Anda di halaman 1dari 29

KONSEP KEPERAWATAN PALIATIF DAN MENJELANG AJAL

Diajukan untuk pemenuhan tugas Mata Kuliah Keperawatan paliatif


Dosen : Lia Nurlianawati, S.Kep,.NERS.,M.Kep.

Disusun Oleh Kelompok 6

1. Ikbal Akbar A (AK.1.17.020)


2. Nurul Aini (AK.1.17.030)
3. Latifah Rahmawati (AK.1.17.024)
4. Roni Romdoni (AK.1.17.033)
5. Syahra Nafisah (AK.1.17.086)
6. Wahyu Eka S (AK.1.17.044)
7. Yoga suara (AK.1.16.158)

FAKULTAS KEPERAWATAN

PRODI SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat-Nya, kami yang masih dalam tahapan belajar ini dapat
menyelesaikan makalah “keperawatan paliatif” ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
diharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah kami ini untuk ke
depannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.

Bandung , 26 januari 2020

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 .......................................................................................................................................5
PENDAHULUAN ...................................................................................................................5
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 5
B. Tujuan ........................................................................................................................... 7
C. Ruang Lingkup.............................................................................................................. 7
D. Metode Penulisan .......................................................................................................... 7
BAB II ......................................................................................................................................8
LANDASAN TEORI ..............................................................................................................8
A. Pengertian Paliatif Care ................................................................................................ 8
B. Tujuan Perawatan paliatif ............................................................................................. 9
C. Prinsip Perawatan Paliatif Care..................................................................................... 9
D. Hak-Hak Penderita ...................................................................................................... 10
E. Dimensi kualitas hidup................................................................................................ 10
F. Model/Tempat Perawatan Paliatif Care ...................................................................... 11
G. Peran Fungsi Perawat pada Asuhan Keperawatan Paliatif.......................................... 11
I. Paliatif Care Plan ........................................................................................................ 11
J. Konsep Complementary dan Alternatif Terapi ........................................................... 12
K. Tipe Terapi Alternatif dan Komplementer ................................................................... 13
L. Jenis-jenis Terapi yang Dapat Diakses Keperawatan ................................................... 18
M. Peran Keperawatan dalam Terapi Alternatif dan Latihan .......................................... 26
BAB III...................................................................................................................................27
PENUTUP..............................................................................................................................27
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 27
B. Saran .......................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................28

iii
iv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu penyakit yang belum bisa disembuhkan adalah kanker, kanker
adalah proses yang bermula ketika abnormal diubah oleh mutase genetic dan
DNA seluler. Pada saat stadium akhir yaitu stdium IV terjadi penurunan yang
sangat signifikan di dalam fisik, social dan spiritual. Salah satu penyakit yang
belum bisa diesembuhkan adalah kanker, Knaker adalah proses yang bermula
ketika sel abnormal diubah mutasi genetic dari DNA seluler. Sel abnormal ini
membentuk klo dan mulai berproliferasi secara abnormal, sel-sel dapat
terbawa karena lain dalam tubuh untuk metastase (penyebaran kanker) pada
bagian tubuh yang lain (Brunner and Suddart, 2011).
Sel abnormal ini membentuk Menurut Aziz (2005) penderita kanker
terbanyak di Indonesia adalah kanker servik, merupakan urutan pertama
dengan jumlah 3686 (17,85%). Sementara itu, secara keseluruhan di seluruh
kanker di dunia kanker serviks meruopakan peneybab kematian ke dua
dengan perkiraan kasus baru 510.000 dan 288.000 diantaranya meninggal
(Jemal,2006). Berdasarkan data Depkes Profil kesehatan 2007 (2008) dari 10
jenis kanker terbanyak di Indonesia kanker payudara merupakan urutan
pertama dengan jumlah 8.328 pasienn (19,64), kanker serviks uteri merupakan
ururtan kedua jumlah 4649 pasien (11,07%). Kejadian kanker serviks uteri di
Jawa tengah pada tahun 2009 sebesar 9.113 kasus (37.65%) dari 24.204 kasus
semua kanker (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009). Dapat
disimpulkan bahwa kanker serviks merupakan penyakit terbanyak ke dua
setelah kanker payudara, namun merupakan penyebab kematian ke dua dari
seluruh dunia.

5
Salah satunya paliatif yang merupakan bagian penting dalam perawatan
pasien terminal yang dapat dilakukan secara sederhana.metode yang dilkukan
adalah mengulas literatur keperawatan dan kedokteran dengan menggunakan
15 jurnal yang menggunakan pasien kanker stdiumm IV. Berdasarkan
kepeutusan menteri kesehatan RI Nomor :812/kemenkes/SK/VII 2007
meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan
baik pada dewasa dan anak seperti penyakit kanker, penyakit degenerative,
penyakit paru obstruktif kronis, cytis fibrosis, stroke, Parkinson gagal jantung,
penyakit genetika dan penyakit infeksi seperti HIV/AIDS. Salah satu penyakit
yang kita ambil sekarang adalah knker karena kanker merupakan salah satu
penyakit yang belum bias disembuhkan, berbgai masalah fisik yang muncul
yaitu sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan aktivitas tetai juga
mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang mempemgaruhi kualitas
hidup pasien dan keluarganya . Perawatan paliatif merupakan bagian penting
dalam perawatan pasien yang terminal yang dapat dilakukan secara sederhana
sering kali prioritas utama adalah kualitas hidup dan bukan kesembuhan dari
penyakit pasien. Tujuan perawatan paliatif adalah meningkatkan kualitas
hidup dan menganggap kematian sebagai prose normal, tidak mempercepat
atau menunda keamatian, menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang
mengganggu, menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual, mengusahakan
agar penderita tetap aktif sapai akhir hayatnya dan dan
mengusahakanmembantu mengatasi duka cita pada keluarga. Namun masih
jarang terdapat perawatan paliatif dirumah sakit berfokus kepada kuratif,.
Sedangkan perubahan pada fisik social dan spiritual tidak bisa intervensi .
Reaksi emosional tersebut ada lima yaitu denail, anger, bergaining, depression
dan acceptance (Kubler-Ross,2003).
Undang-undang Kesehatan No. 36/2009 menyapaikan bahwa kesehatan
adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental spiritual maupun sosial dan
ekonomis. Sakit adalah gangguan keseimbangan status kesehatan baik secara
fisik, mental, intelektual, sosial dan spiritual (Kozier, 2010). Prevalensi
penyakit tidak menular di Indonesia seperti tumor merupakan penyakit urutan
keempat (4,3 per mil), sedangkan tumor ganas yang merupakan penyebab

