Dosen Pembimbing;
Ratna Yunita Sari, S.Kep.,Ns.,M.Tr.Kep
Disusun Oleh :
Kelompok 3, Kelas 5C
Nadia Dwi Saputri (1130018117)
Taufik Hidayatudin (1130018108)
Sherina Sukisno (1130018128)
Rusdi Efendi (1130018123)
Siti Lutfiatun Nisah (1130018127)
Hanna Nabilla N.S (1130018118)
Fitria Listia Ningsih (1130018071)
Lathifah (1130018098)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
limpahan rahmatnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan judul “Makalah Peran Perawat Dalam Menangani Pasien Menjelang Ajal
Dengan Melibatkan Keluarga” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Menjelang Ajal Paliatif.
Dalam penulisan makalah ini tentunya penulis berterima kasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah yang telah membimbing, memotivasi dan mendampingi
kami dalam pembelajaran. Penulis menyadari bahwa sepenuhnya penulisan dalam
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran semua pihak untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………...
A. Latar Belakang………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………..
C. Tujuan……………………………………………………………………….
D. Manfaat………………………………………………………………………
A. Kesimpulan…………………………………………………...........................
B. Saran………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyakit yang belum bisa disembuhkan adalah kanker, kanker adalah
proses yang bermula ketika abnormal diubah oleh mutase genetic dan DNA seluler.
Pada saat stadium akhir yaitu stdium IV terjadi penurunan yang sangat signifikan di
dalam fisik, social dan spiritual. Salah satu penyakit yang belum bisa diesembuhkan
adalah kanker, Knaker adalah proses yang bermula ketika sel abnormal diubah
mutasi genetic dari DNA seluler. Sel abnormal ini membentuk klo dan mulai
berproliferasi secara abnormal, sel-sel dapat terbawa karena lain dalam tubuh untuk
metastase (penyebaran kanker) pada bagian tubuh yang lain (Brunner and Suddart,
2011).
Sel abnormal ini membentuk Menurut Aziz (2005) penderita kanker terbanyak
di Indonesia adalah kanker servik, merupakan urutan pertama dengan jumlah 3686
(17,85%). Sementara itu, secara keseluruhan di seluruh kanker di dunia kanker
serviks meruopakan peneybab kematian ke dua dengan perkiraan kasus baru
510.000 dan 288.000 diantaranya meninggal (Jemal,2006). Berdasarkan data
Depkes Profil kesehatan 2007 (2008) dari 10 jenis kanker terbanyak di Indonesia
kanker payudara merupakan urutan pertama dengan jumlah 8.328 pasienn (19,64),
kanker serviks uteri merupakan ururtan kedua jumlah 4649 pasien (11,07%).
Kejadian kanker serviks uteri di Jawa tengah pada tahun 2009 sebesar 9.113 kasus
(37.65%) dari 24.204 kasus semua kanker (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,
2009). Dapat disimpulkan bahwa kanker serviks merupakan penyakit terbanyak ke
dua setelah kanker payudara, namun merupakan penyebab kematian ke dua dari
seluruh dunia.
