -
47. Handrub 54 Baik -

30
48. Kursi Sofa 28 Baik -
49. Baskom 44 Baik -
50. Appar 1 Baik -

Berdasarkan tabel 3.12 alat-alat kesehatan yang berada di


ruang Multazam Premium RS PKU Muhammadiyah Gombong
dapat digunakan dengan baik sehingga bisa menunjang dalam
pelayanan kesehatan secara optimal.
3. Method
a.SAK
a) Kajian Teori
Proses perawatan merupakan suatu metode bagi perawat
untuk memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Beberapa
pengertian proses kaparawatan adalah sebagai berikut suatu
metod pemberian asuhan keperawatan yang systematis dan
rasional (Kozi`er, 2010). Metoda pemberian asuhan keperawatan
yang terorganisir dan sistematis, berfokus pada respon yang unik
dari individu terhadap masalah kesehatan yang actual
danpotensial (Rosalinda,2012). Suatu aktifitas yang dinamika
dan berkelanjutan yang meliputi interaksi perawat klien dan
proses pemecahan masalah (Schultz danVidebeck).
Proses keperawatan bukan hanya sekedar pendekatan
sistematik dan terorganisir melalui enam langkah dalam
mengenali masalah-masalah klien,namun merupakan suatu
metode pemecahan masalah baik secara episodic maupun secara
linier. Kemudian dapat dirumuskan diagnose keparawatannya,
dan cara pemecahan masalah.Terdiri dari 4 tahap proses asuhan
keperawatan:pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Ada pula yang menterjemahkannya kedalam 5 tahap:
pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
b) Kajian Data

31
Tabel 3.16 Kelengkapan Dokumen Asuhan Keperawatan Di
Ruang Multazam Premium 30 Januari 2020
(n=5)
No Nama Pengkajian Diagnosa Perenca- Implemen Evaluasi Total kelengkapan
naan tasi dokumentasi asuhan
keperawatan
1. Tn. S 100% 50% 90% 80% 100% 84%
2. Tn. W 100% 80% 72% 60% 100% 82,4%
3. Ny. K 100% 100% 85% 100% 100% 97%
4. Ny. S 100% 50% 85% 50% 100% 77%
5. Tn. WL 75% 50% 85% 100% 100% 82%
Rata- 95% 66% 84,4% 78% 84,48%
rata
Sumber: Data Observasi Rekam Medis bangsal Multazam Premium bulan Januari tahun
2020
Keterangan :
1. Baik : ≥75%
2. Cukup Baik : 60-74%
3. Kurang : ≤ 59%

c) Analisis
Jumlah rata-rata dari proses asuhan keperawatan yaitu
lebih dari 75% dengan indikator baik. Dalam melakukan
pengkajian sudah mencatat data yang dikaji sesuai dengan
pedoman pengkajiam yang telah tersedia, tetapi dalam pengisian
diagnosa keperawatan tidak mencakupkan tentang masalah
psikosoisal dan diagnosa kurangnya pengetahuan klien serta
dalam merumuskan diagnosa keperawatan belum sesuai dengan
pedoman penulisan diagnosa keperawatan. Dalam pengisian
intervensi sudah bak tetapi belum mencantumkan tujuan
keperawatan disertai kriteria evaluasi. Dalam pengisian
implementasi sudah mencakup tindakan observasi terapi
keperawatan yang dilakukan, tetapi tidak melakukan edukasi
mengenai pendidikan kesehatan dan tidak mencantumkan respon
pasien setelah dilakukan tindakan. Dalam dokumentasi asuhan
keperawatan pada bagian kriteria hasil sudah baik.
(b) SOP (Terlampir)
(c) SKP (Standar Keselamatan Pasien)

32
1. Sasaran Keselamatan 1 : Mengidentifikasi Pasien dengan
benar
a) Kajian teori
Patient safety adalah prinsip dasar dari perawatan
kesehatan (WHO, 2012). Keselamatan pasien menurut.
(Suyanto, 2009) adalah ada tidak adanya kesalahan atau bebas
dari cidera karena kecelakaan. Keselamatan pasien dirumah
sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman yang meliputi assesment risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
pelaporan dan analisis insiden. Kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjut serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan pencegahan terjadiya cidera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(Depkes RI, 2011)

b) Kajian data
Tabel 3.15 Lembar Observasi Identifikasi Pasien pada
No Pernyataan Ya Tidak
1. Perawat mengidentifikasi menggunakan dua 100% 0%
identitas pasien (nama pasien sesuai tanda
pengenal, tanggal lahir pasien atau nomer rekam
medis)
2. Setiap pasien yang di observasi memakai gelang 100% 0%
identitas
3. Pasien di identifikasi pada saat mengambilan 100% 0%
darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan

4. Pasien di identifikasi saat pengambilan darah 100% 0%


5. Pasien di identifijasi saat melakukan prosedur 100% 0%
tindakan
Rata-rata 100% 0%
Sumber: Data Hasil Observasi Dan Wawancara Kepada Pasien Di
Ruang Multazam Premium PKU Muhammadiyah Gombong