6
kematian semua tumor. Sebagian dari penderita penyakit tumor ganas akan
masuk pada stadium lanjut diamana pasien tidak lagi merespon terhadap
tindakan kuratif (Riset Kesehatan Dasar, 2009)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan diadakannya masalah ini dan pembahasan semoga mahasiswa S1
Keperawatan dapat memahami dan menerapkan keperawatan paliatif
dalam dunia keperawatan. Mahasiswa mampu menjelaskan perspektif
keperawatan dan konsep keperawatan paliatif.

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian Perawatan Paliatif
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dari Perawatan Paliatif
c. Mahasiswa mampu menjelaskan lingkup Perawatan Paliatif
d. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip Perawatan Paliatif
e. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis Perawatan Paliatif
f. Mahasiswa mampu menjelaskan model / tempat Perawatan Paliatif
g. Mahasiswa mampu menjelaskan peran Fungsi Perawat pada Asuhan
Keperawatan Paliatif
h. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip asuhan Perawatan Paliatif

C. Ruang Lingkup
Dalam makalah ini hanya membatasi bagaimana konsep perawatan paliatif
sehingga mahasiswa mampu menjelaskannya.

D. Metode Penulisan
Dalam pembuatan ini kami menggunakan tehnik studi kepustakaan yaitu
mempelajari buku-buku sumber utk memperoleh bahan-bahan ilmiah yang
berhubungan dengan penulisan makalah, mengambil bahan dari internet
berupa jurnal keperawatan.

7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Paliatif Care

Perawatan paliatif berasal dari kata palliate (bahasa inggris) berarti


meringankan, dan “Palliare” (bahsa latin yang berarti “menyelubungi”-penj),
merupakan jenis pelayanan kesehatan yang berfokus untuk meringankan
gejala klien, bukan berarti kesembuhan.

Perawatan paliatif care adalah penedekatan yang bertujuan memperbaiki


kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan
dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, mealaui pencegahan dan
membantu meringankan penderitaan, identifikasi dini dan penilaian yang tertib
serta penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik, psikososial dan spiritual
(WHO 2011).

Perawatan paliatif adalah semua tindakan aktif guna meringankan beban


penderita kanker terutama yang tidak mungkin desembuhkan tetapi juga pada
penderita yang mempunyai harapan untuk sembuh bersama-sama dengan
tindakan kuratif (Menghilangkan nyeri dan keluhan lain serta perbaikan dalam
bidang psikologis, sosial dan spiritual). (Depkes Pedoman Knker Terpadu
Paripurna 1997).

Perawatan paliatif adalah semua tindakan aktif guna meringankan beban


penderita, terutama yang tak mungkin disembuhkan. Tindakan kuratif yang
dimaksud antara lain menghilangkan nyeri dan keluhan lain, serta
mengupayakan perbaikan dalm aspekpsikologis, sosial dan spiritual.

Paliatif care (Perawatan paliatif) adalah pendekatan yang meningkatkan


kualitas hidup pasien dan keluarga mereka dalam menghadapi masalah yang
terkait dengan penyakit yang mengancam jiwa, melalui penceghan-
pencegahan sempurna dan pengobatan rasa sakit masalah lain, fisik,
psikososial, spirirtual (kemenkes RI Nomor 812, 2007).

8
B. Tujuan Perawatan paliatif

Tujuan dari perawatan palliative adalah untuk mengurangi penderitaan


pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga
memberikan support kepada keluarganya.

Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum


meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual, tidak stres
menghadapi penyakit yang dideritanya.

Perawatan paliatif meliputi :

1. Menyediakan bantuan dari rasa sakit dan gejala menyedihkan lainnya


2. Menegaskan hidup dan memepercepat atau menunda kematian.
3. Mengntegrasikan aspek-aspek psikologis dan spiritual perawatan pasien
4. Tidak mempercepat atau memperlambat kematian
5. Meredakan nyeri dan gejala fisik lain yang mengganggu
6. Menawarkan sistem pendukung untuk membantu keluarga menghadapi
penyakit pasien dan kehilangan mereka.

C. Prinsip Perawatan Paliatif Care

Menghormati atau menghargai martabat dan harga diri dari pasien dan
keluarga pasien, Dukungan untuk caregiver, Palliateve care merupakan accses
yang competent dan compassionet, Mengembangkan professional dan social
support untuk pediatric palliative care, Melanjutkan serta mengembangkan
pediatrik palliative care melalui penelitian dan pendidikan (Ferrell, & Coyle,
2007: 52)

Perawatan paliatif berpijak pada pola dasar berikut ini :

1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai


proses yang normal
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu.

