Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian Inovasi

Kata “innovation” (bahasa Inggris) sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan
(S. Wojowasito, 1972: Santoso S. Hamijoyo, 1996) tetapi ada yang menjadikan kata
“innovation” menjadi kata Indonesia yaitu “inovasi”. Inovasi kadang-kadang juga dipakai untuk
menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu hasil penemuan. Kata penemuan juga sering
digunakan untuk menerjemahkan kata dari bahasa Inggris “discovery” dan “invention”. Ada juga
yang mengaitkan antara pengertian inovasi dan modernisasi, karena keduanya membicarakan
usaha pembaharuan. Untuk memperluas wawasan serta memperjelas pengertian inovasi, maka
perlu dibahas dulu tentang pengertian discovery, invention, dan innovation.

Discovery, invention, dan innovation dapat diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai penemuan.
Maksudnya ketiga kata tersebut mengandung arti ditemukannya sesuatu yang baru, baik
sebenarnya barang itu sendiri sudah ada lama kemudian baru diketahui atau memang benar-benar
baru dalam arti sebelumnya tidak ada. Demikian pula mungkin hal yang baru itu diadakan
dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Inovasi dapat menggunakan diskoveri atau
invensi. Untuk jelasnya marilah kita bicarakan pengertian tersebut satu persatu.

Diskoveri (discovery) adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan
itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Misalnya penemuan benua Amerika. Sebenarnya
benua Amerika itu sudah lama ada, tetapi baru ditemukan oleh Columbus pada tahun 1492, maka
dikatakan Columbus menemukan benua Amerika, artinya Columbus adalah orang Eropa yang
pertama menjumpai benua Amerika.

Invensi (invention) adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi
manusia. Benda atau yang ditemui itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian diadakan
dengan hasil kreasi baru. Misalnya penemuan teori belajar, teori pendidikan, teknik pengolahan
limbah menjadi barang yang bermanfaat, dan sebagainya. Tentu saja munculnya ide atau
kreativitas berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, dari hal-hal yang sudah ada, tetapi wujud
yang ditemukannya benar-benar baru.

Inovasi (innovation) adalah ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai
sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil
invensi maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk
memecahkan suatu masalah tertentu.

Berikut beberapa pengertian inovasi yang dikemukakan oleh para ahli:

1. Inovasi adalah suatu ide, praktik, atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu
hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. (Everett M. Rogers, 2003)
2. Inovasi adalah suatu perubahan yang sifatnya khusus, memiliki nuansa kebaruan, dan
disengaja melalui suatu program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu, serta dirancang
untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari suatu sistem tertentu. (Matthew B. Miles, 1973)

3. Inovasi adalah gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu
produk atau proses dan jasa. (Stephen Robbins, 1994)

4. Inovasi adalah suatu perubahan yang baru dan secara kualitatif berbeda dari hal (yang ada)
sebelumnya dan sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan
tertentu, termasuk dalam bidang pendidikan. (Santoso S. Hamidjoyo, 2002)

Dari beberapa definisi inovasi yang dibuat para ahli tersebut pada dasarnya memiliki pengertian
yang yang sama. Semua definisi tersebut menyatakan bahwa inovasi adalah suatu ide, hal-hal
yang praktis, metode, cara barang-barang buatan manusia, yang diamati atau dirasakan sebagai
sesuatu yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat). Hal yang baru itu dapat
berupa hasil invensi atau diskoveri, yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk
memecahkan masalah.

Pendidikan kita dewasa ini menghadapi berbagai tantangan dan persoalan, diantaranya:

1. Bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat dan sekaligus bertambahnya keinginan
masyarakat untuk mendapatkan pendidikan, Yang secara kumulatif menuntut tersedianya sarana
pendidikan yang memadai.

2. Berkembangnya ilmu pengetahuan yang modern menghendaki dasar-dasar pendidikan yang


kokoh dan penguasaan kemampuan terus-menerus, dan dengan demikian menuntut pendidikan
yang lebih lama sesuai dengan konsep pendidikan seumur hidup (life long education).

3. Berkembangnya teknologi yang mempermudah manusia dalam menguasai dan memanfaatkan


alam dan lingkungannya, tetapi yang sering kali ditangani sebagai suatu ancaman terhadap
kelestarian peranan manusiawi.