Keterangan: Ya :1
Tidak :0

33
Rumus: Jumlah Skor X 100%
Jumlah Skor Tertinggi
Kategori: Baik : 76-100%
Cukup Baik : 56-75%
Kurang Baik : < 55%

c) Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan kepada
10 perawat yang terkait identifikasi pasien di dapatkan hasil
Baik yaitu seluruh prawat sangat memperhatikan identitas
pasien dengan presntase 100% melakukannya. Ruang Multazam
Premium menggunakan dua identifikasi yaitu nama pasien dan
nomer rekam medis setiap akan mrlakukan tindakan, seperti
memberikan obat, saat pengambilan darah dan spesimen lain
untuk pemeriksaan, kemudian terkait pemberian tramfusi prawat
selalu mengecek dan mengulang kembali dua kali kepada
perawat yang berbeda terkait nama, alamat, tempat tanggal lahir,
golongan darah, nomer rekam medis, dan nomer kantong dara.
2. Sasaran keselamatan 2: Meningkatkan komunikasi
efektif
a) Kajian teori
eKomunikasi merupakan hal yang penting untuk
keselamatan pasien dan kesinambungan dalam melakukan
pelayanan kesehatan. Rumah sakit merencanakan proses
manajemen informasi keselamatan pasien untuk memnuhi
kebutuhan informasi yang bersifat internal dan eksternal dimana
transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat
(Depkes RI, 2011).
Komunikasi efektif adalah saling bertukar informasi, ide,
kepercayaan, perasaan dan sikap antara 2 orang atau kelompok
yang hasilnya nanti sesuai dengan harapan. Komunikasi yang
efektif diimplementasikan dengan metode SBAR yang meliputi

34
S (situation) yang artinya situasi yang menggambarkan keadaan
pasien sehingga perlu dilaporkan, B (background) artinya
gambaran riwayat atau hal yang mendukung terjadinya situasi
pasien saat ini, A (assesment) adalah kesimpulan dari hasil
analisa terhadap gambaran situasi dan background dan R
(recommendation) artinya usulan pelapor kepada dokter tentang
alternatif tindakan yang mungkin dilakukan. SBAR dilakukan
melalui standar atau buku hand off (serah terima). Tujuan dari
serah terima yaitu untuk memberikan dan menyediakan
informasi secara akurat, tepat waktu tentang rencana
keperawatan, pengobatan, ataupun yang diantisipasi. Serah
terima informasi pasien dilakukan oleh perawat antar shift,
pengalihan tanggung jawab dari dokter ke perawat serta
pengalihan tanggung jawab sementara (saat istirahat makan),
antar perawat perruangan.
Dari perawat ruangan atau perawat penanggung jawab
harus bisa melakukan komunikasi yang efektif kepada pasien
tentang perawat yang menjadi penanggung jawab dari pasien
dan dokter penanggung jawab pasien.

b) Kajian Data
Tabel 3. 14 Kuesioner Penilaian Komunikasi Efektif pada
perawat RS PKU Muhammadiyah Gombong
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah pada awal bertemu dengan bapak/ibu,
perawat menyapa/tersenyum kepada bapak/ibu? 70% 30%
2. Apakah pada awal bertemu dengan bapak/ibu,
perawat memperkenalkan diri kepada bapak/ibu? 70% 30%
3. Apakah anda mengetahui diruang apa anda 40% 60%
dirawat saat ini?
4. Apakah anda mengetahui dokter penanggung 80% 20%
jawab pasien?
5. Apakah anda mengetahui perawat penanggung 50% 50%
jawab pasien?
6. Apakah pada awal bertemu dengan bapak/ibu, 80% 20%
perawat menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan kepada bapak/ibu?
7. Apakah pada awal bertemu dengan bapak/ibu, 90% 10%
perawat membuat kontrak waktu untuk

35
pelaksanaan setiap kegiatan yang akan dilakukan
kepada bapak/ibu?
8. Apakah pada awal bertemu dengan bapak/ibu, 50% 50%
perawat menjelaskan tujuan dari suatu tindakan
yang akan dilakukan kepada bapak/ibu?
9. Apakah anda mengetahui jam besuk pasien? 70% 30%
10. Apakah anda mengetahui penyakit yang anda 90% 10%
alami saat ini?
Rata-rata 69% 31%
Sumber: Data Hasil Observasi Dan Wawancara Kepada Pasien Di
Ruang Multazam Premium PKU Muhammadiyah Gombong

Keterangan: Ya : Nilai 1
Tidak : Nilai 0
Cara penilaian: jumlah skor/ jumlah skor total x 100%
Penilaian pengetahuan baik : Nilai 76%-100%
Penilaian pengetahuan cukup : Nilai 56%-75%
Penilaian pengetahuan kurang : Nilai <56%

c) Analisis
Berdasarkan hasil observasi yang dilakuan diruang
Multazam Premium terhadap 10 pasien hasil rata-rata observasi
komunikasi efektif yang sudah sesuai sebesar 69% dengan
kategori pengetahuan cukup, dan tidak sesuai sebesar 31%
dengan kategori pengetahuan kurang. Pasien belum mengetahui
perawat penanggung jawab dan dokter DPJP yang
menanganinya.
3. Sasaran Keselamatan 3 : Meningkatkan Keamanaan obat-obat
yang harus di waspadai
a) Kajian teori
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medication)
adalah obat yang sering menyebabkan kesalahan-kesalahan
serius (sentinel event), obat yang beresiko tinggi menyebabkan
dampak yang tidak diinginkan (adverse event) seperti obat-
obatan yang terlihat mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip /
NORUM). Obat-obatan high alertantara lain elektrolit
konsentrat. Cara yang paling efektif dalam menangani masalah