9
4. Menjaga keseimbangan psikologis, sosial dan spiritual.
5. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya
6. Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga.
7. Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan
keluarganya
8. Menghindari tindakan yang sia-sia

D. Hak-Hak Penderita
1. Tahu status kesehatannya
2. Ikut serta merencanakan perawtan
3. Dapat informasi tindakan invasif
4. Pelayanan tanpa diskriminasi
5. Dirahasiakan oenyakitnya
6. Dapat bekerja dan dapat produktif
7. Berkeluarga
8. Perlindungan asuransi
9. Pendidikan yang layak

E. Dimensi kualitas hidup


Dimensi dari kualitas hidup menurut Jennifer J. Clinch, Deborah Dudgeeon
dan Harvey Scipper (1999) adalah :

1. Penaganan permasalah kondisi fisik (gejala dan nyeri)


2. Kemampuan fungsional dalam beraktifitas
3. Kesejahteraan keluarga
4. Kesejahteraan emosional
5. Spiritual
6. Fungsi sosial
7. Kepuasan pada layanan terapi (termasuk pendanaan)
8. Orientasi masa depan (rencana dan harapan)
9. Seksualitas (termasuk “body image”)
10. Fungsi okupasi

10
F. Model/Tempat Perawatan Paliatif Care
1. Rumah sakit, (Hospice hospital care), Poliklinik, Rawat singkat, Rawat
Inap
2. Rumah (Hospice home care)
3. Hospis (Hospice care)
4. Praktek bersama , Tim/ kelompok perawatan paliatif

G. Peran Fungsi Perawat pada Asuhan Keperawatan Paliatif


1. Pelaksana perawat : pemberi asuhan keperawatam, penddikan kesehatan,
koordinator, advokasi, kolaborator, fasilitator, modifikasi lingkungan.
2. Pengelola : manajer kasus, konsultan, koordinasi
3. Penddik : Di pendidikan / dipelayanan
4. Peneliti

H. Prinsip Asuhan Perawatan Paliatif


1. Melakukan pengkajian dengan cermat, mendengarkan keluhan dengan
sungguh-sungguh
2. Menetapkan diagnosa / masalah keperawatan dengan tepat
3. Merencanakan asuhan keperawatan
4. Melaksanakan tindakan / asuhan keperawatan
5. Mengevaluasi perkembangan pasien secara cermat

I. Paliatif Care Plan


Melibatkan seorang partnerhip antara pasien, keluarga, orang tua, teman
sebaya dan petugas kesehatan yang profesional. Support fisik, emosional,
psikososial dan spiritual khususnya, melibatkan pasien pada self care, pasien
memerlukan atau membutuhkan gambaran dan kondisi (kondisi penyakit
terminalnya) secara bertahap, tepat dan sesuai, Menyediakan diagnostic atau
kebutuhan intervensi terapeutik guna memperhatikan/memikirkan konteks
tujuan dan pengaharapan dari pasien dan keluarga (Doyle, Hanks and
Macdonald, 2003: 42).

11
J. Konsep Complementary dan Alternatif Terapi
Terapi non-konvensional merupakan salah satu dari terapi medis alternatif
atau komplementer. Terapi komplementer (complementary therapies)
adalah semua terapi yang digunakan sebagai tambahan untuk terapi
konvensional yang direkomendasikan oleh penyelenggaraan pelayanan
kesehatan individu (Perry, Potter, 2009). Definisi CAM yang disepakati
adalah suatu bentuk penyembuhan yang bersumber pada berbagai sistim,
modalitas dan praktek kesehatan, yang didukung oleh teori dan
kepercayaan. Termasuk didalamnya latihan atau usaha untuk
menyembuhkan diri sendiri. CAM digunakan untuk mencegah dan
menyembuhkan penyakit atau juga untuk meningkatkan taraf kesehatan.

Walaupun demikian ada perbedaan antara alternatif dan komplementer.


Terapi alternatif adalah terapi di luar terapi konvensional. Sementara
komplementer berarti pelengkap bagi terapi konvensional yang ada dan
telah terbukti bermanfaat. Terapi alternatif (alternative therapies) meliputi
intervensi yang sama dengan terapi komplementer, tetapi sering kali
menjadi pengobatan primer yang mengganti pelayanan medis alopatik.
Kedua terapi alternatif dan komplementer bervariasi derajatnya di mana
mereka cocok dengan pengobatan alopatik.

Dasar Hukum Pelayanan Pengobatan Komplementer-Alternatif antara lain


:
1. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

a. Pasal 1 butir 16 Pelayanan kesehatan tradisional adalah


pengobatan dan atau perawatan dengan cara dan obat yang
mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara
empiris yang dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat

b. Pasal 48 Pelayanan kesehatan tradisional

c. Bab III Pasal 59 s/d 61 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisonal

12
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI, No. : 1076/Menkes/SK/2003
tentang pengobatan tradisional.
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI, No. : 1109/Menkes/Per/IX/2007
tentang penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif di
fasilitas pelayanan kesehatan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI, No. 120/Menkes/SK/II/2008
tentang standar pelayanan hiperbarik.
5. Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, No.
HK.03.05/I/199/2010 tentang pedoman kriteria penetepan metode
pengobatan komplementer – alternatif yang dapat diintegrasikan di
fasilitas pelayanan kesehatan.

