Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta dituntut untuk selalu melakukan perbaikan dan penyempurnaan
guna menghasilkan pelayanan berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat,
sehingga dibutuhkan kemampuan pengelolaan manajerial yang handal pada
berbagai bidang termasuk manajemen di bidang keperawatan.Tuntutan tersebut
sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat.Respons yang ada harus
bersifat kondusif dengan pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah
konkret dalam pelaksanaannya. (Nursalam, 2011).
Meningkatnya pemahaman masyarakat akan mutu pelayanan harus
mampu dipandang sebagai langkah untuk sebuah perubahan. Hal tersebut
memberi implikasi yang cukup luas terhadap bidang kesehatan, Rumah sakit
dan pusat pelayanan kesehatan lainnya dituntut untuk mampu mengembangkan
kualitas pelayanan yang memiliki daya saing tinggi untuk memenangkan
persaingan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan tersebut tidak ada
upaya lain yang dapat dilakukan kecuali menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang sebaik-baiknya. Meningkatkan kualitas dan keamanan
pelayanan merupakan salah satu strategi bersaing yang sangat efektif, termasuk
kualitas pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan. (Suarli, 2007)
Proses manajemen keperawatan dalam aplikasi dilapangan sejajar dengan
proses keperawatan sehingga keberadaan manajemen keperawatan
dimaksudkan untuk memudahkan pelaksanaan proses keperawatan. Proses
manajemen keperawatan, sebagaimana juga proses keperawatan, terdiri atas
pengumpulan data, identifikasi masalah, pembuatan perencanaan, pelaksanaan
kegiatan, dan kegiatan penilaian hasil. (Arwani, 2005)
Pelayanan keperawatan yang terorganisir, memerlukan perawat manajer
dan administrator yang mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kompetensi
pada semua aspek manajemen. Perawat manajer siap terhadap perubahan dan

1
mampu menghadapi tantangan dari lingkungan yang selalu berubah dan
menggalang sistem pendukung untuk yang lain. Proses manajemen
keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai salah satu metode
pelaksanaan asuhan keperawatan secarap rofesional, sehingga diharapkan
keduanya dapat saling menopang (Nursalam, 2009). Salah satu bentuk
penataan sistem pemberian pelayanan keperawatan adalah melalui
pengembangan model praktik keperawatan yang ilmiah yang biasa disebut
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP). Model ini sangat
menekankan pada kualitas kinerja tenaga keperawatan yang berfokus pada
profesionalisme keperawatan.
Sebagai Rumah Sakit Bhayangkara Makassar berusaha untuk
meningkatkan mutu pelayanan. Namun sebagai Rumah Sakit yang masih
dalam tahap pengembangan, aspek manajemen merupakan salah satu faktor
penunjang dalam peningkatan mutu pelayanan.Berdasarkan hal tersebut
Program Profesi Keperawatan (Ners) Universitas Mega Rezky Makassar
melakukan suatu program praktek dengan lingkup manajemen keperawatan di
Rumah Sakit Bhayangkara Makassar sebagai bentuk aplikasi dari teori yang
telah diperoleh dari Institusi.
B. Tujuan Praktik
Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan mengenal masalah serta mencari
pemecahan dari masalah dalam menajemen keperawatan pada ruang perawatan
anak.
C. Manfaat Praktik
1. Bagi ruangan
Dapat menyelesaikan masalah terkait manajemen keperawatan yang ada
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
2. Bagi Institusi
Untuk meningkatkan khualitas pada proses praktikum
3. Bagi mahasiswa
Dapat menumbuhkan pemikiran yang bersifat kritis dalam mengenal dan
mengidentifikasi serta mencari pemecahan masalah manajemen

2
keperawatan sehingga meningkatkan pengetahuan terkait dengan ilmu
manajemen keperawatan
D. Ruang Lingkup Kegiatan
1. Pelaksanaan kegiatan praktik manajemen keperawatan (Activity execution
program the perfect of management).
2. Pengelolaan dan evaluasi manajemen pelayanan keperawatan
(Management and evaluating of nursing service): perencanaan (Planning),
pengorganisasian (Organization), penggerak (Actuating) dan pengawasan
(Controling).
3. Pengelolaan asuhan keperawatan (Management of nursing care).
E. Tempat dan Waktu
Praktik manajemen keperawatan dilaksanakan pada tanggal 15 Maret s.d 15
April 2019 di Ruang Perawatan Merpati Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
F. Tahap Pelaksanaan dan Target
1. Minggu Pertama tanggal 18 – 23 April 2019
a) Tahap orientasi ruangan
b) Pengambilan data primer dan penyusunan profosal.
c) Seminar Awal: Pemaparan program profesi Manajemen dan kuisioner
2. Minggu Kedua tanggal 25 – 30 April 2019
a) Identifikasi masalah dilakukan dengan pembuatan dan penyebaran
kuesioner Struktur manajemen dan Fungsi Manajemen, kemudian
divalidasi dengan melalui observasi langsung dan wawancara.
b) Bermain Peran (Role Play), Timbang Terima (Operan), Ronde,
Supervisi, Penerimaan Pasien Baru
3. Minggu ketiga Tanggal 29 April-04 Mei 2019
a) Melengkapi Data
b) Menyusun laporan role play
c) Menyusun laporan akhir : Analisis SWOT , Analisis Masalah, POA
dan Rekomendasi
4. Minggu keempat Tanggal 06-11 Mei 2019
Seminar Akhir : Pemaparan hasil

3
BAB III
TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT
A. Sejarah Perkembangan Rumah Sakit
Berawal dari perintah lisan PANGDAK XVIII SULSELRA BRIGJEN
IMAM SUPOYO kepada Kapten Polisi dr. ADAM IMAN SANTOSA pada
tanggal 2 November 1965, untuk menempati dan memfungsikan bekas
SEKOLAH POLISI NEGARA DJONGAYA menjadi RUMAH SAKIT
KEPOLISIAN BHAYANGKARA MAKASSAR.
Satu bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 1 Desember 1965 mulai
difungsikan Poliklinik Umum dan bagian Kebidanan. Saat itu juga Lettu Polisi
dr. ZAINAL ARIFIN yang bertugas di Poliklinik Poltabes Makassar mulai aktif
di Poliklinik Umum dan dr. ABADI GUNAWAN di bagian Kebidanan Rumah
Sakit Kepolisian Makassar.
Pada tanggal 1 Sepet 1966 mulai difungsikan bangsal laki-laki, bangsal
wanita dan bangsal anak-anak.Tanggal 1 Januari 1967 bagian rontgen
difungsikan.Pada tanggal 2 November 1968 diusulkan pendidikan SPK C dengan
lama pendidikan 2 (dua) tahun, oleh dr. ADAM IMAN SANTOSA dan
diteruskan oleh Pangdak VIII Brigjen Pol. Johny Anwar ke Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, sehingga bulan Juni 1969 Pendidikan SPK C
angkatan I dimulai atas ijin Depkes RI. Tanggal 1 September 1969 dilakukan
renovasi gudang kaporlap SPN Jongaya menjadi ruang pertemuan personil
Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara.Tanggal 10 Januari 1970 Rumah Sakit
Kepolisian Bhayangkara diakui secara resmi oleh Mabes Polri dengan Surat
Keputusan Kapolri No. Pol. : B/117/34/SB/1970 yang ditandatangani oleh
Wakapolri Inspektur Jenderal Polisi T.A.AZIZ, yang berbunyi sesuai teks aslinya
sbb :Menarik Surat Saudara tanggal 29 April 1969 No. Pol. : 346/Kes/III/69,
dengan ini dipermaklumkan, bahwa kami sangat menghargai usaha tersebut
dalam rangka meningkatkan kesedjahteraan, chususnja dalam perawatan
kesehatan anggota/pegawai sipil dan keluarganja, sekaligus merupakan
pengisian dari pada fungsi dan organisasi seksi kesehatan Komdak
XVIII/Sulselra.Mengenai pembinaan selandjutnja dilaksanakan melalui

4
Direktorat Kesehatan Mabak meurut ketentuan2 jang berlaku dan menjesuaikan
dengan kemampuan keuangan jang ada.Dengan demikian Rumah Sakit tersebut
setjara resmi kami njatakan menjadi :”Rumah Sakit Kepolisian R.I.” dan
merupakan formasi organik dari Seksi Kesehatan Komdak
XVIII/Sulselra.Tanggal 10 Desembar 1979 SPK C secara resmi ditutup dan
diganti dengan nama SPK Gaya Baru, yang hanya berlangsung selam 2 (dua)
tahun yakni tahun 1979 – 1980, dan pada tahun 1980 SPK Gaya Baru berubah
menjadi SPK dengan masa pendidikan 3 (tiga) tahun, dan pada tahun 1984
menerima anggata Polri dari seluruh Indonesia untuk dididik menjadi tenaga
kesehatan.
Perkembangan fisik Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara Makassar
dimulai pada tangga 7 Oktober 1971 dengan diresmikannya ruang Disdokkes dan
Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara Makassar oleh Kapolda Sulsel.
Pembangunan tahap pertama tahun 1973 yang ditandai dengan diresmikannya
ruang perawatan Perwira (paviliun). Tahun 1977 dengan dukungan anggaran dari
Menhankam Pangab Jenderal M.Yusuf, dibangunlah sarana pendukung
diagnostic dan sarana pelayanan kesehatan.Pembangunan tahap kedua tahun
1983 terdiri atas Ruang Perawatan Anak 2 (dua) lantai, Ruang Fisioterapi dan
Gizi serta Ruang Gawat Darurat. Tahun 1996 diresmikan ruang Otopsi dan
Musholla, tahun 1997 diresmikan Ruang ICU dan Ruang Operasi, tahun 2000
Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara Makassar mendapat bantuan lunak dari
Spanyol berupa peralatan kesehatan.Perkembangan pembangunan selanjutnya
adalah pembangunan koridor yang menghubungakan ruang-ruang perawatan
maupun poliklinik, gedung perawatan Garuda dan Kasuari yang berlantai 2 (dua).
Tanggal 1 Januari 1999 Gedung Kantin Bhayangkara, Gedung Primkoppol
dan tambahan Masjid Bhayangkara diresmikan oleh KADISDOKKES POLDA
SULSEL LETKOL POL. dr. S BUDI SISWANTO. Tanggal 10 Oktober 2001
Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara Makassar berubah status menjadi Rumah
Sakit tingkat II dengan Surat Keputusan Kapolri No. Pol. :
SKEP/1549/X/2001.Untuk menghilangkan kesan bahwa Rumah Sakit Kepolisian
Bhayangkara hanya diperuntukkan bagi anggota Polri maka berdasarkan Surat

