Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KELOMPOK KHUSUS LANSIA DI DESA DADIREJO KECAMATAN

TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

Di susun oleh :

1. Ajeng Arum Safitri (16.1126.S)


2. Citra Oktafia (16.1138.S)
3. Damayanti Aprilia (16.1140.S)
4. Diah Ockta Yuliani (16.1141.S)
5. Inni Saffanatul Jannah (16.1157.S)
6. Widianto Istiadi (16.1202.S)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN PEKALONGAN
2020
A. Latar Belakang / Data Fokus
Dari hasil pengkajian pada kelompok lansia tanggal 09 maret 2020, jam 09.00-selesai
didapatkan data 4 lansia mengalami masalah kesehatan hipertensi, 2 lansia mengalami
masalah kesehatan DM, dan 4 lansia tidak mengalami masalah kesehatan. Rata-rata
tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi yaitu 155/90 mmHg, dan lansia
yang memiliki masalah kesehatan DM hasil pemeriksaan GDS nya yaitu 215 gr/dL
dan 235 gr/dl. Kelompok lansia mengatakan masih suka mengkonsumsi makanan
gurih, bersantan, manis, asin dan berminyak, kelompok lansia mengatakan masih
mengkonsumsi nasi porsi banyak. Semua anggota kelompok belum mengetahui
tentang Hipertensi, DM, diet Hipetensi, diet DM. Berdasarkan hasil pengkajian
anggota kelompok jarang mencari informasi mengenai penyakit hipertensi dan DM.
Kelompok lansia kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada. Fasilitas
pendididkan yang dimanfaatkan oleh anggota kelompok lansia berupa pendidikan
rohani seperti pengajian fatayat dan biasanya dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh
tenaga kesehatan puskesmas tirto 1 dan kader kesehatan rw 2 sebelum dimulainya
acara pengajian. Lingkungan tempat tinggal anggota kelompok tergolong kondisi
baik, namun sebagian kondisi jalan dilingkungan rumah anggota kelompok masih
menggunakan tanah, jalan berlubang, licin dan terdapat genangan air sehingga dapat
menimbulkan resiko jatuh pada lansia. Semua anggota kelompok lansia tidak
memanfaatkan fasilitas lapangan karena belum ada kegiatan senam lansia. Semua
anggota kelompok mampu melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri seperti
makan, minum, mandi, berpakaian, berpindah tempat.

B. Diagnosa Keperawatan Dan Tujuan


Diagnosa Keperawatan:
1. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
3. Ketidakmampuan manajemen regimen latihan

Tujuan :

1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kesehatan kelompok lansia
2. Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui tentang penyakit hipertensi.
- Untuk mengetahui tentang diit hipertensi.
- Untuk mengetahui tentang penyakit DM.
- Untuk mengetahui tentang diit DM.
- Untuk mengetahui tentang penanganan resiko jatuh.
- Untuk mengetahui tentang senam lansia

C. Strategi Intervensi
1. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang penyakit hipertensi.
2. Memeberikan penyuluhan kesehatan tentang diit hipertensi.
3. Memeberikan penyuluhan kesehatan tentang penyakit DM.
4. Memeberikan penyuluhan kesehatan tentang diit DM.
5. Memeberikan penyuluhan kesehatan tentang penanganan resiko jatuh.
6. Memeberikan penyuluhan kesehatan tentang senam lansia.

D. Implementasi

1. Metode : Ceramah, tanya jawab, demonstrasi.


2. Media/Alat : Powerpoint dan leafleat
3. Tempat : Mushola Rt.06
4. Sasaran : Kelompok lansia Rt. 05 dan 06, Rw. 02, Dk. Cokragalih, Ds.
Dadirejo, Kec. Tirto, Pekalongan.

Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh

1. 12 Maret 2020 Penyuluhan Tentang Diah Ockta Yuliani


Jam : 15.30-16.00 WIB Penyakit Hipertensi
2. 12 Maret 2020 Penyuluhan Tentang Diit Citra Oktafia
Jam : 16.00-16.30 WIB Hipertensi

3. 12 Maret 2020 Penyuluhan dan Widianto Istiadi


Jam : 16.30-17.00 WIB Demonstrasi Senam Lansia

4. 13 Maret 2020 Penyuluhan Tentang Ajeng Arum Savitri


Jam : 09.00-09.30 WIB Penyakit Penyakit DM.
5. 13 Maret 2020 Penyuluhan Tentang Diit Inni saffanatul J
Jam : 09.30-10.00 WIB DM.

6. 13 Maret 2020 Penyuluhan Tentang Resiko Damayanti Aprilia


Jam : 10.00-10.30 WIB Jatuh

E. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur:
a. Materi dan media sudah disiapkan 1 hari sebelum pelaksanaan
2) Evaluasi Proses
Semua kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh dan peserta sejak mulai
penyuluhan sampai selesai.
a. Penyuluh memberikan materi sesuai SAP.
b. Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung.
c. Peserta dapat berperan aktif selama kegiatan berlangsung.
d. Penyuluh mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peserta.
3) Evaluasi Hasil
a. Kelompok Lansia dapat mengetahui tentang penyakit Hipertensi.
b. Kelompok Lansia dapat mengetahui tentang Diet Hipertensi.
c. Kelompok Lansia dapat mengetahui tentang senam lansia dan dapat
mendemonstrasikan.
d. Kelompok Lansia dapat mengetahui tentang penyakit DM.
e. Kelompok Lansia dapat mengetahui tentang diit DM.
f. Kelompok Lansia dapat mengetahui tentang resiko jatuh.

F. Lampiran Sap

a. SAP HIPERTENSI
1. Pokok Bahasan : Hipertensi
2. Sasaran : kelompok khusus lansia
3. Waktu : 30 menit
4. Tempat : Mushola Rt. 06
5. Hari, tanggal : Kamis,12 Maret 2020
6. Jam Pelaksanaan : 15.30-16.00 WIB
7. Penyuluh : Diah Ockta Yuliani
8. Tujuan Instruksional :
- Tujuan umum :
Setelah di laksanakan penyuluhan kesehatan selama 30 menit anggota
kelompok lansia dapat memahami tentang penyakit Hipertensi .