K. Tipe Terapi Alternatif dan Komplementer


6. Sistem medis alternatif. Dibangun di antara sistem teori dan praktik yang
lengka.

a. Akupuntur
Suatu metode tradisional china yang menghasilkan analgesia
atau perubahan fungsi sistem tubuh dengan cara memasukan jarum
tipis di sepanjang rangkaian garis atau jalur yang disebut meridian.
Manipulasi jarum langsung pada meridian energi akan
mempengaruhi organ internal dalam dengan pengalihan qi (shi).

b. Ayurveda
Sistem pengobatan tradisional hindu yang digunakan di India
sejak abad pertama AD. Suatu kombinasi obat seperti herbal, obat
pencahar, dan minyak gosok untuk mengobati penyakit.

c. Pengobatan Homeopatik
Sistem pengobatan medis didasari pada teori bahwa penyakit
tertentu dapat diobati dengan memberikan dosis kecil substansi
yang pada individu sehat akan menghasilkan gejala seperti
penyakit. Substansi yang dianjurkan tersebut adalah obat yang
dibuat dari tumbuh-tumbuhan alami, hewan, atau substansi
mineral.
13
d. Praktik Amerika Latin
Sistem medis curanderismo, di mana memasukan suatu model
humonal untuk mengklasifikasikan makanan, aktifitas, obat-
obatan, dan penyakit serta rangkaian penyakit masyarakat.

e. Praktik Amerika Asli


Terapi termasuk keringat dan pembersihan, obat-obatan herbal,
dukun sihir (dukun membuat hubungan dengan roh untuk
menanyakan petunjuk dalam memberikan pengobatan kepada
individu).

f. Pengobatan Naturopatik
Sistem terapeutik didasarkan pada makanan alami, cahaya,
kehangatan, pijatan, air segar, olahraga teratur, dan menghindari
pengobatan. Mengenali kemampuan penyembuhan alami tubuh.
Pengobatan menggabungkan terapi tradisional alami dengan ilmu
pengetahuan diagnostik terkini termasuk pengobatan botanikal
(tumbuh-tumbuhan).

g. Pengobatan tradisional China (Asian)


Kumpulan teknik dan metode sitematik termasuk akupuntur,
pengobatan herbal, pijatan, akupresur, muxibistion
(menggunakan panas dari herbal yang dibakar).
7. Terapi secara Biologis. Menggunakan Substansi dari Alam, seperti
Herbal, Makanan, dan Vitamin.

a. Zona
Program diet yang memerlukan makanan berprotein,
karbohidrat, dan lemak dalam perbandingan 30:40:30% kalori
dari protein, 40% dari karbohidrat, dan 30% dari lemak.
Digunakan untuk menyeimbangkan insulin dan hormon lain
untuki kesehatan yang optimal.

b. Diet Makribiotik
Diutamakan diet vegetarian (tidak ada produk hewan kecuali
ikan ). Awalnya digunakan dalam manajemen berbagai kanker.
14
Penekanan pada semua biji-bijian padi, sayur-sayuran, dan
makanan yang tidak diawetkan.

c. Pengobatan ortomelekular (megavitamin)


Meningkatkan masukan nutrisi seperti vitamin C dan beta
karoten. Diet mengobati kanker, skizofrenia, penyakit autis, dan
penyakit kronis tertentu seperti hiperkolesterolemia dan
penyakit arteri koroner.

d. European phytomedicines
Produk yang dikembangkan di bawah kontrol kualitas yang
ketat pada pabrik farmasi yang berpengalaman, dibungkus
secara profesional dalam tablet atau kapsul. Contoh obat-
obatan herbal yang telah diteliti dengan baik adalah gingko
biloba, susu dari tanaman liar, dan bilberry.

e. Obat-obatan tradisional herbal China


Lebih dari 50.000 jenis tabaman obat, banyak yang telah
diteliti secara luas. Herbal dipertimbangkan sebagai tulang
belakang pengobatan.

f. Herbal Ayuveda sistem herbal tradisional Hindu yang telah


digunakan lebih dari 2000 tahun.

8. Manipulasi dan Metode Didasari Tubuh-Didasari pada Manipulasi


dan/ atau Pergerakan dari Satu atau lebih Bagian Tubuh

a. Akupresur
Teknik terapeitik mempergunakanj tekanan digital dalam
cara tertentu pada titik yang dibuat pada tubuh untuk
mengurangi rasa nyeri, menghasilkan analgesia, atau mengatur
fungsi tubuh.

b. Pengobatan kiropraktik
Sistem terapi yang melibatkan manipulasi kolumna spinalis
dan memasukan fisioterapi dan terapi diet.

