Gombong,..................................2020
Seksi-seksi:
1. Devi Triningsih
2. Dwinanda D
3. Eka Yulia M N
4. Gayuh Dwi L
5. Lilis Fitrianingrum
6. M. Hadi Maslabib
7. Oktianingsih Eka W
8. Priatina Pangesti
9. Titi Ma’rifah
10. Yesika Garbella S
RESUME
PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN
RUANG : MULTAZAM PREMIUM
RS PKU Muhammadiyah Gombong
Nama Masalah Pemimpin Peserta
Tgl/Jam Dx Medis Hasil RTL
Pasien Keperawatan Ronde Ronde
Disusun Oleh:
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen adalah proses dalam mengatur dan mengadaptasikan
segala tindakan untuk mencapai tujuan bersama, manajemen berfungsi
untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam angka
pencapaian tujuan dalam batas yang telah ditentukan pada tingkat
administrasi (Malayu & Malayu S, 2016). Sementara itu manajemen
keperawatan adalah suatu proses yang bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan, pengobatan dan bantuan terhadap
pasien dengan tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola
keperawatan meliputi: merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan dan
mengawasi sumber-sumber yang ada baik SDM, alat, maupun dana
sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik
kepada pasien, keluarga serta masyarakat umum (Nursalam, 2011).
Pelayanan keperawatan yang efektif dan profesional dapat
membantu pasien dalam mengatasi masalah keperawatan yang dihadapi
saat ini, salah satu bentuk pelayanan tersebut adalah dengan
memperhatikan seluruh keluhan yang dirasakan pasien, kemudian
mendiskusikan dengan tim keperawatan untuk merencanakan pemecahan
masalahnya (Nursalam, 2011). Pelayanan keperawatan yang
dikembangkan untuk mencapai hal tersebut adalah melalui ronde
keperawatan.
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat
disamping melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilaksanakan oleh perawat primer,
konselor, kepala ruang, perawat associete dan perlu juga melibatkan
seluruh anggota tim kesehatan (Mugianti, 2016).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan ronde keperawatan diharapkan masalah
keperawatan yang dialami pasien dapat teratasi.
2. Tujuan Khusus
a. Tim kesehatan mampu mengenali masalah keperawatan pasien
yang belum teratasi
b. Tim kesehatan mampu mengemukakan alasan ilmiah terhadap
masalah-masalah keperawatan yang dialami pasien.
c. Tim kesehatan mampu merumuskan intervensi dan melakukan
implementasi masalah keperawatan yang berorientasi pada pasien.
C. Manfaat
1. Pasien
Membantu mengatasi masalah keperawatan pasien yang belum tertasi
dengan baik.
2. Perawat
a. Terciptanya komunikasi yang efektif antar perawat profesional.
b. Terjalin kerja sama antar tim kesehatan.
c. Perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat
kepada pasien.
BAB II
RENCANA KEGIATAN
6. Pemeriksaan Diagnostik
6.Pemeriksaan Diagnosti
a. Elektrokardiogram (EKG) : Hipertropi atrial atau ventrikular,
penyimpangan axis, iskemia, dan kerusakan pola mungkin terlihat.
Distrimia, misalkan takikardia, fibrilasi atrial, mungkin
seringterdapat kapasitas vital paru (KVP), kenaikan segmen ST/T
persisten 6 minggu atau lebih setelah infark miokard menunjukkan
adanya aneurisme ventrikular (dapat menyebebabkan
gagal/disfungsi jantung).
b. Sonogram (ekokardiogram, ekokardiogram doppler) : Dapat
menunjukkan dimensi perbesaran bilik, perubahan dalam
fungsi/struktural katup, atau area penuruan kontraktilitis
ventrikular.
c. Scan jantung : (Multigated Acquisition [MUGA]) : Tindakan
penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan dinding.
d. Kateterisasi jantung : Tekanan abnormal merupakan indikasi dan
membantu membedakan gagal jantung sisi kanan versus sisi kiri,
dan stenosis katup atau insufisiensi. Juga mengkaji potensi arteri
koroner. Zat kontras disuntikan ke dalam ventrikel menunjukkan
ukuran abnormal dan ejeksi fraksi/perubahan kontraktilitas.