- Tujuan khusus :
Setelah di berikan penyuluhan kesehatan kepada anggota kelompok lansia
selama 30 menit, kelompok lansia mampu :

a. Menjelaskan pengertian Hipertensi.


b. Menyebutkan penyebab Hipertensi..
c. Menyebutkan tanda gejala Hipertensi.
d. Menyebutkan komplikasi yang terjadi pada hipetensi.
e. Menyebutkan cara pencegahan hipetensi.
f. Menyebutkan penanganan hipertensi

9. MATERI (Terlampir)
a. pengertian Hipertensi.
b. Penyebab Hipertensi..
c. Tanda dan gejala Hipertensi.
d. Komplikasi pada Hipertensi.
e. Cara pencegahan hipertensi.
f. Penanganan hipertensi.

10. METODE PELAKSANAAN


a. Ceramah
b. Tanya jawab

11. STRATEGI PELAKSANAAN


No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan klien

1. Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam penyaji.


(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan topik dan memperhatikan.
tujuan penyuluhan 3. Mendengarkan dan
4. Menjelaskan kontrak waktu mendengarka.
5. Menanyakan kesiapan 4. Menjawab pertanyaan
peserta atas kesiapan

2. Inti 1. Menjelaskan materi tentang 1. Menyimak dengan baik


(15 menit) penyakit hipertensi. 2. Tanya jawab
2. Memberi kesempatan untuk
bertanya
3. Menjawab pertanyaan yang
diajukan

3. Penutup 1. Mengulang kembali materi 1. menyimak dengan baik


yang disampaikan dengan 2. sasaran dapat menjawab
(10menit)
mengajukan pertanyaan pertanyaan yang
2. Menutup penyuluhan diajukan.
dengan Salam 3. menjawab salam

12. MEDIA
a. Leaflet
b. LCD / Proyektor

13. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur:
a. Materi dan media sudah disiapkan 1 hari sebelum pelaksanaan
2) Evaluasi Proses
Semua kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh dan peserta sejak mulai
penyuluhan sampai selesai.
1. Penyuluh memberikan materi sesuai SAP.
2. Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung.
3. Peserta dapat berperan aktif selama kegiatan berlangsung.
4. Penyuluh mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peserta.
3) Evaluasi Hasil
Hasil yang dicapai peserta selama proses penyuluhan
a. 100% peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
b. 85% peserta mampu menyebutkan pengertian hipertensi.
c. 80% peserta mampu menyebutkan penyebab hipertensi.
d. 80% peserta mampu menyebutkan tanda gejala hipertensi.
e. 80% peserta mampu mengetahui komplikasi hipertensi.
f. 80% peserta mampu menyebutkan pencegahan hipertensi.
g. 80% peserta mampu menyebutkan penanganan hipertensi.

14. Referensi :
Manuntung, Alfeus. 2018. Terapi Perilaku Kognitif Pada Pasien Hipertensi.
Malang: Wineka Media.
Fikriana, Riza. 2018. Sistem Kardiovaskuler. Yogyakarta : CV Budi Utama.

15. Lampiran
A. Pengertian Hipertensi
Menurut WHO, batas normal tekanan darah adalah tekanan sistolik
120-140 mmHg dan tekanan diastolik 80-90 mmHg. Seseorang dikatakan
hipertensi apabila tekanan darahnya 140/90 mmHg atau lebih
(Manuntung, A, 2018).
B. Penyebab Hipertensi
Penyebab hipertensi yaitu sebagai berikut :

a. Keturunan
b. Usia
c. Stress psikologis
d. Kegemukan
e. Kurang olahraga
f. Merokok
g. Konsumsi alkohol
h. Konsumsi garam
C. Tanda Dan Gejala Hipertensi
Tanda dan gejala hipertensi yaitu sebagai berikut (Smeltzer, 2001 dalam
Manuntung, A, 2018) :
a. Sakit kepala
b. Sakit pada tengkuk
c. kelelahan
d. mual
e. muntah
f. sesak napas
g. gelisah
h. pandangan menjadi kabur
i. vertigo
j. kesemutan pada kaki dan tangan
D. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipetensi yaitu sebagai
berikut:

a. Stroke
b. Gagal ginjal
c. Serangan jantung
d. Gangguan pada otak
E. Cara Pencegahan Hipertensi
Hipertensi dapat dicegah dengan cara berikut (Bambang Sadewo, 2004
dalam Manuntung, A, 2018) :
a. Tidak merokok
b. Tidak mengkonsumsi alkohol
c. Berolahraga secara teratur
d. Diet rendah garam atau makanan (mengurangin makanan asin dan
makanan berlemak)
e. Jika kelebihan berat badan, BB harus dikurangi (menjaga
keseimbangan BB)
f. Perbanyak minum air putih (8-10 gelas/hari)
g. Periksa tekanan darah secara teratur
h. Kontrol stres
i. Istirahat yang cukup
F. Penanganan Hipertensi:
- Minum obat anti darah tinggi sesuai nasehat Dokter
- Turunkan kelebihan berat badan
- Makan makanan yang rendah garam (maks 1 sdt)
- Hentikan konsumsi Kopi, Merokok dan minuman keras!
- Istirahat yang cukup
- Hindari makan-makanan olahan Daging sapi/kerbau/ kambing (tinggi
lemak)
- Pola makan yang seimbang
- Olahraga.

b. SAP DIIT HIPERTENSI

1. POKOK BAHASAN : Diet Hipertensi


2. SASARAN : Anggota Kelompok Lansia
3. WAKTU : 30 menit
4. TEMPAT : Musholat Rt. 06
5. HARI/TANGGAL : Kamis, 12 Maret 2020
6. JAM PELAKSANAAN : Pukul 16.00-16.30 WIB
7. PENYULUH : Citra Oktafia
8. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan Umum
Setelah di laksanakan penyuluhan kesehatan selama 30 menit anggota
kelompok lansia dapat memahami tentang Diet Hipertensi..