15
c. Metode Feldenkrais
Terapi alternatif yang didasarkan pada citra tubuh yang baik
melalui perbaikan pergerakan tubuh. Teknik ini
mengintegrasikan pemahaman fisika tentang pola pergerakan
tubuh dengan kewaspadaan seseorang dalam mempelajari
gerak, sikap, dan interaksi.

d. Tai Chi
Teknik yang menggabungkan pernapasan, gerakan,
dan meditasi untuk membersihkan, memperkuat, dan
sirkulasi energi dan darah kehidupan yang penting. Terapi
merangsang sistem imun dan mempertahankan keseimbangan
internal dan eksternal.

e. Terapi pijat
Manipulasi jaringan ikat melalui pukulan, gosokan, atau
meremes untuik meningkatkan sirkulasi, memperbaiki sifat otot,
dan relaksasi.

f. Sentuhan ringan

Sentuhan pada klien dengan cara yang tepat dan halus untuk
membuat hubungan, menunjukan penerimaan, dan memberikan
penghargaan.
9. Intervensi Tubuh dan Pikiran-Menggunakan Berbagai Teknik
yang Dibuat untuk Meningkatkan Kapasitas Pikiran untuk
Memengaruhi Tubuh

a. Terapi Seni
Penggunaan seni untuk mendamaikan konflik
emosional, meningkatkan kewaspadaan diri, dan
mengungkapkan masalah yang tidak dikatakan dan disadari
klien tentang penyakit mereka.

b. Umpan balik biologis


Suatu proses yang memberikan individu dengan informasi

16
visual dan suara tentang fungsi fisiologis otonom tubuh, seperti
tegangan otot, suhun tubuh, dan aktivitas gelombang otak,
melalui penggunaan alat-alat.
10. Intervensi Tubuh-Pikiran-Menggunakan Berbagai Teknik yang
Dibuat untuk Meningkatkan Kapasitas Pikiran guna Memengaruhi
Fungsi dan Gejala Tubuh

a. Terapi dansa
Sarana memperdalam dan memperkuat terapi karena
merupakan ekspresi langsung dari pikiran dan tubuh. Terapi ini
mampu mengobati individu dengan masalah sosial,
emosional, kognitif, atau fisik.

Terapi pernapasan Menggunakan segala jenis pola


pernapasan untuk merelaksasi, memperkuat, atau membuka
jalur emosional.

b. Imajinasi terbimbing
Teknik terapeutik untuk mengobati kondisi patologis
dengan berkonsentrasi pada imajinasi atau serangkaian gambar.

c. Meditasi
Praktik yang ditujukan pada diri untuk merelaksasi tubuh dan
menenangkan pikiran menggunakan ritme pernapasan yang
berfokus.

d. Terapi musik
Menggunakan musik untuk menunjukan kebutuhan
fisik, psikologis, kognitif, dan sosial individu yang menderita
cacat dan penyakit. Terapi memperbaiki gerakan dan atau
komunikasi fisik, mengembangkan ekspresi
emosional, memperbaiki ingatan, dan mengalihkan rasa nyeri.

e. Usaha pemulihan (doa)


Berbagai teknik yang digunakan dalam budaya
menggabungkan pelayanan, kesabaran, cinta, atau empati

17
dengan target doa.

f. Psikoterapi
Pengobatan kelainan mental dan emosional dengan teknik
psikologi.

g. Yoga
Teknik yang berfokus pada susunan otot, postur,
mekanisme pernapasan, dan kesadaran tubuh. Tujuan
yoga adalah memperoleh kesejahteraan mental dan fisik
melalui pencapaian kesempurnaan tubuh dengan olahraga,
mempertahankan postur tubuh, pernapasan yang benar, dan
meditasi.

h. Terapi Energi-Melibatkan Penggunaan Medan Energi


a. Terapi Reiki
b. Terapi yang berasal dari praktik Buddha kuno di mana
praktisi menempatkan tangannya pada atau di atas bagian
tubuh dan memindahkan “energi kehidupan semesta”
kepada klien. Energi ini memberikan kekuatan.

c. Sentuhan terapeutik
Pengobatan melibatkan pedoman keseimbangan energi praktisi
dalam suatu cara yang disengaja terhadap semua klien. Termasuk
peletakan tangan praktisi pada atau dekat tubuh klien (Perry,
Potter,2009).

L. Jenis-jenis Terapi yang Dapat Diakses Keperawatan


Beberapa terapi dan teknis medis alternatif dan komplementer
bersifat umum dan menggunakan proses alami (pernapasan, pikiran
dan konsentrasi, sentuhan ringan, pergerakan, dan lain-lain) untuk
membanti individu merasa lebih baik dan beradaptasi dengan kondisi
akut dan akut. Berikut jenis-jenis terapi yang dapat diakses
keperawatan, yaitu :
a. Terapi Relaksasi
Respon relaksasi merupakan bagian dari penurunan umum
18
kognitif, fisiologis, dan stimulasi perilaku. Relaksasi juga
melibatkan penurunan stimulasi. Proses relaksasi memperpanjuang
serat otot, mengurangi pengiriman impuls neural ke otak, dan
selanjutnya mengurangi aktivitas otak juga sistem tubuh lainnya.
Relaksasi membantu individu membangun keterampilan kognitif
untuk mengurangi cara yang negatif dalam

merespon situasi dalam lingkungan mereka. Keterampilan


kognitif adalah seperti sebagai berikut :

1. Fokus (kemampuan untuk mengidentifikasi, membedakan,


mempertahankan perhatian pada, dan mengembalikan
perhatian pada rangsangan ringan untuk periode yang lama).

2. Pasif (kemampuan untuk menghentikan aktivitas analisis dan


tujuan yang tidak berguna).

3. Kesediaan (kemampuan untuk menoleransi dan menerima


pengalaman yang tidak pasti, tidak dikenal, atau berlawanan).