e. Rontgen dada : Dapat menunjukkan perbesaran jantungn, bayangan
mencerminkan dilatasi/hipetrofi bilik, atau perubahan dalam
pembuluh darah mencerminkan peningkatan peningkatan tekanan
pulmonal. Kontur abnormal misalkan bulging pada perbatasan
jantung kiri, dapat menunjukkan aneurisme ventrikel.
f. Enzim Hepar : Meningkat dalam gagal/kongestif hepar.
g. Elektrolit : Mungkin berubah karena perpindahan cairan/penurunan
fungsi ginjal, terapi diuretik.
h. Oksimetri nadi : Saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika
Gagal Jantung Kongestif akut memperburuk chronic obstructive
pulmonary (PPOM) atau Gagal Jantung Kongestif Kronik.
i. Analisa Gas Darah (AGD) : Gagal ventrikel kiri ditandai dengan
alkalosis respiratorik ringan (dini) atau hipoksemia dengan
peningkatan partial of carbon dioxide (PCO2) akhir.
j. Blood Urea Nitrogen (BUN), kreatinin : Pengkatan BUN
menandakan penurunan perfusi ginjal. Kenaikan baik BUN dan
kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal.
k. Albumin/transferin serum : Mungkin menurut sebagian akibat
penurunan masukan protein atau penurunan sistesis protein dalam
hepar yang mengalami kongestif.
l. Artial Septal Defect (ASD) : Mungkin menunjukkan anemia,
polisitemia, atau perubahan kepekatan menandakan retensi air,
mencerminkan Myocard Infark (MI) baru/akut, perikarditis, atau
status inflamasi atau infeksius lain.
m. Kecepatan sedimentasi (ESR) : Mungkin meningkat, menandakan
reaksi inflamasi akut.
n. Pemeriksaan tiroid : Peningkatan aktivitas tiroid menunjukkan
hiperaktivitas tiroid sebagai pre-pencetus Gagal Jantung Kongestif.
(Donges Mariyan E. dkk,2011).
FORMAT PENGKAJIAN TINJAUAN KASUS RONDE KEPERAWATAN
DATA SUBYEKTIF
I. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama : Tn. S
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : SLTP
Alamat : Bejiruyung
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. D
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SD
Alamat : Bejiruyung
Hubungan Dengan Keluarga : Istri pasien
II. Riwayat kesehatan
a. Keluhan Utama
Sesak napas
b. Riwayat Kesehatan sekarang
Pasien Tn. S datang ke IGD RS PKU Muhammadiyah Gombong
pada tanggal 11 Februari 2020 dengan keluhan sesak nafas secara
tiba, dada terasa berat. Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 13
Februari 2020 pasien mengatakan sesak, sesak bertambah saat
dibawa berjalan terlalu jauh, lemas. Keadaan umum cukup,
kesadaran compos metis dengan GCS E4M6V5. Pemeriksaan
tanda-tanda vital : TD = 180/100 mmHg, RR= 25 x/menit, N= 90
x/menit , S= 36 C. Hasil pemeriksaan RO Thorak : terdapat oedema
pulmo grd 0-1 ddx bronchitis, cardiomegali. Pasien telah diberi
terapi furosemid, ranitidin, cefotaxim, bisoprolol, lansoprazol,
antaside sirup, digoxin, sinfastatin.
c. Riwayat kesehatan terdahulu
Pasien mengatakan sebelumnya pernah mengalami riwayat
hipertensi dan stroke pad tahun 2012.
III. Pengkajian Pola Fungsional
1. Pola napas
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum di bawa ke RS sempat
mengalami sesak napas dan berobat ke dokter monte.
Saat di kaji : Pasien masih mengalami sesak napas,
menggunakan alat bantu napas nasal kanul 3 liter/menit, RR
27x/menit.
2. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bisa makan 3 x sehari dan
selalu habis, minum 5-6 gelas/hari
Saat di kaji : Pasien mengatakan masih sama makan 3 x sehari
dengan menu diit yang diberikan dari RS dan tidak selalu habis, klien
minum ± 4-5 gelas/hari.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1 x/hari dengan warna
kuning dan bau khas, serta BAK ± 3-5/hari dengan warna dan bau
khas.