2. Tujuan Khusus
Setelah di berikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada anggota
kelompok lansia selama 30 menit, kelompok lansia mampu :

a. Menjelaskan pengertian Diet Hipertensi.


b. Menjelaskan Tujuan Diet Hipertensi.
c. Menyebutkan Prinsip Diet Hipertensi.
d. Menjelaskan macam- macam Diet Hipertensi.
e. Menyebutkan makanan yang harus di hindari
9. MATERI (Terlampir)
g. pengertian Diet Hipertensi.
h. Tujuan Diet Hipertensi..
i. Prinsip Diet Hipertensi.
j. Macam- macam Diet Hipertensi.
k. Makanan yang harus di hindari
10. METODE PELAKSANAAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab

11. STRATEGI PELAKSANAAN


No Waktu KegiatanPenyuluhan Kegiatan klien

1. Pembukaan 1. Mengucapkansalam -     Menjawab salam


2. Memperkenalkan diri
(5 -     Mendengarkan
3. Menjelaskantujuan
2. Inti 1. Menjelaskan materi tentang Menyimak dengan
diet hipertensi. baik
(15
2. Memberi kesempatan untuk
eni
bertanya. Mengajukan
3. Menjawab pertanyaan yang beberapa
diajukan pertanyaan

3. Penutup - Mengulang kembali materi - menyimak dengan


yang disampaikan dengan baik.
(10menit)
mengajukan pertanyaan - sasaran dapat
- Menutup penyuluhan dengan menjawab tentang
Salam pertanyaan yang
diajukan.
- menjawab salam
12. MEDIA
 Leaflet
 LCD / Proyektor

13. EVALUASI
1. Struktur
a. SAP sudah ada
b. Materi sudah disiapkan
c. Media sudah disiapkan
2. Proses
a. Kelompok Lansia aktif selama penyuluhan
b. Kegiatan penyuluhan kesehatan berjalan lancar
3. Hasil
a. Kelompok Lansia dapat menjelaskan pengertian Diet Hipertensi.
b. Kelompok Lansia dapat menjelaskan Tujuan Diet Hipertensi.
c. Kelompok Lansia dapat menjelaskan Prinsip Diet Hipertensi.
d. Kelompok Lansia dapat menyebutkan macam- macam diet hipertensi.
e. Kelompok Lansia dapat menyebutkan makanan yang harus dihindari.

14. DAFTAR PUSTAKA


Ramayulis, Rita. (2010). Diet Untuk Penyakit Komplikasi. Jakarta : Penebar
Swadaya Grup.
Pudiastuti, Ratna Dewi. (2014). Kamus Pintar : Mengindari Penyakit
Dengan Obat Herbal. Jakarta : Gramedia.
Sustrani, Lanny, dkk. (2005). Hipertensi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Dalimartha, Setiawan, dkk. (2008). Care Your Self Hipertensi. Jakarta :
Penebar Plus.
Irnawati, Linda, Husni, Ahmad. (2019). Dietclopedia 110 Rahasia Diet
Sehat. Jakarta : PT Grasindo
15. Lampiran
A. Pengertian Diet Hipertensi
Diet adalah menyesuaikan dan memadukan antara jenis makanan,
jumlah, dan waktu makan dengan kemampuan tubuh untuk memprosesnya
sehingga mempunyai nilai yang lebih dalam upaya penyembuhan suatu
penyakit (Ramayulis 2016 h.9).

B. Manfaat Diet Hipertensi


a) Mengurangi asupan garam
b) Memperbanyak makanan yang mengandung serat
c) Menghentikan kebiasaan buruk
d) Memperbanyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kalium
e) Memenuhi kebutuhan magnesium dalam tubuh

C. Prinsip Diet Hipertensi


a) Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.
b) Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.
c) Jumlah garam yang harus dibatasi sekitar ¼ sampai ½ teh perhari
sesuai dengan kondisi kesehatan penderita hipertensi itu sendiri.

D. Macam-macam Diet Hipertensi


1. Diet Rendah Garam
Tujuan dari diet rendah garam adalah membantu menghilangkan
cairan dalam tubuh sehingga dapat menurunkan tekanan darah.
Dengan cara mengurangi konsumsi garam.
2. Diet Rendah Kolesterol Dan Lemak Terbatas
Diet ini bertujuan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan
juga dapat untuk menurunkan berat badan bagi penderita hipertensi
yang mengalami obesitas. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Tidak menggunakan lemak hewan, margarin, metega terutama
pada makanan yang digoreng dengan minyak.
b. Kurangi konsumsi daging merah, hati, limpa dan jeroan hewan,
seafood udang,kepiting, minyak kelapa dan kelapa santan.
c. Ganti susu full cream dengan susu krim.
d. Batasi jumlah gula dan konsumsi makanan yang manis seperti
dodol, kue, biskuit dll
e. Perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan kecuali buah
durian dan nangka.
3. Diet Tinggi Serat
Pada penderita hipertensi sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi
makanan yang tinggi serat seperti :
a. buah-buahan (jambu, belimbing, kedondong, mangga, apel,
semangka, anggur, markisa dan pisang).
b. sayuran (daun bawang, kecipir muda, kacang panjang, daun
kemangi, daun seledri, kangkung, tauge, buncis, pare, kol wortel,
dan sawi).
c. protein nabati (kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, kacang
merah,beras merah, jagung).
d. Makanan seperti agar-agar dan rumput laut.
4. Diet Rendah Kalori
Diet rendah kalori dianjurkan pada penderita hipertensi dengan
obesitas. Hal yang perlu diperhatikan dalam menjalani diet rendah
kalori yaitu :
a. Kurangi asupan kalori sekitar 25%.
b. Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutahan zat besi.
c. Melakukan aktivitas olahraga.
E. Makanan yang harus dihindari
beberapa makanan yang perlu dihindari dan dibatasi seperti :
a. Makanan yang memiliki jumlah kadar lemak jenuh yang tinggi (seperti :
minyak kelapa, paru, otak, gajih).
b. Makanan yang diolah dengan campuran garam natrium (seperti : crekers,
diskuit, keripik, dan makanan yang diolah dengan campuran garam).
c. Makanan yang diawetkan (seperti : makanan kaleng, dendeng, abon
asinan sayuran, ikan asin, telor asin).
d. Batasi jumlah makanan olahan berbahan dari susu ( seperti : Susu full
cream, keju, mentega).
e. Serta makanan yang berasal dari protein hewani dengan kadar protein
yang tinggi (seperti : daging merah sapi atau kambing, kuning telur, dan
kulit ayam).

c. SAP SENAM LANSIA


d. SAP PENYAKIT DM

Sistem : Endokrin

Pokok Bahasan : Diabetes Melitus

Hari/Tanggal : Jum’at, 13 Maret 2020

Waktu : 09.00-09.15 WIB

Penyuluh : Ajeng Arum Savitri

Tempat : Mushollah rt 06 desa Dadirejo

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 15 menit diharapkan kelompok
lansia mampu memahami tentang Diabetes Mellitus

2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang diabetes melitus selama 15
menit, diharapkan lansia dapat:

a. Memahami pengertian diabetes melitus


b. Menyebutkan penyebab diabetes melitus
c. Menyebutkan tanda dan gejala diabetes melitus
d. Mengetahui orang-orang yang berisiko mengidap diabetes melitus
e. Mengetahui pengelolaan diabetes melitus
f. Mengetahui makanan yang diperbolehkan bagi penderita diabetes
melitus
g. Mengetahui makanan yang tidak diperbolehkan bagi penderita diabetes
melitus