36
tersebut yaitu dengan membuat kebijakan dan prosedur dalam
menangani pengelolaan dan pemberian obat high alertbaik dari
bangsal ke farmasi ataupun sebaliknya serta membuat daftar-
daftar obat-obatan high alertyang sering digunakan.

b) Kajian data
Tabel 3.15 Lembar Observasi Instrumen Penilaian 7 Benar
Obat Di Ruang Multazam Premium di PKU Muhammadiyah
Gombong
No Prosedur Pemberian Obat Ya Tidak
1. Benar pasien
a. Meminta pasien untuk meyebutkan nama dan tanggal
lahir 100% 0%
b. Mengecek gelang dan identitas pasien minimal dua
identifikasi
2. Benar dosis: melakukan konfirmasi ulang antara dosis dengan 100% 0%
resep yang di ambilkan
3. Benar jenis obat
a. Memerika label obat 100% 0%
b. Memeriksa oder obat yang di resepkan
4. Benar waktu
a. Memeriksa bahwa memberikan dosis pada waktu yang
tepat 100% 0%
b. Mengkonfirmasi ketika dosis yang terakhir di berikan
5. Benar cara pemberian : memeriksa kembali sesuai jenis obat serta 100% 0%
rute pemberian obat sebelum di berikan
6. Benar petugas: obat di berikan oleh perawat yang bertanggung 100% 0%
jawab terhadap pasien
7. Benar dokumentasi: perawat melakukan dokumentasi setelah
pemberian obat seperti nama klien, nama obat dan alergi, dosis 100% 0%
obat, jalur obat serta waktu pemberian obat
Rata-rata 100% 0%
Sumber: Data Hasil Observasi Kepada Perawat Di Ruang Multazam
Premium PKU Muhammadiyah Gombong

Keterangan
Ya : Nilai 1
Tidak : Nilai 0

Cara penilaian: Jumlah skor total x 100%

Jumalh skor tertinggi

37
Penilaian baik : Nilai 76%-100%
Penilaian cukup : Nilai 56%-75%
Penilaian kurang : Nilai <55%

c) Analisa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap 10
perawat terkait dengan benar obat di ruang Multazam Premium
di dapatkan rata-rata prosentase 100%. Seluruh perawat sangat
memperhatika terkait dengan prosedur pemberian obat. Kepala
ruang selalu mengingatkan kembali terkait 7 benar obat keapada
seluruh perawat yaitu benar pasien, benar jenis obat, benar
dosis, benar waktu, benar cara pemberian, benar petugas dan
dokumentasi.
4. Sasaran Keselamatan 4: Memastikan Tepat Lokasi, Tepat
Prosedur, Tepat Pasien Operasi
a) Kajian Teori
Kesalahan dalam menentukanlokasi anggota tubuh yang
akan dioperasi, kesalahan prosedur operasi merupakan hal
yang sangat mengkhawatirkan dan tidak jarang terjadi.
Kesalahan ini sebagaiakibat dari komunikasi yang tidak
efektif antara anggota tim bedah, kurang melibatkan pasien
di dalam penandaan operasi (site marking), dan ketiadaan
prosedur verifikasi lokasi operasu yang benar.Disamping itu
assesmen pasien yang tidak adekuat, catatan medis
tidak adekuat, budaya yang tidak mendukung komunikasi
terbuka antar anggota tim bedah, tulisan tangan yang
tidak jelas sehingga sulit dibacadan pemakaian singkatan
dapat menjadi faktor pemicunya. Penandaan lokasi perlu
melibatkan pasien dengan tanda yang mudah dikenali. Tanda
itu harus digunakan secara konsisten di rumah sakit dan
harus dibuat oleh operator / orang yang akan melakukan
tindakan, dilaksanakan pada saat pasien terjaga dan sadar
jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan

38
dilakukan penyayatan. Penandaaan lokasi operasi dilakukan
pada semua kasus termasuksisi (laterality), multiple struktur
(jari tangan, jari kaki, lesi) atau multiple level(tulang belakang)

b) Kajian data
Tabel 3.16 Lembar Observasi Instrumen Penilaian Penandaan
Operasi Di Ruang Multazam Premium di PKU Muhammadiyah
Gombong
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Perawat menanyakan ulang identitas pasien sebelum 100% 0%
operasi
2. Perawat menjelaskan tentang perencanaan tindakan 100% 0%
operasi
3. Perawat meminta persetujuan secara tertulis sebelum 100% 0%
meakukan operasi.
4. Perawat menjelaskan cara melaksanakan surgery cheek 100% 0%
list sebelum induksi anastesi
5. Perawat membantu memberikan tanda pada tubuh yang
ganda ketika akan di lakukan operasi 100% 0%
Rata-rata 100% 0%
Sumber: Data Hasil Observasi Kepada Perawat Di Ruang Multazam
Premium PKU Muhammadiyah Gombong