Saat di kaji : Pasien mengatakan BAB tetap sama 1 x/hari
dengan warna dan bau yang khas, BAK ± 3-4 x/hari dengan warna dan
bau khas.
4. Pola Istirahat dan tidur
Sebelum sakit : Psien mengatakan bisa tidur malam 5-6 jam/hari,
nyenyak tanpa gangguan apapun.
Saat di kaji : Pasien mengatakan tidak dapat beristirahat karena
sesak yang dirasakan.
5. Pola Aktivitas
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit mampu
melakukan semua aktivitas secara mandiri.
Saat di kaji : Pasien mengatakan hanya mampu terbaring lemah
dan membatasi aktifitas.
6. Pola Aman dan Nyaman
Sebelum sakit : Pasien mengatakan yaman dengan kondisi
kesehatannya dan tidak merasakan sesak napas.
Saat di kaji : Pasien mengatakan merasa kurang nyaman
dengan kondisi kesehatannya saat ini karena sesak yang dirasakan.
7. Pola Berpakaian
Sebelum sakit : Pasien mengatakan mengganti pakaian 2x sehari
dan dilakukan secara mandiri.
Saat di kaji : Pasien mengatakan mengganti pakaian 1x sehari
dan dibantu oleh keluarga.
8. Pola personal higine
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa mandi 2x sehari, sikat
gigi 2x, dan keramas 1 x dalam 2 hari tanpa bantuan dari orang lain.
Saat dikaji : Pasien mengatakan hanya diseka oleh keluarga.
9. Pola pertahanan suhu
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa menggunakan selimut
jika kedinginan, suhu 36,5 ̊C.
Saat dikaji : Suhu pasien 360C.
10. Pola Belajar
Sebelum sakit : Pasien megatakan belum memahami tanda dan
gejala penyakit yang dialami, belum memahami obat yang dikonsumsi.
Saat dikaji : Pasien mengatakan sudah mengetahui penyakit
yang dialaminya.
11. Pola spiritual
Sebelum sakit : Pasien biasa solat 5 waktu seperti biasa.
Saat dikaji : Pasien tidak bisa melalukan shalat di rumah sakit
karena sakit. Pasien berharap dengan perawatan yang diberikan, pasien
bisa sembuh dan yakin dengan pertolongan Tuhan dirinya bisa
sembuh.
12. Pola bekerja
Sebelum dikaji : Pasien bekerja sebagai pedagang makanan.
Saat dikaji : Pasien mengataka sudah tidak bekerja semenjak
sakit.
13. Pola Rekreasi
Sebelum sakit : Pasien hanya dirumah,kadang–kadang kerumah
tetangga atau ke rumah anaknya bermain dengan cucunya.
Saat dikaji : Pasien hanya menonton tv diruangan.
14. Kebutuhan Komunikasi
Sebelum sakit : Pasien bisa berkomunikasi dengan lancar
menggunakan bahasa jawa.
Saat dikaji : Pasien bicara dengan bahasa jawa lancar tapi agak
lemah.
IV. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala :
Mesocphal, tidak ada lesi, tidak ada hematome, rambut berwarna
hitam, kulit kepala sedikit kotor.
2) Mata :
Penglihatan baik, Simetris, sklera anikterik, konjuntiva ananemis
3) Telinga :
Letak simetris, tidak ada lesi, terdapat sedikit serumen, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran, fungi pendengaran baik.