B. Metode
Ceramah

C. Media
a. Power Point
b. Leaflet

D. Materi
Terlampir

E. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan
Tahap Kegiatan penyuluhan
audiens
Pembukaan 1. Memberi salam pembukaan 1. Membalas salam
3 Menit 2. Memperkenalkan diri penyaji
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan 2. Mendengarkan dan
mengenai materi memperhatikan
4. Melakukan kontrak waktu 3. Mendengarkan dan
memperhatikan

Pelaksanaan  Penyaji menggali pengetahuan  Menjelaskan penyakit


10 Menit audiens tentang diabetes mellitus diabetes
 Menjelaskan materi tentang sepengetahuan
diabetes mellitus audiens
Mengenai :  Mendengarkan dan
1. Pengertian Diabetes Mellitus memperhatikan
2. Penyebab diabetes mellitus  Audience bertanya
3. Tanda dan gejala diabetes
mellitus
4. Orang-orang yang berisiko
mengidap diabetes melitus
5. Cara pengelolaan diabetes
melitus
6. makanan yang diperbolehkan
bagi penderita diabetes melitus
7. makanan yang tidak
diperbolehkan bagi penderita
diabetes melitus
 Memberikan waktu audien untuk
bertanya
Penutup  Memberikan beberapa  Menjawab pertanyaan
2 menit pertanyaan untuk mengevaluasi
sejauh mana pemahaman  Menyimpulkan
audience tentang materi yg
dijelaskan.  Mendengarkan dan
 Menyimpulkan secara bersama- memperhatikan
sama  Membalas salam
 Mengakhiri penyuluhan penutup

 Memberi salam penutup

F. Daftar Pustaka
Marewa, L.W. 2015. Kencing Manis (Diabetes Mellitus) di Sulawesi Selatan.
Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Lanywati,Endang.2010.Diabetes Mellitus Penyakit Kencing
Manis.Yogyakarta: Kanisius(Anggota IKAPI).
Misnadiarly.2008.Diabetes Mellitus Gangguan,Ulcer, Infeksi. Jakarta :
Pustaka Populer Obor.

G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Kegiatan yang dilakukan penyuluh sebelum pelaksanaan, yaitu :
 Materi dan media sudah disiapkan 1 hari sebelum pelaksanaan
2. Evaluasi Proses
Semua kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh dan peserta sejak mulai
penyuluhan sampai selesai
 Penyuluh memberikan materi sesuai SAP
 Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung
 Peserta dapat berperan aktif selama kegiatan berlangsung
 Penyuluh mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peserta
3. Evaluasi Hasil
Hasil yang dicapai peserta selama proses penyuluhan.
a. 100 % peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
b. 80% peserta mampu menyebutkan pengertian
c. 80% peserta mampu menyebutkan penyebab dll
H. LAMPIRAN
A. PENGERTIAN DIABETES MELLITUS
Diabetes Mellitus atau kencing manis merupakan penyakit
metabolisme yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah
(glukosa) seseorang didalam tubuh yang tinggi melebihi batas normal.
Kadar gula yang tinggi dikeluarkan melalui air seni (urine), sehingga air
seni mengandung gula atau manis sehingga disebut sebagai penyakit
kencing manis.

B. PENYEBAB DIABETES MELLITUS


Ada beberapa faktor penyebab penyakit diabete mellitus pada umumnya,
yaitu :
1. Factor genetic
Penyebab DM yang biasa terjadi salah satunya yaitu dikarenakan oleh
adanya factor genetic. Karena memiliki keluarga yang juga menderita
penyakit DM maka dari itu kemungkinan besar untuk menderita
penyakit DM. oleh sebab itu jika keluarga memiliki riwayat penyakit
diabetes maka ada kemungkinan juga untuk menderita penyakit
diabetes jika tidak menjaga kesehatan dan juga kadar gula darah.
2. Factor berat badan (obesitas)
Berat badan memang bisa mempengaruhi kesehatan, karena berat
badan pun bisa menjadi suatu penyakit, dan penyakit diabetes pun
bisa terjadi dikarenakan oleh berat badan. Memiliki berat badan yang
besar atau pun berlebihan memiliki kemungkinan untuk menderita
penyakit diabetes salah satu nya.oleh sebab itu penyebab diabetes bisa
di sebabkan oleh berat badan.
3. Factor makanan
Penyebab diabetes pun bisa terjadi dari makanan yang di konsumsi,
jika sering mengkonsumsi makan makanan yang tidak sehat seperti
hal nya makanan yang mengandung lemak tinggi atau pun memiliki
kadar manis dari gula yang banyak maka bisa menjadi penyebab
diabetes. Oleh sebab itu jaga asupan makanan yang baik agar tidak
mengalami naik nya kadar gula darah.
4. Factor merokok
Rokok merupakan sumber penyakit, dan rokok pun bisa menjadi
penyebab diabetes juga oleh sebab itu mengapa penggunaan rokok itu
di larang dan tidak baik untuk di gunakan.

C. TANDA DAN GEJALA DIABETES MELLITUS


1. Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat
sampai melampauidaya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi
osmotik diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit
sehingga klien banyak kencing
2. Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan
banyak karena poliuri, sehngga untuk mengeimbangi klien lebih
banyak minum
3. Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami
starvasi(lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus
makan. Tetapi walaupunklien banyak makan, tetap saja makanan
tersebut hanya kan berada sampai pada pembuluh darah.
4. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi
glukosa, maka
tubuh berusaha mendapat peleburan zat dari bagian tubuh yang lain y
aitu lemak dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar maka tubu
h termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak sehingga klien
dengan DM banyak makan akan tetap kurus.
5. Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas (glukosa-sarbitol fruktasi)
yang disebabkankarena insufisiensi insulin. Akibat terdapat
penimbunan sarbitol dari lensa, sehinggamenyebabkan pembentukkan
katarak
D. ORANG – ORANG YANG BERESIKO MENGIDAP DIABETES
MELLITUS Penyakit DM kebanyakan adalah penyakit keturunan, bukan
penyakit menular. Meskipun demikian tidak berarti penyakit ini pasti
menurun ke anak. Walaupun kedua orang tua menderita DM. kadang-
kadang anaknya tidak ada yang menderita DM. Namun apabila
dibandingkan dengan kedua orangtua yang non-DM, jelas penderita DM
lebih cenderung mempunyai anak yang menderita penyakit DM.
Berikut ini adalah urutan yang menunjukkan siapa saja yang mempunyai
kemungkinan akan menderita penyakit DM, yaitu :
1. Kedua orang tuanya mengidap penyakit DM
2. Salah satu orangtuanya atau saudara kandungnya mengidap penyakit
DM
3. Salah satu anggota keluarga (nenek,paman, bibi,keponakan,sepupu)
mengidap DM.
4. Pernah melahirkan bayi dengan berat badan lahir >4kg
5. Pada waktu pemeriksaan kesehatan pernah ditemukan kadar glukosa
darah melebihi antara 140-200 mg/dl
6. Menderita penyakit lever (hati) kronik atau agak berat
7. Terlalu lama minum obat-obatan, mendapat suntikan atau minum
tablet golongan kortikosteroid (sering digunakan oleh penderita asma,
penyakit kulit, penyakit reumatik, dan lain-lain) missal prednisone,
oradexon, kenacort, rheumacyl, kortison, hidrokortison.
8. Terkena infeksi virus tertentu misalnya virus morbili,virus yang
menyerang kelenjar ludah,dll
9. Terkena obat-obatan antiserangga (insektisida).