Tantangan-tantangan tersebut, lebih berat lagi dirasakan karena berbagai persoalan datang, baik
dari luar maupun dari dalam sistem pendidikan itu sendiri, di antaranya:

1. Sumber-sumber yang makin terbatas dan belum dimanfaatkannya sumber yang ada secara
efektif dan efisien.

2. Sistem pendidikan yang masih lemah dengan tujuan yang masih kabur, kurikulumnya belum
serasi, relevan, suasana belum menarik, dan sebagainya.
3. Pengelolaan pendidikan yang belum mekar dan mantap, serta belum peka terhadap perubahan
dan tuntutan keadaan , baik masa kini maupun masa yang akan datang.

4. Masih kabur dan belum mantapnya konsepsi tentang pendidikan dan interpretasinya dalam
praktik.

Keseluruhan tantangan dan persoalan tersebut memerlukan pemikiran kembali yang mendalam
dan pendekatan baru yang progresif. Pendekatan ini harus selalu didahului dengan penjelajahan
yang didahului oleh percobaan, dan tidak boleh semata-mata atas dasar coba-coba. Gagasan baru
sebagai hasil pemikiran kembali haruslah mampu memecahkan persoalan yang tidak terpecahkan
hanya dengan cara yang tradisional. Gagasan dan pendekatan baru yang memenuhi ketentuan
inilah yang dinamakan inovasi pendidikan.

Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal (yang ada
sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan
tertentu dalam pendidikan. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan beberapa istilah yang menjadi
kunci pengertian inovasi pendidikan, sebagai berikut:

1. “Baru” dalam inovasi dapat diartikan apa saja yang belum dipahami, diterima atau
dilaksanakan oleh penerima inovasi, meskipun mungkin bukan baru lagi bagi orang lain. Akan
tetapi, yang lebih penting dari sifatnya yang baru ialah sifat kualitatif berbeda dari sebelumnya.

2. “Kualitatif” berarti inovasi itu memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali
unsur-unsur dalam pendidikan. Jadi, bukan semata-mata penjumlahan atau penambahan unsur-
unsur setiap komponen.

3. “Hal” yang dimaksud dalam definisi tadi banyak sekali, meliputi semua komponen dan aspek
dalam subsistem pendidikan. Hal-hal yang diperbaharui pada hakikatnya adalah ide atau
rangkaian ide.

4. “Kesengajaan” merupakan unsur perkembangan baru dalam pemikiran para pendidik dewasa
ini. Kebijaksanaan dan strategi untuk mengembangkan inovasi pendidikan membuktikan adanya
anggapan yang kuat bahwa inovasi dan penyempurnaan pendidikan harus dilakukan dengan
sengaja dan berencana dan tidak dapat diserahkan menurut cara-cara kebetulan atau sekedar
berdasarkan hobi perseorangan belaka.

5. “Meningkatkan kemampuan” mengandung arti bahwa tujuan utama inovasi adalah


kemampuan sumber-sumber tenaga, uang, dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi.
Singkatnya, keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan yang telah direncanakan
dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.

6. “Tujuan” yang direncanakan harus dirinci dengan jelas tentang sasaran dan hasil-hasil yang
ingin dicapai, yang sedapat mungkin dapat diukur untuk mengetahui perbedaan antara keadaan
sesudah dan sebelum inovasi dilaksanakan.
Dari uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan inovasi di bidang
pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang
lebih baik dalam bidang pendidikan.

2.2. Proses Mengembangkan Inovasi

Proses pengembangan inovasi terdiri dari semua keputusan dan aktivitas, dan dampaknya, yang
terjadi dari pengenalan terhadap suatu kebutuhan atau suatu masalah, melalui penelitian,
pengembangan , dan pengkomersilan suatu inovasi, melalui difusi dan adopsi dari suatu inovasi
oleh pengguna, dengan segala konsekuensinya. Berikut langkah-langkah utama dalam proses
pengembangan inovasi.

1. Pengenalan Masalah (Problem) atau Kebutuhan (Need)

Proses pengembangan inovasi biasanya mulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan, yang
merangsang kegiatan-kegiatan penelitian dan pengembangan yang didesain untuk menciptakan
inovasi dalam rangka memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan itu.