5
Keputusan Kapolda Sulsel No. Pol.:SKEP/321/X/2001 tanggal 16 Oktober 2001
diputuskan penggantian nama Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara Makassar
menjadi Rumah Sakit Bhayangkara Tk. II Mappa Oudang Makassar yang
diresmikan oleh Kapolda Sulsel Irjen Pol. Drs. FIRMAN GANI. Tanggal 14
Januari 2009, Depkes RI memberikan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Nomor :
YM.01.10/III/125/09 dengan status Akreditasi Penuh Tingkat Dasar yang berlaku
tangal 14 Januari 2009 sampai dengan 14 Januari 2012 kepada Rumah Sakit
Bhayangkara Mappa Oudang sebagai pengakuan bahwa rumah sakit telah
memenuhi standar pelayanan yang meliputi : Administrasi Manajemen,
Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, dan
Rekam medis. Yang ditandatangani atas nama Menteri Kesehatan Direktur
Jenderal Bina Pelayanan Medik FARID W. HUSAIN.
Peresmian Renovasi Gedung IGD pada tanggal 18 Sepet 2009 oleh
KAPOLDA SULSEL IRJEN POL. Drs. MATHIUS SALEMPANG. Pada
tanggal 15 Juli 2009 KETUA UMUM BHAYANGKARI NY.NANNY
BAMBANG HENDARSO meresmikan Renovasi Ruang Cendrawasih.Peresmian
Renovasi Ruang Perawatan Cendrawasih B pada tanggal 16 Desember 2009 oleh
KAPOLDA SULSEL IRJEN POL. Drs. ADANG ROCHJANA. Tanggal 23
Nopember 2010, Menteri Keuangan RI mengesahkan Penetapan Rumah Sakit
Bhayangkara Tk. II Mappa Oudang Makassar pada Kepolisian Negara Republik
Indonesia sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (PK – BLU), dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 440 / KMK.05 / 2010, yang ditandatangani Menteri Keuangan AGUS
D.W. SEPTOWARDOJO.Tanggal 8 Juni 2011 nomenklatur Rumah Sakit
Bhayangkara Tk. II Mappa Oudang Makassar berubah nama menjadi Rumah
Sakit Bhayangkara Makassar dengan kode Kemenkeu 646307.
Pada hari Jumat, tanggal 21 Oktober 2011 jam 14.00 wita secara resmi
KAPOLDA SULSEL INSPEKTUR JENDERAL POLISI Drs. H. JOHNY
WAINAL USMAN, MM melalukan peletakan batu pertama dalam rangka
dimulainya renovasi ruang : Perawatan dan Bedah sentral serta ICU yang
berlantai 3 (tiga). Pada tanggal 20 November 2013 telah diresmikan penggunaan

6
gedung lantai 3 (Perawatan dan Bedah sentral dan ICU serta Perkantoran) oleh
Kapolda Sulsel Drs. Burhanuddin Andi, SH., MH.
Pada Bulan Januari 2017 telah digunakan gedung lantai 4
- Lantai 1 : Radiologi dan Laboratorium serta Bank Darah
- Lantai 2 : Ruang Perawatan Nuri
- Lantai 3 : Ruang Perawatan Camar
- Lantai 4 : Ruang Perawatan Walet
Pada tanggal 29 November 2017 Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
dinyatakan terakreditasi versi 2012 dengan status LULUS MADYA.
B. Kepemimpinan
Sejak berdirinya pada tanggal 2 november 1965, Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar telah mengalami beberapa kali pergantiaan Pimpinan/ Kepala, yaitu:
1. Letkol Pol dr. ZAINAL ARIFIN, Sp. M (1969-1985)
2. Letkol Pol. dr. IDA BAGUS PUTRA DJUNGUTAN, SP. B (1985 - 1991)
3. Kombes Pol. drg. PETER SAHELANGI, DFM (1993 – 2007)
4. Kombes Pol. dr. SYAFRIZAL, MM (2007 - 2009)
5. Kombes Pol. dr. DIDI MINTADI, Sp. JP (2009 - 2010)
6. Kombes Pol. dr. PURWADI, MS, MARS (2010 - 2013)
7. Kombes Pol. dr. BUDI HERYADI, MM (2013 - 2016)
8. Kombes Pol. dr. ARIS BUDIYANTO, Sp. THT (2016 - 2018)
9. Kombes Pol. dr. FARID AMANSYAH, Sp. PD (2018 - Sekaramg)
C. Visi, Misi, Identitas Tujuan
1. Visi
Menjadi Rumah Sakit Bhayangkara terbaik di kawasan Timur Indonesia dan
jajaran Polri, dengan Pelayanan Prima dan mengutamakan penyembuhan
serta terkendali dalam pembiayaan.
2. Misi
Menjadi Rumah Sakit Bhayangkara terbaik di kawasan Timur Indonesia dan
jajaran Polri, dengan Pelayanan Prima dan mengutamakan penyembuhan
serta terkendali dalam pembiayaan.

7
3. Tujuan
Tersedianya pelayanan kesehatan spesialisasi yang lengkap dan sesuai
dengan standar akreditasi
a. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meminimalisir komplain
guna meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar
b. Meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan standar akreditasi
c. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme SDM
d. Menjaga kuantitas SDM secara ideal sesuai dengan beban dan ancaman
tugas
e. Meningkatkan kesejahteraan dan etos kerja SDM
f. Terwujudnya transparansi dan akuntabilitas dibidang keuangan
Terwujudnya pengelolaan seluruh sumber daya lainnya secara efektif,
efisien dan akuntabel
D. Nilai – nilai Rumah Sakit
1. Disiplin
2. Ekstra pelayanan prima
3. Kebersamaan
4. Akuntabilitas dan transparansi
5. Prestasi kerja
E. Fasilitas dan Jenis Layanan
1. Mengembangkan pelayanan terpadu
Fokus pengembangan layanan terpadu pada berbagai jenis layanan
kesehatan sesuai dengan kemampuan rumah sakit yang bertujuan untuk
memberikan kemudahan, kecepatan, akurasi, pelayanan prima dan tetap
mengutamakan penyembuhan serta mengendalikan pembiayaan, sehingga
fungsi sosial rumah sakit tetap tidak terabaikan.
2. Pelayanan Kesehatan / Medik yang telah dimiliki rumah sakit lebih dari
lima kegiatan, terdiri atas :
a. Pelayanan Rawat Jalan, terdiri atas :
- Penyakit Dalam

8
- Kesehatan Anak
- Kebidanan & Kandungan
- Bedah Umum
- Anestesi & Reaminasi
- Radiologi & Imaging
- Patologi Klinik
- Patologi Anatomi
- Rehab Medis
- Gizi Klinik
- Mata
- THT
- Bedah Syaraf
- Syaraf
- Jantung & Pembuluh Darah
- Kulit & Kelamin
- Kedokteran Jiwa
- Paru
- Orthopedi
- Urologi
- Kesehatan Gigi dan Mulut
- Kedokteran Forensik
b. Penunjang
- Sentra Visum & Medikolegal
- Pusat Pelayanan Terpadu (PPT)
- Medical Check Up
- Audiometri
- Ekhocardiografi dan Tread Mill
- Laboratorium Klinik & Patologi Klinik
- Radiologi & Imaging
- USG 4 Dimensi
- USG Mata dan Auto Refractor

9
- CT-SCAN
- Rehabmedik
- Ruang Autopsi/ Rumah Duka
- Instalasi Farmasi 24 Jam
b. Pelayanan Rawat Inap, terdiri atas :
a) Pelayanan Rawat Inap Kelas VVIP
b) Pelayanan Rawat Inap Kelas VIP
c) Pelayanan Rawat Inap Kelas I
d) Pelayanan Rawat Inap Kelas II
e) Pelayanan Rawat Inap Kelas III
f) Pelayanan Intensif Care Unit (ICU).
F. Motto
Prima dalam pelayanan, utama dalam penyembuhan, terkendali dalam
pembiayan
G. Gambaran Umum Ruangan Perawatan (MERPATI)
1. Latar Belakang Ruangan
Perawatan Merpati merupakan salah satu bagian dari beberapa gedung
perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar yang berada dilantai
empat.
Ruangan perawatan Merpati adalah ruangan keperawatan rawat inap
Interna Kelas I, dan II di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar yang
melayani perawatan Interna sebanyak 22 bed. Dari 22 Bed Kelas I terdiri
dari 2 kamar yang terdiri dari 1 Bed, 1 AC, 1 Lemari. kelas II terdiri dari
4 kamar terdiri dari 1 bed, 1 AC serta 1 lemari dan16 bed masing-masing
terdiri dari 2 lemari, meja. dan terdapar ruangan Nurse Station (Kamar
Perawat Jaga) serta 2 Wc umum.
Ketenagakerjaan
a. Jumlah Tenaga Perawat
Jumlah tenaga perawat yang di ruang perawatan Merpati Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar sebanyak 12 orang. Terdiri dari 1orang kepala
ruangan, 11orang perawat pelaksana dan dibagi menjadi 2 tim ( Tim