E. PENGELOLAAN DIABETES MELLITUS


Dalam pengelolaan diabetes mellitus ada 4 pilar penting yang harus
dilakukan secara bersamaan, yaitu :
1. Pola Makan Sehat.
Penyandang diabetes itu tidak boleh makan seperti orang lain yang
normal, tidak boleh minum gula, perlu makanan khusus. Padahal
sebetulnya tidak demikian, penyandang diabetes pada dasarnya
makannya sama saja dengan orang normal. Tidak ada makanan yang
mutlak dilarang, hanya saja barangkali beberapa makanan
dikonsumsi lebih sedikit. Bahkan gula boleh saja dikonsumsi, kalau
hanya untuk teman minum teh pagi hari.
2. Aktifitas Fisik
Seperti pola makan yang sehat, aktifitas fisik, olahraga juga sangat
menentukan regulasi gula darah. Penelitian menunjukkan bahwa
olahraga memperbaiki gangguan toleransi glukosa, menurunkan gula
darah, mengurangi kebutuhan obat-obatan. Semakin besar massa otot
terutama otot-otot besar seperti paha, bokong, lengan yang dibangun
dengan olahraga maka akan semakin banyak gula yang diambil dari
peredaran darah.
3. Obat-Obatan
Pada pasien diabetes tertentu, gula darah yang tidak begitu tinggi,
yang pertama kali didiagnosis, dengan obesitas, diabetes tanpa
komplikasi, obat diabetes baru diberikan apabila dengan pola makan
yang sehat, dan olahraga, kadar gula darah yang diinginkan tidak
tercapai. Obat bukan pilihan pertama pada penyandang diabetes, dan
obat-obatan tidak menggantikan fungsi makanan yang sehat dan
olahraga. Pada beberapa penelitian, olahraga, pola makan yang sehat
bahkan lebih unggul mengontrol gula darah pada diabetes  tipe 2 dan
mencegah berkembangnya diabetes dibandingkan obat-obatan.
4. Edukasi
Pengetahuan itu adalah kekuatan, bagi seorang penyandang diabetes,
pengetahuannya tentang seluk beluk penyakit diabetes ini merupakan
salah satu  kunci penting yang menentukan lamanya harapan hidup
mereka. Belajar, menggunakan informasi tentang apa saja mengenai
diabetes, dapat memotivasi penyandangnya untuk mengontrol
melakukan hal-hal yang terbaik untuk dirinya.  Mereka yang
memahami  tentang bagaimana penyakit ini berkembang, tahu faktor
resikonya, menyadari kemungkinan komplikasi yang mengancamnya,
tentunya akan menjadi lebih waspada
F. MAKANAN YANG DIPERBOLEHKAN BAGI PENDERITA
DIABETES MELLITUS
1. Nasi Merah
2. Sayur Bayam
3. Oatmeal
4. Popcorn tawar
5. Daging tanpa lemak
6. Ikan laut
7. Brokoli
8. Dark chocolate
9. Ubi jalar
10. Tomat

G. MAKANAN YANG TIDAK DIPERBOLEHKAN BAGI PENDERITA


DIABETES MELLITUS
1. Kue manis
2. Buah kering (kemasan)
3. Jus buah dengan gula/kemasan
4. Susu dengan lemak
5. Nasi putih
6. Roti putih
7. Daging berlemak
8. Semua snack ringan atau makanan kemasan
9. Minuman bersoda
10. Semua minuman yang mengandung kafein
11. Makan cepat saji dan makanan instan
12. Kentang goreng, ayam goreng, gorengan
13. Coklat dan sereal manis
14. Semua jenis daging olahan
15. Hamburger kue yang dipanggang
16. Semua jenis minuman ringan
17. Pizza
18. Pisang dan melon
e. SAP DIET DIABETES MILITUS

Pokok Bahasan : Diabetes Mellitus


Topik : Diit Makanan Pada Penderita Diabetes Militus
Sasaran : Pasien Diabetes Mellitus
Hari / Tanggal : 13 Maret 2020
Waktu : 30 menit
Tempat : Mushola RT 6 Desa Dadirejo RW : 02, Kecamatan
Tirto, Kabupaten Pekalongan
Penyuluh : Inni Saffanatul J.

A. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 40 menit diharapkan
peserta dapat mengetahui diet pada pasien Diabetes Melitus.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, diharapkan
peserta dapat:

1. Menjelaskan pengertian diet


2. Menyebutkan 3 dari 5 tujuan diet pada pasien Diabetes Melitus
3. Menyebutkan komposisi makanan yang dianjurkan untuk pasien Diabetes
Melitus

C. SASARAN
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya untuk pasien
dengan Diabetes Mellitus

D. METODE
Metode yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Penjelasan
2. Tanya Jawab

E.  MEDIA
- Leaflet
- LCD / Proyektor

F. PESERTA
Kelompok lansia rt. 05 dan 06
G. MATERI
Terlampir

H. KEGIATAN
1. Persiapan
a. Berpakaian rapi dan sopan.
b. Mempersiapkan media untuk penyuluhan, yaitu : leaflet
2. Pelaksanaan
No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu Ket