Keterangan
Ya : Nilai 1
Tidak : Nilai 0
Cara penilaian: jumlah skor total x 100%

Jumlah skor tertinggi

Penialaian baik : Nilai 76%-100%


Penialaian cukup : Nilai 56%-75%
Penialaian kurang : Nilai <55%

c) Analisis
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terkait tepat
lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi di ruang Multazam
Premium yaitu 100%. Perawat di ruang Multazam Premium
mengecek ulang apakah pasien yang akan di lakukan operasi
sudah tepat pemberian tanda yang sudah di berikan oleh
perawat IGD. Apabila belum terdapat tanda dari IGD perawat

39
Multazam Premium menanyakan kembali terkait pembedahan
dan penandaan tergantung dokter konsulan. Dapat disimpulkan
bahwa tidak ada masalah sasaran keselamatan yang ke empat
terkait tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi.
5. Sasaran Keselamatan 5: Mengurangi Risiko Infeksi terkait
Pelayanankesehatan (Hand Hygine).
a) Kajian teori
Hand Hygine dengan five momen nadalah salah satu
standar precaution yang dapat dijadikan sebagai standar
pengendalian infeksi sederhana yang dilakukan oleh seluruh
petugas kesehatan, untuk semua pasien, setiap saat pada semua
tempat pelayanan dalam rangka mengurangi resiko penyebaran
infeksi (Nursalam, 2014).
Alasan kewaspadaan universal adalah semua infeksi dari
darah pasien tidak dapat di identifikasi pada saat perawatan
diberikan kepada mereka, kewaspadaan barier yang tepat harus
digunakan secara utuh oleh semua pasien dan ditentukan oleh
kemungkinan yang lebih besar bahwa perawat akan terpajan
pada darah atau skresi yang mengandung darah dari pasien
yang terinfeksi tersebut. Cairan yang berkaitan dengan patogen
darah adalah skresi semen dan vagina, cairan srebrospinal,
cairan senovial, cairan pleural, cairan peritonial, carian
perikardial, dan cairan amnitiotik (Smeltzer & Bare, 2013).

b) Kajian data
Tabel 3.17 Kepatuhan Perawat Dalam Melakukan Hand
Hygine Five Moment Di Ruang Multazam Premium di
PKU Muhammadiyah Gombong

Pelaksanaan
No Aspek Yang di Nilai
Ya Tidak
1. Perawat cuci tangan sebelum kontak 4 (12,5%) 28 (87,5%)
dengan pasien
2. Perawat cuci tangan sebelum 6 (50%) 6 (50%)
melakukan tindakan aseptic
3 Perawat cuci tangan setelah kontak 5 (33,3%) 10 (66,6%)

40
dengan pasien
4 Perawat cuci tangan setelah kontak 12 (63,2%) 7 (36,8%)
dengan cairan tubuh pasien
5 perawat cuci tangan setelah kontak 7 (31,9%) 15 (68,1%)
dengan lingkungan pasien
JUMLAH 34 (34%) 66 (66%)
Sumber: Hasil observasi bulan Januari-Februari 2020 diruang
Multazam Premium RS PKU Muhammadiyah Gombong

Perhitungan =

Patuh =

= 34 %

Tidak Patuh =

= 66 %
Keterangan:
Baik : ≥ 75%
Cukup Baik : 60-74 %
Kurang Baik : ≤ 59 %

c) Analisis
Pelaksanaan Kepatuhan Perawat Dalam Melakukan Hand
Hygine Five Moment Di Ruang Multazam Premium RS PKU
Muhammadiyah Gombong, di dapatkan data bahwa
pelaksanaan kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygine
tergolong kurang baik dengan persentase 34%.
6. Sasaran Keselamatan 6: Mengurangi Risiko Cedera Pasien
Akibat Terjatuh
a) Kajian Teori
Resiko jatuh merupakan peningkata kemungkinan untuk
jatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik (Stanley, 2006).

41
Jatuh merupakan suatu peristiwa dimana seseorang
mengalami jatuh dengan atau tanpa disaksikan oleh orang
lain,tidak sengaja/ tidak direncanakan, dengan arah jatuh ke
lantai, dengan atau tanpa mencederai dirinya. Penyebab jatuh
dapat meliputi faktor fisiologis (pingsan) atau lingkungan
(lantai yang licin) (Abdullah, 2011)

b) Kajian Data
Tabel 3. 18 Kuesioner Penilaian lembar observasi resiko
jatuh RS PKU Muhammadiyah Gombong
NO Pertanyaan Ya Tidak
1 Melakukan asesmen awal di IGD atau poli atau 80% 20%
asesmen ulang dibangsal
2 Melakukan edukasi tentang pencegahan resiko jatuh 0% 100%
3 Melakukan langkah-langkah pencegahan :
a. Fungsi bel dan bel pasien diletakan di dekat 100% 0%
pasien
b. Stiker atau tanda resiko jatuh digelang pasien 0% 100%
c. Triangel resiko jatuh di bad pasien 0% 100%
d. Fungsi pengaman ditempat tidur 100% 0%
Rata-rata 46,7% 50,3%
Sumber: Data Hasil Observasi Kepada Perawat Di Ruang Multazam
Premium PKU Muhammadiyah Gombong