10
A dan Tim B). Masing- masing tim terdiri dari tim A berjumlah 6
orang dan tim B terdiri 6 orang. Adapun pembagian jadwal/sift terbagi
menjadi 3 sift pagi 5 orang, siang 3 orang, dan malam 3 orang.
b. Jumlah Tenaga Dokter
Jumlah tenaga dokter di ruang perawatan rawat inap ruangan Merpati
Rumah Sakit Bhayangkara Makassar ada 7 bagian ,yaitu:
1. Interna
1) Dr. Rasyidi.,Sp.,Pd
2) Dr. Imam., F.,Sp.,Pd
3) Dr. Muhammadong.Sp.Pd
4) Dr. Fajar Amansyah. Sp.Ppd
2. THT
1) Dr. Widyana, Sp, THT
2) Dr. Indah, Sp, THT
3) Dr. Agustina L, Sp, THT
4) Dr. Alfrida, Sp, THT
3. Psikiatri
1) Dr. Ham
2) Dr. Joko Muharjo
4. Cardio
1) Dr. Sumarni, Sp, Jp, FIHA
2) Dr. Bogie Putra, Sp, Jp, FIHA
3) Dr. Akhtar, Sp, Jp, FIHA (K)

5. Orthopedi
1) Dr. Arman Bausat, Sp, B, Sp, OT
2) Dr. Hendrian Chaniago M. Kes, Sp, OT
3) Dr. Nasser M, Sp, OT
6. Neurologi
1) Dr. Hasmawati, Sp, S
2) Dr. Tjahyadi, Sp, S

11
7. Kulit
1) Dr. Rahman
2) Dr. Siswanto
3) Dr. Asnawi
c. Tenaga Non Keperawaan
Tenaga non keperawatan di ruang perawatan rawat inap ruangan
Merpati Rumah Sakit Bhayangkara Makassar yaitu Cleaning Service
sebanyak 3 orang.
d. Pengaturan Ketenagakerjaan
Penetapan jumlah tenaga keperawatan merupakan suatu proses
membuat perencanaan untuk menentukan berapa banyak tenaga yang
dibutuhkan dan dengan kriteria seperti apa pada suatu unit untuk
setiap shiftnya. Untuk penetapan ini ada beberapa rumus yang
dikembangkan oleh para ahli. Selain untuk menetapkan rumus ini juga
dapat digunakan untuk menilai dan membandingkan apakah tenaga
yang ada saat ini cukup, kurang atau berlebih. Rumus yang di
gunakan pada praktik manajemen keperawatan ini yaitu rumus
Douglas (1984).
Penghitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas
dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan setiap shift klien seperti
pada tabel berikut:

Tabel 3.1
Standar perhitungan tenaga perawat menurut Douglas
Tingkat Jumlah Kebutuhan Perawat
ketergantungan Pagi Sore Malam
Minimal 0,17 0,14 0,07
Parsial 0,27 0,15 0,10
Total 0,36 0,30 0,20
Sumber : Nursalam, 2011

12
Sedangkan klasifikasi derajat ketergantungan pasien terhadap
keperawatan menurut Douglas kriteria sebagai berikut :
a) Perawat minimal memerlukan waktu selama 1-2 jam/24 jam,
dengan kriteria :
1) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
2) Makan dan minum dilakukan sendiri
3) Ambulasi dengan pengawasan
4) Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shif
5) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
b) Perawatan intermediet memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam dengan
kriteria:
1) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
2) Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
3) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
c) Perawatan maksiml atau total memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam
dengan kriteria :
1) Segalanya diberikan/ dibantu
2) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
3) Gelisah/ disoreantasi
d) Sarana dan Prasarana
1) Sarana
Lingkup kegiatan di Ruang perawatan rumah sakit meliputi
kegiatan asuhan dan pelayanan keperawatan, pelayanan medis,
gizi, administrasi pasien, rekam medis, pelayanan kebutuhan
keluarga pasien (berdoa, menunggu pasien, mandi, dapur
kecil/pantry, konsultasi medis).
Menurut Kementrian Kesehatan RI tahun 2010 mengenai
sarana dan prasarana rumah sakit tentang kebutuhan ruang rawat
inap dapat dilihat pada tabel berikut ini:

13
Tabel 3.2
Kebutuhan Ruang, Fungsi dan Luasan Ruang serta Kebutuhan
Fasilitas Pada Ruang Rawat Inap Merpati
No Nama Fungsi Kebutuhan
Ruangan Fasilitas
1 Ruang Stasi Ruang untuk melakukan Meja, Kursi,
Perawat perencanaan,pengorganisasian lemari arsip,
(Nurse asuhan dan pelayanan tempat obat,
Station). keperawatan (pre dan post telepon/intercom.
Ruang confrence, pengaturan
kepala jadwal), dokumentasi sampai
Ruangan dengan evaluasi pasien.

Dari tabel diatas terdapat perbedaan mengenai fasilitas yang


seharusnya terdapat pada ruangan perawatan sesuai dengan
kementrian kesehatan tapi belum terpenuhi pada ruang perawatan
perawatan anak ruangan Kasuari Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
diantaranya :
1. Pada ruang perawatan fasilitas yang tidak terpenuhi yaitu nurse
call,
2. Pada nurse station fasilitasnya sudah lengkap

Tabel 3.3
Sarana dan Fasilitas Perawatan Ruangan Merpati Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar
No Ruangan Sarana
1 Nurse Station AC
Meja
Kursi
Lemari

14
Rak Obat
Dispenser
Komputer
Teleph
2 Kelas I Bed 1
AC 1
Lemari 1
3 Kelas II Bed 1
Lemari 1

2) Peralatan
Tabel 3.4
Daftar Peralatan Di Ruangan Merpati Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar
ALAT KESEHATAN
No Nama alat Jumlah
1 Nebulizer 1
2 Nierbekken 2
3 Bak Instrumen 4
4 Troly 2
6 Timbangan dewasa 1
7 Termometer 1
8 Tabungan O2 besar 3
9 Tiang infus 33
10 Safety Box 1
11 Tempat linnen 1
12 Tempat sampah infeksius 1
13 Tempat sampah Non infeksius 1
14 Tromol 1
15 Kotak obat 3

15
16 Set GV(Perawatan luka) 1
17 Rak obat 1
18 Stetoskop 1
19. Tensi dewasa 1
Total 47

NON ALAT KESEHATAN


NO Nama alat Jumlah
1 Bed atau tempat tidur 22
2 Lemari pasien 22
3 Meja 7
4 Lemari arsip 1
5 Kursi besi 7
6 Seprai 50
7 Wc 3
8 Ac 16
9 Lemari perawat (Loker) 1
10 Lemari perlengkapan alat medis 1
11 Lemari laken 1
12 Bantal 22
13 Sarung bantal 50
14 Komputer 1
15 Telephone ruangan 1
16 Dispenser 1

H. Analisa SWOT

No Analisa SWOT
1 Sarana, Strength

16
prasarana 1. Ruangan perawatan Merpati merupakan ruangan
dan keperawatan rawat inap Interna kelas I Dan II di
ketenagaan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Kelas I terdiri
dari 2 kamar, kelas II terdiri dari 4 kamar dan 16 Bed
2. Ruangan Merpati terdapat di lantai 4 yang
menampung pasien 22 orang. Ruangan ini dipimpin
oleh kepala ruangan dibantu dengan 12 anggota
perawat Pelaksana, yaitu 1 orang S.kep.Ns, 6 orang
S.kep dan 5 orang D3.
3. Memiliki alat kesehatan yang sudah mencukupi dalam
melakukan tindakan keperawatan yang maksimal
4. Mempunyai administrasi penunjang yang lengkap
(Buku injeksi, Buku TTV, lembar dokumentasi, buku
SOP, buku obat, buku registrasi, buku rincian pasien)
5. Memiliki ners station
Weaknes
1. Belum adanya Tim Evakuasi
2. Perawatan pasien belum berdasarkan
pengklasifikasian penyakit per system
Opportunity
1. Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi
perawat.
2. Adanya akreditasi untuk melengkapi sarana dan
prasarana rumah sakit yang kurang
3. Adanya seminar atau pelatihan untuk perawat.
4. Adanya kesempatan yang di berikan kepada tenaga
kerja untuk melanjutkan pendidikan.
5. Adanya kerjasama mahasiswa dengan perawat.
Threadtened
1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk
pelayanan yang lebih profesional

17
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat tentang hukum
3. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan
4. Kurang sesuainya intensif yang diterima dengan beban
kerja yang dilaksanakan.
2 Metode Strength
MPKP 1. SDM sebagian besar tenaga keperawatan ruang
Merpati adalah lulusan D3 keperawatan yaitu 6 orang,
S.Kep yaitu sebesar 5 orang, S.Kep,Ns 1 orang.
2. Ruangan memiliki visi dan misi RS sebagai acuan
melaksanakan kegiatan pelayanan
3. Mempunyai SOP tindakan
4. Mempunyai standar asuhan keperawatan
5. Terlaksananya komunikasi yang adekuat, perawat dan
tim kesehatan lain.
Weaknes
1. Terdapat 6 orang lulusan S.Kep keperawatan sehingga
belum memahami Maksimal tentang manajemen
MPKP
2. Struktur organisasi ruangan belum menjalankan secara
maksimal sistem MPKP.
3. Pre dan post conference serta presentasi kasus jarang
dilaksanakan
4. Ronde keperawatan jarang dilaksanakan. Karena
hanya untuk pasien yang memiliki waktu perawatan
lewat dari 1 minggu.
Opportunity
1. Adanya komisi etik keperawatan yang menjamin mutu
asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien
2. Adanya dukungan RS Bhayangkara Makassar dalam
peningkatan mutu asuhan keperawatan