Tujuan dari relaksasi jangka panjang adalah agar individu


memonitor dirinya secara terus-menerus terhadap indikator
ketegangan, serta untuk membiarkan dan melepaskan dengan sadar
ketegangan yang terdapat di berbagai bagian tubuh.
b. Meditasi dan Pernapasan
Meditasi adalah segala kegiatan yang membatasi masukan
rangsangan dengan perhatian langsung pada suatu rangsangan yang
berulang atau tetap (Rakel dan Faas, 2006). Ini merupakan terminasi
umum untuk jangkauan luas dari praktik yang melibatkan relaksasi
tubuh dan ketegangan pikiran. Menurut Benson, komponen relaksasi
sangat sederhana, yaitu : (1) ruangan yang tenang, (2) posisi yang
nyaman, (3) sikap mau menerima, dan (4) fokus perhatian. Praktik
meditasi tidak membutuhkan seorang pengajar, banyak individu
mempelajari prosesnya dari buku atau kaset, dan mudah untuk
diajarkan (Fontaine, 2005). Sebagian besar teknik meditasi

19
melibatkan pernapasan, biasanya pernapasan perut yang dalam,
relaks, dan perlahan. Meditasi menimbulkan keadaan santai,
menurunkan konsumsi oksigen, mengurangi frekuensi pernapasan
dan denyut jantung, serta menghasilkan laporan penurunan
kecemasan. Ada banyak indikasi untuk meditasi, diantaranya adalah
sebagai berikut

1. Kecemasan atau suasana yang menegangkan


2. Rasa kehilangan yang kronis
3. Sindroma kelelahan kronis
4. Rasa nyeri kronis
5. Penyalahgunaan obat (alkohol atau tembakau)
6. Hipertensi
7. Kegelisahan
8. Harga diri rendah atau menyalahkan diri
9. Depresi ringan
Meskipun meditasi telah menunjukan perbaikan dalam bebragai
penyakit psikologis, meditasi merupakan kontraindikasi bagi
beberapa individu. Sebagai contoh, individu yang memiliki
ketakutan akan kehilangan kontrol dapat menerima meditasi
sebagai bentuk pengontrolan pikiran dan mungkin menolak untuk
mempelajari teknik tersebut.
c. Imajinasi
Imajinasi atau teknik visualisasi yang menggunakan
kesadaran pikiran untuk menciptakan gambaran mental agar
menstimulasi perubahan fisik dalam tubuh, memperbaiki
kesejahteraan, dan meningkatkan kesadaran diri. Biasanya
imajinasi dikombinasi dengan beberapa bentuk latihan relaksasi
yang memfasilitasi efek dari teknik relaksasi. Imajinasi bersifat
ditujukan pada diri, di mana individu menciptakan gambaran
mental dirinya sendiri, atau bersifat terbimbing, dimana selama
seorang praktisi memimpin individu melalui skenario tertentu.

Imajinasikan sering menimbulkan respons psikofisiologis yang


20
kuat seperti perubahan dalam fungsi imun (Fontaine, 2005).
Banyak teknik imajinasi melibatkan imajinasi visual, tapi mereka
juga melibatkan indera pendengaran, proprioseptif, pengecap, dan
penciuman. Visualisasi kreatif adalah satu bentuk imajinasi yang
ditujukan pada diri yang didasari pada prinsip hubungan tubuh-
pikiran. Imajinasi memiliki aplikasi pada sejumlah populasi klien.
Imajinasi telah digunakan untuk visualisasi sel kanker yang telah
dihancurkan oleh sel sistem imun, untuk mengontrol atau
mengurangi rasa nyeri, dan untuk mencapai ketenangan dan
ketentraman. Imajinasi juga membantu dalam pengobatan kondisi
kronis seperti asma, hipertensi, gangguan fungsi berkemih,
sindrom prementasi dan menstruasi, gangguan gastrointestinal
ulceratif colotis, dan rheumatoid arthritis.
b. Terapi Latihan Spesifik
Terapi latihan spesifik merupakan pengobatan medis alternatif atau
komplementer di mana perawat yang boleh melakukannya hanya
perawat yang telah menyelesaikan suatu pelatihan atau kursus
pelajaran khusus. Perawat harus memiliki sertifikat, gelar, atau ijazah di
luar izin perawat RN untuk dapat memberikan sebagian besar terapi
tersebut. Beberapa terapi latihan spesifik (misalnya umpan balik
biologis dan sentuhan terapeutik) sangat efektif dan
direkomendasikan oleh praktisi pelayanan kesehatan Eropa. Berikut
jenis-jenis terapi latihan spesifik adalah sebagai berikut :
c. Umpan Balik Biologis
Selain digunakan untuk intervensi relaksasi, teknik umpan balik
biologis juga dapat membantu individu dalam mempelajari
bagaimana mengontrol respons sistem saraf otonom tertentu.
Umpan balik biologis (biofeedback) merupakan suatu kelompok
prosedur terapeutik yang menggunakan alat elektronik atau
elektromekanik untuk mengukur, memproses, dan memberikan
informasi bagi individu tentang aktivitas sistem saraf otonom dan
neuromuskular. Informasi, atau umpan balik, diberikan dalam

21
bentuk tanda fisik, fisiologis, pendengaran, dan umpan balik (Rakel
dan Faas, 2006).