Keterangan: Ya :1
Tidak : 0
Kategori :
Baik : 76 % - 100% Kurang : < 55%
Cuku : 56% - 75%
c) Analisis
Berdasarkan observasi yang dilakukan di ruang Multazam
Premium terhadap 10 pasien hasil rata-rata asesment resiko
jatuh yang sudah sesuai sebesar 46,7% dengan kategori kurang
baik.
Perawat belum optimal dalam melakukan asesment resiko
jatuh pada setiappasien, bangsal Multazam menggunakan
stampel resiko jatuh untuk melakuan scoring, tanpa

42
membedakan usia pasien. selama pengkajian belum ditemukan
pasien yang critical menggunakan stiker atau triangel asesment
resiko jatuh, dan tidak ada pengkajian ulang asesment resiko
jatuh di rekamedis.
7. Money
a) Kajian Teori
Sistem pelayanan kesehatan di indonesia didanai oleh
pemerintah dan swasta. Secara garis besar pihak swasta membiayai
sekitar 70% total pendanaan. Pendanaan dari swasta terutama
diperuntukkan bagi sistem pelayanan kesehatan perorangan yang
bersifat private goods. Sistem pelayanan kesehatan mendapatkan
dana dari sumber pemerintah dan juga dari luar negeri. Sebagian
kecil dana pelayanan kesehatan menggunakan asuransi kesehatan
sebagai mekanisme pendanaan. Sumber dana kemanusiaan secara
resmi tidak tercatat.
b) Kajian Data
Berdasarkan data subjektif, didadapatkan data bahwa sumber
dana RS adalah :
1. Klem BPJS (rawat jalan dan rawat inap)
2. Hibah
3. Pendapatan pasien rawat inap dan rawat jalan umum
c) Analisa
Berdasarkan kajian data pendapatan RS PKU
Muhammadiyah Gombong didapatkan dari Klem BPJS, Hibah dan
Pasien rawat inap dan rawat jalan, hal tersebut dikarenakan RS
PKU Muhammadiyah Gombong merupakan rumah sakit swasta
yang tidak dibiayai dari pemerintah, sehingga pendanaanya
dikelola secara mandiri.
8.Mutu
a. Kepuasan pasien
a) Kajian Teori

43
Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting
yang perlu diperhatikan dalam pelayanan kesehatan. Kepuasan
pasien merupakan hasil penilaian dari pasien terhadap pelayanan
kesehata dengan membandingkan apa yang diharapkan sesuai
dengan kenyataan pelayanan kesehatan yang diterima disuatu
tatanan kesehatan rumah sakit (Pohan, 2007). Dengan demikian
kepuasan di rumah sakit tergantung bagaimana playanan yang
diberikan oleh pihak rumah sakit tersebut.
Setandar kepuasan pelayanan kesehatan ditetapkan secara
nasional oleh departemen kesehatan. Menurut peraturan
kementrian kesehatan Republik Indonesia tahun 2018 tentang
standar pelayanan kesehatan minimal untuk kepuasan pasien
yaitu diatas 95% (Kemenkes, 2016). Bila ditemukan pelayanan
kesehatan dengan tingkatkepuasan pasien berada dibawah 95%
maka dianggap pelayanan kesehatan yang diberikan tidak sesuai
standar minimal atau tidak berkualitas. Rendahnya kepuasan
pasien akan berdampak terhadap perkembangan rumah sakit.
Pada pasien yang merasa tidak puas dengan pelayanan maka
pasien memutuskan akan pindah kerumah sakit lain yang dapat
memberikan pelayanan yang lebih baik (Kotler, 2007). Dengan
demikian kuranganya kepuasan pasien dapat menimbulkan
hilangnya kepercayaan pasien terhadap rumah sakit tersebut.
b) Kajian Data
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan diruang
Multazam 28 Januari 2020 terhadap 10 pasien didapatkan hasil
bahwa:
Tabel 3.19 Hasil penilaian kepuasan pasien di ruang Multazam
Premium RS PKU Muhammadiyah Gombong
No Pernyataan TM KM CM M
1 Perawat dalam melayani sudah ramah dan 10% 90%
komunikatif
2 Dokter dalam melayani sudah ramah dan 40% 60%
komunikatif
3 Petugas lain sudah ramah dan komunikatif 10% 20% 70%

44
4 Fasilitas rawat inap memuaskan 50% 50%
5 Proses administrasi (BPJS/Asuransi lain) 40% 60%
mudah
Jumlah Rata-rata 2% 32% 66%
Keterangan:
TM : Tidak Memuaskan
KM : Kurang Memuaskan
CM : Cukup Memuaskan
M : Memuaskan

c) Analisis

Berdasarkan hasil observasi kuesioner yang telah


dilakukan pada 10 pasien didapatkan 90% pasien merasa puas
terhadap komunikasi perawat dan 10% merasa cukup puas. Pada
komunikasi doketr sebesar 60% pasien merasa puas dam 40%
merasa cukup puas. Diharapkan untuk informasi terkait jadwal
visit dokter diperjelas kembali. Pada poin komunikasi petugas
lain didapatkan sebesar 70% pasien merasa puasdan 10%
merasa kurang puas. Pada fasilitas diruang rawat inap sebesar
50% pasien merasa puas dan 50% merasa cukup puas, terdapat
beberapa pasien memberikan kritik terkait fasiitas diruangan
tersebut yaitu berupa penempatan AC, dan sanitasi air diruangan
diharapkan diperbaiki. Pada proses administrasi baik BPJS
maupun yang lain didapatkan hasil bahwa sebanyak 60% pasien
merasa puas jan 40% merasa cukup puas.