4) Hidung :
Letak simetris, tidak ada lesi, tidak ada lendir, terpasang oksigen
5) Mulut :
Tidak terdapat stomatitis, gigi berwarna kuning dan kotor, mukosa
bibir kering
6) Leher :
Tidak ada pemebesaran kelenjar thyroid dan limfe
7) Dada :
a) Paru :
Inspeksi :Tidak aja benjolan, dada sebelah kanan
lebih besar
Palpasi :Terasa getarannya sama
Perkusi : Thympani
Auskultasi : Terdengar ronchi
b) Jantung :
Inspeksi :Ictus cerdis, tampak pada intracosta 2-4
Palpasi :Teraba cardiomegali
Perkusi :Redup
Auskultasi : Suara jantung abnormal
c) Abdomen :
d) Inspeksi : Supel
e) Palpasi : Adanya nyeri tekan pada ulu hati
f) Perkusi : Thypani
g) Auskultasi : bising usus 10x/menit
8) Ekstremitas
Ekstremitas bawah : Terdapat edema di kedua kaki
V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No. Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
1. Leukosit 8.94 3.8 -10.6 rb/Ul
2. Eritrosit 4.83 4.4 – 5.9 Jt/l
3. Hemoglobin 14.2 13.2 -17.3 Gt/dl
4. Hematokrit 44.5 40 – 52 %
5. MCV 92.3 80 - 100 Fl
6. MCH 29.5 26 - 34 Pg
7. MCHC 31.9 32-36 g/dl
8. Trombosit 197 150 - 440 Rb/ul
9. Basofil 0.4 0.0 -1.0 %
10. Eosinofil 3.7 2.0 -4.0 %
11. Neutrofil 53.3 50.0 – 70.0 %
12. Limfosit 37.8 25.0 – 40.0 %
13. Monosit 4.8 2.0 – 8.0 %
14. Gula Darah Sewaktu 101 70 -105 Mg/dl
15. Ureum 30 15 - 39 Mg/dl
16. Creatinin 13.5 0.9 – 1.3 Mg/dl
17. Natrium 141.4 135 -147 mEql
18. Kalium 3.60 3.5 - 5.0 mEql
VI. TERAPI OBAT
No. Nama Obat Dosis Rute
1. Injeksi furosemid 40 mg IV bolus
2. Ranitidin 50mg , IV bolus
3. cefotaxime 1 gr IV bolus
4. Bisoprolol 5mg Oral
5. Lansoprazol 15 mg Oral
6. Digoxin 500 mg Oral
7. Sinfastatin 40 mg Oral
8. Antasid syrup 200mg Oral
VII.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan EKG
Sinus Tachycardia
Anteroseptal infarction (acut)
Unspcifiet ST-T abnormality
Marked clockwis rotation
Marked left axis deviation
2. Pemeriksaan RO Thorax (12 febuari 2020)
KESAN :
Oedema pulmo grd 0-1 ddx bronkhitis cardiomegali
A. Analisa data
Hari/tgl/j
Diagnosa NOC NIC
am
Kamis, Ketidakefe Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas :
ktifan pola
13 keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor pola nafas
nafas bd
Februari keletihan diharapkan masalah pola nafas dapat (misalnya bradipnea,
otot
2020 teratasi dengan KH : takipnea, hiperventilasi,
pernafasan
Status pernafasan : pernafasan kusmaul,
Indikator A T respirasi biot, dan pola
Menunjukan jalan 1 4 ataxic).
nafas yang paten 2. Monitor saturasi O2
(irama nafas,frekuensi pada pasien yang
pernafasan dalam tersedasi (SaO2, SvO2,
rentang normal) SoO2) sesuai dengan
Tanda-tanda vital 1 4 yang ada.
dalam rentang normal 3. Monitor kecepatan
(TD,nadi,pernafasan) irama, kedalaman dan
Tidak menggunakan 1 4 kesulitan bernafas
otot bantu pernafasan 4. Monitor kelelahan otot-
Keterangan : otot diafragma dengan
1: Berat pergerakan parasoksikal.
2: Cukup Berat 5. Monitor keluhan sesak
3: Ringan nafas pasien termasuk
4: Sedang kegiatan yang
5: Tidak Ada meningkatkan atau
memperburuk sesak
nafas.
6. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan
ventilasi.
7. Motivasi untuk bernafas
pelan, dalam, berputar
dan batuk.
8. Kelola pemberian
bronkodilator sebagai
mana mestinya.
9. Kelola pengobatan
aerosol, sebagai mana
mestinya.