18
Threadtened
1. Persaingan antara rumah sakit yang semakin ketat
2. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk
pelayanan yang lebih profesional
3. Makin tingginya kesadaran masyarakat tentang
hukum
4. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan
5. Bebasnya pers yang dapat langsung menyebarkan
informasi dengan cepat.
3 Dokumentasi Strength
Keperawatan 1. Tersedianya sarana dan prasarana pendokumentasian
di ruang perawatan kasuari berupa SOR (Source
Oriented Record)
2. Dokumentasi dilaksanan di status pasien
3. Sudah ada SAK ruangan dan digunakan dalam
pendokumentasian keperawatan.
4. Dokumentasi keperawatan mencangkup :
- Pengkajian system head to toe
- Diagnosa keperawatan sampai dengan evaluasi
menggunakan SOAP
5. Adanya kemauan perawat untuk melaksanan
pendokumentasian.
Weaknes
1. Belum adanya Tim Evakuasi sehingga menambah
beban kerja perawat sehingga pendokumentasian
tidak optimal.
Opportunity
1. Kerjasama yang baik dalam pendokumentasian antara
perawat, dokter, ahli gizi dan mahasiswa
2. Peluang perawat untuk peningkatan pendidikan

19
3. Adanya mahasiswa Profesi Ners praktek manajemen
untuk mengembangkan sistem pendokumentasian
4. Adanya dukungan dari RS Bhayangkara Makassar
dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
Threadtened
1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk
pelayanan yang lebih profesional
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat tentang
hukum
3. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan
4 Ronde Strength
Keperawatan - Dukungan dari ruangan terkait kegiatan ronde.
Weaknes
1. Ronde keperawatan dilakukan 3 kali sehari
Opportunity
1. Adanya role model (ronde) yang dilakukan
mahasiswa yang praktek manejmen berdasarkan
MPKP
2. Adanya dukungan dan kesempatan dari karu kepada
mahasiswa praktek untuk mengadakan ronde
keperawatan pada ruang Merpati.
Threadtened
1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk
pelayanan yang lebih profesional
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat tentang
hukum
3. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan

20
5 Supervisi Strength
1. Kepala ruangan memiliki standar pendidikan yang
memadai
2. Merupakan salah satu tugas dari kepala ruangan
untuk menjalankan fungsi pengawasannya terhadap
staf diruangannya
Weaknes
1. Belum ada uraian yang jelas tentang supervisi.
2. Belum adanya pendokumentasian kegiatan yang
disupervisi
3. Belum terlaksananya proses pengawasan di ruangan
terhadap staff perawat
Opportunity
1. Adanya komisi etik keperawatan yang menyediakan
format/petunjuk dalam supervise, adanya 9
mahasiswa UNIVERSITAS MEGA REZKY
MAKASSAR yang praktik manajemen keperawatan
diruang keperawatan Merpati.
Threadtened
1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk
pelayanan yang lebih profesional
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat tentang
hukum
3. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan
6 Timbang Strength
Terima 1. Perawat terlibat secara aktif
2. Karu memimpin kegiatan operan
3. Adanya buku laporan tentang perkembangan setiap
shif
Weaknes

21
1. Timbang terima sudah dilakukan namun hanya
dilakukan pada pagi hari saja.
2. Masih banyak timbang terima yang lebih focus pada
masalah medis dari pada masalah keperawatan
Opportunity
1. Adanya peran serta perawat dalam pelaksanaan
timbang terima
2. Adanya dukungan RS Bhayangkara Makassar dalam
peningkatan mutu asuhan keperawatan
Threadtened
1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk
pelayanan yang lebih profesional
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat tentang
hukum
3. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan
7 Discharge Strength
Planning 1. Adanya format Discharge Planning
Weaknes
1. Jarang dilakukan pendidikan kesehatan kepada pasien
yang akan pulang.
Opportunity
1. Adanya role model yang dilakukan mahasiswa yang
praktek manejemen berdasarkan MPKP
2. Adanya peran serta perawat ruang perawatan dua
dalam persiapan pasien pulang
3. Adanya dukungan RS Bhayangkara Makassar dalam
peningkatan mutu asuhan keperawatan.
Threatened
1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk
pelayanan yang lebih profesional.

22
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat tentang
hukum.
3. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan

23
BAB III

PENDEKATAN PENGKAJIAN

TERHADAP ASPEK MANAJEMEN RUMAH SAKIT

A. Pengkajian
Pengkajian sistem manajemen di Ruangan Perawatan Merpati dilakukan
dengan analisa situasi ruangan pada tanggal 29 April- 04 Mei 2019 melalui
metode:
Wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan, ketua tim A dan B,
dan 9 perawat pelaksana.
1. Observasi dilakukan oleh kelompok manajemen pada shift pagi, yaitu
observasi situasi dan kondisi ruangan, pelayanan asuhan keperawatan,
penyediaan sarana dan prasarana, sistem kerja, dan komunikasi perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan Pada tanggal 29 April - 04 Mei
2019.
2. Penyebaran kuesioner, kuesioner disebarkan pada tanggal 24 April - 01 Mei
2019. Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan analisa data.
3. Gambaran hasil analisa situasi ruangan di ruangan perawatan Merpati
dideskripsikan sebagai berikut:
a. Gambaran ketenagaan Perawat diruangan perawatan Merpati
Perawat di ruang perawatan Merpati, 1 orang kepala ruangan dengan
jenjang pendidikan S.Kep,Ners. 6 orang perawat primer dengan jenjang
pendidikan A.md, S.Kep, 5 orang perawat S1 dengan jenjang
pendidikan S.Kep.

24
KEPALA RUANGAN
Ns. Maria Enda, S.Kep.

TIM A TIM B

Natalia Susilowati, S.Kep Rahmawana, S.Kep

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA

1) Nurmiati, S.Kep 1) Wahyuni Mahmud.Amd.Kep


2) Arni Mansyur, S.Kep 2) Aminah
3) Rahmi, A.md.Kep 3) Jeni F. Amd.,Kep
4) Sarmanto Dwi Siswo.,S.Kep 4) Iin Latoba.Amd.Kep
5) Anisa Andriyani.S.Kep

Tabel 3.1
Tenaga Perawat Ruangan Merpati
No Nama JK Pendidikan Jabatan
1 Ns. Maria Enda, S.Kep. P Profesi Ners Kepala Ruangan
2 Natalia Susilowati, S.Kep P S1 Ketua Tim A
3 Rahmawana, S.Kep P S1 Ketua Tim B
4 Nurmiati, S.Kep P S1 PP Tim A
5 Arni Mansyur, S.Kep P S1 PP Tim A
6 Rahmi, A.md.Kep P D3 PP Tim A
7 Sarmanto Dwi Siswo.,S.Kep P S1 PP Tim A
8 Anisa Andriyani.S.Kep P S1 PP Tim A
9 Wahyuni Mahmud.Amd.Kep P D3 PP Tim B
10 Aminah. Amd.Kep P D3 PP Tim B
11 Jeni F. Amd.,Kep P D3 PP Tim B
12 Iin Patoba. Amd.Kep P D3 PP Tim B

25
Jumlah tenaga perawat berdasarkan pendidikan:
- SI Keperawatan + Ners : 1 orang
- S1 Keperawatan : 6 orang
- DIII : 5 orang
Total : 12 orang

b. ALOS (Average Length Of Stay)


ALOS secara umum Lama rawat inap pasien di ruang perawatan
Kasuari dari tanggal 29 maret sampai tanggal 7 april 2019 dengan total
pasien 22 orang (pasien).
Tabel 3.2
Berdasarakan Lamanya pasien di rawat Di Ruang Perawatan Merpati RS
Bhayangkara Makassar

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


3 Hari 13 59,1 59,1 59,1
V
4 Hari 8 36,4 36,4 95,5
ali
6 Hari 1 4,5 4,5 100,0
d
Total 22 100,0 100,0
Sumber : Data primer, 2019

Berdasarkan tabel 3.2 mengenai lamanya pasien di rawat di ruang


Merpati, menjelaskan bahwa dari 22 terdapat 13 pasien yang di rawat selama
3 hari dan terdapat 1 pasien yang di rawat selama 6 hari.

26
Distribusi 1.1

Ketenagaan M1 Di Ruang Perawatan Merpati Rs Bhayangkara


Makassar

Tahun 2019

3.5

3
Ketenagaan1
2.5
Ketenagaan2
Frekuensi

2 Ketenagaan3

1.5 Ketenagaan 4
Ketenagaan 5
1
Ketenagaan 6
0.5
Ketenagaan 7
0 Ketenagaan 8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Frekuensi

Berdasarkan distribusi 1.1 tentang ketenagaan diruang perawatan


interna Mepati Rs Bhayangkara di peroleh hasil bahwa responden rata-rata
memiliki jawaban (Cukup/Kadang-kadang) yang sama pada sebagian besar
pertanyaan dan ketenagaan 1, 4, 5, 7 dan 8 memiliki nilai terendah
memaparkan bahwa tiap perawat tidak merasa terbebani dengan aktifitas
diruang keperawatan Merpati.

