“Makalah ini disusun berguna untuk memenuhi tugas Keperawatan Menjelang Ajal dan
Paliatif”
Dosen Pengampu: Suryani S.Kep., Ns., M.Kep
Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Aprilia Nur Rohmawati (17021205)
2. Diyah Intan Lestari (17021217)
3. Filik Kurnia Jordi (17021227)
4. Fitri Yuliani (17021228)
5. Henyta Rossa Adellia (17021229)
6. Mila Astusti (17021242)
7. Nur Achmad Fauzi (17021248)
8. Nurul Mustafidatulkusna (17021253)
9. Umi Novita Sari (17921272)
10. Yulia Suci Anugrah Sari (17021278)
1
DAFTAR ISI
A.....................................................................LATAR BELAKANG
B..........................................................................................TUJUAN
C........................................................................RUANG LINGKUP
D.................................................................METODE PENULISAN
BAB II PEMBAHASAN
A...........................................................................Pengertian kanker
B...............................................................................Etiologi Kanker
C..........................................................................Jenis-jenis Kanker
D.....................................................................................Patofisiologi
E.........................................................................Komplikasi Kanker
F.........................................................................Pengobatan Kanker
G.Aspek Bio-Psiko-Sosial Dalam Penyakit Kanker Stadium Lanjut
(IV) ......................................................................................................
H......................................Perawatan Paliatif Pada Kanker Kronis
I...............................................................Pengelolaan Nyeri Kanker
J........................................................................Proses Keperawatan
A...............................................................................KESIMPULAN
B.............................................................................................SARAN
DAFTAR PUSTAKA
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu penyakit yang belum bisa disembuhkan adalah kanker, kanker
adalah proses yang bermula ketika abnormal diubah oleh mutase genetic dan DNA
seluler. Pada saat stadium akhir yaitu stdium IV terjadi penurunan yang sangat
signifikan di dalam fisik, social dan spiritual. Salah satu penyakit yang belum bisa
diesembuhkan adalah kanker, Kanker adalah proses yang bermula ketika sel
abnormal diubah mutasi genetic dari DNA seluler. Sel abnormal ini membentuk klo
dan mulai berproliferasi secara abnormal, sel-sel dapat terbawa karena lain dalam
tubuh untuk metastase (penyebaran kanker) pada bagian tubuh yang lain (Brunner and
Suddart, 2011). Menurut Aziz (2005) penderita kanker terbanyak di Indonesia adalah
kanker servik, merupakan urutan pertama dengan jumlah 3686 (17,85%).
Reaksi emosional tersebut ada lima yaitu denail, anger, bergaining, depression
dan acceptance (Kubler-Ross,2003). Undang-undang Kesehatan No. 36/2009
menyampaikan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental
spiritual maupun sosial dan ekonomis. Sakit adalah gangguan keseimbangan status
kesehatan baik secara fisik, mental, intelektual, sosial dan spiritual (Kozier, 2010).
Prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia seperti tumor merupakan penyakit
urutan keempat (4,3 per mil), sedangkan tumor ganas yang merupakan penyebab
kematian semua tumor. Sebagian dari penderita penyakit tumor ganas akan masuk
pada stadium lanjut diamana pasien tidak lagi merespon terhadap tindakan kuratif
(Riset Kesehatan Dasar, 2009).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan diadakannya masalah ini dan pembahasan semoga mahasiswa S1
Keperawatan dapat memahami dan menerapkan keperawatan paliatif dalam dunia
keperawatan.Mahasiswa mampu menjelaskan perspektif keperawatan dan konsep
keperawatan paliatif.
2. Tujuan Khusus
2
a. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Pengertian Perawatan Paliatif
b. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tujuan Dari Perawatan Paliatif
c. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Lingkup Perawatan Paliatif
d. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Prinsip Perawatan Paliatif
e. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Jenis Perawatan Paliatif
f. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Model/tempat Perawatan Paliatif
g. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Peran Fungsi Perawat Pada Asuhan
Keperawatan Paliatif
h. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Prinsip Asuhan Perawatan Paliatif.