Kamis, Intoleransi Setelah dilakukan tindakan Manajemen energi :
13 aktifitas keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi gangguan
Februari bd diharapkan masalah intoleransi fungsi tubuh yang
2020 Ketidaksei aktivitas dapat teratasi dengan kriteria menyebabkan kelelahan.
mbangan hasil : 2. Monitor kelelahan fisik
antara Konserfasi energi dan emosional.
suplay dan Indikator A T 3. Monitor pola dan jam
kebutuhan Meningkatnya toleransi 1 4 tidur
O2 terhadap aktivitas yang 4. Sediakan lingkungan
ingi dilakukan nyaman dan rendah
Mampu melakukan 1 4 stimulus mis. Cahaya
aktifitas sehari-hari (ADLS bising, kunjungan.
secara mandiri) 5. Tingkatkan istirahat
Berkurangnya kelemahan 1 4 6. Berikan aktivitas
dan kelelahan yang distraksi yang
dirasakan menenangkan,
Keterangan: 7. Anjurkan tirah baring.
1: Berat 8. Anjurkan melakukan
2: Cukup Berat aktivitas secara bertahap.
3: Ringan 9. Ajarkan strategi koping
4: Sedang untuk mengurangi
kelelahan
5: Tidak Ada 10. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang
meningkatkan asupan
makanan.
C. Implementasi
Hari/tgl Dx Impelemntasi Respon e/formatif TTD
13/2/2020 1 Mengkaji keadaan umum RS: Pasien
(08.00 pasien mengatakan sesak saat
wib) beraktifitas
RO: pasien tampak
lemah
13/2/2020 1,2 Mengukur tanda-tanda vital RS:Pasien mengatakan
(08.15 bersedia
wib) RO: TD : 180/90
mmHg,RR : 26x/mnt,
N : 90x/menit
S: 36,5 C
13/2/2020 1 Memposisikan pasien semi RS: Pasien
(12.00 fowler mengatakan nyaman
wib) dengan posisi semi
fowler
RO: Pasien tampak
lebih nyaman
13/2/2020 1 Memberikan terapi O2 RS: Pasien
(12.15 binasal kanul mengatakan sesak
wib) berkurang
RO: O2 berjalan 3 lpm
13/2/2020 1,2 Memberikan terapi obat RS:
(12.30 Injeksi furosemid 40 mg RO: Terapi injeksi
wib) Ranitidin 50mg , masuk IV bolus
cefotaxime 1gr
Oral:
Bisoprolol 5mg
Lansoprazol 15 mg
Digoxin 500 mg
Sinfastatin 40 mg
Antasid syrup 200mg
13/2/2020 2 Mengkaji RS:Pasien mengatakan
(13.00 presipitator/penyebab mudah lelah saat
wib) kelelahan beraktivitas
RO: pasien tampak
berbaring ditempat
tidur
13/2/2020 1,2 Mengukur tanda-tanda vital RS:Paseien
(15.00 mengatakan bersedia
wib) RO: TD: 160/90
mmHg
N: 94x/menit
RR:26 x/menit
S:36 C
13/2/2020 1 Memantau status RS:Pasien mengatakan
(15.15 oksigenasi sesak berkurang
wib) RO:Pasien terpasang
nasal kanul 3 lpm
13/2/2020 1,2 Memberikan terapi obat RS:Pasien mengatakan
(16.30 Injeksi furosemid bersedia
wib) Ranitidin RO: Obat masuk lewat
Oral: IV bolus dan oral
Antasid syrup
13/2/2020 1,2 Megedukasi pasien untuk RS:Pasien mengatakan
(17.00 istirahat cukup paham dengan apa
wib) yang di sampaikan
RO: Pasien tampak
mengerti
D. Evaluasi
P : Lanjutkan Intervensi
-Monitot ttv
-Monitor status pernafasan
-Posisikan pasien semi fowler
Kamis, 2 S: Pasien mengatakan lemas
13/2/2020 O : - Pasien tampak lemah
( 14.00 - Pasien tampak terbaring ditempat tidur
wib) - Pasien tampak dibantu oleh keluarga untuk
aktivitasnya
A : Masalah Keperawatan Intoleransi Aktifitas
belum teratasi
Indikator A T AK
Meningkatnya toleransi terhadap 1 4 3
aktivitas yang ingin dilakukan
Mampu melakukan aktifitas 1 4 3
sehari-hari (ADLS secara mandiri)
Berkurangnya kelemahan dan 1 4 2
kelelahan yang dirasakan
P:Lanjutkan intervensi
-Monitor ttv
- posisikan pasien senyaman mungkin
- tingkatkan istirahat
Daftar Pustaka