1 Pendahuluan  Salam pembuka  Menjawab salam 1 menit 5 menit


 Perkenalan  Mendengarkan 1 menit
 Menyampaikan  Menyimak
1 menit
tujuan penyuluh
penyuluhan
 Mengingatkan
 Mendengarkan
kontrak yang
telah disepakati 1 menit

sebelumnya
 Apersepsi

 Mendengarkan,
menjawab
1 menit
pertanyaan

2 Kerja  Penyampaian  Mendengarkan 13 menit 22 menit


garis besar materi dengan penuh
Diabetes Millitus: perhatian
1. Pengertian diet
2. Tujuan Diet 1 menit
pada Pasien
2 menit
Diabetes
Melitus
3. Komposisi
Makanan yang
Dianjurkan
untuk Pasien 10 menit
Diabetes
Melitus
 Memberi
kesempatan
peserta untuk
bertanya
 Menjawab  Menanyakan hal-
pertanyaan hal yang belum 3 menit
jelas

 Mendengarkan
I. EVALUASI
a. Struktur
- SAP sudah ada
- Materi sudah disiapkan
- Media sudah disiapkan
b. Proses
- Kelompok Lansia aktif selama penyuluhan
- Kegiatan penyuluhan kesehatan berjalan lancar
c. Hasil
- Kelompok Lansia dapat menjelaskan pengertian Diet Diabetes
Militus.
- Kelompok Lansia dapat menjelaskan Tujuan Diet Diabetes Militus.
- Kelompok Lansia dapat menjelaskan Prinsip Diet Diabetes Militus.
- Kelompok Lansia dapat menyebutkan macam- macam diet Diabetes
Militus.
- Kelompok Lansia dapat menyebutkan makanan yang harus
dihindari.

J. Referensi :
Anonym. 2008. Terapi Gizi Untuk Diabetes Melitus. (online)
http://www.gizi.net/makalah/Makalah%20Pekan%20DM.PDF
diakses pada tanggal 11 Maret 2020
Anonym. 2009. Penatalaksanaan diet Pada Diabetes Melitus. (online)
www.wrm-indonesia.org diakses pada tanggal 11 Maret 2020
Hiswani. 2007. Penyuluhan Kesehatan Pada Penderita Diabetes Mellitus.
(online) http://www.fkm-hiswani3.pdf diakses pada tanggal 11
Maret 2020
Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Ed.3 Jilid I. Jakarta:
Media Aesculapius
Price, A. Silvia. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Volume 2. Jakarta: EGC
Smeltzer, C. Suzanne. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8
Volume 2. Jakarta: EGC

K. Lampiran
1. Pengertian Diet
Diet adalah pengaturan makanan dan minuman yang dikonsumsi
seseorang secara rutin untuk menjaga kesehatan. Diet lebih mengarah
pada pengaturan pola makan yang baik untuk mencapai kondisi sehat.

2. Tujuan Diet pada Pasien Diabetes Melitus


Tujuan Umum

Membantu penderitan diabetes mellitus (diabetetisi) memperbaiki


kebiasaan hidup dan olah raga untuk mendapatkan kontrol metabolik
yang lebih baik.

Tujuan khusus

a. Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati normal dengan


keseimbangan asupan makanan dengan insulin (endogen atau eksogen)
atau obat hipoglikemik oral dan tingkat aktifitas.
b. Mencapai kadar serum lipid yang optimal.
c. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan
berat badan yang memadai orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang normal pada anak dan remaja, untuk meningkatkan
kebutuhan metabolik selama kehamilan dan laktasi penyembuhan dari
penyakit katabolik. Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan
yang dianggap dapat dicapai dan dipertahankan baik jangka pendek
maupun jangka panjang oleh orang dengan diabetes itu sendiri maupun
oleh petugas kesehatan.
d. Menghindari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes
yang menggunakan insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit
jangka pendek, masalah yang berhubungan dengan kelainan jasmani
dan komplikasi kronik diabetes seperti: penyakit ginjal, neuropati
automik, hipertensi dan penyakit jantung.
e. Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.
(Pramono, 2012)

3. Komposisi Makanan yang Dianjurkan untuk Pasien Diabetes


Melitus
Prinsip pengaturan makan pada diabetisi hampir sama dengan anjuran
makan untuk orang sehat masyarakat umum, yaitu makanan yang
beragam bergizi dan berimbang atau lebih dikenal dengan gizi
seimbang maksudnya adalah sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat
gizi masing-masing individu. Hal yang sangat penting ditekankan
adalah pola makan yang disiplin dalam hal Jadwal makan, Jenis dan
Jumlah makanan atau terkenal dengan istilah 3 J.

Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi


tersebar sepanjang hari. Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-
10kg) sudah terbukti dapat meningkatkan kontrol diabetes, walaupun
berat badan idaman tidak dicapai. Penurunan berat badan dapat
diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan asupan energi yang
moderat dan peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan pembatasan
kalori sedang yaitu 250-500 kkal lebih rendah dari asupan rata-rata
sehari.

Komposisi makanan yang dianjurkan meliputi:

a. Karbohidrat

Rekomendari ADA tahun 1994 lebih memfokuskan pada jumlah


total karbohidrat daripada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa
lebih liberal. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon
glikemik yang lebih rendah dari pada sebagian besar tepung-
tepungan. Walaupun berbagai tepung-tepungan mempunyai respon
glikemik yang berbeda, prioritas hendaknya lebih pada jumlah total
karbohidrat yang dikonsumsi daripada sumber karbohidrat.
Anjuran konsumsi karbohidrat untuk diabetesi di Indonesia:
a. 45-65% total asupan energi.
b. Pembatasan karbohidrat tidak dianjurkan < 130 g/hari.
c. Makanan harus mengandung lebih banyak karbohidrat terutama
berserat tinggi.
d. Makan 3 kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat
dalam sehari.
b. Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama
dengan untuk orang yang tidak diabetes yaitu dianjurkan
mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan dari berbagai sumber
bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25
gr/1000 kalori/ hari dengan mengutamakan serat larut air.
c. Protein

Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia tahun


2006 kebutuhan protein untuk diabetisi 15%-20% energi. Perlu
penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg berat badan perhari
atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati
pada orang dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologic tinggi.
Sumber protein yang baik adalah ikan, seafood, daging tanpa
lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-
kacangan dan tahu-tempe.

d. Total lemak

Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25% energi.


lemak jenuh < 7% kebutuhan energi dan lemak tidak jenuh
ganda <10% kebutuhan energi, sedangkan selebihnya dari
lemak tidak jenuh tunggal. Asupan kolesterol makanan
hendaknya dibatasi tidak lebih dari 300 mg perhari.
Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat
diikuti anjuran diet disiplin diet dislipidemia. Tujuan utama
pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol adalah untuk
menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
e. Garam
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan
penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mgr atau sama
dengan 6-7 g (1 sdt) garam dapur, sedangkan bagi yang
menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400
mgr natrium perhari atau sama dengan 6 gr/hari garam dapur.
Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin dan
soda.
f. Kebutuhan kalori

Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan


berat badan ideal. Komposisi energy adalah 45-65% dari
karbohidrat, 10-20% dari protein dan 20-25% dari lemak. Ada
beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang
dibutuhkan orang dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan
memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30
kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada
beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas,
kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan.
Perhitungan berat badan ideal (BBI) dengan rumus
Brocca yang dimodifikasi:
 BBI = 90% x (TB dalam cm-100) x 1 kg
 Bagi pria dengan TB di bawah 160 cm dan wanita di bawah
150 cm, rumus modifikasi menjadi: BBI = (TB dalam cm –
100) x 1 kg
 BB Normal : bila BB ideal ± 10%
 Kurus : < BBI - 10%
 Gemuk : > BBI + 10%
Faktor-faktor penentu kebutuhan energy yaitu:
 Jenis kelamin
Kebutuhan kalori wanita sebesar 25 kkal/kg BB ideal dan pria
30 kkal/kg BB ideal
 Umur
Pasien usia > 40 tahun , kebutuhan kalori :
- 40-59 tahun dikurangi 5% dari energi basal
- 60-69 tahun dikurangi 10 % dari energi basal
- > 70 tahun dikurangi 20% dari energi basal
Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih
tinggi daripada orang dewasa, dalam tahun pertama bisa
mencapai 112 kal/kg BB.
Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan
selanjutnya pada anak-anak lebih daripada 1 tahun mendapat
tambahan 100 kalori untuk tiap tahunnya.
 Aktifitas fisik atau pekerjaan
Kebutuhan kalori ditambah sesuai dengan intensitas aktifitas
fisik
Penambahan kalori dari aktifitas fisik:
- Keadaan istirahat : ditambah 10% dari kebutuhan basal
- Keadaan aktifitas ringan: ditambahkan 20% dari kebutuhan
basal
- Keadaan aktifitas sedang: ditambahkan 30% dari kebutuhan
basal
- Keadaan aktifitas berat dan sangat berat: ditambahkan 40 &
50% dari kebutuhan basal
Jenis aktifitas dikelompokkan sebagai berikut :
- Keadaan istirahat : berbaring di tempat tidur.
- Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu
rumah tangga dan lain-lain
- Sedang : pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer yang
sedang tidak perang, .
- Berat : petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari,
atlit.
- Sangat berat : tukang becak, tukang gali, pandai besi.
 Berat badan
- Bila gemuk: dikurangi 20-30% tergantung dari tingkat
kegemukan
- Bila kurus: ditambah 20-30% tergantung dari tingkat kekurusan
untuk menambah berat badan.
Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yang
diberikan paling sedikit 1000-1200 kalori perhari untuk wanita
dan 1200-1600 kalori perhari untuk pria.

Pembagian makanan sejumlah kalori terhitung dibagi dalam 3


porsi besar makan pagi (20%), siang (30%) dan sore (25%)
serta 2-3 porsi makanan ringan (10-15%). Untuk meningkatkan
kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan dilakukan secara
bertahap dan harus disesuaikan dengan kebiasaan makan.

f. SAP RESIKO JATUH

1. Pokok Bahasan : : Resiko Jatuh Pada Lansia

2. Sub Pokok Bahasan : : Cara Pencegahan Jatuh Pada Lansia

3. Hari/ tanggal : : 13 Maret 2020

4. Waktu pertemuan : : 30 menit

5. Tempat : : Musholah RT 6 RW 2 Dukuh Cokrah Galih

6. Sasaran : : Lansia RT 4 RW 2 Dukuh Cokrah Galih


7. Penyuluhan
: : Damayanti Aprilia

8. Tujuan
1) Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit, klien diharapkan
mampu memahami cara menghindari resiko jatuh dan melakukan
pencegahan jatuh.

2) Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan
klien mampu :

a. Menjelaskan pengertian jatuh.

b. Menyebutkan faktor resiko penyebab jatuh.

c. Menyebutkan akibat jatuh.

d. Menyebutkan cara pencegahan jatuh.

e.Melakukan pencegahan jatuh.

9. Kisi-Kisi Materi
a. Pengertian jatuh.
b. Faktor resiko penyebab jatuh.
c. Akibat jatuh
d. Cara pencegahan jatuh.

(Terlampir)

10. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
11. Media
a. Leafleat
b. Power point

12. Kegiatan Penyuluhan


No Kegiatan Penyuluh Waktu Respon Peserta
1 Pendahuluan 5 mnt
 Menjawab salam
 Memberi salam
 Memberi salam
 Memberi pertanyaan apersepsi
 Menyimak
 Mengkomunikasikan pokok
 Menyimak
bahasan
 Mengkomunikasikan tujuan
2 Kegiatan Inti 20 mnt
 Menyimak
 Memberikan penjelasan tentang
 Bertanya
hipertensi
 Memperhatikan
 Memberikan kesempatan keluarga
untuk bertanya
 Menjawab pertanyaan keluarga
3 Penutup 5 mnt
 Memperhatikan
 Menyimpulkan materi penyuluhan
 menjawab
bersama keluarga
 Memberikan evaluasi secara lisan
 Memberikan salam penutup

13. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur 

a. Persiapan Penerima Manfaat sudah terlaksana dengan baik berupa


kontrak waktu,topik, dan tempat 

b. Persiapan alat bantu dan media yang digunakan untuk Penkes

2) Evaluasi proses

a. Penerima Manfaat mampu mengikuti Penkes dengan baik sampai selesai

b. Penerima Manfaat kooperatif dalam mengikuti Penkes

c. Penerima Manfaat dapat bekerjasama dengan perawat

d.Media dan alat bantu dapat digunakan dengan baik


 e.Lingkungan mendukung dalam pelaksanaan Penkes

3) Evaluasi hasil

a. Evaluasi kognitif: Menanyakan kepada Penerima Manfaat

b. Evaluasi afektif Penerima Manfaat menyatakan kesediaaan melakukan


pencegahan jatuh.

c. Evaluasi psikomotorik Penerima Manfaat mampu melakukan


pencegahan jatuh.

14. DAFTAR PUSTAKA


Anonim.2012.Mudah Jatuh pada  Lansia.http://http://pinadepin.blogspot.com 
.Diakses tanggal 10 Maret 2020.

Turana,Yuda. 2009.Menghindari Resiko  Jatuh Pada Lansia.http:// http://
www.medikaholistik.com.Diakses tanggal 10 Maret 2020.