C. Ruang Lingkup
Dalam makalah ini hanya membatasi bagaimana konsep perawatan paliatif sehingga
mahasiswa mampu menjelaskannya.
D. Metode Penulisan
Dalam pembuatan ini kami menggunakan tehnik studi kepustakaan yaitu mempelajari
buku-buku sumber untuk memperoleh bahan-bahan ilmiah yang berhubungan dengan
penulisan makalah, mengambil bahan dari internet berupa jurnal keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
3
A. Pengertian Kanker
Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal diubah oleh
mutasi genetik DNA seluler (Smeltzer, 2002).
Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel
yang tidak terkendali. Dan sel-sel tersebut umumnya menyerang jaringan biologis
lainnya, baik itu dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi)
atau migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). (Adib M. 2011)
B. Etiologi kanker
Sampai saat ini, masih menjadi perdebatan mengenai penyebab seseorang
mengidap kanker.Yang sudah diketahui ialah bahwa kanker disebabkan oleh banyak
faktor dan berkembang dalam waktu bertahun-tahun. Berikut adalah faktor-faktor
yang paling banyak menyebabkan timbulnya kanker :
1. Umur
2. Tembakau
3. Sinar matahari
4. Zat-zat kimia
5. Infeksi virus dan bakteri
6. Diet, kegemukan dan kurang gerak
7. Alkohol
8. Hormon
9. Riwayat keluarga
C. Jenis-jenis Kanker
Menurt Adib M. (2011) jenis-jenis kanker antara lain :
1. Kanker Payudara
Pada kanker payudara sel berkembang saat berusia 8-12 tahun dengan besaran sel
tumor sekitar 1cm. Sel kanker ini muncul disekitar kelenjar payudara, sel kanker
menyebar melalui aliran darah keseluruh tubuh.
a. Perkembangan kanker payudara
1) Stadium I
Stadium 1 disebut stadium dini, ukuran benjolan tumor tidak lebih dari 2-
2,25 cm. Kemungkinan penyembuhan kanker secara sempurna adalah
70%.
2) Stadium II
Besaran tumor sudah lebih dari 2,25 cm. Kemungkinan tingkat
kesembuhan hanya 30-40 %.
3) Stadium III
Tumor sudah cukup besar dan sel kanker telah menyebar keseluruh tubuh,
kemungkinan untuk sembuh hanya sedikit.
2. Kanker Usus Besar
Kanker usus besar sering ditemui pada pria maupun wanita yang berusia di
atas 50 tahun.
4
a. Perkembangan kanker usus besar
1) Stadium I
Peluang penderita untuk hidup hingga 5 tahun mencapai 85-95%
2) Stadium II
Peluang kesembuhan mencapai 60-80%
3) Stadium III
Peluang keberhasilan sekitar 30-60%
4) Stadium IV
Peluang keberhasilan hanya mencapai 25%
b. Kanker Indung Telur
Pada satu atau dua indung telur, biasa nya menjadi tempat
pertumbuhan sel-sel, tidah lazim ( kanker). biasa nya kanker indung telur
terjadi dalam tiga jaringan. pertama, sel germinal ( germcell ), yaitu sel_sel
yang memproduksi telur. ke dua, sel stromal ( stromal cell ), yaitu sel-sel yang
menghasilkan hormon ekstrogen dan progesterone pada perempuan. ketiga sel
epitel ( epitedlia cell ), yaitu sel-sel pembungkus indung sel.
c. Kanker Hati
Kanker hati biasanya di picu oleh penyakit hepatitis tipe B dan C.
selain itu, virus hepatitis ini juga berpeluang menimbulhan sirosis.karena itu,
tercatat 90% pengidap sirosis berpeluang besar mengidap kanker hati.