b. Kepuasan Perawat

a) Kajian Teori

Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang


menyenangkan atau positif, yang dihasilkan penilaian pekerjaan
dari seseorang atau pengalaman kerja (Persefoni et. Ol, 2010).
Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan
mencintai pekerjaannya (Hasbuan,2007). Jadi perawat yang

45
emosi positif dalam suatu pekerjaan menjadi lebih baik.
Perawatyang tidak puas dalam bekerja memiliki perasaan
negatif menimbulkan banyak masalah dirumah sakit.

Teori perbedaan (Discrepncy Theory) mnjelaskan bahwa


kepuasan kerja perawat bergantung pada perbedaan antara apa
yang di dapat dan diharapkan oleh perawat (Yuli, 2005). Jadi
demikian teori kerja perawat adalah dalam organisasi perawat
harus ada keseimbangan dan bergantung pada perbedaan antara
apa yang didapat oleh prawat. Oleh karena itu perawat harus
bekerja sesuai dengan teori itu.

b) Kajian Data

Berdasarkan hasil kuesioner wawancara yang telah


dilakukan diruang Multazam Premium pada tanggal 28 Januari
2020 terhadap 10 perawat yang diambil secara acak didaptkan
hasil bahwa:

Tabel 3.20 Hasil penilaian kepuasan perawat di ruang


Multazam Premium RS PKU Muhammadiyah Gombong
Kode responden Nilai (persentasi)

P1 82 %

P2 70,3 %

P3 75,2 %

P4 76,4 %

P5 69,4 %

P6 69,4 %

P7 80 %

P8 56,4 %

46
P9 52 %

P10 63,5 %

Jumlah Rata-rata 69,46%

Keterangan:
Puas : 76%-100%
Cukup puas : 56%-75%
Tidak puas : < 55%

c) Analisis

Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa tingkat


kepuasan perawat terhadap sumberdaya diruang Multazam
Premium didapatkan hasil sebesar 69,46% dengan kategori
cukup puas.

B. ANALISIS SWOT
1. Komunikasi Efektif Perawat

47
Kekuatan Kelemahan
1. Perawat memiliki 1. Sebagian
kemampuan perawat belum
komunikasi efektif memperkenalka
dan terapeutik. n diri sebelum
2. Beberapa perawat kontak dan
sudah dibekali merawat pasien
dengan pelatihan. 2. Perawat
3. Perawat menjadikan
mempunyai cukup pasien sebagai
waktu untuk dapat objek asuhan
berkomunikasi keperawatan
dengan pasien bukan sebagai
subjek dalam
asuhan
keperawatan.
3. Pasien masuk
tidak diedukasi
oleh perawat
terkait Doker
penanggung
jawab
Peluang Ancaman
1. Perawat dapat 1. Adanya tuntutan
menjalankan tinggi dari
komunikasi efektif masyarakat untuk
dan terapeutik pelayanan yang
kepada pasien lebih professional
setiap saat. 2. Persaingan antar
2. Perawat dapat rumah sakit dalam
membina memberikan
hubungan saling pelayanan
percaya kepada keperawatan
pasien dengan
komunikasi
terapeutik

2. Hygine Five Moment

48
Kekuatan Kelemahan
1. Sudah terdapat 1. Perawat belum
wastavel diruang mengaplikasikan
tindakan pasien hand hygine five
moment
2. Sudah terdapat i.
hand scrub disetiap 1.
bad pasien maupun
di ruang perawat

.
3. Sudah terdapat
SOP five moment

Peluang Ancaman
1.Perawat dapat 1.Adanya kejadian
menerapakn hygine tidak diinginkan
five moment sebelum seperti resiko
dan setelah melakukan penyebaran penyakit.
tindakan. 1.
mmb

3. Pengurangan Risiko Pasien Jatuh

49
Kekuatan Kelemahan
1. Sudah ada segitiga 1. Perawat tidak
kuning sebagai memasang stiker
penandaan pasien kuning pada gelang
beresiko jatuh pasien untuk
2. Sudah ada stiker penandaan resiko
kuning sebagai jatuh, padahal stiker
penanda pasien sudah ada
resiko jatuh 2. Tidak memasang
3. Semua tempat tidur triangel ditempat
sudah ada tidur pasien untuk
pengaman menandaan pasien
4. Semua tempat tidur mengalami resiko
pasien sudah ada jatuh, padahal
pengunci roda triangel sudah ada
5. Sudah ada SOP atau tetapi belum
pengukuran pasien digunakan
resiko jatuh 3. Pengkajian ulang
resiko jatuh tidak di
lakukan
4. Perawat tida
memberikan eduasi
kepada pasien untuk
memberikan
informasi bahwa
pasien mengalami
resiko jatuh
ii.
1.