Tabel 3.3 Keterangan : Distribusi 1.1


N PERTANYAAN KETERANGAN DATA
O KUANTITATIF
1. Bagaimana struktur Ketenagaan 1 11 menjawab
organisasi nyang telah cukup/kadang-
berjalan? kadang

27
2. Bagaimana pembagian tugas Ketenagaan 2 11 menjawab
yang di lakukan di ruangan? Baik/Sering
Apakah sudah sesuai
dengan struktur organisasi
yang telah ada?
3. Bagaimana kinerja perawat Ketenagaan 3 11 menjawab
primer/ ketua tim menurut Baik/Sering
anda? Apakah kompeten
dengan tugas-tugasnya?
4. Apakah anda merasa Ketenagaan 4 11 menjawab
membutuhkan kesempatan cukup/kadang-
untuk meningkatkan kadang
kemampuankerja melalui
pelatihan/ pendidikan
tambahan? Berikut
alasannya.
5. Bagaimana kebijaksanaan Ketenagaan 5 11 menjawab
rumah sakit mengenai cukup/kadang-
pemberian beasiswa atau kadang
pelatihan pendidikan
keperawatan? Apakah anda
merasa puas?
6. Bagaimana jumlah Ketenagaan 6 11 menjawab
pendapatan yang diterima Baik/Sering
plus insentif yang diterima
saudara sudah sesuai dengan
latar belakang pendidikan
anda?
7. Dengan tingkat Ketenagaan 7 11 menjawab
ketergantungan pasien yang cukup/kadang-

28
ada di ruangan, bagaimana kadang
tingkat beban kerja di
ruangan menurut anda?
8. Apakah jumlah perawat Ketenagaan 8 11 menjawab
dengan pasien sudah sesuai cukup/kadang-
menurut anda? kadang

Distribusi 1.2
Sarana Dan Prasarana M2 Di Ruang Perawatan
Merpati Rs Bhayangkara Makassar Tahun 2019

4.5
4
Sarana dan Prasarana 1
3.5
Sarana dan Prasarana 2
3
Frekuensi

2.5 Sarana dan Prasarana 3


2 Sarana dan Prasarana 4
1.5 Sarana dan Prasarana 5
1 Sarana dan Prasarana 6
0.5 Sarana dan Prasarana 7
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Sumber: Data Primer, 2019


Berdasarkan distribusi 1.2 tentang sarana dan prasarana diruang
perawatan Merpati diatas, di peroleh hasil nilai tertinggi yaitu pada Sarana
dan prasarana 1,2 dan 3 dengan jawaban Cukup/kadang-kadang dan nilai
terendah yaitu pada Sarana dan Prasarana 5 dengan jawaban sangat baik
memaparkan bahwa jumlah prasarana di dalam ruang Merpati masih perlu
di lengkapi .

29
Tabel 3.4 Keterangan : Distribusi 1.2
NO PERTANYAAN KETERANGAN DATA
KUANTITATIF
1. Apakah tata letak geduh sesuai Sarana Prasarana 11 menjawab
dengan ruangan standar 1 cukup/kadang-
pelayanan? kadang
2. Apakah fasilitas diruangan Sarana Prasarana 11 menjawab
anda sudah lengkap untuk 2 cukup/kadang-
perawatan pasien sesuai kadang
dengan standar berlaku?
3. Apakah peralatan kesehatan di Sarana Prasarana 11 menjawab
ruangan anda sudah lengkap 3 cukup/kadang-
untuk perawatan pasien? kadang

4. Apakah jumlah alat yang Sarana Prasarana 11 menjawab


tersedia sesuai dengan rasio 4 cukup/kadang-
pasien? Apakah anda kadang
berencana untuk menemabah
peralatan perawatan?
5. Apakah semua perawat Sarana Prasarana 8 menjawab
mengerti cara mengunakan 5 baik/sering
semua alat-alat perawatan?
6. Apakah persediaan consumble Sarana Prasarana 11 menjawab
(alat habis pakai) selalu 6 baik/sering
tersedia yang dibutuhkan
pasien?
7. Apakah administrasi Sarana Prasarana 11 menjawab
penunjang yang dimiliki sudah 7 baik/sering
memadai?

30
Distribusi 1.3
M3-1 (Model Asuhan Keperawatan yang digunakan) Di Ruang
Perawatan Merpati Rs Bhayangkara Makassar Tahun 2019
1.2

0.8
Frekuensi

0.6 Model Askep 2

0.4 Model Askep 3


Model Askep 4
0.2

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Frekuensi

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan distribusi 1.3 tentang M3-1(Model asuhan
keperawatan yang digunakan) diruang perawatan Merpati diatas diperoleh
hasil nilai bahwa sebagian besar perawat memberi jawaban “ya” yang
memparkan bahwa model MPKP yang dilakukan sesuai dengan model
asuhan keperawatan yang digunakan yaitu model asuhan keperawatan tim.

Tabel 3.5 Keterangan : Distribusi 1.3


NO PERTANYAAN KETERANGAN DATA
KUALITATIF
1. Apakah model asuhan Tim 11 perawat
keperawatan yang digunakan menjawab ya
perawat di ruangan saat ini?
2. Apakah anda Model asuhan 11 perawat
mengerti/memahami dengan keperawatan 2 menjawab Ya
model asuhan keperawatan
yang di gunakan saat ini?

31
3. Menurut anda. Apakah model Model asuhan 11 perawat
keperawatan tersebut cocok keperawatan 3 menjawab ya
digunakan saat ini.?
4. Apakah model yang Model asuhan 11 perawat
digunakan sesuai dengan visi keperawatan 4 menjawab ya
dan misi ruangan?

Distribusi 1.4
M3-1 (Efektifitas dan Efisiensi Model Keperawatan) Di Ruang
Perawatan Merpati Rs Bhayangkara Makassar Tahun 2019

2.5

2
Frekuensi

1.5 Efektifitas dan Efisiensi 2

1 Efektifitas dan Efisiensi 3


Efektifitas dan Efisiensi4
0.5
Efektifitas dan Efisiensi 5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Frekuensi

Sumber : Data Primer 2019


Berdasarkan distribusi 1.4 tentang M3-1(Efektifitas dan efisiensi
asuhan keperawatan) diruang perawatan Merpati diatas diperoleh hasil nilai
bahwa sebagian besar perawat memberi jawaban “ya” yang memparkan
bahwa model MPKP yang dimana model asuhan keperawatan ini sangat
berpengaruh terhadap efektifitas dan efisiensi model keperawatan.
Tabel 3.6 Keterangan : Distribusi 1.4
NO PERTANYAAN KETERANGAN DATA
KUALITATIF
1. Apakah dengan Rata-rata rawat 11 perawat
menggunakan model inap saat ini 3-4 menjawab ya

32
keperawatan saat ini dapat hari
mengurangi lama hari rawat
inap ? berapa rata hari rawat
inap ?
2. Apakah terjadi peningkatan Efektifitas dan 11 perawat
kepercayaan pasien terhjadap Efisiensi 2 menjawab ya
ruangan ?
3. Apakah model yang Efektifitas dan 11 perawat
digunalkan saat ini Efisiensi 3 menjawab ya
menyulitka dan memberikan
beban berat kerja bagi anda?
4. Apakah model saat ini Efektifitas dan 11 perawat
memberikan pembiyaan saat Efisiensi 4 menjawab ya
ini?
5. Apakah model yang Efektifitas dan 11 perawat
digiunakan mendapat banyak Efisiensi 5 menjawab ya
kritikan pasien pada ruangan?

Distribusi 1.5
M3-1 (Pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan) Di Ruang Perawatan
Merpati Rs Bhayangkara Makassar Tahun 2019

1.2

0.8 Pelaksanaan model Askep


Frekuensi

1
0.6
Pelaksanaan model Askep
0.4 2
0.2 Pelaksanaan model Askep
3
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Frekuensi

Sumber: Data Primer, 2019

33
Berdasarkan distribusi 1.5 tentang M3-1 (Pelaksanaan model
asuhan keperawatan) diruang perawatan Merpati diatas diperoleh hasil nilai
bahwa sebagian besar perawat memberi jawaban “ya” yang memparkan
bahwa pelaksanaan model asuhan keperawatan model MPKP yang
dilakukan telah sesuai.
Tabel 3.7 Keterangan : Distribusi 1.5
NO PERTANYAAN KETERANGAN DATA
KUALITATIF
1. Apakah telah terlaksana Pelaksanaan 11 perawat
komunikasi yang adekuat model askep 1 menjawab ya
antara perawat dan tim
kesehatan lain?
2. Apakah kontinuitas rencana Pelaksanaan 11 perawat
keperawatan terlaksan ? model askep 2 menjawab ya
3. Apakah anada menjalakan Pelaksanaan 11 perawat
kegiatan tupoksi? model askep 3 menjawab ya

Distribusi 1.6
M3-1 (Tanggung Jawab dan Pembagian Tugas) Di Ruang Perawatan
Merpati Rs Bhayangkara Makassar Tahun 2019
1.2

0.8
Frekuensi

0.6

0.4 #REF!
0.2

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Frekuensi

Sumber: Data Primer, 2019

34
Berdasarkan distribusi 1.6 tentang M3-1 (Tanggung jawab dan
pembagian tugas) diruang perawatan Merpati diatas diperoleh hasil nilai
bahwa sebagian besar perawat memberi jawaban “ya” yang memparkan
bahwa pelaksanaan model asuhan keperawatan model MPKP mengenain
tanggung jawab dan pembagian tugas yang dilakukan telah sesuai.
Tabel 3.8 Keterangan : Distribusi 1.6
NO PERTANYAAN KETERANGAN DATA
KUALITATIF
1. Jelaskan peran anda sesuai Tanggung Jawab Memberikan
dengan model keperawatan 1 asuhan
yang saat ini digunakan di keperawatan
ruangan? secara
komprehenif
2. Apakah job description untuk Tanggung Jawab 11 perawat
anda selama ini sudah jelas? 2 menjawab ya
3. Apakah anda mengenal Tanggung Jawab 11 perawat
kondisi pasien dan dapat 3 menjawab ya
menilai derajat
ketergantungan pasien ?

Distribusi 1.7
M3-2 (Timbang Terima) Di Ruang Perawatan Merpati Rs
Bhayangkara Makassar Tahun 2019
2.5
Timbang Terima 7
2
Timbang Terima 8
Frekuensi

1.5
Timbang Terima 9
1
Timbang Terima 10
0.5 Timbang Terima 11
0 Timbang Terima 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Sumber : Data Primer, 2019

35
Berdasarkan distribusi 1.7 tentang timbang terima diruang
perawatan Merpati Rs Bhayangkara diatas di peroleh hasil pada Timbang
terima 7, 8, 9, 11, 12 dan 13 responden memilik jawaban yang sama namun
pada pertanyaan timbang terima 10 responden memiliki jawaban yang
berbeda.
Tabel 3.8 Keterangan : Distribusi 1.7
NO PERTANYAAN KETERANGAN DATA
KUALITATIF
1. Berapa kali timbang terima Timbang terima 1 11 perawat
dilakukan di ruangan ? menjawab 3 kali
dalam 1 hari
2. Siapa yang memimpin Timbang terima 2 11 perawat
kegiatan timbang terima ? menjawab ketua
tim
3. Adakah yang harus Timbang terima 3 11 perawat
dipersiapkan dalam menjawab ya
perlaksanaan timbang
terima?