d. Kanker paru-paru
Kanker paru-paru menempati peringkat pertama yang banyak
memakan korban. dari seluruh data hampir 90% pengidap kanker paru-paru
meninggal dunia sedangkan 30% dari seluruh kematian di sebabkan oleh
kanker lainya. namun sebenar nya, pencegahan kanker paru-paru mudah di
lakukan. penelitian menunjukan bahwa penyebab kanker paru-paru adalah
asap rokok. adapun zat-zat karsinogen (pemicu kanker ) yang terkandung pada
rokok, yakni vinil chloride, benzo ( a ) pyrenes, dan nitroso-nor-nicotine.
sementara itu, zat lainnya yang lebih berbahaya di banding kan asap rokok
adalah zat-zat radioaktif. itupun jika di makan atau di hirup dalam kadar yang
cukup.
e. Kanker Leher Rahim
Kanker leher rahim biasa di sebut kanker serviks adalah kanker yang
terjadi pada daerah serviks uterus. biasanya, kanker ini terjadi pada wanita
yang telah berumur. akan tetapi, bukti statistik menunjukan bahwa leher rahim
dapat menyerang wanita yang berumur 20-30 tahun.
D. Patofisioligi
5
Mekanisme pembentukan neoplasma atau tumor ganas disebut dengan
Karsinogenesis. Karsinogenesis merupakan suatu proses multi-tahap. Sebagian besar
karsinogen sebenarnya tidak reaktif (prokarsinogen atau karsinogen proximate),
namun di dalam tubuh diubah menjadi karsinogen awal (primary) atau menjadi
karsinogen akhir (ultimate). Sitokrom P450 suatu mono-oksidase dependen retikulum
endoplasmik sering mengubah karsinogen proximate menjadi
intermediatedefisienelektron yang reaktif (electrophils). Intermediate (zat perantara)
yang reaktif ini dapat berinteraksi dengan pusat-pusat di DNA yang kaya elektron
(nucleophilic) untuk menimbulkan mutasi. Interaksi antara karsinogen akhir dengan
DNA semacam ini dalam suatu sel diduga merupakan tahap awal terjadinya
karsinogenesis kimiawi. DNA sel dapat pulih kembali bila mekanisme perbaikannya
normal, namun bila tidak sel yang mengalami perubahan dapat tumbuh menjadi tumor
yang akhirnya nampak secara klinis. Ko-karsinogen (promoter) sendiri bukan
karsinogen. Promoter berperan mempermudah pertumbuhan dan perkembangan sel
tumor dormant atau latent. Waktu yang diperlukan untuk terjadinya tumor dari fase
awal tergantung pada adanya promoter tersebut dan untuk kebanyakan tumor pada
manusia periode laten berkisar dari 15 sampai 45 tahun. (Smith, dkk. 2009)
E. Komplikasi Kanker
Kanker berbahaya saat menyebar dan akan merusak jaringan normal serta
mengambil alih zat nutrisi jaringan normal. Gangguan patologis dapat terjadi akibat
pengobatan dan efek sekunder dari pengobatan. Disfungsi fisiologis yang terjadi
akibat kanker diantaranya :
1. Kegagalan system imun dan hematopoisis
a. Leukemia dan limfoma
b. Kekambuhan infeksi, anemia, perdarahan
2. Gangguan Gastrointestinal dan fungsinya
a. Gangguan status nutrisi
b. Kontribusi dari anoreksia
c. Berkembang kaheksia, deficit nutrisi
d. Support nutrisi berkurang akibat pengobatan
3. Deficit motorik dan sensorik
a. Akibat kanker menyebar ke tulang dan menekan jaringan saraf
b. Bila ke tulang metastasis mengakibatkan fraktur, compresi mandibula
spinalis, hiperkalsemia
c. Nyeri efek kanker akibat gangguan tulang, kompresi saraf, inflitrasi
jaringan lunak, spasme otot, lymphodema, peningkatan tekanan intra cranial
6
dan myopathi, nyeri akibat terapi kanker, immobilisasi serta penyakit
muskuluskeletal
4. Penurunan fungsi respirasi
a. Akibat dari obstruksi saluran nafas dari tumor, penyebaran jaringan
lunak paru, atau blok aliran darah ke dada dan paru
b. Sesak dan edema paru
F. Pengobatan kanker
1. Pembedahan
Pembedahan adalah cara lama yang hingga saat ini masih digunakan dalam
menangani penderita kanker. Namun demikian cara pembedahan tidak senantiasa
memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan dalam arti penyembuhan
misalnya pada penderita yang mengalami metastase, resiko operasi lebih besar
daripada kankernya dan penderita yang cacat pasca bedah. Pada umumnya
pembedahan dilakukan pada penderita-penderita dengan tumor primer yang masih
dini atau pengobatan paliatif dekompresif.Akan tetapi diluar keganasan
hematologi untuk semua penderita kanker seyogyanya berkonsultasi terlebih
dahulu dengan ahli bedah sebelum melakukan tindakan lebih lanjut.