Salah satunya paliatif yang merupakan bagian penting dalam perawatan pasien
terminal yang dapat dilakukan secara sederhana.metode yang dilkukan adalah
mengulas literatur keperawatan dan kedokteran dengan menggunakan 15 jurnal
yang menggunakan pasien kanker stdiumm IV. Berdasarkan kepeutusan menteri
kesehatan RI Nomor :812/kemenkes/SK/VII 2007 meningkatnya jumlah pasien
dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan baik pada dewasa dan anak seperti
penyakit kanker, penyakit degenerative, penyakit paru obstruktif kronis, cytis
fibrosis, stroke, Parkinson gagal jantung, penyakit genetika dan penyakit infeksi
seperti HIV/AIDS. Salah satu penyakit yang kita ambil sekarang adalah knker
karena kanker merupakan salah satu penyakit yang belum bias disembuhkan,
berbgai masalah fisik yang muncul yaitu sesak nafas, penurunan berat badan,
gangguan aktivitas tetai juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang
mempemgaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya . Perawatan paliatif
merupakan bagian penting dalam perawatan pasien yang terminal yang dapat
dilakukan secara sederhana sering kali prioritas utama adalah kualitas hidup dan
bukan kesembuhan dari penyakit pasien. Tujuan perawatan paliatif adalah
meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai prose normal, tidak
mempercepat atau menunda keamatian, menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang
mengganggu, menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual, mengusahakan agar
penderita tetap aktif sapai akhir hayatnya dan dan mengusahakanmembantu
mengatasi duka cita pada keluarga. Namun masih jarang terdapat perawatan paliatif
dirumah sakit berfokus kepada kuratif,. Sedangkan perubahan pada fisik social dan
spiritual tidak bisa intervensi . Reaksi emosional tersebut ada lima yaitu denail,
anger, bergaining, depression dan acceptance (Kubler-Ross,2003). Undang-undang
Kesehatan No. 36/2009 menyapaikan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat baik
secara fisik, mental spiritual maupun sosial dan ekonomis. Sakit adalah gangguan
keseimbangan status kesehatan baik secara fisik, mental, intelektual, sosial dan
spiritual (Kozier, 2010). Prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia seperti
tumor merupakan penyakit urutan keempat (4,3 per mil), sedangkan tumor ganas
yang merupakan penyebab kematian semua tumor. Sebagian dari penderita penyakit
tumor ganas akan masuk pada stadium lanjut diamana pasien tidak lagi merespon
terhadap tindakan kuratif (Riset Kesehatan Dasar, 2009)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perawatan pada pasien menjelang ajal dengan melibatkan keluarga?
2. Bagaimana standart operasional dari perawatan menjelang ajal dengan
melibatkan keluarga?
3. Bagaimana roleplay dari perawatan menjelang ajal dengan melibatkan keluarga?
C. Tujuan
Dengan diadakannya masalah ini dan pembahasan semoga mahasiswa S1
Keperawatan dapat memahami dan menerapkan keperawatan paliatif dalam dunia
keperawatan. Mahasiswa mampu menjelaskan perspektif keperawatan dan konsep
keperawatan paliatif.
D. Manfaat
1. Memahami bagaimana keperawatan pada pasien menjelang ajal dengan
melibatkan keluarga
2. Memahami bagaimana SOP perawatan pada pasien menjelang ajal dengan
melibatkan keluarga
3. Memahami bagaimana roleplay dari perawatan pada pasien menjelang ajal
dengan melibatkan keluarga
4. Menjadikan landasan untuk pengetahuan keperawatan menjelang ajal paliatif
5. Memberikan pengetahuan yang belum pernah dimengerti sebelumnya
BAB II
PEMBAHASAN
K. DukunganKeluarga
Definisi keluarga
Keluarga adalah orang yang termasuk dalam ikatan perkawinan,
kelahiran dan adopsi dengan tujuan menciptakan, mempertahankan budaya,
meningkatkan pertahanan fisik, mental, emosional, dan sosial dari setiap anggota
keluarga. Sendangkan menurut Helvie dalam Harnilawati (2013) keluarga
adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga dalam
kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
Tipe dukungan keluarga
Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah,
ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi ataupun
keduanya.
Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah keluarga
lain yang mempunyai hubungan darah. Misalnya kakek, nenek, paman dan
bibi.
Fungsi keluarga
Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut:
Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarganya agar dapat
berhubungan dengan orang lain.
fungsi sosialisasi, adalah fungsi untuk mengembangkan dan tempat melatih
anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan/bersosialisasi dengan orang lain di luar rumah.
Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga.
Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan merupakan tempat mengembangkan
kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
Fungsi perawatan/pemeliharaankesehatan, adalah fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas tinggi.