4. Menurut pengalaman anda. Timbang terima 4 12 perawat


Apa saja yang harus menjawab
disampaikan dalam kondisi pasien,
pelaporan timbang terima ? intruksi dokter,
tindakan yang
sudah dan belum
dilakukan
5. Tahukah anda, bagaimana Timbang terima 5 12 perawat
tekhnik laporan timbang menjawab ya
terima keperawat sift
selanjutnya dan ketika berada

36
didepan pasien ?
6. Berapa lama waktu yang Timbang terima 6 12 perawat
dibutuhkan untuk timbang menjawab ya
terima dan waktu untuk
mengunjungi masing-masing
pasien ?
7. Apakah timbang terima telah Timbang terima 7 12 perawat
dilaksanakan tepat waktu ? menjawab ya
8. Apakah timbang terima Timbang terima 8 0 perawat
dihadiri oleh katim atau PP menjawab ya
dan semua perawat yang dan 12 perawat
berkepentingan? menjawab tidak
9. Apakah ada buku khusus Timbang terima 9 12 perawat
untuk mencatat hasil laporan menjawab ya
timbang terima ?
10. Apakah ada kesulitan dalam Timbang terima 11 perawat
mendokumntesaikan laporan 10 menjawab tidak
timbang terima ?
11. Apakah ada interaksi dengan Timbang terima 11 perawat
pasien saat timbang terima 11 menjawab ya
sedang berlangsung?
12. Apakah kati atau perawat Timbang terima 11 perawat
primer menandatangani 12 menjawab ya
laporan timbang terima
segera setelah timbang
terima dilakukan ?
13. Apakah anda (Tim shift Timbang terima 11 perawat
pengganti) dievaluasikan 13 menjawab ya
kesiapannya oleh kepala
ruangan?

37
Distribusi 1.8
M3-3 Ronde Keperawatan Di Ruang Perawatan Merpati Rs
Bhayangkara Makassar Tahun 2019

2.5

2 Ronde 1
#REF!
Frekuensi

1.5
Ronde 3
1 Ronde 4
Ronde 5
0.5
Ronde 6
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan distribusi 1.9 dari hasil ronde keperawatan diruang
Kasuari Rs Bhayangkara diatas di peroleh bahwa jawaban perawat
kebanyakan menjawab tidak terlihat pada pertanyaan dan nilai terendah
pada ronde 3, 4, 5, dan 6 yang memaparkan keluaraga pasien masih banyak
yang belum mengetahui yang dimaksud dengan ronde serta tim dalam
pelaksanaan ronde belum terbentuk.
Tabel 3.9 Keterangan : Distribusi 1.8
NO PERTANYAAN KETERANGAN DATA
KUANTITATIF
1. Apakah ronde Ronde 1 11 perawat menjawab
keperawatan ya
dilaksanakan di
ruangan ini? Jika Ya,
berapa kali dalam
sebulan?
2. Apakah saudara Ronde 2 11 perawat menjawab
mengerti tentang ronde ya
keperawatan?

38
3. Apakah pelaksanaan Ronde 3 11 perawat menjawab
ronde keperawatan di ya, namun
ruangan ini telah disesuaikan dengan
optimal? situasi dan kondisi.
4. Apakah keluarga Ronde 4 8 perawat menjawab
pasien mengerti tidak
tentang ronde
keperawatan?
5. Apakah tim dalam Ronde 5 11 perwat menjawab
pelaksanaan kegiatan tidak
ronde keperawatan
telah dibentuk?
6. Apakah tim yang Ronde 6 11 perwat menjawab
dibentuk telah mampu tidak
melaksanakan ronde
dengan optimal?

Distribusi 1.9
M3-4 (Pengadaan Sentralisasi Obat) Di Ruang Perawatan Merpati Rs
Bhayangkara Makassar Tahun 2019
1.2

0.8
1
0.6
#REF!
0.4 1

0.2

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Sumber : Data Primer, 2019

39
Berdasarkan distribusi 1.9 tentang sentralisasi obat diruang Perawatan
Merpati Rs Bhayangkara diatas dalam pengadaan sentralisasi obat masih
belum memiliki format daftar pengadaan tiap-tiap macam obat, injeksi,
supositoria, infise, insulin, obat gawat darurat)
Tabel 3.10 Keterangan : Distribusi 1.9
NO PERTANYAAN KETERANGAN DATA
KUANTITATIF
1. Apakah anda mengetahui sentralisasi obat 1 11 perawat
tentang sentralisasi obat ? menjawab
Pengeluaran obat
yang dilakukan
oleh perawat
2. Apakah di ruangan ini sentralisasi obat 2 12 perawat
terdapat sentralisasi obat? menjawa ya.

a. Jika ya, apakah


sentralisasi obat yang
anda sudah
dilaksanakan secara
optimal
b. Jika tidak, menurut
anda apakah diruangan
ini perlu diadakan
sentralisasi obat (untuk
pertanyaan no.2)
3. Apakah selama ini anda sentralisasi obat 3 11 perawat
diberi wewenang dalam menjawa ya.
urusan sentralisasi obat?
4. Apakah ada format daftar sentralisasi obat 4 11 perawat
pengadaan tiap-tiap menjawa ya
macam obat(oral, injeksi,

40
suposutosia, infus, insulin,
obat gawat darurat)

Distribusi 1.10
M3-4 (Alur Penerimaan Obat) Di Ruang Perawatan Merpati Rs
Bhayangkara Makassar Tahun 2019
1.2

0.8

0.6
1
0.4

0.2

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan distribusi 1.10 tentang alur penerimaan obat diruang
Perawatan Merpati Rs Bhayangkara diatas belum memiliki format
persetujuan sentralisasi obat dari pasien/keluarga pasien kepda perawat serta
dalam penerimaan obat pasien /keluarga pasien kepda perawat dimana
keluarga pasien yang mengambil obat dari apotik kemudian menyerahkan
ke perawat da untuk selanjutnya di kelola dan di atur sesuai resep yang
diberikan sebelumnya.
Tabel 3.11 Keterangan : Distribusi 1.10
NO PERTANYAAN KETERANGAN DATA
KUANTITATIF
1. Apakah ada format
persetujuan sentralisasi
obat dari pasien/keluarga
pasien kepada perawat?
2 Bagaimana proses

41
penerimaan obat dari
pasien/keluarga pasien
kepada perawat?

Distribusi 1.11
M3-4 (Cara Penyimpanan Obat) Di Ruang Perawatan Merpati Rs
Bhayangkara Makassar Tahun 2019
1.2

0.8
1
0.6
1
0.4 Cara Penyimpanan Obat 4
0.2

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan distribusi 1.11 tentang cara penyimpanan obat diruang
Perawatan Merpati Rs Bhayangkara masih belum memnuhi standar.
Tabel 3.12 Keterangan : Distribusi 1.11
NO PERTANYAAN KETERANGAN DATA
KUANTITATIF
1. Apakah diruangan ini Penyimpanan 11 perawat
terdapat ruangan khusus obat 1 menjawab tidak
untuk sentralisasi obat?
2. Apakah ada kelengkapan Penyimpanan Belum sepenuhnya
sarana dan prasarana obat 2 memenuhi standar
pendukung sentralisasi
obat?
3. Apakah selama ini anda Penyimpanan 11 perawat
memisahkan kepemilikan obat 3 menjawab ya

42
antar obat-obat pasien?
4. Apakah selama ini anda Penyimpanan 11 perawat
memberi etiket dan alamat obat 4 menjawab ya
pada obat-obat pasien

Distribusi 1.12
M3-4 (Cara Penyiapan Obat) Di Ruang Perawatan Merpati Rs
Bhayangkara Makassar Tahun 2019
1.2

0.8

0.6
Cara Penyiapan Obat 2
0.4

0.2

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan distribusi 1.12 tentang cara penyiapan obat diruang
Perawatan Merpati Rs Bhayangkara sebagian besar menjawab ya.
Tabel 3.13 Keterangan : Distribusi 1.12
NO PERTANYAAN KETERANGAN DATA
KUANTITATIF
1. Apakah selama ini Penyiapan obat 1 7 perawat menjawa
sebelum memberikan obat ya, 5 menjawab
pada pasien anda selalu tidak.
menginformasikan jumlah
kepemilikan obat yang
telah digunakan?
2. Apakah ada format tiap Penyiapan obat 2 12 perawat
jenis obat sebelum anda mengisi jawaban,

43
memberikan obat ke mengatakan
pasien? pemberian obat
melalui resep
dokter yang
dibagikan setiap
ruangan
perawatan.

Distribusi 1.13
M3-5 Penerimaan Pasien Baru Di Ruang Perawatan Merpati Rs
Bhayangkara Makassar Tahun 2019
2.5

PPB 3
1.5
PPB 4
1 PPB 5
PPB 6
0.5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan distribusi 1.13 tentang penerimaan pasien baru diruang
Perawatan Merpati Rs Bhayangkara hampir sesuai standar dalam
keperawatan.
Tabel 3.14 Keterangan : Distribusi 1.13
NO PERTANYAAN KETERANGAN DATA
KUANTITATIF
1. Apakah yang anda lakukan PPB 1 11 perawat
saat penerimaqan pasien menjawab orientasi
baru? mengenai ruangan
dan fasilitas yang

44
ada
2. Bagaimana teknik yang PPB 2 Lisan
digunakan saat
pelaksanaan PPB pada
pasien? (lisan, tulisan atau
keduannya?
3. Apakah anda sudah pernah PPB 3 11 perawat
melakukan PPB? menjawab ya
4. Apakah ada pembagian PPB 4 11 perawat
tugas tentang PPB? menjawab ya
5. Apakah sudah ada PPB 5 11 perawat
pemberian brosur/ lefleat menjawab tidak
saat melakukan PPB?
6. Apakah setiap melakukan PPB 6 11 perawat
PPB, anda melakukan menjawab ya
pendokumentasian?
Bentuk
Pendokumentasian?