2. Radioterapi
Radioterapi umumnya dilakukan apabila secara lokal-regional pembedahan
tidak menjamin penyembuhan atau bilamana pembedahan radikal akan
mengganggu struktur serta fungsi dari organ yang bersangkutan. Berhasil tidaknya
radiasi yang akan diberikan tergantung dari banyak faktor antara lain sensitivitas
tumor terhadap radiasi, efek samping yang timbul, pengalaman dari radioterapist
serta penderita yang kooperatif. Seperti halnya pembedahan, radiasipun bisa
bersifat kuratif ataupun paliatif misalnya pada penderita-penderita metastase
tulang atau sindroma vena cava superior.
3. Kemoterapi
Pola berpikir dahulu penggunaan kemoterapi adalah untuk penderita kanker
yang sifatnya sistemik seperti leukemia atau penderita yang mengalami metastase
setelah pengobatan primer baik pembedahan maupun radiasi.Namun demikian
saat ini telah banyak diketahui.Bahwa pada penderita kanker sering terjadi
mikrometastase yang timbul secara dini yaitu pada penderita-penderita kanker
payudara yang disertai pembesaran kelenjar aksiler, pada kanker yang sangat
besar serta sistologis mempunyai derajat keganasan yang sangat tinggi. Disinilah
peran tambahan dari penggunaan kemoterapi. Pemberian kemoterapi dapat pula
bersifat kuratif maupun paliatif dan dapat pula berperan sistemik maupun
7
regional. Kemoterapi paliatif terutama diberikan pada penderita kanker stadium
lanjut yang tujuannya bukan penyembuhan tapi peningkatan kualitas hidup. Oleh
karenanya dalam memberikan kemoterapi paliatif harus dipikirkan benar-benar
dengan mempertimbangkan respect for outonomy (segala keputusan terletak pada
penderita), beneficial (yang kita berikan yakin bermanfaat), non malificent (yang
kita berikan tidak membahayakan) dan justice (bijaksana). Lama pemberian
kemoterapi paliatif berbeda dengan kemoterapi kuratif. Untuk kemoterapi paliatif
evaluasi dilakukan setelah siklus kedua. Bilamana setelah siklus kedua memberi
respon yang baik kemoterapi dapat dilanjutkan hingga 1 tahun. Apabila tidak
memberi respon bahkan merugikan (efek samping yang terlalu berat) perlu
dipertimbangkan untuk dihentikan.
4. Pengobatan kombinasi
Hal yang paling sering dijumpai adalah cara pengobatan kombinasi baik
pembedahan, radiasi ataupun kemoterapi. Oleh karena itu, penanganan kanker
yang paling baik adalah bilamana dilaksanakan secara terpadu antara “surgical
oncologist – radiation oncologist – medical oncologist.