Contoh kasus di bidang pendidikan, dulu bagi orang-orang yang berada jauh dari pusat kota agak
mengalami kesulitan untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Hal ini
disebabkan karena faktor jarak, biaya dan dari segi efisiensi waktu. Seiring dengan berjalannya
waktu, para pakar pendidikan dan para praktisi di bidang teknologi akhirnya menemukan satu
inovasi baru untuk mengatasi masalah tersebut dengan mengadakan pendidikan jarak jauh.

2. Penelitian Dasar dan Penelitian Terapan

Sebagian besar inovasi yang telah diteliti dalam penelitian difusi adalah inovasi teknologi, dan
istilah teknologi sering digunakan sebagai sinonim dari inovasi. Adapun teknologi terdiri dari
komponen keras (hardware) dan komponen lunak (software). Komponen keras dapat berupa
produk, perangkat, atau material lainnya, sedangkan komponen lunak berupa pengetahuan,
keterampilan dan prosedur, prinsip-prinsip dasar dari suatu peralatan itu.

Dasar ilmu bagi teknologi biasanya diperoleh dari penelitian dasar (basic research), yang
didefinisikan sebagai penelitian orisinil untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang tidak
bertujuan pada penerapan masalah-masalah praktis.

Penelitian terapan terdiri dari penelitian-penelitian ilmiah yang ditujukan untuk memecahkan
masalah-masalah praktis. Ilmu pengetahuan diletakkan pada hal yang bersifat praktis untuk
mendesain sebuah inovasi yang akan mengatasi masalah atau kebutuhan yang dirasakan. Para
peneliti terapan adalah pengguna utama penelitian dasar. Jadi suatu penemuan merupakan hasil
dari serangkaian (1) penelitian dasar diikuti oleh (2) penelitian terapan menuju pada (3)
pengembangan. Satu alat ukur kesuksesan penelitian adalah dipatenkan atau tidak, pemerintah
melindungi hak-hak para penemu untuk periode selama tujuh belas tahun.
Di Amerika Serikat, pemerintahnya telah melindungi hak-hak para penemu selama periode yang
mana ide baru tersebut dikomersilkan (yaitu, mengubah menjadi produk baru untuk dijual).
Untuk mendapatkan hadiah dari sebuah paten, seorang inventor harus membuktikannya pada
Badan Paten Amerika Serikat bahwa ide barunya benar-benar orisinil, tidak tumpang tindih
dengan pengetahuan yang telah ada.

Ada juga penemuan yang tidak disengaja, yang disebut “serendipity”. Contoh dari serendipity ini
adalah Rogaine, penumbuh rambut untuk laki-laki berkepala botak yang dijual oleh Perusahaan
Upjohn. Di pertengahan tahun 1980-an, para pekerja R&D Upjohn menemukan Monoxidil, obat
yang melebarkan arteri tubuh dan mengurangi tekanan darah. Yang mengejutkan para pekerja
R&D pada proyek Monoxidil ditemukan bahwa rambut mereka telah mulai tumbuh dengan
subur. Sebagai suatu penelitian, mereka menggunakan sedikit Monoxidil pada lengan bawah
mereka. Rambut tumbuh dengan tebal. Monoxidil melebarkan pembuluh darah, membawa darah
lebih banyak ke akar rambut, dan merangsang pertumbuhan rambut mereka.

Sebuah asumsi implisit dari proses pengembangan inovasi adalah bahwa inovasi dikembangkan
oleh pengusaha-pengusaha pabrik yang memproduksi dan menjual inovasi ini. Lebih jauh,
pengusaha-pengusaha pabrik mengembangkan inovasi.

Contoh lain di bidang pendidikan, penelitian untuk menemukan suatu metode pembelajaran
tertentu yang efektif bagi anak sekolah dasar dalam pembelajaran matematika misalnya, hingga
hasil dari penelitian tersebut dapat diterapkan bagi anak-anak sekolah dasar dalam belajar
matematika.

3. Pengembangan

Akronim penelitian dan pengembangan atau R&D menunjukkan pengembangan selalu


didasarkan pada penelitian. Meskipun sebenarnya sulit memisahkan antara penelitian dan
pengembangan tetapi penelitian dan pengembangan adalah fase-fase yang berbeda dalam proses
pengembangan inovasi.