Distribusi 1.14
M3-6 Discharge Planning Di Ruang Perawatan Merpati Rs
Bhayangkara Makassar Tahun 2019
1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

45
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan distribusi 1.13 tentang discharge planning
diruang Perawatan Merpati Rs Bhayangkara menjelaskan bahwa sebagian
besar discharge planning dilakukan.
Tabel 3.15 Keterangan : Distribusi 1.14
NO PERTANYAAN KETERANGAN DATA
KUANTITATIF
1. Apakah anda mengerti DP 1 11 perawat
tentang Discharge menjawab ya
Planning?
2. Apakah anda sudah pernah DP 2 11 perawat
melakukan Discharge menjawab ya
Planning?
3. Apakah sudah ada DP 3 11 perawat
pembagian tugas menjawab tidak
Discharge Planning?
4. Apakah sudah ada DP 4 11 perawat
pembagian brosur/lefleat menjawab ya
saat melakukan Discharge
Planning?
5. Apakah bahasa yang anda DP 5 11 perawat
gunakan dalam melakukan menjawab tidak
Discharge Planning sulit
dipahami oleh pasien?
6. Apakah setelah selesai DP 6 11 perawat
melakukan Discharge menjawab ya
Planning anda melakuka
pendokumentasian dari
Discharge Planning yang
telah ditetapkan?

46
7. Kapan anda melakukan DP 7 11 perawat
Discharge Planning? menjawab mulai
pasien masuk RS
sampai pasien akan
keluar RS
8. Apakah yang anda berikan DP 8 11 perawat
saat melakukan Discharge menjawab edukasi,
Planning oleh kepala kelanjutan
ruangan? Jelaskan! pengobatan, cara
minum obat
9. bagaimana operasional DP 9 11 perawat
yang digunakan saat menjawab belum
pemberian tugas ada, disesuaikan
Discharge Planning? dengan situasi dan
kondisi perawat
yang menangani
saat itu
10. Bagaimana teknik yang DP 10 11 perawat
digunakan sat pemberian menjawab Lisan
Discharge Planning pada dan tertulis
pasien ?
11. Bahasa apa yang DP 11 11 perawat
digunakan saat melakukan menjawab bahasa
Discharge Planning? disesuaikan dengan
bahasa pasien

Distribusi 1.15
M3-7 Dokumentasi KeperawatanDi Ruang Perawatan Merpati Rs
Bhayangkara Makassar Tahun 2019

47
1.2

1 DK 1
DK 2
0.8
DK 3
0.6
DK 4
0.4 DK 5
0.2 DK 6

0 DK 7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan distribusi 1.15 tentang dokumentasi keperawatan
diruang Perawatan Merpati Rs Bhayangkara sudah sesuai standar.
Tabel 3.17 Keterangan : Distribusi 1.16
NO PERTANYAAN KETERANGAN DATA
KUANTITATIF
1. Model dokumentasi DK 1 11 perawat
keperawatan apa yang menjawab POR
diigunakan di ruang
saudara saat ini? Jelaskan!
2. Apakah sudah ada format DK 2 11 perawat
pendokumentasian yang menjawab ya
baku di ruang ini?
3. Apakah anda sudah DK 3 11 perawat
mengerti cara pengisian menjawab ya
format dokumentasi
keperawatan dengan benar
dan tepat? Jelskan!
4. Menurut anda apakah DK 4 11 perawat
format yang digunakan ini menjawab ya
memudahkan perawat
melakukanpengkajian

48
kepada pasien?
5. Apakah anda sudah DK 5 11 perawat
melaksanakan menjawab ya
pendokumentasiean
dengan tepat waktu?
6. Apakah menurut anda DK 6 11 perawat
model dokumentasi yang menjawab ya
digunakan ini menambah
beban kerja perawat?
7. Apakah enurut anda model DK 7 11 perawat
dokumentasi yang menjawab ya
digunakan ini menyita
banyak waktu perawat?

Distribusi 1.16
M3-8 Supervisi Di Ruang Perawatan Merpati Rs Bhayangkara
Makassar Tahun 2019
1.2

1 Supervisi 1
Supervisi 2
0.8
Supervisi 3
0.6
Supervisi 4
0.4 Supervisi 5
0.2 Supervisi 6

0 Supervisi 7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan distribusi 1.16 tentang supervisi diruang
Perawatan Merpati Rs Bhayangkara sudah melakukan supervisi sesuai
standar.
Tabel 3.17Keterangan : Distribusi 1.16

49
NO PERTANYAAN KETERANGAN DATA
KUANTITATIF
1. Apakah anda mengerti Supervisi 1 11 perawat
tentang supervisi? menjawab ya
2. Apakah supervisi telah Supervisi 2 11 perawat
dilakukan didalam menjawab ya
ruangan?
3. Adakah format baku untuk Supervisi 3 11 perawat
supervisi setiap tindakan? menjawab ya
4. Apakah format pada Supervisi 4 11 perawat
supervisi sudah sesuai menjawab ya
dengan standar
keperawatan?
5. Apakah alat (instrumen) Supervisi 5 11 perawat
supervisi sudah tersedia menjawab ya
secara lengkap?
6. Apakah hasil supervisi Supervisi 6 11 perawat
disampaikan kepada menjawab ya
perawat?
7. Apakah selalu ada Supervisi 7 11 perawat
feedback dari supervisor menjawab ya
untuk setiap tindakan?
8. Berapak kali supervisi Supervisi 8 11 perawat
dilakukan? menjawab 1x
sebulan
9. Siapakah yang melakukan Supervisi 9 11 perawat
supervisi? menjawab kepala
staff ruangan
10 Bagaimana alur supervisi Supervisi 10 11 perawat
yang ada dalam ruangan? menjawab staff

50
perawat-karu-
katim-perawat

B. Hasil pengkajian dan analisa data


Analisa data dilaksanakan dengan metode distribusi frekuensi data primer
yang diperoleh dari kuisioner, wawancara serta observasi pada Karu dan seluruh
perawat pelaksana yang terdiri dari 11 orang staf dan 1 Kepala Ruangan di
Ruang perawatan Kasuari RS Bhayangkara Makassar. Kuesioner yang
dikumpulkan kemudian divalidasi serta dianalisis berdasarkan empat tugas
Manajemen Keperawatan yaitu, Planning, Organisation, Actuating, dan
Controlling. Data tersebut berupa:
Tabel 3.33
ANALISA DATA

NO DATA MASALAH ANALISIS

1 MPKP Struktur Yang menjadi landasan

 Hasil wawancara perawat organisasi : dalam melaksanakan

yang ada di ruang Kelengkapan peran dan fungsi

perawatan mengatakan struktur perawat organisasi adalah

mengetahui struktur tidak di paparkan penetapan tugas dari pada

organisasi yang ada di tugasnya masing- organisasi tersebut. Peran

ruangan. masing. Dan dan fungsi dari struktur

nama-nama belum organisasi harus jelas agar

diperbaharui mudah dalam

pengambilan keputusan

dengan efektif dan

51
efisien.

2 Operan Operan : Pemecahan masalah:

 Sebagian besar perawat Perawat masih Timbang terima atau

mengatakan melaksanakan kurang operan diruangan

operan di ruang perawatan melaksanakan merupakan salah satu

Kasuari operan secara bagian dalam proses

 Akan tetapi hasil observasi keseluruhan di MPKP sehingga perlu

justru memperlihatkan setiap sift jaga. diadakan sosialisasi

perawat hanya melakukan Alasannya karena tentang pentingnya

operan di pagi hari. ada beberapa pelaksanaan kegiatan

 Hasil kuesiner pasien tidak operan atau timbang

menunjukkan bahwa 12 terlalu suka terima di ruang pasien

responden mengatakan untuk sering kepada perawat yang

pelaksanaan operan selalu dikunjungi, bertugas pada shift

tepat waktu dan di hadiri terutama pasien selanjutnya agar

oleh perawat yang yg butuh istirhat kesalahan-kesalahan yang

berkepentingan. yang lebih . mungkin terjadi dapat

dicegah dan perawat juga

dapat langsung melihat

kondisi pasien. Operan

juga dapat membantu

perawat dalam

memberikan pelayanan

52
yang lebih maksimal

kepada pasien karena

dengan hal tersebut

pasien akan merasa

diperhatikan kondisinya.

Maka dari itu operan

tetap mesti dilakukan

setiap sift dengan melihat

tingkat kondisi pasien yg

memungkinkan untuk

dilakukan operan.

3 Ronde keperawatan Ronde Ronde keperawatan

 Hasil observasi dan keperawatan : merupakan salah satu

wawancara Belum bagian dari proses

memperlihatkan bahwa dilaksanakan. pelaksanaan MPKP dan

perawat jarang Penyebab sangat penting untuk di

melaksanakan ronde utamanya karena terapkan karena dengan di

keperawatan. peraturan ronde di adakan ronde

ruangan Kasuari keperawatan segala

dilakukan pada sesuatu yang penting

pasien yang sehubungan dengan

memiliki waktu kebutuhan pasien

perawatan lebih termasuk kendala saat

53
dari 5-7 hari. memberi asuhan

keperawatan dapat

didiskusikan dan di cari

solusinya sehingga proses

keperawatan dapat

berjalan dengan lancar

sesuai tujuan yang di

harapkan.

B. Rumusan Masalah

Setelah dilakukan analisa data, selanjutnya dilakukan perumusan masalah

untuk memudahkan dalam melakukan prioritas, antara lain sebagai berikut :

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ditemukan bahwa perawat belum melakukan ronde

selama kami melakukan praktik manajemen keperawatan di ruang Merpati

selama 1 bulan .