8
mengurangi penderitaanya, sehingga kualitas hidup tetap dapat dipertahankan dan
meninggal dengan tenang dalam imam.
Kanker yang memasuki saat-saat terminal adalah kanker yang sudah dalam
tahap stadium lanjut yang artinya kondisi fisiknya sudah sangat buruk.Terdapat 4
stadium atau tahapan keganasan penyakit kanker, yaitu stadium I, II, III, dan IV.
Lebih jelasnya, tahapan kanker terbagi atas stadium Ia, Ib, dan IIa, yang disebut
dengan stadium kanker invasif dini, dan stadium IIb, stadium IIIa-IIIb, dan
stadium Iva- IVb atau stadium kanker invasif lanjut. Dan pasien-pasien yang
menjalani perawatan paliatif ialah pasien ber stadium IVa- IVb atau stadium
kanker invasif lanjut.
10
3) Karena reaksi orang lain terhadap penyakit pasien : seperti kecemasan,
ketakutan, amarah, merasa bersalah, depresi, antisipatoris, mengeluh
4) Membuat masalah antar pribadi menjadi lebih buruk dari sebelum sakit
5) Masalah pernikahan
6) Ketidak-sepakatan mengenai terapi anti kanker
b. Masalah Keluarga
Keluarga dari pasien yang terkena penyakit kanker akan rentan merasakan
ketegangan dan tekanan, baik secara psikis dan fisik. Akan terlihat lebih nyata
bila pasien dirawat di rumah tetapi bisa diseimbangkan dengan penyesuaian
diri lebih mudah setelah kematian pasien dan perasaaan dalam tenang sesuatu
yang bermanfaat dalam merawat pasien di rumah
1) Pergantian peran
Kondisi yang menurun, membuat tugas-tugas yang biasanya pasien
dapatkan didalam keluarga akan digantikan oleh orang lain terutama dalam
hal finansial, sehingga seorang pasien dapat merasa tidak berguna,
terisolasi dan depresi
2) Peran baru
Keluarga pasien mendapat peran baru dalam merawat pasien di rumah,
terutama dalam hal mengganti baju, keperluan toilet pasien yang
sebelumnya diajari oleh orang-orang yang lebih orofesional sehingga
keluarga tentang merasa cemas apabila ternyata terdapat kesalahan dalam
merawat pasien serta tidak dapat mengantiipasi masalah yang mungkin
muncul.
3) Koping mekanisme bagi yang tidak dapat menyesuaikan diri
Seperti halnya pasien individual, koping mekanismenya oleh keluarga
yangmemungkinkan menderita secar tertutup daripada menguranginya.
Sebuah keluarga yang terlalu melindungi memungkinkan untuk mencoba
untuk mem-blok komunikasi dari tim pelayanan kesehatan, membiarkan
pasien dengan kecemasan atau ketidakpastian dan perasaan terisolasi.
4) Kelelahan
Kelelahan secara psikologis dan fisik terjadi berulangkali didalam anggota
keluarga pasien yang tidak mungkin terselamatkan.
c. Peningkatan Masalah Fisik Dan Psikis Dengan Perkembangan
Penyakit
d. Kebutuhan Finansial Dan Hukum
12
terjadi pada saat ini.Adakalanya orang-orang tertentu ingin menyendiri untuk
mengumpulkan energi mental dan ingin membuat rencana masa depannya.
b. Tahap Penolakan
Pada tahap ini penolakan sering terjadi tidak saja pada penderita tetapi juga
pada keluarga.Untuk perawatan yang berkualitas sebaiknya keluarga diberi
penerangan-penerangan yang intensif agar timbul kesadaran dan tidak lari
darikenyataan.
c. Tahap Amarah
Pada tahap ini penderita marah-marah dan tidak jarang menyalahkan keluarga,
tim medis bahkan Tuhan atau takdir yang diterimanya. Kondisi yang
hipersensitif dan ledakan emosi tidak jarang menjemukan keluarga bahkan tim
medis, yang tidak jarang diakhiri dengan saling balas-membalas oleh anggota
tim.