Pengembangan suatu inovasi merupakan proses pembentukan sebuah ide baru dalam bentuk
yang diharapkan memenuhi kebutuhan-kebutuhan audiens dari adopter-adopter yang potensial.
Fase ini biasanya terjadi setelah penelitian tetapi sebelum inovasi yang berasal dari penelitian.

Dalam mengatasi ketidakpastian inovasi, maka sistem penukaran informasi inovasi teknologi
merupakan suatu komponen penting yang mempengaruhi inovasi. Para pekerja R&D (litbang)
harus bekerja keras untuk memperoleh dan mempergunakan informasi; data tentang tampilan
inovasi yang mereka buat dan pasarkan, tentang bahan-bahan dan komponen-komponen yang
sedang mereka jadikan inovasi, informasi tentang inovasi-inovasi pesaing, sifat paten-paten yang
ada yang berhubungan dengan inovasi yang mereka usulkan, kebijakan pemerintah yang
mempengaruhi inovasi yang mereka ajukan, dan masalah-masalah yang dihadapi oleh para
konsumen di pasaran dan bagaimana inovasi yang diajukan bisa membantu pemecahan beberapa
masalah-masalah ini.

Karena itu hampir semua proses pengembangan inovasi dikendalikan oleh pertukaran informasi
teknis menghadapi ketidakpastian tingkat tinggi.

Dalam suatu inovasi besar pada dunia industri seringkali mendorong pengembangan industri
baru secara keseluruhan.

Contoh di bidang pendidikan, kemajuan di bidang teknologi di bidang animasi dapat


dikembangkan lebih lanjut menjadi animation learning yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran di sekolah-sekolah.

4. Komersialisasi

Komersialisasi adalah pemroduksian, pemabrikan, pengemasan, pemasaran, dan pendistribusian


suatu produk yang mewujudkan suatu inovasi. Inovasi merupakan perubahan sebuah ide dari
penelitian menjadi sebuah produk atau jasa untuk dijual di pasar.

Tidak semua inovasi berasal dari sebuah penelitian dan pengembangan, melainkan bisa saja
muncul dari praktek seperti praktisi-praktisi tertentu yang mencari solusi baru bagi kebutuhan/
masalah mereka.

Contoh di bidang pendidikan, produk animation learning setelah melalui uji coba dipasarkan
untuk diadopsi oleh para calon pengguna.

5. Difusi dan Adopsi

Salah satu keputusan yang paling penting dalam seluruh proses pengembangan inovasi adalah
mulai difusi menyebar inovasi kepada adopter-adopter yang potensial. Salah satu dari yang
paling penting dalam proses pengembangan inovasi adalah keputusan untuk memulai
menyebarkan inovasi kepada para peneliti bekerja sama dengan agen pembaru.

Di satu sisi, biasanya ada tekanan untuk menyetujui suatu inovasi untuk difusi sesegera mungkin,
sebagaimana masalah/kebutuhan sosial perlu mendapatkan prioritas penyelesaian. Dana publik
bisa digunakan untuk melakukan penelitian dan dukungan dana investasi publik hingga inovasi
diadopsi oleh pengguna. Di sisi lain, reputasi dan kredibilitas agen perubahan di mata kliennya
hanya merekomendasikan inovasi yang akan memberikan keuntungan bagi adopter. Para
ilmuwan biasanya sangat berhati-hati bila tiba saatnya untuk menerjemahkan penemuan mereka
ke dalam bentuk praktek.

6. Konsekuensi

Fase terakhir dalam proses pengembangan inovasi adalah konsekuensi dari suatu inovasi,
didefinisikan sebagai perubahan yang terjadi pada individu atau sistem sosial sebagai akibat
adopsi atau penolakan terhadap suatu inovasi. Berikut masalah/kebutuhan orisinil yang memulai
proses keputusan inovasi diatasi atau tidak.

Konsekuensi dari sebuah produk di bidang pendidikan, contoh animation learning di atas setelah
dikomersilkan dan melalui proses difusi akan memiliki konsekuensi untuk dapat diterima atau
ditolak oleh para adopter.

Anda mungkin juga menyukai