Definisi dukungan keluarga
Menurut Helnilawati (2013) dukungan keluarga adalah dukungan yang
didapatkan dari keluarga ke anggota keluarga, yang dimana dukungan ini
sangat bermanfaat bagi anggota keluarga yang mendapatkan dukungan dan
merasa diperhatikan, di hargai dan di cintai oleh keluarganya.
Manfaat dukungan keluarga
Dukungan keluarga ini terjadi selama masa proses kehidupan dengan
sifat dan tipe dukungan yang bervariasi pada masing-masing tahap siklus
kehidupan keluarga, walapun demikian dalam semua tahapan siklus kehidupan
keluarga, dukungan keluarga dapat memungkinkan keluarga berfungsi secara
penuh dan dapat meningkatkan adaptasi keluarga dalam memenuhi kesehatan
keluarga.
Jenis dukungan keluarga
Jenis dukungan keluarga ada empat yaitu (Harnilawati, 2013):
Dukungan instrumental, yaitu keluarga merupakan sumber pertolongan
praktis dan konkrit. Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah
seperti pelayanan, bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata,
termasuk didalamnya bantuan langsung, seperti saat seseorang memberi
atau meminjamkan uang, membantu kegiatan spiritual seperti menyediakan
keperluan-keperluan yang bersangkutan dengan ibadah.
Dukungan keluarga informasional, yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah
kolektor dan disseminator (penyebar informasi). Jenis dukungan ini
meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab bersama, termasuk di
dalamnya memberikan solusi dari masalah, memberikan nasehat,
pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh
seseorang. Dimana keluarga sebagai penghimpun informasi dan pemberi
informasi. Misalnya keluarga dapat memberikan atau menyediakan buku,
mendatangkan ulama atau rohaniawan.
Dukungan penilaian (appraisal), yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah
umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai
sumber dan validator identitas keluarga. Misalnya anggota keluarga yang
sakit tidak bisa atau tidak mampu untuk melakukan sholat/ibadah maka
tugas keluarga yaitu membantu/mengajarkan cara melakukan sholat/ibadah.
ukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan
damai untuk istirahat dan pemulihan serta penguasaan terhadap emosi.
Faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga
Faktor-faktor yang mempengaruhi keluarga :
Faktor internal
1. Tahap perkembangan. Setiap dukungan ditentukan oleh faktor usia
dimana termasuk pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian
setiap rentang usia memiliki pemahaman dan respon terhadap
perubahan kesehatan yang berbeda-beda.
2. Spiritual, aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang itu
menjalani kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan, hubungan
dengan keluarga atau teman, dan kemampuan mencari harapan serta arti
dalam hidup.
3. Faktor emosional, factor ini juga dapat mempengaruhi keyakinan
seseorang terhadap adanya dukungan dan cara melaksanakannya.
Seseorang yang mengalami respon stress cenderung merasa khawatir
bahwa penyakit tersebut dapat mengancam kehidupannya. Seseorang
yang secara umum terlihat tenang mungkin mempunyai respon
emosional yang kecil selama ia sakit. Jadi seorang individu yang tidak
mampu melakukan koping secara emosional terhadap ancaman
penyakitnya mungkin akan menyangkal tentang penyakitnya.
Faktor eksternal
1. Faktor keluarga, cara keluarga memberikan dukungan dapat
mempengaruhi penderita dalam melaksanakan kesehatannya.
2. Faktor sosioekonomi. Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang
biasanya ia akan lebih cepat tanggap terhadap gejala penyakit yang
dirasakannya sehingga ia akan segera mencari pertolongan ketika merasa
ada gangguan pada kesehatannya.
3. Faktor latarbelakang budaya. Faktor ini dapat mempengaruhi keyakinan,
nilai serta kebiasaan individu dalam memberikan dukungan termasuk
cara pelaksanaan kesehatan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan paliatif care adalah penedekatan yang bertujuan memperbaiki
kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan
dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, mealaui pencegahan dan
membantu meringankan penderitaan, identifikasi dini dan penilaian yang tertib
serta penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik, psikososial dan spiritual.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka kami memberi saran sebagai berikut.