2. Pengorganisasian

Belum memperbaharui nama-nama keanggotaan struktur organisasi

diruangan perawatan , serta pelaksanaan tugas-tugas sesuai dengan fungsi

dari strukturnya.

3. Koordinasi/pengarahan

a. Pelaksanaan operan keperawatan sudah cukup baik tapi masih belum rata

disetiap sift jaga.

54
b. Jadwal dan persyaratan pelaksanaan ronde di ruangan Merpati cukup

jelas pada pasien yang memiliki waktu perawatan lebih dari 5-7 hari, tapi

kiranya perlu juga dipertimbangkan prioritas ronde melalui tingkat status

penyakit pasien.

4. Pengawasan

Tidak ditemukan masalah pada pengawasan di ruang keperawatan Merpati

RS Bhayangkara Makassar.

C. Prioritas Masalah Dan Alternatif Pemecahan Masalah

1. Prioritas masalah

Setelah di identifikasikan masalah yang ada, selanjutnya masalah

tersebut diprioritaskan berdasarakan metode pembobotan dengan

memperhatikan aspek-aspek yang meliputi :

a. Magnitude (Mg) = Kecenderungan besar dan seringnya masalah

b. Severity (Sv) = Besar kerugian yang ditimbulkan,

c. Managebility (Mn) = Bisa dipecahkan,

d. Nursing Concern (Nc) = Perhatian bidang keperawatan,

e. Affordability (Af) = ketersediaan sumber daya.

Setiap aspek akan diberi nilai 1 sampai 5 dengan ketentuan :

a. Nilai 1 = jika sangat kurang penting,

b. Nilai 2 = jika kurang penting

c. Nilai 3 = jika cukup penting

d. Nilai 4 = jika penting

e. Nilai 5 = jika sangat penting

55
Tabel 3.34
Hasil Pembobotan Untuk Menentukan Prioritas Masalah

No. Masalah Mg Sv Mn Nc Af Total

1. Jumlah perawat masih belum


3 3 3 5 5 19
sebanding dengan jumlah pasien.

2 Perlunya melengkapi dan

memperbaharui struktur organisasi 3 2 4 3 4 16

ruangan perawatan Merpati.

3. Alat kesehatan dan sarana

prasarana masih ada yang ada 2 2 4 4 5 17

kurang

Skoring masalah manajemen keperawatan di ruang Perawatan interna

Merpati RS Bhayangkara Makassar.

Keterangan :

Magnitude (Mg) : Kecenderungan besar dan seringnya

masalah tersebut

Severity (Sv) : Besar kerugian yang ditimbulkan

Managebility (Mn) : Bisa dipecahkan

Nursing Concern (Nc) : Perhatian bidang keperawatan

Affordability (Af) : Ketersediaan sumber daya

56
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disusun prioritas masalah sebagai

berikut :

1. Jumlah perawat masih belum sebanding dengan jumlah pasien (19)

2. Alat kesehatan dan sarana prasarana masih ada yang ada kurang (17)

3. Perlunya melengkapi dan memperbaharui struktur organisasi ruangan

perawatan Merpati. (16)

2. Alternatif pemecahan

Tujuan alternatif penyelesaian masalah dirumuskan dalam bentuk

pertanyaan yang mencakup apa, siapa, di mana, dan berapa lama tujuan

dicapai. Formulasi tujuan dan alternatif pemecahan masalah sesuai dengan

masing-masing permasalahan adalah sebagai berikut :

57
Tabel 3.35
Alternatif Pemecahan Masalah

Tujuan & Alternatif Pemecahan


No Masalah
Masalah

1 Pelaksanaan operan 1. Melaksanakan operan keperawatan

keperawatan yang sudah bersama dengan perawat di ruang

keseleruhan sift perawatan.

2. Mensosialisasikan role play

pelaksanaan operan keperawatan.

3. Memfalidasi tiap pasien yang

memungkinkan untuk tetap dilakukan

operan di ruang keperawatan Merpati

2 Perlunya melengkapi dan 1. Memperbahrui dan melengkapi

memperbaharui struktur strukturr organisasi ruangan

organisasi ruangan perawatan perawatan Merpati

Merpati (16)

3 Belum dilakukan pelaksanaan 1. Melaksanakan Ronde keperawatan

Ronde Keperawatan di ruang bersama dengan perawat di ruang

Perawatan Merpati .( 23) perawatan.

2. Mensosialisasikan role play

pelaksanaan Ronde keperawatan.

58
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN DAN EVALUASI
A. Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan kegiatan penyelesaian masalah yang
dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan pada saat diskusi di seminar awal.
Implementasi dilakukan berdasarkan presentasi hasil identifikasi masalah dan
konfirmasi langsung kepada kepala ruangan serta disetujui oleh Pembimbing
institusi dan pembimbing lahan.
1. Rangkuman masalah
Adapun masalah yang telah disepakati untuk ditindak lanjuti adalah :
a. Jumlah perawat masih belum sebanding dengan jumlah pasien.
b. Alat kesehatan dan sarana prasarana masih ada yang ada kurang.
c. Perlunya melengkapi dan memperbaharui struktur organisasi ruangan
perawatan Merpati.
2. Implementasi kegiatan
a. Operan
1.)Masalah : Jumlah perawat masih belum sebanding dengan jumlah
pasien atau tempat tidur.
2.) Tujuan : Untuk mengefisienkan waktu, tenaga serta beban kerja
perawat dalam memberikan pelayanan kepada setiap pasien. Sesuai
dengan aturan mennurut permenkes Nomer 56 Tahun 2014 bahwa RS
Tipe B jumlah kebutuhan tenaga keperawatan sama dengan jumlah
tempat tidur pada instalasi rawat inap.
1) Implementasi : Mengadakan operan di kamar pasien kamar 01,
kamar 02, kamar 03, kamar 04, kamar 05 kamar 06 dan Bed 01-16
dari tanggal 22 - 28 April 2019
2) Hasil : Telah dilaksanakan Operan di kamar 01, kamar 02, kamar
03, kamar 04, kamar 05, dan kamar 06, perawatan Merpati tanggal
06-12 Mei 2019
b. Ronde keperawatan
1) Masalah : pelaksanaan ronde keperawatan perlu dilakukan.

59
2) Tujuan : Setelah dilakukan ronde keperawatan masalah
keperawatan yang dialami klien dapat diatasi
Kepala ruangan : Rahman Muslimin
Ketua Tim : Edwin Samma
Konselor : Oktoriana
PA 1 : Salmah Amdin
PA 2 : Mufitra Putri
PA 3 : Marhama isk Alam
PA 4 : Supianti Monsong
PA 5 : Ayu Wandira.B
PA 6 : Sukmawati
3) Hasil : Telah dilaksanakan ronde keperawatan di Kamar 01 ,
tanggal 03 Mei 2019
B. Tahap Evaluasi
1. Melaksanakan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) dengan
menggunakan metode Tim.
a. operan
Evaluasi struktur
 Mahasiswa mengadakan koordinasi dalam pelaksanaan operan
Evaluasi proses
 Mahasiswa mengadakan role play operan dalam 3 shift (siang
malam dan pagi) selama 9 hari
Evaluasi hasil
 Sudah terlaksananya operan dalam 3 shift selama 9 hari.
 Adanya dokumentasi operan dalam bentuk foto dan video.
b. Pelaksanaan ronde keperawatan
Kriteria evaluasi :
Evaluasi struktur
 Mahasiswa mengadakan koordinasi dengan kepala ruangan dan
pembimbing dalam pelaksanaan ronde keperawatan
Evaluasi proses

60
 Mahasiswa sebelumnya melakukan koordinasi kepada kepala
ruangan, perawat dan pasien untuk pelaksanaan ronde keperawatan.
 Mahasiswa melaksanakan ronde keperawatan di kamar 01 Merpati
pada Ny. Sk
Evaluasi hasil
 Sudah terlaksana ronde keperawatan di Merpati Kls I dan
didokuemntasikan dalam bentuk video dan foto
 Mahasiswa melaksanakan pre dan post conference bersama
perawat yang dinas di ruangan perawatan Merpati dalam 3 shift
selama 9 hari.

Rencana Tindak Lanjut


Diharapkan perawat tetap melaksanakan operan/timbang terima ,
pendokumentasian askep dan memperbaharui struktur organisasi di setiap
pergantian shiftnya ,agar perawat lebih mengetahui perkembangan kondisi
pasien dan diharapkan juga perawat tetap melaksanakan Ronde
keperawatan dalam memecahkan kasus-kasus yang memerlukan
penanganan khusus .

61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi
sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk
mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan.
Proses manajemen keperawatan dalam aplikasi dilapangan sejajar dengan
proses keperawatan sehingga keberadaan manajemen keperawatan dimaksudkan
untuk memudahkan pelaksanaan proses keperawatan. Proses manajemen
keperawatan, sebagaimana juga proses keperawatan, terdiri atas pengumpulan
data, identifikasi masalah, pembuatan perencanaan, pelaksanaan kegiatan, dan
kegiatan penilaian hasil.

62
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, (2011) Manajemen Keperawatan: aplikasi dalam praktik keperawatan


professional. Jakarta: Salemba Medika

Suarli, S. (2009) manajemen keperawatan dengan pendekatan, Jakarta : Erlangga


Medical Series.

Nursalam, (2009) Manajemen Keperawatan: aplikasi dalam praktik keperawatan


professional. Jakarta: Salemba Medika

Suyanto, (2008). Mengenal kepemimpinan dan manajemen keperawatan, Jogyakarta


: Mitra & Cindikia Press

Rizky, Wahyu (2018) Hubungan Jumlah Tenaga Perawat Dengan Beban Kerja
Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Wates. Yogyakarta:
Indonesia Journal of Hospital Administration

63
DOKOMENTASI

``

64

Anda mungkin juga menyukai