Umpan balik biologis merupakan penambahan yang efektif


pada program relaksasi karena dapat menunjuk dengan cepat
kepada klien kemampuan mereka untuk mengontrol beberapa
respons fisiologis. Berbagai bentuk umpan balik fisiologis
diaplikasikan dalam berbagai situasi. Umpan balik biologis telah
berhasil mengobati migraine headache, rasa nyeri lainnya,
stroke, dan berbagai kelainan gastrointestinal dan traktus
urinarius. Meskipun umpan balik biologis atelah menunjukan
efektifitas pada sejumlah populasi klien, ada beberapa tindakan
pencegahan. Selama relaksasi atau latihan umpan balik biologis,
emosi atau perasaan yang ditekan terkadang memperlihatkan
bahwa klien tidak dapat beradaptasi dengan dirinya sendiri. Karena
alasan ini, praktisi yang menawarkan umpan balik biologis harus
melatih metode psikologis atau memiliki profesional yang
berkualitas yang berguna untuk rujukan (Potter, Perry. 2009).
d. Sentuhan Terapeutik
Sentuhan terapeutik (therapeutik touch) adalah terapi latihan
spesifik yang dikembangkan oleh perawat. Meskipun asumsi
keagamaan dan filosofi terhadap sentuhan terapeutik berbeda dari
teknik penyembuhan Eropa, tetapi sentuhan terapeutik juga
melibatkan profesional pelayanan kesehatan terlatih yang berusaha
untuk menunjukan keseimbangan diri mereka sendiri dalam cara
yang bermotivasi atau disengaja terhadap semua klien.

Sentuhan terapeutik merupakan suatu potensi alami manusia


yang terdiri dari meletakkan tangan praktisi pada atau dekat dengan
tubuh seseorang. Proses sentuhan terapeutik melibatkan dimana
praktisi melihat tubuh secara sekilas dan mendiagnosis daerah
tempat terakumulasinya tegangan. Praktisi kemudian mencoba
mengarahkan energi tersebut untuk membawa individu kembali

22
masuk ke dalam keseimbangan energi yang sama dengan praktisi.
Sentuhan terpeutik terdiri dari lima fase, yaitu : pemusatan,
pengkajian, penenangan, pengobatan, dan evaluasi.

Beberapa penelitian klasik terdahulu mendapatkan bahwa


sentuhan terapeutik meningkatkan kadar hemoglobin (Hb) pada
beberapa klien. Penelitian lain menemukan bahwa sentuhan
terapeutik mampu mengurangi tingkat kecemasan pada klien yang
dirawat yang dirawat di rumah sakit dengan penyakit kardiovaskuler,
menurunkan rasa nyeri sakit kepala, dan memperbaiki suasana hati
pada individu dewasa yang berduka cita. Meskipun beberapa
penelitian telah menunjukan hasil yang positif dari sentuhan
terapeutik, beberapa yang lainnya tidak. Alasan untuk kurangnya
respons ini adalah hilangnya kontak mata dan wajah selama sesi
terapeutik dan sesi yang terlalu singkat.
e. Terapi Kiropraktik
Terapi Kiropraktik merupakan suatu seni penyembuhan manual,

dikembangkan pada tahun 1895 di Lowa. Praktisi kiropraktik lulus


dari program persipan yang didirikan sederajat dengan sekolah
kedokteran. Terapi kiropraktik merupakan terapi holistik yang
biasanya tidak menggunakan obat-obatan atau operasi. Terapi
kiropraktik mempromosikan diet alami dan olahraga yang teratur
sebagai komponen penting agar tubuh dapat berfungsi dengan baik
(Fontaine, 2005).

Tujuan dasar terapi kiropraktik berfokus pada perbaikan struktur


dan keseimbangan fungsional. Salah satu gangguan struktur mayor
yang diobati oleh praktisi kiropraktik adalah subluksasio vertebra, di
mana gerakan sendi menurun disebabkan oleh sedikit perubahan
pada posisi persambungan tulang dan gejala subjektif seperti rasa
nyeri. Beberapa penyakit atau kelainan sendi tidak harus diobati
dengan manipulasi. Kontraindikasi terapi kiropraktik adalah
mielopati akut, patah tulang (fraktur), dislokasi, arthritis rheumatoid,

23
dan osteoporosis.
f. Pengobatan Tradisional China
Pengobatan tradisional china (Traditional Chinese Medicina)
terdiri dari beberapa modalitas, termasuk herbal, akupuntur,
moxibustion, diet, olahraga, dan meditasi. TCM sudah berusia
ribuan tahun dan berakar dari Taoisme. Ada beberapa konsep
utama yang merupakan pengobatan China. Konsep yang paling
adalah Yin-Yang yang menggambarkajn fenomena berlawanan
yang saling melengkapi dan berada dalam keseimbangan yang
dinamis. Qi (di baca Chi) didefinisikan sebagai energi vital dari
tubuh manusia. Penyakit diklasifikasikan dalam tiga kategori utama,
yaitu : penyebab eksternal, penyebab internal, dan bukan
penyebab internal maupun eksternal (Perry, Potter, 2009 ).

Elemen, yaitu terdiri atas : bumi, logam, air, kayu, dan api.
Berbagai fenomena kesehatan disususn menurutfase tersebut dan
saling berhubungan satu sama lain. Berikut jenis-jenis pengobatan

tradisional China, yaitu


a. Akupuntur
Akupuntur merupakan metode stimulasi titik tertentu
(akupoin) pada tubuh dengan memasukan jarum khusus untuk
memodifikasi persepsi rasa nyeri. Menormalkan fungsi
fisiologis, serta mengobati atau mencegah penyakit. Akupuntur
mengatur atau meluruskan kembali aliran qi. Menurut
pengobatan tradisional China, jarum akupuntur melepskan
obstruksi energi dan membangun kembali aliran qi melalui
meridian, selanjutnya menstimulasi dan mengaktifkan
mekanisme penyembuhan diri oleh tubuh. Penggunaan arus
listrik lemah dan kuat meningkatkan efek dari jarum tersebut
(Fontaine, 2005).