Peluang Ancaman
1.Petugas kesehatan 1.Adanya kejadian
bisa memberikan yang tidak diinginkan
edukasi tentang seperti pasien jatuh
pentingnya penandaan dari tempat tidur,
resiko jatuh kepada terpeleset, dan tidak
pasien dan keluarga memakai alat
mmb
pengaman
2.

C. Identifikasi Masalah

50
1. Man/ Sumber Daya Manusia
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan di Ruang
Multazam Premium RS PKU Muhammadiyah Gombong didapatkan
bahwa perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan sudah sesuai
dengan SOP. Dari hasil wawancara yang telah didapatkan oleh pasien
terkait komunikasi perawat masihkurang baik, pasien tidak
mengetahui nama perawat dan dokter penanggung jawab. Tingkat
kepatuhan dalam melakukan five moment hygine khususnya saat
sebelum kontak dengan pasien dan lingkungan pasien dan setelah
tidak dilakukan oleh perawat. Berdasarkan hasil analisis terkait
kepatuhan hyginedan komunikasi efektif antara perawat dan
pasien.
2. Material
Berdasarkan hasil observasi dan pengkajian yang dilakukan
diruang Multazam Premium RS PKU Muhammadiyah Gombong
didapatkan hasil bahwa sarana dan prasarana ruang Multazam
Premium sudah baik, namun ada beberapa kamar pasien yang
penempatan AC kurang efisien dan saluran air sering macet sehingga
membuat pasien dan keluarga mengeluh terkait hal tersebut. Peralatan
medis yang digunakan dalam menunjang proses asuhan keperawatan
sudah baik. Berdasarkan kuesioner kepuasaan pasien yang berkaitan
dengan fasilitas didapatkan hasil 50% memuaskan dan 50% cukup
memuaskan. Hasil tersebut dapat menjadi pertimbangan ruangan
untuk segera diperbaiki. Berdasarkan penjelasan diatas didapatkan
bahwa terdapat masalah yang berkaitan dengan sarana dan
prasarana.
3. Metode
Berdasarkan hasil observasi dan pengkajian yang dilakukan di
ruang Multazam Premium RS PKU Muhammadiyah Gombong terkait
dengan dokumentasi keperawatan didapatkan bahwa proses asuhan
keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi sudah baik.

51
Terkait pasien safety terutama asessment dan pencegahan resiko jatuh
belum dilakukan secara maksimal. Berdasarkan penjelasan diatas
terdapat masalah mengenai pasien safety pengurangan resiko
pasien jatuh.
4. Money
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan bahwa
proses pendanaan yang ada di dalam rumah sakit PKU
Muhammadiyah Gombong didapatkan melalui BPJS, pasien rawat
jalan dan rawat inap, serta hibah. Hasil penjelasan diatas bahwa
masalah keuangan RS PKU Muhammadiyah Gombong dan
ruangan tidak mengalami masalah.
5. Mutu
Berdasarkan hasil observasi dan pengkajian yang dilakukan di
ruang Multazam Premium RS PKU Muhammadiyah Gombong
didapatkan bahwa tingkat kepuasan pasien mengenai pelayanan
diruang Multazam sudah baik dengan presentase 91%. Berdasarkan
penjelasan diatas bahwa tidak terdapat masalah mengenai
pelayanan diruangan Multazam RS PKU Muhammadiyah
Gombong.
D. Prioritas Masalah
Tabel 3.21 Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor Prioritas
1 Komunikasi Efektif 4 3 3 4 3 17 2
2 Resiko Pasien Jatuh 4 4 4 5 4 21 1`

Keterangan:
1. Magnetude (Mg): Kecenderungan besar dan seringnya masalah terjadi
2. Saverity (Sv): Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah ini
3. Managebility (Mn): Berfokus pada keperawatan sehingga dapat diatur
untuk perubahannya.
4. Nursing Consent (Nc): Melibatkan pertimbangan dan perhatian
perawat.

52
5. Affordability (Af): Ketersediaan sumber daya
Keterangan rentang nilai yang digunakan 1-5
1. Nilai 1: Sangat kurang penting
2. Nilai 2: Kurang Penting
3. Nilai 3: Cukup Penting
4. Nilai 4: Penting
5. Nilai 5: Sangat Penting

E. Fish Bone
1. komunikasi Efektif

Method
1. Perawat belum menerapkan
Man komunikasi efektif seperti
1. Perawat belum memperkenalkan diri sebelum memperkenalkan diri sebelum
bertemu dengan pasien. melakukan tindakan.
2. Perawat belum menjelaskan maksud dan tujuan 2. Pasien belum mengontrak waktu
ketika akan melakukan tindakan ke pasien. ketika akan melakukan tindakan.
3. Perawatt belum menginformasikan DPJP 3. Belum tersedianya media informasi
kepada pasien. terkait DPJP yang dapat dibaca
4. Tidak adanya reward pada perawat olehn keluarga.