15. LAMPIRAN
a. Pengertian jatuh
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata,
yang melihat kejadian mengakibatkan seseorang mendadak
terbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa
kehilangan kesadaran atau luka

b. Faktor Resiko Penyebab Jatuh


Secara singkat, faktor resiko jatuh pada lansia itu dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik.
a) Faktor Instinsik, misalnya:
 Gangguan jantung dan/atau sirkulasi darah : Penurunan sirkulasi
darah ke otak secara tiba-tiba, kehilangan kesadaran yang tiba-tiba,
masalah pada jantung yang menyebabkan sesak nafas sehingga
tidak dapat mentoleransi aktivitas dan hipertensi.
 Gangguan sistem susunan saraf : SSP akan memberikan respons
motorik untuk mengantisipasi input sensorik. Penyakit SSP seperti
stroke, parkinson, hodrosealus tekanan normal, sering diderita oleh
lansia dan menyebabkan gangguan fungsi SSP sehingga berespon
tidak  baik terhadap input sensorik. Nyeri kepala dan atau vertigo,
pusing.
 Gangguan sistem anggota gerak dan gangguan gaya berjalan seperti
nyeri persendian, kelumpuhan, ketidaklengkapan anggota gerak,
bentuk kaki yang tidak normal, penurunan kekuatan otot, kekakuan
jaringan penyambung , berkurangnya massa otot, edema pada kaki.
 Gangguan penglihatan dan pendengaran
 Gangguan psikologis : stres, kurang konsentrasi, lupa
denganketerbatasan.
b) Faktor Ekstrinsik, misalnya:
 Cahaya ruangan yang kurang terang
 Lingkungan yang asing bagi lanjut usia
 Lantai yang licin
 Obat-obatan yang diminum (diuretik, antidepresan, sedatif,
anti- psikotik, alkohol, dan obat hipoglikemi)
 Alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun
cara penggunaannya.

c. Komplikasi atau Akibat Dari Jatuh


Jatuh pada lansia menimbulkan komplikasi-komplikasi seperti berikut ini :
a) Perlukaan (Injury) : merusak jaringan lunak, fraktur, hematom subdural
b) Perawatan Rumah Sakit : imobilisasi, resiko penyakit
c) Disablitas : penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaaan
fisik, penurunan mobilitas akibat jatuh, penurunan kepercayaan diri dan
pembatasangerak 
d) Resiko untuk dimasukkan dalam rumah perawatan
e) Mati

d. Cara Pencegahan Jatuh Pada Lansia


Pencegahan dilakukan berdasar atas faktor resiko apa yang dapat
menyebabkan jatuh seperti faktor neuromuskular, muskuloskeletal,
penyakit yang sedangdiderita, pengobatan yang sedang dijalani, gangguan
keseimbangan dan gaya berjalan, gangguan visual, ataupun faktor
lingkungan. dibawah ini akan di uraikan beberapa metode pencegahan
jatuh pada orang tua:
1. Latihan fisik 
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan
meningkatkan kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki
keseimbangan, koordinasi, dan meningkatkan reaksi terhadap bahaya
lingkungan, latihan fisik juga bisa mengurangi kebutuhan obat-obatan
sedatif. Latihan fisik yang dianjurkan yang melatih kekuatan tungkai,
tidak terlalu berat dan semampunya, salah satunya adalah berjalan
kaki.
2. Managemen obat-obatan
a) Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik.
b) Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat.
c) Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama
pengobatan.
d) Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama
terutamasedatif dan tranquilisers.
e) Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali
atas indikasi klinis kuat.
f) Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan.
3. Modifikasi lingkungan
a) Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin
untuk menghindari pusing akibat suhu. 
b) Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan berada
dalam jangkauan tanpa harus berjalan dulu.
c) Gunakan karpet antislip di kamar mandi.
d) Perhatikan kualitas penerangan di rumah.
e) Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk
melintas.
f) Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu
tambahan untuk daerah tangga.
g) Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan
yang biasa untuk melintas.
h) Gunakan lantai yang tidak licin.
i) Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah,
menghindaritersandung.
j) Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya
dikamar mandi.
k) Hindari penggunaan furnitur yang beroda.
4. Memperbaiki kebiasaan pasien lansia misalnya :
a) Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu cepat. 
b) Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus.
c) Mengambil barang dengan cara yang benar dari lantai.
d) Hindari olahraga berlebihan.
5. Alas kaki
a) Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar.
b) Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk
menjagakeseimbangan.
c) Pakai sepatu yang antislip.
6. Alat bantu jalan
Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan
difokuskanuntuk mengatasi atau mengeliminasi penyebabnya atau
faktor yang mendasarinya. Pada penggunaannya, alat bantu jalan
memang membantu meingkatkan keseimbangan, namun di sisi lain
menyebabkan langkah yang terputus dan kecenderungan tubuh untuk
membungkuk, terlebih jika alat bantu tidak menggunakan roda., karena
itu penggunaan alat bantu ini haruslah direkomendasikan secara
individual. Apabila pada lansia yang kasus gangguan berjalannya tidak
dapat ditangani dengan obat-obatan maupun pembedahan.Oleh karena
itu, penanganannya adalah dengan alat bantu jalan seperti
cane(tongkat), crutch (tongkat ketiak) dan walker. (Jika hanya 1
ekstremitas atasyang digunakan, pasien dianjurkan pakai cane.
Pemilihan cane type apa yang digunakan, ditentukan oleh kebutuhan
dan frekuensi menunjang berat badan. Jika ke-2 ekstremitas atas
diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan tidak perlu
menunjang berat badan, alat yang paling cocok adalah four-wheeled
walker. Jika kedua ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan
keseimbangan dan menunjang berat badan, maka pemilihan alat
ditentukan oleh frekuensi yang diperlukan dalam menunjang berat
badan.
7. Periksa fungsi penglihatan dan pendengaran.
Gunakan kacamata apabila mengalami gangguan fungsi penglihatan
dan alat bantu pendengaran apabila mengalami gangguan pendengaran.
8. Hip protektor : terbukti mengurangi resiko fraktur pelvis.
9. Memelihara kekuatan tulang
a) Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti
meningkatkan densitas tulang dan mengurangi resiko fraktur akibat
terjatuh pada orangtua. 
b) Berhenti merokok 
c) Hindari konsumsi alkohol
d) Latihan fisik 
e) Anti-resorbsi seperti biophosphonates dan modulator reseptor
estrogen.
f) Suplementasi hormon estrogen / terapi hormon pengganti.

Anda mungkin juga menyukai