Akupuntur merupakan modalitas pengobatan primer yang


digunakan oleh praktisi pengobatan China. Masalah terbanyak

24
yang dapat diobati dengan akupuntur meliputi nyeri punggung
bagian bawah, nyeri pada otot wajah, sakit kepala ringan dan
migrain, linu panggul, nyeri bahu, osteoarthritis, salah urat pada
leher, dan keseleo musculoskeletal (Rakel dan Faass, 2006).

Akupuntur merupakan terapi yang aman jika praktisi telah


menjalani pelatihan yang sesuai dan menggunakan jarum yang
steril. Meskipun telah ditemukan komplikasi, tetapi masih jarang
terjadi jika praktisi melakukan langkah-langkah yang benar untuk
menjamin keamanan alat dan klien komplikasi meliputi infeksi
karena sterilisasi jarum yang tidak adekuat atau jarum yang
ditinggalkan dalam tempat untuk waktu yang lama, jarum yang
patah, kebocoran organ internal, perdarahan, pingsan, kejang,
keguguran, dan perasaan mengantuk pascapengobatan
(Fontaine, 2005).

b.Terapi Herbal
Peneliti memperkirakan sekitar 25.000 jenis
tumbuhan

digunakan secara medis di seluruh dunia. Ini merupakan bentuk


pengobatan lama yang diketahui untuk manusia, dan bukti
arkeologi mengatakan bahw a Belanda menggunakan obat
herbal sejak 60.000 tahun yang lalu (Fontaine, 2005).

The Federal Food, Drug, and Cosmetic Art


mengharuskan semua obat dibuktikan keamanan dan
efektifitasnya sebelum dijual ke masyarakat. Karena pengobatan
herbal tidak menjalani penelitian dengan teliti yang sama
secara farmasi, mayoritas tidak menerima persetujuan untuk
menggunakannya sebagai obat dan tidak diatur oleh The Food and
Drug Admistration (FDA). Substansi herbal pengobatan China
berasal dari tanaman, hewan, atau mineral. Sedangkan
pengobatan Barat menggunakan herbal yang dipersiapkan secara
primer dari materi tanaman. Sejumlah herbal aman dan efektif

25
untuk berbagai kondisi, sebagai contoh : susu dari tanaman liar
efektif untuk mengobati sejumlah gangguan hati dan kendung
kemih (Perry, Potter, 2009).

Meskipun pengobatan herbal memberikan efek yang


berguna bagi berbagai kondisi, sejumlah masalah timbul. Ketika
pengobatan herbal dikembangkan, konsentrasi bahan-bahan
aktif beragam bentuknya. Kontaminasi dengan herbal atau bahan
kimia lain, termasuk pestisida dan logam berat juga terjadi.
Beberapa herbal juga mengandung produk yang sangat toksik
dan dapat menyebabkan kanker (Fontaine, 2005).

M. Peran Keperawatan dalam Terapi Alternatif dan Latihan


Ketertarikan pada terapi medis alternatif dan komplementer
meningkat secara signifikan pada 20 tahun terakhir. Pendekatan
kedokteran terintegrasi konsisten dengan pendekatan holistik
yang dipelajari perawat untuk dipraktikkan. Perawat memiliki
potensi untuk menjadi partisipan utama dalam jenis filosofi
pelayanan kesehatan ini.

Banyak perawat sudah mempraktikkan manfaat sentuhan.


Pahami terapi medis alternatif atau komplementer untuk
membuat rekomendasi yang tepat kepada penyelenggaraan
pelayanan primer alopatik tentang terapi mana yang bermanfaat
bagi klien. Selain itu, berikan nasihat kepada klien tentang kapan
waktu yang tepat untuk mencari terapi konvensional atau terapi
medis alternatif dan komplementer.

Perawat bekerja sangat dekat dengan klien mereka dan berada


dalam posisi mengenali titik pandang budaya spiritual klien.
Perawat biasanya dapat menentukan terapi medis alternatif atau
komplementer mana yang lebih sesuai dengan kepercayaan dan
menawarkan rekomendasi yang sesuai (Potter, Perry, 2

26
BAB III
PENUTUP

Dari kesimpulan makalah ini pembahasan tentang konsep keperawatan paliatif


dan menjelang ajal, maka dapat di ambil kesimpulan dan saran.
A. Kesimpulan
Perawatan paliatif care adalah penedekatan yang bertujuan memperbaiki
kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah
berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, mealaui
pencegahan dan membantu meringankan penderitaan, identifikasi dini dan
penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik,
psikososial dan spiritual.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka kami memberi saran sebagai berikut.

1. Diharapkan mahasiswa mampu memahami dan memperhatikan


perawatan pada pasien paliatif dan menjelang ajal.
2. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien
paliatif dan menjelang ajal.

27
DAFTAR PUSTAKA

Doyle, Hanks and Macdonald, 2003. Oxford Textbook of Palliative Medicine.


Oxford Medical Publications (OUP) 3 rd edn 2003

Ferrell, B.R. & Coyle, N. (Eds.) (2007). Textbook of palliative nursing, 2nd ed.
New York, NY: Oxford University Press

KEPMENKES RI NOMOR: 812/ MENKES/SK/VII/2007 Tentang Kebijakan


Perawatan Palliative Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Woodruff Asperula Melbourne 4th edn 2004. Standards for Providing Quality
Palliative Care for all Australians. Palliative Care Australia.Palliative Medici

28
29

Anda mungkin juga menyukai