Komunikasi
Efektif

Material Money
1. Tidak adanya papan Tidak ada masalah
nama DPJP di setiap
bed pasien.
2. Kurangnya fasilitas
saaat orientasi pasien.

Man
1. Perawat 2.belum
Hygine Five Moment
semuanya menerapkan hand
hygine sebelum kontak dengan.dengan pasien dan
kontak dengan lingkungan pasien
2. Sebagian besar perawat belum menerapkan
hand hygine five moment.
53
Method
1. Perawat hanya menggunakan
hand scrup ataupun air
mengalir ketika setelah
kontak dengan pasien
2. Tidak semua menerapkan five
moment dengan benar.

Hygine Five
Moment

Material Money
Tersedianya hand scrup Tidak ada masalah
maupun wastavel tetapi
belum digunakan dengan
maksimal.

Man
1. Perawat3. Resiko
belum Jatuh
mengisi assesment resiko
jatuh
2. Perawat belum mengedukasi kepada pasien
dan keluarga pasien terkait pencegahan jatuh,
kepada pasien yang mempunyai resiko jatuh.
54
Method
1. Dalam penulisan
dokumentasi resiko jatuh
hanya di beri cap saja.
2. Tersedia fom pengkajian
resiko jatuh tetapi tidak di
isi sesuai dengan usia.

Resiko Jatuh

Material Money
1. Triangel resiko jatuh Tidak ada masalah
tersedia tetapi tidak di
pasang di bed pasien
2. Stiker resiko jatuh
tersedia tetapi tidak di
pasang di gelang pasien

55
F. Plan Of Action Kegiatan Mengatasi Masalah
Table 3.22 Plan Of Action Plan of Action (POA) Praktik Manajemen Keperawatan Mahasiswa Profesi Ners STIKES
Muhammadiyah Gombong Di Ruang Multazam Premium RS PKU Muhammadiyah Gombong
Pokok Kegiatan dan Waktu dan PenanggungJ Indikator Keberhasilan
No Masalah Tujuan Metode Sasaran
Rencana Kegiatan tempat awab A T
1 Penerapan 1. Memotivasi perawat - Perawat dapat - Review - Perawat Februari 2020 Muhammad - Pasien 40% 80%
komunikasi untuk selalu menjalankan - Project - Pasien di ruang Maslabib mengetahui
efektif belum melakukan komunikasi - Keluarg Multazam DPJP
sesuai standar komunikasi terapeutik efektif dan a pasien Premium
kepada pasien dan terapeutik
melakukan edukasi kepada pasien
pada pasien baru setiap saat.
2. Memberikan papan - Pasien dan
nama DPJP agar keluarga
pasien tidak lupa mengetahui
dengan nama dokter DPJP
yang merawat.

2 Pencegahan 1. Merefresh terkait - Perawat dapat - Review - perawat Februari 2020 Gayuh Dwi - Mengurang 71% 80%
pasien resiko pentingnya mengetahui - Monitoring di ruang Laksono i angka
jatuh belum pencegahan resiko pentingnya - project Multazam kejadian
sesuai standar pasien jatuh pencegahan pasien
2. Memeriksa ulang pasien resiko jatuh
asessmen resiko jatuh
jatuh pada rekam - Memastikan
medis pasien kelengkapan
3. Mengawasi pasien dokumentasi
yang berisiko jatuh berkaitan dengan
baik sedang maupun pasien resiko
berat jatuh
4. Membuat penanda - Untuk mencegah
resiko jatuh (tree adanya kejadian

28
angel) dan tidak diinginkan
mengaplikasikan. (pasien terjatuh)
- Semua perawat
dan tenanga
kesehatan lain
dapat mengetahui
pasien yang
berisiko jatuh.

3 Hand Hygine 1. Mendemonstrasi Hand Perawat dapat - Review Perawat Febuari 2020 Eka Yulia Mengurangi 33% 80%
Five Moment Hygine Five Momen. melakukn hand - Project diruang penyebaran
2.Membuat Leaflet Hand hygine five moment Multazam atau[un
Hygine dengan benar. Premium penularan
penyakit

29
30

DAFTAR PUSTAKA

Charles Anwar Pohan. 2015. Managemen Keperawatan. Edisi Revisi, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Depkes RI, 2005: Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 23 tahun 2005 Tentang
Kesehatan: Jakarta : Hal 1. Fisioterapi Indonesia: Jakarta : Hal 5.
Gillies, D.a (1994). Nursing Management : A system approach. (edisi kedua). (Dika Sukaman
dan Widya Sukman penerjemah). Philadelphia : W.B.Saunders Company. (Sumber
asli diterbitkan tahun 1989).
Kementrian Kesehatan RI. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2017 Tentang Kesehatan Keselamatan Pasien. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI :
2017.
Nursalam,(2014). Managemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Kperawatan Profesional
Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
Suyanto. (2009). Urgensi Pendidikan Karakter. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar
Kementrian Pendidikan Nasional. http://konselingindonesia.com/index.php?
option=&task=view&Itemid=102. (Diakses tanggal 27 Januari 2019).
Undang-undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 pasal 1 tentang Keperawatan:
Jakarta.
WHO. (2012). Indicator Pasient Safety. Modul Pencegahan Penyakit Infeksi Rumah Sakit.
Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai