Oleh :
Mayuni, S.Kep
Elditya Fransiska, S.Kep
A. Pengertian
Kozier, et al (2010) menyatakan bahwa ronde keperawatan merupakan
prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi pasien untuk mendapatkan
informasi yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan
memberikan kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah
keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima
pasien.
Sedangkan menurut Saleh (2012) ronde keperawatan adalah suatu kegiatan
yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh
perawat, dengan pasien atau keluarga terlibat aktif dalam diskusi dengan membahas
masalah keperawatan serta mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan.
B. Tujuan
1. Tujuan bagi perawat
Menurut Armola et, al (2010) dalam Saleh (2012) tujuan ronde
keperawatan bagi perawat adalah (1) melihat kemampuan staf dalam
memanajemen pasien; (2) mendukung pengembangan professional dan
peluang pertumbuhan; (3) meningkatkan pengetahuan perawat dengan
menyajikan dalam format studi kasus; (4) menyediakan kesempatan pada staf
perawat untuk belajar meningkatkan penilaian keterampilan klinis; (5)
membangun kerjasama dan rasa hormat; serta (6) meningkatkan retensi
perawat berpengalaman dan mempromosikan kebanggaan dalam profesi
keperawatan.
2. Tujuan bagi pasien
Clement (2011) dalam Saleh (2012)menjelaskan tujuan ronde
keperawatan untuk pasien adalah untuk (1) mengamati kondisi fisik dan
mental pasien dan kemajuan dari hari ke hari; (2) mengamati pekerjaan staf;
(3) membuat pengamatan khusus pasien dan memberikan laporan ke dokter
mengenai kondisi pasien; (4) memperkenalkan pasien ke petugas dan
sebaliknya; (5) melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien; (6)
mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien; (7) memastikan bahwa
langkah-langkah keamanan yang diberikan pada pasien; (8) memeriksa kondisi
pasien sehingga dapat dicegah seperti ulcus decubitus, foot drop, dsb; (9)
membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien; serta (10)
memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan.
C. Karakteristik
Karakteristik ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Klien dilibatkan secara langsung
2. Klien merupakan fokus kegiatan
3. Perawat assosiate, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
4. Konsuler memfasilitasi kreatifitas
5. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat
primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.
A. Latar Belakang
National pressure Ulcer Advisory panel (NPUAP), 1989 dalam Potter &
perry(2005) mengatakan dekubitus merupakan nekrosis jaringan lokal yang cenderung
terjadi ketika jaringan lunak tertekan diantara tonjolan tulang dengan permukaan eksternal
dalam jangka waktu lama. Luka dekubitus (luka tekan) adalah suatu masalah endemic
bagi populasi pasien yang dirawat di rumah sakit. Pasien-pasien tersebut memiliki
resiko untuk mengalami terjadinya luka dekubitus selama perawatan. Menurut
Syarifuddin (2012) luka tekan adalah rusaknya jaringan kulit yang disebabkan oleh
adanya penekanan yang lama pada daerah tersebut. Biasa juga disebut pressure ulcer,
bedsores, decubitus ulcers.
Ulkus Dekubitus disadari sebagai salah satu masalah yang harus dicegah karena
mempunyi dampak bagi penderita, berbagai dampak yang timbul adalah luka dirasakan
amat nyeri yang dirasakan oleh penderita untuk berbaring atau duduk dalam sikap yang
diinginkan. Pada Ulkus decubitus yang mulai bekembang kulit tampak memerah dan
kulit tampak memerah dan kulit dapat mengalami kerusakan sehingga dapat
mengganggu body image penderita, dan pada stadium decubitus lanjut akan muncul
ulkus, ulkus kecil yang lebih dalam (Suratin dalam Syarifuddin,2012 ).
Penatalaksanaan ulkus dekubitus harus dilakukan dengan baik dan terpadu,
karena proses penyembuhannya yang membutuhkan waktu yang lama. Ulkus decubitus
sebagai salah satu mutu pelayanan keperawatan dapat dicegah dengan menjaga
kebersihan kulit, masase punggung, sudut selang seling (merubah posisi), memasang
cincin angin pada pada daerah yang menonjol seperti bokong sehingga aliran darah ke
daerah yang menonjol meningkat ( Annas, dalam Syarifuddin,2012)
Berdasarkan hasil observasi, pasien yang dirawat diruang HCU Penyakit Dalam
RSUP Dr. M. djamil Padang, banyak ditemukan pasien dengan tirah baring yang lama
sehingga mengalami luka dekubitus. Hal ini tentunya memerlukan perhatian khusus
bagi tenaga kesehatan khususnya perawat agar bisa meminimalisir terjadinya dampak
lanjut dari luka dekubitus. Oleh sebab itu perlu diadakan ronde keperawatan berupa
pemberian informasi mengenai” Pengukuran Luka dekubitus” di Ruang HCU Penyakit
Dalam RSUP Dr M Djamil Padang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti ronde diharapkan peserta mengetahui tentang ulkus decubitus
dan cara pengukurannya
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti ronde diharapkan peserta mengetahui:
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Pengukuran luka dekubitus
2. Sasaran
Sasaran : Perawat primer, perawat associate di Ruang HCU Penyakit Dalam
3. Metode
Ceramah
Tanya jawab
Diskusi
6. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Pembimbing klinik dan Pembimbing akademik
Kepala Ruangan : Mayuni, S.Kep
Ketua Tim : Elditya Fransiska, S.Kep
Perawat Assosiate : Nency Aldani,S.Kep
Suci Nilam Sari,S.Kep
Rhadiatul Aulia Sari,S.Kep
Wilda Dahlia,S.Kep
7. Setting Tempat
Keterangan :
: Ketua Tim
7. Evaluasi
Evaluasi yang akan dilakukan adalah :
1. Evaluasi struktur
a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan
b. Kontrak dengan pasien pada H-1, diulangi kontak pada hari H
c. Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan
2. Evaluasi proses
a. Peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde
b. Selama ronde berlangsung, semua peserta dapat mengikuti dengan penuh
perhatian
3. Evaluasi hasil
Setelah dilakukan ronde selama 30 menit peserta mampu :
a. Peserta dapat menyebutkan tentang luka dekubitus
10
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
PENGUKURAN LUKA DEKUBITUS
1. Pengertian Dekubitus
urutan dan waktu yang biasa, gangguan ini terjadi pada individu yang
Perry, 2005).
dekubitus.
Mobilitas
Aktivitas TEKANAN
Persepsi Sensori
PERKEMBANGAN
PRESSURE ULCER
Extrinsic Factors :
: Kelembaban
: Friction
: Shear
TOLERANSI
JARINGAN
Intrinsic Factors :
: Nutrisi
: Usia
: Tekanan Arteriolar
Merokok
Suhu Kulit
Sumber : Braden dan Bergstorm, (2000)
c. Klasifikasi Dekubitus
berikut :
dengan kulit yang normal, maka akan tampak salah satu tanda
lunak), dan perubahan sensasi (gatal atau nyeri). Pada orang yang
sebagai warna merah yang menetap, biru atau ungu. Cara untuk
tetap berwarna merah dan apabila jari diangkat juga kulitnya tetap
berwarna merah.
Gambar 2.1. Dekubitus derajat I (Sumber : NPUAP, 2014)
2) Derajat II : Partial Thickness Skin Loss
atau nekrosis dari jaringan subkutan atau lebih dalam, tapi tidak
Tulang dan tendon yang terkena bisa terlihat atau teraba langsung.
hijau, dan atau jaringan mati (eschar) yang berwarna coklat atau
yang benar, dan oleh karena itu derajat ini tidak dapat ditentukan.
Gambar 2.5. Dekubitus unstageable / depth unknown (Sumber :
NPUAP, 2014)
terkena luka secara terlokalisir atau kulit tetap utuh atau adanya
mendasari jaringan lunak dari tekanan dan atau adanya gaya geser.
terasa sakit, tegas, lembek, berisi cairan, hangat atau lebih dingin
tipis diatas dasar luka (wound bed) yang berkulit gelap. Luka
bagian dalam seperti fascia dan otot walapun tanpa adanya adanya
kerusakan pada permukaan kulit. Ini dikenal dengan istilah injury
e. PENGKAJIAN
jika luka berisi dasar nekrotik, granulasi, atau jaringan epitel. Semua
dan jaringan epitel pucat atau merah muda gelap, biasanya terjadi di
perbatasan luka. Tepi luka tekan dan kulit di sekitarnya harus diperiksa
warna, bau, jumlah, dan sifat dari eksudat luka harus ditentukan.
seorang teknisi evaluator. Di samping itu, penilaian untuk rasa sakit harus