d. Tahap Tawar-Menawar
Pada tahap ini tampak sekali penderita berada dalam konflik antar
“mengetahui” ajal mendekat dengan keinginan menyelesaikan tujuan
hidup.Dalam fase ini ada juga perasaan takut sekarat, takut mati dan takut
pergi sendirian.Untuk itu masukan-masukan keagamaan sudah harus
diperhatikan.
e. Tahap Depresi
Disini penderita pasif sekali bahkan ada yang melakukan penelantaran diri
bahkan percobaan bunuh diri.Pada umumnya untuk para Dokter, ini adalah
“tanda-tanda” ajal makin mendekat.Adakalanya dalam keadaan depresi,
orangorang ingin menyendiri untuk mengumpulkan sisa tenaga dan pemikiran
membuat keputusan yang tepat.
f. Tahap Pasrah
Sebetulnya bila seseorang mendekati ajalnya maka ia akan sampai ke tahap
pasrah. Pada tahap ini bila ia masih memiliki kekuatan fisik dan kejernihan
berpikir maka masih ada harapan untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Lebih lanjut lagi, Ross (dalam Zastrow, 1996) mencatat bahwa tidak setiap
orang akan mengalami kemajuan ketika melewati tahap-tahap tersebut,
seringkali terjadi perubahan yang amat tidak diduga dan malah mengalami
kemunduran ke tahap sebelumnya. Misalnya, seorang pasien akan dapat
mengatasi tahap penolakan menjadi depresi, menjadi kegusaran dan
kemarahan, dan kembali lagi ke penolakan, kemudian menjadi tawar-
menawar, depresi, dan selanjutnya.
13
Ketakutan seorang pasien paliatif stadium lanjut biasanya telah masuk dalam
tahapan early adulthood dan middle age. Terkait dengan tugas perkembangan
yang dimiliki oleh individu itu, maka kematian mendadak seseorang yang berusia
produktif lebih sulit diterima karena tiga alasan:
a. Masyarakat tidak memiliki waktu untuk menyiapkan diri akan
kematiannya.
b. Masyarakat merasa bahwa kematian mendadak di masa produktif
merupakan suatu kesedihan yang amat sangat sebab orang tersebut belum
dapat menikmati hal-hal yang baik dalam kehidupan.
c. Masyarakat tidak memiliki kesempatan untuk melakukan hubungan
“penutupan”: masyarakat mungkin merasa bahwa mereka tidak memiliki
kesempatan untuk menyelesaikan konflik antarpribadi yang terjadi antara
mereka.
J. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pasien yang dijadwalkan untuk pengobatan kanker dengan terapi radiasi dapat
mengalami berbagai kecemasan, ketakutan, dan masalah lainnya. Pengkajian
keperawatan merupakan langkah pertama dalam menentukkan status fisik dan
emosi pasien, termasuk persepsinya mengenai efek pengobatan radiasi terhadap
penyakitnya dan yang diharapkannya. Pengkajian ini dapat membantu
memprioritaskan kebutuhan pasien, termasuk aspek-aspek ketika pasien
memerlukan penyuluhan kesehatan yang harus diberikan sebelum terapi dimulai.
a. Data subjektif.
16
Perawat mengkaji pengetahuan pasien tentang penyakitnya dan tujuan
terapi radiasi. Apakah terapi radiasi hanya digunakan untuk penyembuhan atau
paliatif. Perawat perlu menggali informasi mengenai pengetahuan pasien dan
keluarga akan radioterapi, lamanya pelaksanaan terapi, dan bagian tubuh yang
harus diradiasi. Dari wawancara ini, perawat dapat juga mengidentifikasi
pengertian keliru atau salah informasi yang diperoleh pasien dan keluarga.
Perawat harus mengklarifikasi segera informasi yang keliru itu. Dengan
memeriksa catatan pasien, perawat dapat mengetahui apakah pasien pernah
mengalami terapi radiasi dan persepsinya tentang terapi radiasi tersebut, efek-
efek samping yang pernah dialaminya. Perawat perlu juga mengetahui system
pendukung pasien.
b. Data objektif.
Catatan pasien adalah sumber utama informasi-informasi tentang tipe
kanker yang dialaminya, stadium kanker, terapi yang pernah diberikan dan
hasil dari terapi tersebut. Perawat perlu mengkaji status fisik dan emosi pasien
yang sekarang. Adanya penyakit kronis, seperti artritis, perlu juga digali
karena dapat mempersulit jalannya terapi. Pasien dengan artritis dapat sulit
mengambil posisi yang tepat dan mempertahankan posisi tersebut karena
merasa nyeri. Pasien dengan masalah jantung dapat mengalami kesulitan
mempertahankan pasien telentang.
Status nutrisi juga harus digali. Status yang tidak adekuat harus
diperbaiki. Nutrisi yang buruk dengan penurunan berat badan dapat membuat
pasien tidak kuat menjalani terapi radiasi sampai selesai.
Keadaan kulit pasien harus diperhatikan, terutama yang akan terkena
radiasi sebelum terapi dimulai. Kulit yang utuh merupakan benteng utama
tubuh. Kulit yang tidak utuh terdapat lecet, goresan, luka atau masalah
dermatologis yang lain harus dilaporkan. Efek radiasi pada tubuh adalah
kumulatif. Oleh karena itu, juga bagian tubuh yang sama harus diberi radiasi
ulang, kulitnya akan menjadi lebih rawan terhadap radiasi dibandingkan
dengan kulit yang tidak pernah terkena radiasi.
Usia adalah factor yang juga perlu diperhatikan, terutama pada pasien
dengan umur 65 tahun keatas. Telah diketahui bahwa individu lansia memiliki
system imun yang menurun, regenerasi sum-sum tulang yang memerlukan
waktu lama dan lebih cepat lelah. Selain itu, elastisitas kulit yang sudah
17
banyak berkurang sehingga perlu waktu untuk pemulihan jika terjadi trauma
akibat radiasi.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan ditentukan dari analisis data. Termasuk dalam
diagnosis keperawatan, antara lain :
a. Deficit pengetahuan yang berhubungan dengan kurang atau tidak
adanya pengetahuan tentang efek-efek radiasi pada sel-sel kanker dan tubuh
serta informasi tentang hasil yang diharapkan dari terapi, tidak siap untuk
menerima informasi, sikap tidak acuh terhadap informasi yang diberikan.
b. Resiko kerusakan intergritas kulit yang berhubungan dengan efek
radiasi pada kulit, deficit nutrisi, lansia.
4. Evaluasi
a. Pasien dapat menjelaskan dengan tepat rasional pemakaian terapi
radiasi untuk mengobati kanker (penyembuhan, paliatif, atau tambahan
[adjuvant] untuk pembedahan, kemoterapi).
b. Pasien dapat menyebutkan dengan benar berapa kali radiasi dilakukan,
daerah tubuh yang diradiasi dan pentingnya menyelesaikan terapi radiasi.
c. Pasien mampu mendemotrasikan dengan benar cara merawat kulit,
dapat menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan sekitar perawatan kulit,
dapat mempertahankan keutuhan kulit (tidak ada luka, lecet, goresan, dan
lainnya).
d. Pasien mengungkapkan dapat tidur selama 8 jam setiap malam; dapat
makan makanan tinggi kalori, protein, dan korbohidrat.
19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
20
DAFTAR PUSTKA
Baradero Sr. Mary. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Kanker. EGC. Jakarta
Smith RA, Cokkinides V, Brawley OW. Cancer screening in the United States, 2009: a review
of current American Cancer Society guidelines and issues in cancer screening. CA
Cancer J Clin 59:27, 2009. Review.
21